• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

C. Analisis Capaian Kinerja

Sasaran 1. Meningkatnya Kontribusi Pertanian Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura terhadap PDRB

Capaian kontribusi pertanian subsektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No. Sasaran Strategis Satuan Tahunan TriwulananTarget Triwulanan RealisasiTarget %

1 2 4 5 6 7 8 9 Triwulan I 0 Triwulan II 0 Triwulan III 0 Triwulan IV 0,54 0,50 92,59 Jumlah 0,54 0,50 92,59 Triwulan I 20,00 15,03 19,42 Triwulan II 15,00 10,99 14,20 Triwulan III 5,00 1,98 2,56 Triwulan IV 37,43 22,22 28,70 Jumlah 77,43 50,23 64,87 Indikator Kinerja 3 1. Meningkatnya Kontribusi Pertanian Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap PDRB

Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap (PDRB)

% 0,54

77,43 Meningkatnya Produksi dan

Produktivitas Tanaman Komoditas Padi

Tabel 15.

Perbandingan Target Realisasi Kinerja Sasaran 1.

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa kontribusi lapangan usaha subsektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 0,54% dengan realisasi sebesar 0,50%, sehingga dapat dikatakan realisasi tahun 2020 mencapai 92,59%.

Tabel 16.

Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja 2020 Sasaran 1 Dengan Capaian Tahun Lalu

Berdasarkan Tabel 16, diketahui bahwa capaian kontribusi lapangan usaha subsektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB tahun 2020 sebesar 0,5% sedangkan tahun 2019 capaiannya sebesar 0,5% sehingga tidak terjadi peningkatan capaian kinerja tahun 2020.

No. Satuan Target Realisasi %

1 3 4 5 6

1. % 0,54 0,50 92,59%

Keterangan :

1. Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kategori dan Lapangan Usaha Tahun 2019 (BPS)

Indikator Kinerja 2

Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap (PDRB)

2019 2020

1 3 6 6 7 = (6-5)/5*100%

% 0,5 0,5 0,00

Keterangan :

1. Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kategori dan Lapangan Usaha Tahun 2018-2019 (BPS)

Satuan

% Peningkatan/

Penurunan 2

Indikator Kinerja Realisasi

1. Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap (PDRB)

Tabel 17.

Perbandingan Realisasi Kinerja 2020 Sasaran 1 dengan target jangka menengah dalam Renstra/RPJMD

Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa kontribusi lapangan usaha subsektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB pada tahun 2020 mencapai 0,5% sedangkan target pada akhir RPJMD (2023) yaitu sebesar 0,57%, sehingga capaian tahun 2020 terhadap target akhir RPJMD mencapai 87,72%.

Tabel 18.

Perbandingan Realisasi Kinerja 2019 Sasaran 1 dengan Realisasi Nasional

Berdasarkan Tabel 18, realisasi kontribusi lapangan usaha subsektor tanaman pangan dan hortikultura tahun 2020 sebesar 0,5% sedangkan realisasi nasional sebesar 4,33% sehingga dapat dikatakan realisasi kontribusi lapangan usaha subsektor tanaman pangan dan hortikultura Provinsi Kalimantan Timur lebih kecil daripada realisasi nasional.

Meningkatkan kontribusi terhadap PDRB dilakukan dengan cara meningkatkan mutu dan daya saing produk yang diprioritaskan pada 4 (empat) komoditi hortikultura yaitu durian/lai, jeruk, pisang dan pepaya, hal ini dilakukan dengan penerapan Good Agricultura Practice (GAP), penerapan teknik budidaya ramah lingkungan, dan

No. Satuan Target Akhir Realisasi KemajuanTingkat Keterangan

1 3 4 5 6 7

1. % 0,57 0,5 87,72% Renstra

Keterangan :

1. Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kategori dan Lapangan Usaha Tahun 2019 (BPS)

Indikator Kinerja 2

Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap (PDRB)

No. Satuan Realisasi 2020 Realisasi Nasional Ket. (+/-)

1 3 5 5 6

1. % 0,5 4,33

-Keterangan :

1. Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kategori dan Lapangan Usaha Tahun 2019 (BPS) 2. Data Realisasi Nasional Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan angka

Tahun 2019 (BPS)

Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura

Indikator Kinerja 2

fasilitas sarana produksi dan pasca panen dimana komoditi tersebut memperkenalkan melalui promosi atau pameran baik didalam maupun diluar daerah. Permasalahan :

1. Penanganan hasil panen masih sederhana

2. Sedangkan buah-buahan masih belum mendapatkan porsi perhatian yang memadai.

3. Sebagian besar mutu produk hasil tanaman hortikultura masih perlu ditingkatkan. 4. Akumulasi pestisida di lahan pertanian.

Solusi :

Perlu adanya koordinasi yang lebih intens dengan instansi terkait tentang peningkatan mutu tanaman hortikultura khususnya tanaman durian/lai, jeruk, pisang dan pepaya.

Upaya peningkatan kontribusi subsektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB antara lain :

1. Perkembangan kawasan hortikultura unggulan dengan melakukan penerapan Good Argiculture Practice (GAP).

2. Meningkatkan penyediaan sarana produksi dan budidaya tanaman pangan dan hortikultura

3. Meningkatkan penanganan dan pengolahan pasca panen, dan pemasaran serta berbagai kegiatan pendukungnya.

Program yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan kontribusi subsektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB yaitu Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura. Target dari program ini yaitu produksi tanaman hortikultura sebanyak 240.245 ton dengan realisasi 236.414 ton atau sebesar 98,41%. Program ini dilaksanakan melalui 3 kegiatan yaitu :

1. Peningkatan produksi hortikultura

Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu produktivitas tanaman hortikultura dengan target sebesar 21,81 Ton/Ha dengan realisasi 33,04 Ton/Ha atau sebesar 151,48%. Di dalam kegiatan ini dilaksanakan pengembangan benih

kelengkeng sebanyak 1.850 batang (Kutai Kartanegara), benih kelengkeng sebanyak 1.850 batang (Paser), Benih kelengkeng sebanyak 750 Batang (Kutai Timur), benih alpukat 750 Batang (Kutai Timur), benih durian sebanyak 3.000 batang (Kutai Kartanegara), pemasyarakatan benih unggul bermutu sebanyak 800 batang terdiri dari 400 batang durian dan 400 batang lai, penyusunan data produksi hortikultura, updating data produksi hortikultura, pertemuan sosialisasi dan koordinasi pengembangan kawasan hortikultura sebanyak 5 kegiatan.

2. Penanganan pasca panen dan promosi atas hasil pertanian hortikultura

Indikator kegiatan yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu jumlah produksi tanaman hortikultura yang disertifikasi sebanyak 6 unit dengan realisasi sebanyak 6 unit atau sebesar 100%. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pelatihan pasca panen, pengolahan hasil dan pengemasan serta promosi atas hasil produksi pertanian hortikultura daerah sebanyak 1 kali yaitu Pameran Terpadu Invesda Expo, Pesona Wisata Nusantara Expo, Gebyar UMKM, Koperasi dan PKBL Expo dan Pameran Pangan Nusantara di Yogyakarta.

3. Penyediaan dan pengembangan pra sarana dan sarana pertanian hortikultura Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu jumlah kelompok tani yang mendapat bantuan dengan target 20 kelompok dan capaian realisasi sebanyak 20 kelompok atau 100%. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pelatihan pemeliharaan alat cultivator di 2 Kabupaten/Kota.

Tabel 19.

Tingkat Efisiensi Perbandingan Persentase Penyerapan Anggaran dan Persentase Capaian Kinerja Tahun 2020 Sasaran 1

Berdasarkan tabel 19, tingkat capaian kontribusi lapangan usaha subsektor tanaman pangan dan hortikultura terhadap PDRB mencapai 92,59% sedangkan penyerapan anggaran mencapai 99,93% sehingga dapat dikatakan tidak terjadi

No. Sasaran Strategis

% Capaian Kinerja (≥ 100%) % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi 1 2 4 5 6 (4-5) 92,59 99,93 -7,34 Indikator Kinerja 3 1. Meningkatnya Kontribusi

Pertanian Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap PDRB

Kontribusi Lapangan Usaha Subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura Terhadap (PDRB)

Sasaran 2 : Mewujudkan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan

Capaian peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dengan indikator kinerja rasio pemenuhan beras dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 20.

Perbandingan Target Realisasi Kinerja Sasaran 2.

Berdasarkan tabel 20, diketahui bahwa target rasio pemenuhan beras tahun 2020 sebesar 77,43% dengan realisasi 50,23% sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat capaiannya sebesar 64,87%. Rendahnya tingkat capaian rasio pemenuhan beras dikarenakan perubahan cara penghitungan produksi padi yang semula memakai metode ubinan menjadi metode KSA.

Sejak tahun 2018, BPS telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG) serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KAS). KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

Penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas baku sawah saja tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras. Secara garis besar, tahapan dalam penghitungan produksi beras :

No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

1 2 4 5 5 6

1. Rasio Pemenuhan Beras % 77,43 50,23 64,87

Keterangan :

1. Data Realisasi 2020 dihitung berdasarkan capaian produksi padi Angka Sementara Tahun 2020 dan Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Tahun 2020

1. Luas lahan baku sawah nasional yang digunakan untuk mengestimasi luas panen yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No. 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 adalah sebesar 7.463.948 hektar. 2. Pengamatan fase tumbuh padi untuk menghitung luas panen dengan KSA yang

dikembangkan bersama BPPT dan telah mendapat pengakuan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

3. Produktivitas per hektar berasal dari Survei Ubinan yang telah dilakukan penyempurnaan dengan mengganti metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi berbasis sampel KSA.

4. Angka konversi dari gabah kering panen (GKP) ke gabah kering giling (GKG) dan angka konversi dari GKG ke beras berasal dari Survei Gabah ke Beras pada tahun 2018 yang merupakan angka konversi lebih akurat dengan melakukan survei di dua periode musim yang berbeda dengan basis provinsi sehingga didapatkan angka konversi untuk masing-masing provinsi yang memperhitungkan pengaruh musim.

Tabel 21.

Perbandingan Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja 2020 Sasaran 2 Dengan Capaian Tahun Lalu

Berdasarkan tabel 21, diketahui bahwa rasio pemenuhan beras Provinsi Kalimantan Timur tahun 2019 sebesar 53,85% sedangkan tahun 2020 sebesar 50,23% sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi penurunan capaian sebesar 0,07%.

2019 2020

1 2 3 5 6 7 = (6-5)/5*100%

1. Rasio Pemenuhan Beras % 53,85 50,23 -0,07

Keterangan :

1. Data Realisasi 2020 dihitung berdasarkan capaian produksi padi Angka Sementara Tahun 2020 dan Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Tahun 2020

2. Data Realisasi 2019 berdasarkan capaian produksi padi Angka Tetap 2019 serta Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Tahun 2019

Satuan % Peningkatan/ Penurunan Tahun 2019 Indikator Kinerja No. Realisasi

Tabel 22.

Perbandingan Realisasi Kinerja 2020 Sasaran 2 dengan target jangka menengah dalam Renstra/RPJMD

Berdasarkan Tabel 22, dapat diketahui bahwa rasio pemenuhan beras pada tahun 2020 mencapai 50,23% sedangkan target pada akhir Renstra (2023) yaitu sebesar 85,16%, sehingga capaian tahun 2020 terhadap target akhir Renstra mencapai 58,98%.

Tabel 23.

Perbandingan Realisasi Kinerja 2020 Sasaran 2 dengan Realisasi Nasional

Berdasarkan Tabel 23, realisasi rasio pemenuhan beras tahun 2020 sebesar 50,23% sedangkan realisasi nasional sebesar 117,39% sehingga dapat dikatakan realisasi rasio pemenuhan beras Provinsi Kalimantan Timur lebih kecil daripada realisasi nasional.

No. Indikator Kinerja Satuan Target Akhir Realisasi KemajuanTingkat Keterangan

1 2 4 4 5 6 7

1. Rasio Pemenuhan Beras % 85,16 50,23 58,98 Renstra

Keterangan :

1. Data Realisasi 2020 dihitung berdasarkan capaian produksi padi Angka Sementara Tahun 2020 dan Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Tahun 2020

No. Indikator Kinerja Satuan Realisasi 2020 Realisasi Nasional Ket. (+/-)

1 2 3 5 5 6

1. Rasio Pemenuhan Beras % 50,23 117,39

-1. Data Realisasi 2020 dihitung berdasarkan capaian produksi padi Angka Sementara Tahun 2020 dan Jumlah Penduduk Kalimantan Timur Tahun 2020

2. Data Realisasi 2020 Nasional dihitung berdasarkan capaian produksi padi Angka Sementara 2020 (BPS) dan Jumlah Penduduk Nasional Tahun 2020 (BPS, Supas 2015)

Tabel 24.

Kebutuhan Konsumsi dan Ketersediaan Beras Tahun 2016-2020

Dari tabel diatas ketersediaan beras di Kalimantan Timur tahun 2020 hanya sebesar 171.064 ton atau 50,23% dari total kebutuhan beras sedangkan tahun 2019 ketersediaan beras hanya sebesar 162.495 ton atau 53,85% dari total kebutuhan beras, hal ini disebabkan antara lain peningkatan produksi padi/beras lebih kecil dibandingkan peningkatan jumlah penduduk Kalimantan Timur sebesar 71.763 jiwa. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi, diperlukan suatu indikator untuk mengukur daya beli petani sebagai pelaku utama pada sektor pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan indikator yang dapat menggambarkan daya beli/daya tukar dari produk pertanian yang dihasilkan dengan barang maupun jasa yang dikonsumsi maupun untuk proses produksi pertanian. Perkembangan NTP Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Jumlah Produksi Beras Kebutuhan Surplus/Minus Ketersediaan

Penduduk (GKG) Tersedia Konsumsi (Ton) (%)

(Jiwa) (Ton) (Ton) (Ton)

2016 3.501.232 305.185 191.473 399.140 -207.667 47,97

2017 3.575.449 400.102 251.024 407.601 -156.577 61,59

2018 3.648.835 374.040 234.673 327.629 -92.956 71,63

2019 3.721.389 253.818 162.495 301.763 -139.268 53,85

2020 3.793.152 267.204 171.064 340.587 -169.523 50,23

Keterangan : - Prediksi peningkatan penduduk 2,3% pertahun

- Produksi padi tahun 2015 - 2019 merupakan Angka Tetap

- Produksi padi tahun 2020 merupakan Angka Sementara tahun 2020 - Konsumsi perkapita Kalimantan Timur Tahun 2019 : 89,79kg/kapita - Konversi Produksi Padi (GKG) ke Beras = 64,02 %

Tabel 25.

Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2020

Keterangan :

- NTP Tahun 2016 – 2020 merupakan data BPS Kaltim

- NTP Tahun 2020 merupakan data BPS Kaltim diolah Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura

Secara umum, pengaruh iklim dan motivasi petani serta kualitas lahan dan sumber daya manusia berkualitas (teknologi modern). Pengaruh dari Iklim karena pengairan kita adalah tadah hujan maka pertanian terutama hanya mungkin menanam padi dengan baik bila mana curah hujan tersedia cukup. Motivasi petani naik dan turun dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama harga komuditi beras dan ketersediaan lapangan kerja alternatif. Peranan pemerintah dalam pengelolaan hanya terbatasi sebagai fasilitator dan dinamisator dari stakeholder yang ada.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :

1. Dampak musim hujan yang merata menyebabkan luas tanam dan luas panen menjadi bertambah.

2. Adanya bantuan benih dan saprodi untuk mendukung peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura

2016 2017 2018 2019 2020

Nilai Tukar Petani (NTP)

1. Nilai Tukar Petani (NTP) 98,14 97,15 96,14 94,63 111,37

a. Januari 97,46 98,4 97,45 94,18 112,86 b. Februari 97,60 98,99 97,74 94,47 114,73 c. Maret 97,46 98,25 97,06 94,95 112,5 d. April 98,02 97,21 96,43 94,98 109,68 e. Mei 98,27 96,3 96,35 94,58 108,42 f. Juni 98,50 96,29 96,91 94,27 107,02 g. Juli 98,16 96,2 95,98 94,34 108,25 h. Agustus 98,14 96,61 96,15 94,53 110,31 i. September 98,64 96,17 95,59 95,18 112,04 j. Oktober 98,37 96,75 95,06 94,88 112,08 k. Nopember 98,49 97,43 94,57 94,52 113,53 l. Desember 98,56 97,28 94,48 94,68 114,97

2. Nilai Tukar Petani Menurut Sektor

98,14 97,15 96,14 94,63 111,37

a. NTP Sektor Tanaman Pangan 96,61 95,18 94,57 101,69 101,69

b. NTP Sektor Hortikultura 92,03 92,45 93,11 105,20 105,2 c. NTP Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 99,01 96,29 88,42 122,53 122,53 d. NTP Sektor Peternakan 104,78 103,88 109,16 101,65 101,65 e. NTP Sektor Perikanan 99,89 101,37 103,32 102,85 102,85

Upaya Peningkatan Produksi antara lain :

1. Memberikan pemahaman mendasar mengejar luas tambah tanam (LTT) yaitu mempercepat tanam dengan memahami kondisi agroklimat.

2. Menambah luas areal penanaman

3. Meningkatkan penggunaan pupuk oleh petani 4. Peningkatan penggunaan benih unggul

5. Perlindungan lahan pertanian 6. Perbaikan prasarana irigasi 7. Mekanisasi Pertanian

Program yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan produksi pertanian yaitu :

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Target yang di harus di capai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan yaitu jumlah desa rawan pangan yang ditangani sebanyak 416 Desa dan realisasi sebanyak 257 Desa atau sebesar (61,78%). Program ini dilaksanakan melalui 3 kegiatan yaitu :

a) Peningkatan ketersediaan dan penanganan daerah rawan pangan

Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu data ketersediaan dan kerawanan pangan dengan target 4 Laporan dengan realisasi sebanyak 4 laporan (100%). Output kegiatan ini yaitu laporan analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi yang disusun setiap bulan, buku Peta Kerawanan dan Kerentanan Pangan, dan buku Neraca Bahan Makanan serta Laporan Monitoring Penggilingan. Di dalam Neraca Bahan Makanan dapat diketahui tingkat ketersediaan pangan di Kalimantan Timur. Dari analisis tersebut diperoleh nilai Pola Pangan Harapan (PPH) dari aspek ketersediaan. Pola Pangan Harapan dari aspek ketersediaan menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan pangan untuk konsumsi karena didalamnya menyajikan angka rata-rata jumlah pangan yang tersediaan untuk konsumsi penduduk per kapita. Perkembangan skor PPH ketersediaan setiap tahun sangat dipengaruhi oleh kelompok pangan

padi-padian, pangan hewani, sayur dan buah. Sumber pangan lainnya tetap memberikan sumbangan nilai Skor PPH walaupun jumlahnya kecil. Ketersediaan pangan di Kalimantan Timur masih bergantung dari pangan impor yang didatangkan dari pedagang antar pulau yang berasal dari Jawa dan Sulawesi, mengingat ketersediaan pangan lokal belum dapat mencukupi pangan seluruh penduduk. Perkembangan ketersediaan pangan di Kalimantan Timur dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 26.

Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan dari Aspek Ketersediaan Tahun 2015-2018

Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur

b) Pengembangan cadangan pangan daerah

Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu jumlah cadangan beras provinsi sebesar 341 Ton dengan realisasi sebesar 195,41 Ton atau sebesar (57,3 %). Output kegiatan ini yaitu cadangan pangan provinsi berupa beras yang dititipkan di Bulog. Pada awal tahun 2020, stok cadangan pangan Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 373.647,51 kg. Kemudian disalurkan ke Kota Samarinda karena terjadi bencana banjir dan juga ke 9 kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Timur dalam rangka menangani dampak pandemi Covid-19 dengan total yang disalurkan sebanyak 178.240 kg. Sehingga sisa stok cadangan pangan pada akhir 2020 yaitu sebanyak 195.407,51 kg.

2015 2016 2017 2018

Padi-padian 25 25 25 25

Umbi-umbian 1,88 1,97 2,1 2,5

Pangan Hewani 24 24 23,66 23,4

Minyak & Lemak 5 5 5 5

Buah/Biji Berminyak 0,36 0,36 0,3 0,3

Kacang-kacangan 10 10 9,7 9,7

Gula 2,5 2,5 2,5 2,5

Sayur dan Buah 28,17 28,43 29,9 30

Lain-lain - - -

-Skor PPH 96,91 97,26 98,16 98,42

c) Pengembangan sistem informasi pasar

Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu informasi harga pangan yang tersedia dengan target 3 laporan dan realisasi sebanyak 3 laporan atau sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah laporan Sistem Informasi Harga Pasar Komoditi Pangan Strategis serta Pemantauan Hari Besar Keagamaan Nasional 2019 dan Perkiraan Ketersediaan 2020.

2. Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

Target yang harus dicapai Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan yaitu Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi sebesar 86,9 poin dengan realisasi sebesar 87,3 poin atau sebesar 100,46%. Program ini dilaksanakan melalui 3 kegiatan yaitu :

a) Analisis Pola Pangan Harapan

Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu jumlah laporan PPH Konsumsi Pangan dengan target 1 laporan dan realisasi juga 1 laporan atau sebesar 100%. Output kegiatan ini yaitu laporan analisis pangan harapan dan bimbingan teknis analisis pola pangan harapan yang dilaksanakan 1 kali pada bulan Agustus 2020. Dengan Analisis Pola Konsumsi Pangan dapat diketahui tingkat konsumsi pangan di Kalimantan Timur. Dari analisis tersebut diperoleh nilai Pola Konsumsi Pangan (PPH) dari aspek konsumsi. Pola Pangan Harapan (PPH) dari aspek konsumsi merupakan satuan untuk menyatakan susunan kelompok pangan yang didasarkan pada kontribusi energi nya untuk memenuhi kebutuhan gizi baik secara kualitas maupun kuantitas. Semakin tinggi skor PPH suatu daerah, berarti konsumsi pangan keluarga semakin beragam dan bergizi seimbang. Untuk mencapai skor PPH yang diharapkan maka penduduk Kalimantan Timur harus meningkatkan konsumsi umbi-umbian, buah dan biji berminyak serta yang paling utama adalah harus banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Promosi ataupun penyuluhan gemar makan buah dan sayur yang aman dikonsumsi harus terus dilakukan.

Tabel 27.

Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan dari Aspek Konsumsi Tahun 2015-2019

Kelompok Pangan 2015 2016 2017 2018 2019

Padi-padian 24,2 25,0 25,0 25,0 25,0

Umbi-umbian 0,6 0,9 1,0 1,1 1,0

Pangan Hewani 22,8 24,0 24,0 24 21,0

Minyak dan Lemak 4,9 5,0 5,0 5 5,0

Buah/Biji Berminyak 0,3 0,4 0,5 0,3 0,3

Kacang-kacangan 3,9 4,0 4,6 5,1 5,3

Gula 2,5 2,2 2,5 2,3 2,2

Sayur dan Buah 20,4 20,6 20,6 22 24,6

lain-lain 0,0 0,0 0 0,0 0,0

Jumlah 79,0 82,6 83,1 84,7 87,3

Sumber : Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur

b) Pengembangan Pangan Lokal

Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu jumlah produk olahan pangan lokal yang dikembangkan sebanyak 11 jenis dengan realisasi yaitu 11 jenis atau 100%. Output kegiatan ini yaitu pelaksanaan Festival Pangan Lokal yang diikuti oleh 10 Kabupaten/Kota pada bulan November 2020, dan pemantauan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di 10 Kabupaten/Kota. Selain itu juga terdapat komoditi pangan lokal yang dikembangkan yaitu nasi jagung, jelay, tepung mocaf, tiwul, mie mocaf, tepung sagu, tepung pisang dan tepung sukun, mie ubi ungu, bihun jagung dan lontong bihun jagung.

c) Pengawasan Mutu Pangan Segar

Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu jumlah sertifikaasi mutu pangan segar asal tumbuhan dengan target sebanyak 9 sertifikat dan realisasi nya sebanyak 10 sertifikat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengujian sampel-sampel yang diambil di kabupaten/Kota, pengujian sampel tersebut bekerja sama dengan PT. Mutu Agung. Berdasarkan hasil uji lab, sebanyak 100% pangan dinyatakan aman. Selain itu juga dilaksanakan Sosialisasi Pangan Organik selama 5 kali di KWT Muut Sejahtera (Kutai

Barat), Poktan Agro Lestari (Bontang), KWT Nirwana (Penajam Paser Utara), KWT Srikandi (Penajam Paser Utara), dan KWT Mekar Sari (Paser).

Pada tahun 2020, Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura menerbitkan Sertifikat Prima 3 sebanyak 3 Sertifikat kepada :

a. Poniso (Sawi, Kab. Kukar)

b. Agus Basuki (Pepaya, Kota Balikpapan) c. Syahruddin (Pepaya, Kota Balikpapan)

Selain itu juga menerbitkan registrasi Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) sebanyak 7 registrasi yaitu

a. Perum Bulog Kanwil Kaltim dan Kaltara, Beras Kita Premium kemasan 1 kg, 5 kg dan 10 kg

b. Perum Bulog Kanwil Kaltim dan Kaltara, Beras Mahakam Premium kemasan 1 kg, 5 kg dan 10 kg

c. perum Bulog Kanwil Kaltim dan Kaltara, Beras Etam Premium kemasan 1 kg, 3 kg, 5 kg dan 25 kg

d. Ali Masyhar Heru Sudibyo untuk jagung pipil beku Merk Nona Mayo Kemasan 500 gr, 1 kg

e. UD Surya Widjaya Beras Crystal, Padi Lele kemasan 5 kg dan 10 kg (medium)

f. UD Surya Widjaya Beras Premium Crystal 3 Mangga Manalagi Kemasan 1 kg dan 5 kg

g. UD Surya Widjaya Beras Super Crystal Dua Lebah Madu kemasan 1 kg dan 5 kg.

3. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan

Target yang harus dicapai dalam Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan yaitu jumlah produksi padi sebanyak 423.000 ton. Berdasarkan Angka Sementara Tahun 2020 jumlah produksi padi sebanyak 267.204 Ton atau sebesar 63,17%. Kegiatan ini dilaksanakan melalui 3 kegiatan yaitu :

a) Peningkatan Produksi tanaman pangan

Output kegiatan ini adalah jumlah luas tanam padi seluas 24.000 Ha dengan capaian 43.486 Ha atau sebesar 181,19%. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengadaan benih padi sebanyak 125 kg yang kemudian dibagikan ke kabupaten/kota. Selain itu juga dilaksanakan gerakan tanam dan panen sebanyak 5 kali, penyusunan database produksi tanaman pangan sebanyak 2 kali, serta perencanaan gudang benih dan lantai jemur.

b) Penanganan pasca panen dan promosi atas hasil pertanian tanaman pangan Indikator yang harus dicapai dalam kegiatan ini yaitu rata-rata percepatan penanganan pasca panen padi dengan target sebesar 9 Hari/Ha dan capaian sebesar 9 Hari/Ha atau sebesar 88,89%. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pelatihan penanganan pasca panen tanaman pangan sebanyak 1 kali. c) Penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian tanaman

pangan

Indikator kegiatan yang dicapai dalam kegiatan ini yaitu Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan target sebesar 1,40 IP dan capaian sebesar 1,60 IP atau sebesar 114,3%. Kegiatan ini dilaksanakan melalui fasilitasi inventarisasi data lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) sebanyak 3 kali, pengadaan alsintan berupa power threser sebanyak 12 unit, pengadaan herbisida sebanyak 6.593 liter, pembenah tanah untuk lahan seluas 685 Ha, optimasi lahan sawah sebanyak 472 Ha, peningkatan jalan usaha tani sepanjang 1.959 M, pembuatan jalan usaha tani sepanjang 762 M, traktor roda 2 sebanyak 4 unit, alat penanam jagung sebanyak 5 unit, gudang penampungan jagung sebanyak 1 unit dan combine harvester sebanyak 5

Dokumen terkait