• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam periode 2020 - 2024 yaitu:

1. Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

2.

Tersedianya program studi dan perguruan tinggi yang berkualitas

Capaian kinerja Sasaran Kegiatan tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKU Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020, bahwa secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan, walaupun beberapa indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut:

Sasaran 1: Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Sasaran Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi diukur dengan tiga indikator yaitu Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB, Jumlah Satker yang dibina menuju WBK dan Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80. Secara umum untuk sasaran meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi dapat dicapai dengan baik dengan tercapaianya seluruh indikator kinerja. Adapun capiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Capaian Sasaran Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Sasaran Indikator Kinerja Target

2020-2024

Tahun 2020 Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Rata-rata predikat SAKIP

Satker minimal BB A BB BB 100

Jumlah Satker yang

dibina menuju WBK - 5 15 300

Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas

Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80

85 80 88,4 110,5

1. Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang dimaksud dengan akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Upaya penguatan akuntabilitas kinerja dilaksanakan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yaitu rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukura n,

pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengacu kepada Permendikbud No 39 Tahun 2020 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Grafik 2 Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2020

Pada tahun 2020, dari 89 satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah dievaluasi oleh Kementerian, sebanyak 24 satuan kerja atau 27% mendapatkan nilai A, 26 satuan kerja atau 29% mendapatkan nilai BB, 24 satuan kerja atau 33% mendapatkan nilai BB, 26 satuan kerja atau 29% mendapatkan nilai B, 5 satuan kerja atau 6% mendapatkan nilai CC, 3 satuan kerja atau 3% mendapatkan nilai C, dan 2 satuan kerja atau 2% mendapatkan nilai D.

Jika dibandingkan dengan target rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB maka pada tahun 2020 dapat tercapai dengan nilai rata-rata 70,2.

A; 24; 27%

BB; 29; 33% B; 26; 29%

CC; 5; 6% C; 3; 3% D; 2; 2%

Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2020

Grafik 3 Rata-Rata Nilai SAKIP Satuan Kerja

Selama tahun 2020 Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah melakukan beberapa penguatan akuntabilitas kinerja dengan hasil sebagai berikut:

1. Telah disusunnya Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020-2024 yang mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024;

2. Telah disusunnya Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

3. Telah disusunnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 754/P/2020 Tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020;

4. Telah disusunnya Buku Panduan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri; 5. Penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal mulai dari Eselon I, Eselon II s.d

staf;

6. Penyusunan Kontrak Kinerja/Perjanjian Kinerja di Perguruan Tinggi dan LLDIkti mulai dari Pimpinan tertinggi s.d staf;

7. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian IKU dan pencapaian pelaksanaan program kegiatan serta anggaran secara berkala;

8. Penggunaan Sistem Pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran secara online dengan menggunakan Aplikasi SIMPROKA (Sistem Informasi Monitoring Program, Kegiatan dan Anggaran), dimana dengan sistem tersebut:

• Pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran mulai dari level output hingga komponen;

• Terintegrasi dengan aplikasi SMART Kemenkeu dan aplikasi Monev Bappenas;

• Pengguna dapat memanfaatkan laporan progress pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran untuk pengambilan keputusan secara lebih efektif dan efisien. 9. Penggunaan Sistem apilkasi e-kinerja, dimana dengan sistem tersebut:

• Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi sudah diinput melalui sistem aplikasi dan direviu secara online;

• Pengukuran capaian kinerja unit kerja dapat dilakukan dengan mudah dan cepat karena sudah berbasis online.

10. Pengembangan Aplikasi Dashboard Monev Dikti Sistem apilkasi e-kinerja, dimana dengan sistem tersebut:

• Pemantauan dan Evaluasi Program, Kegiatan dan Anggaran dilakukan hanya dengan menggunakan satu aplikasi yang memuat informasi dari 3 aplikasi berbeda (MOLK, SIMRPOKA dan EKINERJA)

• Pengguna cukup membuka satu aplikasi untuk dapat melihat laporan kinerja dari satuan kerja sehingga akan memangkas waktu proses pemantauan dan evaluasi supaya menjadi lebih efektif dan efisien.

Dari pencapaian di tahun 2020 terlihat masih ada banyak satuan kerja yang belum mendapatkan nilai yang diharapakan, ini disebabkan oleh beberapa hal seperti

1. Baru bergabungnya kembali satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Masih kurangnya pemahaman satuan kerja terkait dengan implementasi SAKIP sehingga banyak temuan terkait dengan komponen-komponen SAKIP seperti

a. Tujuan pada Renstra pada sebagian Satker belum memiliki Indikator Kinerja Tujuan dan target keberhasilan sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020

b. Perjanjian Kinerja, sebagai basis evaluasi atas implementasi SAKIP pada sebagian Satker belum dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan yang

antara lain dapat diwujudkan dengan sosialisasi Perjanjian Kinerja oleh Pimpinan Satker kepada seluruh pegawai untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan

c. 1) Perjanjian Kinerja Individu yang menggambarkan keselarasan dengan kinerja organisasi belum disusun oleh sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020; 2)Pengukuran data kinerja atas Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi belum dilakukan oleh sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020, dan hal ini mempengaruhi penilaian pada komponen Evaluasi Internal; 3) Pemberian Reward atau Punishment atas capaian kinerja pegawai belum diimplementasikan pada sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020.

d. Evaluasi internal berkala atas progress capaian Perjanjian Kinerja bersama Pimpinan belum dilakukan oleh sebagian Satker, sebagai tindak lanjut pengukuran kinerja sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020. Data dukung yang diberikan Satker pada umumnya hanya berfokus pada evaluasi pelaksanaan kegiatan dan serapan anggaran

e. 1) Laporan Kinerja pada sebagian Satker belum dipublikasikan pada website resmi untuk mendukung keterbukaan informasi publik sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020; 2) Informasi terkait efisiensi anggaran pada Laporan Kinerja belum disajikan oleh sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020; 3) Pemanfaatan informasi yang disajikan pada Laporan Kinerja belum dilakukan oleh Pimpinan Satker untuk perbaikan perencanaan, pelaksanaan program/kegiatan serta peningkatan kinerja, yang diwujudkan dalam bentuk Rapat Evaluasi Akhir atau Awal Tahun.

f. 1) Capaian atas target Perjanjian Kinerja pada sebagian Satker masih ada yang belum tercapai secara optimal. Disarankan agar Satker dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian target Perjanjian Kinerja; 2) Data-data pendukung capaian kinerja pada sebagian Satker masih ada yang belum menggambarkan sumber data yang valid sehingga sulit untuk diverifikasi.

Untuk mengatasi beberapa kendala yang ditemukan dalam evaluasi SAKIP tahun 2020 ke depan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi perlu melakukan perbaikan dengan melakukan beberapa hal seperti:

2. Penguatan SDM pengelola SAKIP pada unit kerja bekerja sama dengan KemenpanRB dan Pusdiklat;

3. Peningkatan kapasitas Satker dalam pelaksanaan SAKIP yang meliputi Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Evaluasi Kinerja, Laporan Kinerja dan Capaian Kinerja bersama KemenpanRB dan K/L dengan implementasi SAKIP yang sudah baik; dan

4. Sosialisasi Evaluasi SAKIP Mandiri.

2. Jumlah Satker yang dibina menuju WBK

Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Grafik 4 Jumlah Satker yang dibina menuju WBK

Di tahun 2020, Ditjen Pendidikan Tinggi mengajukan 15 satker untuk mengikuti pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Pengajuan 15 satker ini terdiri dari 1 satker kategori Mandiri dan 14 satker kategori Mandatory melalui Strategi Nasional Pencegahan

1. Kategori Mandiri

Ditjen Pendidikan Tinggi mengajukan Sekretariat Ditjen Pendidikan Tinggi (Setditjen Dikti) sebagai satker yang membangun Zona Integritas menuju WBK/WBMM sebagai kategori Mandiri. Proses pembangunan Zona Integritas di Setditjen diawali dengan pencanangan pembangunan Zona Integritas yang dilakukan pada tanggal 1 Juli 2020 oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Pada pencanangan tersebut Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi menyampaikan tiga sasaran pembangunan Zona Integritas di Setditjen Dikti antara lain terselenggaranya birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan penyelenggaraan pelayanan publik yang prima. Untuk mewujudkan hal tersebut dibentuklah slogan “DIKTI SIGAP MELAYANI” sebagai sebuah visi bersama. SIGAP merupakan akronim dari Senyum dan Semangat, Integritas, Gotong royong, Amanah dan Profesional.

2. Kategori Mandatory

Selain mengajukan Setditjen Dikti yang masuk dalam kategori Mandiri, terdapat 14 PTN yang membangun Zona Integritas dalam kategori Mandatory. Ke-14 PTN tersebut ditunjuk langsung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui program Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).

Pembangunan Zona Integritas tidak dilakukan di tingkat Universitas, namun pelaksanaannya dilakukan di tingkat Fakultas. Pemilihan Fakultas untuk membangun Zona Integritas merupakan miniatur pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Universitas. Diharapkan dengan adanya suatu Fakultas di Universitas yang mendapat predikat WBK/WBBM, maka Fakultas tersebut akan menjadi best practice bagi Fakultas lain dalam menerapkan pembangunan Zona Integritas.

Berikut adalah data ke-14 Fakultas yang pada tahun 2020 ini membangun Zona Integritas

Tabel 6 Pembangunan Zona Integritas di PTN

No Nama PTN Fakultas

1 Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan

2 Universitas Andalas Fakultas Teknik

3 Universitas Riau Fakultas Keperawatan

4 Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat

5 Universitas Padjadjaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis

6 Universitas Diponegoro Fakultas Teknik

9 Universitas Gadjah Mada Fakultas Filsafat

10 Universitas Mulawarman Fakultas Teknik

11 Universitas Tanjungpura Fakultas Ekonomi dan Bisnis

12 Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik

13 Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Budaya

14 Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik

Pembangunan Zona Integritas di PTN dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni: 1. April – Juni 2020

Ditjen Dikti melakukan serangkaian kegiatan pendampingan kepada PTN dalam pembangunan Zona Integritas. Kegiatan pendampingan dilakukan melalui video conference mengingat kondisi pandemi yang melanda tanah air. Dalam kegiatan tersebut, rencana aksi di masing area perubahan dibahas serta strategi dalam melaksanakan implementasinya.

2. Juni 2020

Setelah rencana aksi tersusun dan terimplementasikan, maka kegiatan selanjutnya adalah pendampingan pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE). Pendampingan ini dilakukan sebelum dilakukan penilaian oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud sebagai Tim Penilai Internal (TPI).

3. Juli 2020

Setelah TPI melakukan verifikasi dokumen hasil isian LKE, TPI memberikan waktu bagi PTN untuk memperbaiki/melengkapi dokumen yang kurang. Untuk itu, Ditjen Dikti kembali melakukan pendampingan agar dokumen yang diminta sesuai dengan ketentuan.

Setelah dokumen yang diminta sesuai dengan persyaratan, maka selanjutnya TPI mengadakan survey. Responden survey internal pegawai di Fakultas serta eksternal pengguna layanan Fakultas. Fakultas yang memenuhi syarat pengisian LKE dan hasil survey kemudian selanjutnya dikirim ke KemenpanRB selaku Tim Penilai Nasional (TPN).

Berikut adalah hasil penilaian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh TPI:

Tabel 7 Hasil penilaian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh TPI

NO AREA UNAIR UB UNDIP USU UNTAN UNAND UNHAS UI UNMUL UNSRAT UGM ULM UNPAD UNRI SET. DIKTI 1 Manajemen Perubahan 8,00 8,00 7,31 7,78 7,78 8,00 6,97 7,78 6,94 7,34 8,00 7,63 8,00 8,00 7,56 2 Penataan Tatalaksana 6,75 7,00 6,58 4,61 7,00 5,50 6,50 7,00 6,83 6,50 6,78 6,83 7,00 6,50 5,67 3 Penataan Sistem Manajemen SDM 8,73 8,95 7,96 8,79 9,31 9,02 9,71 10,00 8,76 8,59 10,00 8,75 9,95 9,75 10,00 4 Penguatan Akuntabilitas 10,00 10,00 10,00 9,06 10 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 9,69 10,00 10,00 10,00 5 Penguatan Pengawasan 14,8 13,49 10,88 11,53 13,14 10,69 13,63 15,00 14,19 12,53 13,81 11,94 13,70 13,68 15,00 6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 9,13 9,74 9,55 9,23 9,60 8,81 8,15 10,00 9,80 9,04 9,43 9,34 10,00 9,34 10,00 Total Pengungkit 57,41 57,18 52,28 51,01 56,83 52,02 54,95 59,78 56,51 54,00 58,02 54,18 58,65 57,26 58,23

4. Agustus – September 2020

Dalam periode ini, TPN melakukan survey kepada stakeholders pengguna layanan di Setditjen Dikti dan di Fakultas. Bagi satuan kerja yang lolos dari survey ini, maka satuan kerja tersebut berhak untuk mengikuti tahapan berikutnya. Hasil dari penilaian TPN, terdapat 3 satuan kerja yang gagal di tahap ini. Ketiga satket tersebut adalah: 1. Fakultas Filsafat – Universitas Gadjah Mada

2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Padjdjaran 3. Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi

5. Oktober – Nopember 2020

Dalam tahap akhir ini, TPN mengundang tim ZI Setditjen Dikti dan 11 Tim ZI Fakultas untuk mengikuti Desk Evaluasi. Pelaksanaan Desk Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan media video conference. Dalam Desk Evaluasi tersebut, Tim ZI diminta memaparkan hasil pembangunan Zona Integritas serta capaian yang telah dilaksanakan.

Capaian Setditjen Pendidikan Tinggi dalam Pembangunan Zona Integritas

Unit kerja yang membangun Zona Integritas dituntut untuk menghasilkan produk/layanan unggulan atau yang biasa disebut sebagai “Wow Factor” Zona Integritas. Untuk mewujudkan hal ini, Setditjen Dikti telah menghasilkan 7 Program Unggulan Setditjen Dikti. Ketujuh Program Unggulan adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan BOPTN

Salah satu tujuan negara sebagaimana tercantum dalam UUD Negara RI Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan itu, negara melakukan pembangunan di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan tinggi yang merupakan yang merupakan salah satu pilar kemajuan peradaban bangsa. Lebih penting lagi, salah satu fokus dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) adalah kualitas pendidikan yang baik dengan menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang.

Tantangan dalam mencapai tujuan SDGs tersebut, di antaranya adalah peningkatan akses ke perguruan tinggi yang terkendala mahalnya biaya

pendidikan tinggi. Dalam menjawab tantangan tersebut, UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi telah mengamanatkan melalui Pasal 89 ayat (5): Pemerintah mengalokasikan dana bantuan operasional PTN dari anggaran fungsi Pendidikan.

Pengaturan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) telah diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2019 tentang Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri merupakan bantuan biaya dari Pemerintah yang diberikan pada Perguruan Tinggi Negeri untuk membiayai kekurangan biaya operasional sebagai akibat adanya batasan pada sumbangan pendidikan di perguruan tinggi negeri.

Setiap tahun, Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud mengalokasikan anggaran BOPTN untuk menunjang pembiayaan operasional perguruan tinggi negeri. Di masa pandemi ini, Ditjen Pendidikan Tinggi juga mengalokasikan sebagian anggaran BOPTN untuk mendukung pelayanan Rumah Sakit Pendidikan serta Fakultas Kedokteran dalam menangani pandemi Covid-19.

2. Relaksasi Kebijakan UKT di masa pandemi

Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek dan mengganggu perekonomian nasional. Dalam rangka mengantisipasi dampak ekonomi yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya, Kemendikbud menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi yang mengatur tentang penghitungan standar satuan biaya operasional Pendidikan tinggi serta ketentuan mengenai penetapan tarif Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020 juga mengatur mengenai keringanan UKT yaitu dalam hal mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain dikarenakan bencana alam dan/atau non-alam, mahasiswa dapat mengajukan:

a. pembebasan sementara UKT; b. pengurangan UKT;

d. pembayaran UKT secara mengangsur.

Untuk memperkuat pelaksanaan relaksasi UKT bagi mahasiswa baru tahun 2020, Dirjen Pendidikan Tinggi juga menerbitkan surat edaran Nomor 1025/E.E1/KU/2020 tertanggal 20 Oktober 2020 hal Tarif Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang menghimbau kepada seluruh PTN untuk tidak menaikkan tarif UKT hingga Pemerintah menyatakan kondisi telah normal kembali. Selain itu, Ditjen Pendidikan Tinggi berkolaborasi dengan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan juga memberikan bantuan biaya Pendidikan bagi mahasiswa.

3. Competitive Fund (PK-KM)

Pendanaan pada Perguruan Tinggi Negeri secara umum dibagi dengan berbagai macam jenis, diantaranya penganggaran rutin yang secara umum dimanfaatkan untuk Belanja Pegawai dan Operasional Perkantoran yang lebih dikenal dengan belanja operasional. Pendanaan lainnya dikenal dengan pendanaan Non-Operasional, pendanaan ini diharapkan lebih fokus digunakan untuk beberapa hal yang terkait dengan Prioritas Nasional baik yang ditetapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) maupun Kegiatan Prioritas untuk mendukung Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada satuan kerja Perguruan Tinggi Negeri secara umum pendanaannya terdiri dari berbagai macam, seperti Belanja Pegawai, Belanja Operasional Perkantoran, Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri, Penerimaan Negara Bukan Pajak, Pinjaman dan Hibah Luar Negeri serta Surat Berharga Syariah Negara untuk keperluan investasi.

Pendanaan pada Perguruan Tinggi Negeri mulai tahun 2020 sampai tahun 2024 direncanakan akan mendapatkan konsep tambahan dana melalui 3 (tiga) skema pendanaan baru, salah satunya adalah “Competitive Fund” yaitu anggaran tambahan yang diberikan kepada PTN yang mengajukan proposal tentang proyek atau transformasi besar yang akan dijalankan oleh PTN dan memiliki dampak besar terhadap pembelajaran atau otonomi PTN).

Pendanaan dengan skema Competitive Fund ini diperuntukan bagi semua jenis pola pengelolaan keuangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yaitu PTN Badan

Umum yang proposalnya lolos seleksi sebagai proposal terbaik untuk masing-masing jenis PTN sesuai pola pengalolaan keuangannya.

Skema pendanaan terkait dengan Competitive Fund ini dimaksudkan agar Perguruan Tinggi Negeri terdorong melakukan inovasi untuk melakukan transformasi besar yang berdampak bagi pembelajaran atau otonomi PTN. Serta mempunyai tujuan untuk memberikan tambahan anggaran bagi pelaksanaan proyek di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang proposalnya lolos seleksi sehingga terjadi transformasi yang berdampak besar terhadap pembelajaran dan otonomi PTN.

4. Pengelolaan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

PDDikti adalah Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, dimana semua informasi dan statistik tentang perguruan tinggi di Indonesia di sajikan secara real time. Kebutuhan akan data yang akurat di bidang Pendidikan tinggi merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Sebagai satu-satunya pusat kumpulan data penyelenggara pendidikan tinggi di Indonesia, keberadaan PDDikti menjadi pondasi utama dalam penyediaan data dan informasi pendidikan tinggi. Mudahnya stakeholders dalam mendapatkan dan menggunakan data pendidikan tinggi merupakan salah satu program utama Ditjen Pendidikan Tinggi.

PDDikti kini hadir dengan pembaharuan Laman PDDikti yang mengusung format dan semangat baru untuk memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai informasi pendidikan tinggi hanya di satu halaman laman.

Pada Laman PDDikti, terdapat pula konsep pengembangan data yang berkaitan dengan Pendidikan Tinggi. Pengembangan yang memanfaatkan inventarisasi data-data yang sudah terkoneksi dengan mekanisme pengelolaan PDDikti menurut klasifikasi sistem dan fungsi pengelolaannya, yang sesuai dengan tugas dan fungsi unit-unit terkait di internal maupun eksternal Ditjen Dikti. Hal tersebut dilakukan dalam rangka integrasi pengelolaan data pendidikan tinggi.

Gambar 2 Perbaikan PDDIKTI 5. Pengelolaan Unit Layanan Terpadu

Sebagai tindak lanjut dalam pembangunan Zona Integritas, Setditjen Dikti telah melakukan inovasi di Unit Layanan Terpadu. Inovasi dilakukan bukan hanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan tapi juga untuk tetap memberikan layanan prima selama masa pandemi.

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan Omnichannel di Unit Layanan Terpadu (ULT). Integerasi layanan komunikasi seperti media sosial (Instagram, Facebook, dan Twitter), live chat, serta analisis media sosial.

- Live chat: menu layanan obrolan pada laman Ditjen Dikti yang terhubung langsung dengan agen ULT Dikti.

- Analisis Media Sosial (Social Media Analytic): metode analisis media sosial Ditjen Dikti (Instagram, Facebook, dan Twitter) sebagai bahan evaluasi keterikatan dengan pemangku kepentingan (engagement).

6. Platform Kedaireka (Inovasi)

Kedaireka merupakan sebuah platform resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk membangun kemitraan antara Perguruan Tinggi

Dari pertemuan tersebut, diharapkan adanya hubungan supply dan demand, dimana: • Industri dapat memberikan penawaran masalah bisnis atau business case untuk

diselesaikan oleh Perguruan Tinggi, atau

• Perguruan Tinggi dapat menawarkan usulan reka cipta untuk dipergunakan oleh Industri

Kolaborasi keduanya menjadi syarat wajib untuk mengajukan hibah matching fund

Gambar 3 Ilustrasi Kedaireka

7. Bantuan Kuota Data Dosen dan Mahasiswa

Program bantuan kuota ditujukan untuk sebagian masyarakat khususnya siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Bantuan ini disalurkan langsung melalui nomor-nomor ponsel yang didaftarkan melalui sistem DAPODIK, untuk PAUD dan Dikdasmen, serta PDDikti dan LLDikti, untuk mahasiwa dan dosen. Program ini telah dapat memulai memanfaatkan bantuan kuota data internet yang dialokasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dari total target 59.543.090 penerima bantuan, Kemendikbud telah menyalurkan sekitar 27,3 juta nomor ponsel.

Subsidi kuota ini direncanakan dialokasikan selama 4 bulan, dari bulan September hingga Desember 2020. Tahapan penyaluran bantuan kuota data internet ini sendiri nantinya dilaksanakan selama 2 tahap per bulannya, yaitu pada tanggal

Dokumen terkait