• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil pengukuran kinerja tahun 2020, ketercapaian masing-masing Indikator Kinerja Utama yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil pengukuran kinerja tahun 2020, ketercapaian masing-masing Indikator Kinerja Utama yaitu:"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 39 Tahun 2020 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tahun 2020, merupakan tahun kembalinya fungsi pendidikan tinggi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai tugas-tugas melaksanakan pelayanan administratif dan koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal serta urusan ketatausahaan Direktorat Jenderal.

Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi. Masing-masing sasaran yang ditetapkan mempunyai indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian, yang setiap tahun indikator kinerja diukur tingkat ketercapaiannya.

Hasil pengukuran kinerja tahun 2020, ketercapaian masing-masing Indikator Kinerja Utama yaitu:

1. Sasaran meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi diukur dengan tiga indikator yaitu Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB, Jumlah Satker yang dibina menuju WBK dan Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80. Secara umum untuk sasaran meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi dapat dicapai dengan baik dengan tercapaianya seluruh indikator kinerja.

2.

Sasaran tersedianya program studi dan perguruan tinggi yang berkualitas tingkat pencapaiannya diukur dari jumlah perguruan tinggi yang bekerja sama dengan perguruan

(3)

KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance). Oleh karenanya Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terus menggelorakan gerakan Reformasi Birokrasi sebagai suatu keharusan, dan mengupayakan birokrasi pemerintah menjadi lembaga yang efisien, transparan dan akuntabel.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan tiap pimpinan Kementerian/Lembaga Pemerintahan, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja atau Unit Kerja di dalamnya, membuat laporan akuntabilitas kinerja secara berjenjang serta berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Sebagai tindak lanjut Perpres tersebut, telah disusun Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 39 Tahun 2020 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laporan kinerja ini dimaksudkan untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang mencakup semua hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020. Laporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal ini merupakan gambaran capaian pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai bahan masukan bagi pemangku kepentingan dan merupakan umpan balik bagi jajaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan kinerja unit kerja dimasa yang akan datang.

(4)

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

TAHUN 2020

Kami telah mereviu Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020, sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, handal, dan valid.

Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini kehandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.

Jakarta, Januari 2021 Ketua Tim SPI,

(5)

DAFTAR ISI

IKHTISAR EKSEKUTIF ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tugas dan Fungsi ... 1

1.3. Sumber Daya Manusia ... 2

1.4. Anggaran ... 3

1.5. Sistematika Penyajian ... 6

PERENCANAAN KINERJA ... 7

2.1. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020 ... 7

AKUNTABILITAS KINERJA ... 8

3.1. Pengendalian Kinerja ... 8

3.2. Pengukuran Kinerja ... 9

3.3. Capaian Perjanjian Kinerja (PK)... 9

3.4. Analisis Capaian Kinerja ... 10

3.5. Realisasi Anggaran... 40

3.6. Efisiensi Sumber Daya ... 41

PENUTUP ... 42

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome) ... 9

Gambar 2 Perbaikan PDDIKTI ... 23

Gambar 3 Ilustrasi Kedaireka ... 24

Gambar 4 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi SIMPROKA... 34

Gambar 5 Monev Kerja sama ... 38

Gambar 6 Webinar ini hasil kerja sama Dikti dengan Atdikbud Paris dan Kedubes Perancis di Indonesia. ... 39

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Direktorat Jenderal ... 2

Tabel 2. Alokasi Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020 ... 3

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020 ... 7

Tabel 4 Indikator Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020 ... 10

Tabel 5. Capaian Sasaran Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi ... 11

Tabel 6 Pembangunan Zona Integritas di PTN ... 17

Tabel 7 Hasil penilaian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh TPI ... 17

Tabel 8 Area Manajemen Perubahan... 25

Tabel 9 Area Penataan Tata Laksana ... 26

Tabel 10 Area Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur ... 26

Tabel 11 Area Penguatan Akuntabilitas ... 28

Tabel 12 Area Penguatan Pengawasan ... 29

Tabel 13 Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik ... 30

Tabel 14. Capaian Sasaran tersedianya program studi dan perguruan tinggi yang berkualitas ... 35

Tabel 11 Realisasi Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020 Berdasarkan Output ... 40

Tabel 12 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020 Berdasarkan Jenis Belanja ... 40

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja tahun 2020 ... 4

Grafik 2 Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2020 ... 12

Grafik 3 Rata-Rata Nilai SAKIP Satuan Kerja ... 13

Grafik 4 Jumlah Satker yang dibina menuju WBK ... 16

Grafik 5 Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker ... 33

Grafik 6 Jumlah perguruan tinggi yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri ... 36

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Mnteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 39 Tahun 2020 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2020 ini dibuat dengan menyajikan serangkaian keberhasilan dan kegagalan atas pencapaian rencana, tindakan dan kegiatan atas perencanaan dan perjanjian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam mewujudkan birokrasi yang akuntabel, transparan, dan profesional melalui program Reformasi Birokrasi.

Laporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2020 ini menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tahun 2020. Tujuan penyajian laporan kinerja ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan kinerjanya.

1.2. Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administratif dan koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di

(10)

Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi penyusunan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang pendidikan tinggi akademik;

b. pengelolaan data dan informasi di bidang pendidikan tinggi akademik;

c. koordinasi dan pelaksanaan kerja sama di bidang pendidikan tinggi akademik; d. koordinasi pengelolaan dan laporan keuangan Direktorat Jenderal;

e. penyusunan bahan peraturan perundang-undangan dan penelaahan dan fasilitasi advokasi hukum di lingkungan Direktorat Jenderal;

f. pelaksanaan urusan organisasi dan tata laksana di lingkungan Direktorat Jenderal; g. pengelolaan kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal;

h. koordinasi dan penyusunan bahan publikasi dan hubungan masyarakat di bidang pendidikan tinggi akademik;

i. pengelolaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal;

j. koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, rencana, program, kegiatan, dan anggaran di bidang pendidikan tinggi akademik; dan

k. pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat Jenderal.

Dengan optimalisasi pelaksanaan fungsi tersebut, diharapkan penyelenggaraan tugas-tugas organisasi dalam pengaturan, pembinaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan pembangunan terlaksana dengan baik sesuai dengan sasaran dan target yang telah ditetapkan.

1.3. Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi didukung oleh 211 pegawai yang terdiri pegawai 150 laki-laki dan 61 perempuan.

Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Direktorat Jenderal

No Status Jenis Kelamin Jumlah

Pria Wanita

1 PNS 59 29 88

4 Non PNS 91 32 123

(11)

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dipimpin oleh seorang Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dibantu oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dibantu oleh 9 (sembilan) kelompok Jabatan Fungsional yaitu :

a. Perencana Pendidikan Tinggi; b. Analis Pengelola Keuangan APBN; c. Analis Kepegawaian;

d. Perancang Peraturan Perundang-undangan; e. Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa; f. Arsiparis;

g. Pranata Hubungan Masyarakat; h. Analis Kebijakan; dan

i. Pranata Komputer.

1.4. Anggaran

Pagu anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020 sebesar Rp 5.052.415.229.000.

Tabel 2. Alokasi Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020

Output Total

4257.003 Layanan Pembelajaran (BOPTN) 4.179.072.000

4257.009 Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (BP PTN - BH) 1.565.395.702.000 4257.017 Dukungan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID)-19 (BOPTN) 199.265.235.000 4257.950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 54.932.429.000

4257.994 Layanan Perkantoran 466.203.231.000

4258.004 Mahasiswa Penerima Bantuan Bidikmisi 2.553.276.988.000 4260.001 SDM Dikti yang Mengikuti Pendidikan Gelar 209.162.572.000

Total 5.052.415.229.000

Dari sisi jenis belanja, paling besar dialokasikan untuk belanja bansos sebesar 49%, belanja barang 43%, belanja pegawai 8%, dan belanja modal 0,08%.

(12)

Grafik 1 Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja tahun 2020

Anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dirancang untuk memfasilitasi transformasi Pendidikan Tinggi. Pada tahun 2020, Kementerian telah mencanangkan kebijakan transformasi Pendidikan tinggi. Tranformasi tersebut adalah berupa kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU) Pendidikan Tinggi.

(13)

Untuk mengharmoniskan transformasi Pendidikan tinggi tersebut, maka kementerian melaksanakan kebijakan skema transformasi anggaran pendididikan tinggi yaitu yang inovatif yaitu:

a. Competitive Fund b. Matching Fund c. Insentive IKU

Skema transformasi anggaran Pendidikan tinggi tersebut mulai disosialisasikan pada tahun 2020 dan akan mulai dilaksanakan pada tahun 2021.

4

Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus

Magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, pertukaran pelajar

Lulusan mendapat pekerjaan yang layak

Pekerjaan dengan upah di atas UMR, menjadi Wirausaha, atau melanjutkan studi

Dosen berkegiatan di luar kampus

Mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain

Praktisi mengajar di dalam kampus

Merekrut dosen dengan pengalaman industri Hasil kerja dosen digunakan

masyarakat dan dapat rekognisi internasional

Hasil riset dan pengabdian yang dimanfaatkan

Program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia

Dalam kurikulum, magang, dan penyerapan lulusan

Kelas yang kolaboratif dan partisipatif

Evaluasi menggunakan metode studi kasus

Program studi berstandar internasional

Memperoleh akreditasi tingkat internasional 1 2 3 4 5 6 7 8 Kualitas Lulusan Kualitas Kurikulum Kualitas Dosen & Pengajar 5

TRANSFORMASI DANA PEMERINTAH UNTUK PENDIDIKAN TINGGI

Insentif berdasarkan capaian IKU (Untuk PTN)

250 Milyar Matching Fund untuk

kerja sama dengan mitra (untuk PTN dan PTS) 500 Milyar Competitive Fund Program Kompetisi Kampus Merdeka (untuk PTN dan PTS)

(14)

1.5. Sistematika Penyajian

Laporan kinerja ini melaporkan capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2020 sesuai Rencana Strategis (Renstra) tahun 2020-2024. Analisis Capaian Kinerja (performance result) diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi, yang memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai perbaikan kinerja di masa mendatang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan ringkasan pencapaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020.

2. Bab. I - Pendahuluan, menjelaskan latar belakang penyusunan laporan, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi, sumber daya manusia dan anggaran. 3. Bab. II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, Arah Kebijakan dan Strategi, dan

Perjanjian Kinerja 2020.

4. Bab. III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020, menjelaskan tentang pengendalian, pengukuran dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, serta pencapaian kinerja sebagai pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran pada tahun 2020.

(15)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menetapkan Perjanjian Kinerja merupakan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.

Tujuan khusus ditetapkan Perjanjian Kinerja antara lain: meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2020 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemendikbud 2020-2024. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada tahun 2020, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020

Sasaran Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB BB Jumlah Satker yang dibina menuju WBK 5 Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan

RKA-K/L Satker minimal 80

80 Tersedianya program

studi dan perguruan tinggi yang berkualitas

Jumlah perguruan tinggi yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri

(16)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengendalian Kinerja

Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja berubah dari pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/kegiatan (process oriented) menuju manajemen kinerja yang berorientasi hasil/kinerja (output/outcome oriented). Untuk itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU) menjadi titik-tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan.

Dalam hal pengendalian kinerja, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terus melakukan perbaikan. Dari PK 2020 yang telah ditandatangani, telah dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan sebagai instrumen untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik (triwulan). Sehubungan dengan hal tersebut terus dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka pemantauan dan evaluasi kinerja program, realisasi capaian fisik dan anggaran unit kerja.

Capaian Kinerja

Pengndalian Kinerja

Pengukuran

(17)

Gambar 1. Manajemen Kinerja Berorientasi Hasil (Output/Outcome)

3.2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja financial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:

Realisasi

Persentase Capaian = x 100% Rencana

Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.

Untuk mengukur capaian masing-masing IKU dilakukan secara umum yakni melalui data capaian kinerja dan pengukuran dengan kondisi riil yang ada. Sedangkan analisis capaian masing-masing IKU diupayakan disampaikan secara rinci dengan mendefinisikan alasan penetapan masing-masing IKU; cara mengukurnya; capaian kinerja yang membandingkan tidak hanya antara realisasi kinerja dengan target, tetapi pembandingan dengan tahun sebelumnya, dan pada akhir periode Renstra; disertai dengan data pendukung berupa tabel, foto/gambar, grafik, dan data pendukung lainnya.

3.3. Capaian Perjanjian Kinerja (PK)

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah merumuskan indikator-indikator dan telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) agar pemangku kepentingan mudah dalam mengukur dan menganalisa keberhasilan kinerja organisasi. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan tolok ukur capaian tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang menjadi tanggungjawabnya

(18)

Sehubungan dengan hal tersebut berikut ini adalah Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian kinerjanya, dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Indikator Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020

Sasaran Indikator Kinerja Target

2020-2024

Tahun 2020 Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB

A BB BB 100

Jumlah Satker yang

dibina menuju WBK - 5 15 300

Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas

Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80

85 80 88,4 110,5

Tersedianya program studi dan perguruan tinggi yang berkualitas

Jumlah perguruan tinggi yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri

1.200 1.000 1.067 106

3.4. Analisis Capaian Kinerja

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam periode 2020 - 2024 yaitu:

1. Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

2.

Tersedianya program studi dan perguruan tinggi yang berkualitas

Capaian kinerja Sasaran Kegiatan tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Dari tabel diatas menunjukkan capaian IKU Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020, bahwa secara umum target berhasil dipenuhi, bahkan terdapat capaian yang melebihi target yang telah ditentukan, walaupun beberapa indikator kinerja belum mencapai target. Secara lebih detil capaian indikator kinerja utama dijelaskan dalam analisis capaian kinerja sebagai berikut:

(19)

Sasaran 1: Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Sasaran Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi diukur dengan tiga indikator yaitu Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB, Jumlah Satker yang dibina menuju WBK dan Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80. Secara umum untuk sasaran meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi dapat dicapai dengan baik dengan tercapaianya seluruh indikator kinerja. Adapun capiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Capaian Sasaran Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Sasaran Indikator Kinerja Target

2020-2024

Tahun 2020 Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi

Rata-rata predikat SAKIP

Satker minimal BB A BB BB 100

Jumlah Satker yang

dibina menuju WBK - 5 15 300

Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas

Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80

85 80 88,4 110,5

1. Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang dimaksud dengan akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

Upaya penguatan akuntabilitas kinerja dilaksanakan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yaitu rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukura n,

(20)

pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah. Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengacu kepada Permendikbud No 39 Tahun 2020 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Grafik 2 Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2020

Pada tahun 2020, dari 89 satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah dievaluasi oleh Kementerian, sebanyak 24 satuan kerja atau 27% mendapatkan nilai A, 26 satuan kerja atau 29% mendapatkan nilai BB, 24 satuan kerja atau 33% mendapatkan nilai BB, 26 satuan kerja atau 29% mendapatkan nilai B, 5 satuan kerja atau 6% mendapatkan nilai CC, 3 satuan kerja atau 3% mendapatkan nilai C, dan 2 satuan kerja atau 2% mendapatkan nilai D.

Jika dibandingkan dengan target rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB maka pada tahun 2020 dapat tercapai dengan nilai rata-rata 70,2.

A; 24; 27%

BB; 29; 33% B; 26; 29%

CC; 5; 6% C; 3; 3% D; 2; 2%

Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2020

(21)

Grafik 3 Rata-Rata Nilai SAKIP Satuan Kerja

Selama tahun 2020 Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah melakukan beberapa penguatan akuntabilitas kinerja dengan hasil sebagai berikut:

1. Telah disusunnya Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020-2024 yang mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024;

2. Telah disusunnya Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;

3. Telah disusunnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 754/P/2020 Tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020;

4. Telah disusunnya Buku Panduan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri; 5. Penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal mulai dari Eselon I, Eselon II s.d

staf;

6. Penyusunan Kontrak Kinerja/Perjanjian Kinerja di Perguruan Tinggi dan LLDIkti mulai dari Pimpinan tertinggi s.d staf;

7. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian IKU dan pencapaian pelaksanaan program kegiatan serta anggaran secara berkala;

(22)

8. Penggunaan Sistem Pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran secara online dengan menggunakan Aplikasi SIMPROKA (Sistem Informasi Monitoring Program, Kegiatan dan Anggaran), dimana dengan sistem tersebut:

• Pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran mulai dari level output hingga komponen;

• Terintegrasi dengan aplikasi SMART Kemenkeu dan aplikasi Monev Bappenas;

• Pengguna dapat memanfaatkan laporan progress pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran untuk pengambilan keputusan secara lebih efektif dan efisien. 9. Penggunaan Sistem apilkasi e-kinerja, dimana dengan sistem tersebut:

• Penyusunan Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi sudah diinput melalui sistem aplikasi dan direviu secara online;

• Pengukuran capaian kinerja unit kerja dapat dilakukan dengan mudah dan cepat karena sudah berbasis online.

10. Pengembangan Aplikasi Dashboard Monev Dikti Sistem apilkasi e-kinerja, dimana dengan sistem tersebut:

• Pemantauan dan Evaluasi Program, Kegiatan dan Anggaran dilakukan hanya dengan menggunakan satu aplikasi yang memuat informasi dari 3 aplikasi berbeda (MOLK, SIMRPOKA dan EKINERJA)

• Pengguna cukup membuka satu aplikasi untuk dapat melihat laporan kinerja dari satuan kerja sehingga akan memangkas waktu proses pemantauan dan evaluasi supaya menjadi lebih efektif dan efisien.

Dari pencapaian di tahun 2020 terlihat masih ada banyak satuan kerja yang belum mendapatkan nilai yang diharapakan, ini disebabkan oleh beberapa hal seperti

1. Baru bergabungnya kembali satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2. Masih kurangnya pemahaman satuan kerja terkait dengan implementasi SAKIP sehingga banyak temuan terkait dengan komponen-komponen SAKIP seperti

a. Tujuan pada Renstra pada sebagian Satker belum memiliki Indikator Kinerja Tujuan dan target keberhasilan sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020

b. Perjanjian Kinerja, sebagai basis evaluasi atas implementasi SAKIP pada sebagian Satker belum dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan yang

(23)

antara lain dapat diwujudkan dengan sosialisasi Perjanjian Kinerja oleh Pimpinan Satker kepada seluruh pegawai untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan

c. 1) Perjanjian Kinerja Individu yang menggambarkan keselarasan dengan kinerja organisasi belum disusun oleh sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020; 2)Pengukuran data kinerja atas Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi belum dilakukan oleh sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020, dan hal ini mempengaruhi penilaian pada komponen Evaluasi Internal; 3) Pemberian Reward atau Punishment atas capaian kinerja pegawai belum diimplementasikan pada sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020.

d. Evaluasi internal berkala atas progress capaian Perjanjian Kinerja bersama Pimpinan belum dilakukan oleh sebagian Satker, sebagai tindak lanjut pengukuran kinerja sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020. Data dukung yang diberikan Satker pada umumnya hanya berfokus pada evaluasi pelaksanaan kegiatan dan serapan anggaran

e. 1) Laporan Kinerja pada sebagian Satker belum dipublikasikan pada website resmi untuk mendukung keterbukaan informasi publik sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020; 2) Informasi terkait efisiensi anggaran pada Laporan Kinerja belum disajikan oleh sebagian Satker sesuai yang dipersyaratkan pada Kertas Kerja Evaluasi Tahun 2020; 3) Pemanfaatan informasi yang disajikan pada Laporan Kinerja belum dilakukan oleh Pimpinan Satker untuk perbaikan perencanaan, pelaksanaan program/kegiatan serta peningkatan kinerja, yang diwujudkan dalam bentuk Rapat Evaluasi Akhir atau Awal Tahun.

f. 1) Capaian atas target Perjanjian Kinerja pada sebagian Satker masih ada yang belum tercapai secara optimal. Disarankan agar Satker dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian target Perjanjian Kinerja; 2) Data-data pendukung capaian kinerja pada sebagian Satker masih ada yang belum menggambarkan sumber data yang valid sehingga sulit untuk diverifikasi.

Untuk mengatasi beberapa kendala yang ditemukan dalam evaluasi SAKIP tahun 2020 ke depan Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi perlu melakukan perbaikan dengan melakukan beberapa hal seperti:

(24)

2. Penguatan SDM pengelola SAKIP pada unit kerja bekerja sama dengan KemenpanRB dan Pusdiklat;

3. Peningkatan kapasitas Satker dalam pelaksanaan SAKIP yang meliputi Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Evaluasi Kinerja, Laporan Kinerja dan Capaian Kinerja bersama KemenpanRB dan K/L dengan implementasi SAKIP yang sudah baik; dan

4. Sosialisasi Evaluasi SAKIP Mandiri.

2. Jumlah Satker yang dibina menuju WBK

Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Grafik 4 Jumlah Satker yang dibina menuju WBK

Di tahun 2020, Ditjen Pendidikan Tinggi mengajukan 15 satker untuk mengikuti pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). Pengajuan 15 satker ini terdiri dari 1 satker kategori Mandiri dan 14 satker kategori Mandatory melalui Strategi Nasional Pencegahan

(25)

1. Kategori Mandiri

Ditjen Pendidikan Tinggi mengajukan Sekretariat Ditjen Pendidikan Tinggi (Setditjen Dikti) sebagai satker yang membangun Zona Integritas menuju WBK/WBMM sebagai kategori Mandiri. Proses pembangunan Zona Integritas di Setditjen diawali dengan pencanangan pembangunan Zona Integritas yang dilakukan pada tanggal 1 Juli 2020 oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Pada pencanangan tersebut Sekretaris Ditjen Pendidikan Tinggi menyampaikan tiga sasaran pembangunan Zona Integritas di Setditjen Dikti antara lain terselenggaranya birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang kapabel, dan penyelenggaraan pelayanan publik yang prima. Untuk mewujudkan hal tersebut dibentuklah slogan “DIKTI SIGAP MELAYANI” sebagai sebuah visi bersama. SIGAP merupakan akronim dari Senyum dan Semangat, Integritas, Gotong royong, Amanah dan Profesional.

2. Kategori Mandatory

Selain mengajukan Setditjen Dikti yang masuk dalam kategori Mandiri, terdapat 14 PTN yang membangun Zona Integritas dalam kategori Mandatory. Ke-14 PTN tersebut ditunjuk langsung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui program Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).

Pembangunan Zona Integritas tidak dilakukan di tingkat Universitas, namun pelaksanaannya dilakukan di tingkat Fakultas. Pemilihan Fakultas untuk membangun Zona Integritas merupakan miniatur pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Universitas. Diharapkan dengan adanya suatu Fakultas di Universitas yang mendapat predikat WBK/WBBM, maka Fakultas tersebut akan menjadi best practice bagi Fakultas lain dalam menerapkan pembangunan Zona Integritas.

Berikut adalah data ke-14 Fakultas yang pada tahun 2020 ini membangun Zona Integritas

Tabel 6 Pembangunan Zona Integritas di PTN

No Nama PTN Fakultas

1 Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan

2 Universitas Andalas Fakultas Teknik

3 Universitas Riau Fakultas Keperawatan

4 Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat

5 Universitas Padjadjaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis

6 Universitas Diponegoro Fakultas Teknik

(26)

9 Universitas Gadjah Mada Fakultas Filsafat

10 Universitas Mulawarman Fakultas Teknik

11 Universitas Tanjungpura Fakultas Ekonomi dan Bisnis

12 Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Teknik

13 Universitas Hasanuddin Fakultas Ilmu Budaya

14 Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik

Pembangunan Zona Integritas di PTN dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni: 1. April – Juni 2020

Ditjen Dikti melakukan serangkaian kegiatan pendampingan kepada PTN dalam pembangunan Zona Integritas. Kegiatan pendampingan dilakukan melalui video conference mengingat kondisi pandemi yang melanda tanah air. Dalam kegiatan tersebut, rencana aksi di masing area perubahan dibahas serta strategi dalam melaksanakan implementasinya.

2. Juni 2020

Setelah rencana aksi tersusun dan terimplementasikan, maka kegiatan selanjutnya adalah pendampingan pengisian Lembar Kerja Evaluasi (LKE). Pendampingan ini dilakukan sebelum dilakukan penilaian oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbud sebagai Tim Penilai Internal (TPI).

3. Juli 2020

Setelah TPI melakukan verifikasi dokumen hasil isian LKE, TPI memberikan waktu bagi PTN untuk memperbaiki/melengkapi dokumen yang kurang. Untuk itu, Ditjen Dikti kembali melakukan pendampingan agar dokumen yang diminta sesuai dengan ketentuan.

Setelah dokumen yang diminta sesuai dengan persyaratan, maka selanjutnya TPI mengadakan survey. Responden survey internal pegawai di Fakultas serta eksternal pengguna layanan Fakultas. Fakultas yang memenuhi syarat pengisian LKE dan hasil survey kemudian selanjutnya dikirim ke KemenpanRB selaku Tim Penilai Nasional (TPN).

Berikut adalah hasil penilaian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh TPI:

(27)

Tabel 7 Hasil penilaian Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh TPI

NO AREA UNAIR UB UNDIP USU UNTAN UNAND UNHAS UI UNMUL UNSRAT UGM ULM UNPAD UNRI SET. DIKTI 1 Manajemen Perubahan 8,00 8,00 7,31 7,78 7,78 8,00 6,97 7,78 6,94 7,34 8,00 7,63 8,00 8,00 7,56 2 Penataan Tatalaksana 6,75 7,00 6,58 4,61 7,00 5,50 6,50 7,00 6,83 6,50 6,78 6,83 7,00 6,50 5,67 3 Penataan Sistem Manajemen SDM 8,73 8,95 7,96 8,79 9,31 9,02 9,71 10,00 8,76 8,59 10,00 8,75 9,95 9,75 10,00 4 Penguatan Akuntabilitas 10,00 10,00 10,00 9,06 10 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 9,69 10,00 10,00 10,00 5 Penguatan Pengawasan 14,8 13,49 10,88 11,53 13,14 10,69 13,63 15,00 14,19 12,53 13,81 11,94 13,70 13,68 15,00 6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 9,13 9,74 9,55 9,23 9,60 8,81 8,15 10,00 9,80 9,04 9,43 9,34 10,00 9,34 10,00 Total Pengungkit 57,41 57,18 52,28 51,01 56,83 52,02 54,95 59,78 56,51 54,00 58,02 54,18 58,65 57,26 58,23

(28)

4. Agustus – September 2020

Dalam periode ini, TPN melakukan survey kepada stakeholders pengguna layanan di Setditjen Dikti dan di Fakultas. Bagi satuan kerja yang lolos dari survey ini, maka satuan kerja tersebut berhak untuk mengikuti tahapan berikutnya. Hasil dari penilaian TPN, terdapat 3 satuan kerja yang gagal di tahap ini. Ketiga satket tersebut adalah: 1. Fakultas Filsafat – Universitas Gadjah Mada

2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Padjdjaran 3. Fakultas Teknik – Universitas Sam Ratulangi

5. Oktober – Nopember 2020

Dalam tahap akhir ini, TPN mengundang tim ZI Setditjen Dikti dan 11 Tim ZI Fakultas untuk mengikuti Desk Evaluasi. Pelaksanaan Desk Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan media video conference. Dalam Desk Evaluasi tersebut, Tim ZI diminta memaparkan hasil pembangunan Zona Integritas serta capaian yang telah dilaksanakan.

Capaian Setditjen Pendidikan Tinggi dalam Pembangunan Zona Integritas

Unit kerja yang membangun Zona Integritas dituntut untuk menghasilkan produk/layanan unggulan atau yang biasa disebut sebagai “Wow Factor” Zona Integritas. Untuk mewujudkan hal ini, Setditjen Dikti telah menghasilkan 7 Program Unggulan Setditjen Dikti. Ketujuh Program Unggulan adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan BOPTN

Salah satu tujuan negara sebagaimana tercantum dalam UUD Negara RI Tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan itu, negara melakukan pembangunan di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan tinggi yang merupakan yang merupakan salah satu pilar kemajuan peradaban bangsa. Lebih penting lagi, salah satu fokus dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) adalah kualitas pendidikan yang baik dengan menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orang.

Tantangan dalam mencapai tujuan SDGs tersebut, di antaranya adalah peningkatan akses ke perguruan tinggi yang terkendala mahalnya biaya

(29)

pendidikan tinggi. Dalam menjawab tantangan tersebut, UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi telah mengamanatkan melalui Pasal 89 ayat (5): Pemerintah mengalokasikan dana bantuan operasional PTN dari anggaran fungsi Pendidikan.

Pengaturan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) telah diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2019 tentang Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri merupakan bantuan biaya dari Pemerintah yang diberikan pada Perguruan Tinggi Negeri untuk membiayai kekurangan biaya operasional sebagai akibat adanya batasan pada sumbangan pendidikan di perguruan tinggi negeri.

Setiap tahun, Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud mengalokasikan anggaran BOPTN untuk menunjang pembiayaan operasional perguruan tinggi negeri. Di masa pandemi ini, Ditjen Pendidikan Tinggi juga mengalokasikan sebagian anggaran BOPTN untuk mendukung pelayanan Rumah Sakit Pendidikan serta Fakultas Kedokteran dalam menangani pandemi Covid-19.

2. Relaksasi Kebijakan UKT di masa pandemi

Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek dan mengganggu perekonomian nasional. Dalam rangka mengantisipasi dampak ekonomi yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayainya, Kemendikbud menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi yang mengatur tentang penghitungan standar satuan biaya operasional Pendidikan tinggi serta ketentuan mengenai penetapan tarif Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2020 juga mengatur mengenai keringanan UKT yaitu dalam hal mahasiswa, orang tua mahasiswa, atau pihak lain yang membiayai mahasiswa mengalami penurunan kemampuan ekonomi, antara lain dikarenakan bencana alam dan/atau non-alam, mahasiswa dapat mengajukan:

a. pembebasan sementara UKT; b. pengurangan UKT;

(30)

d. pembayaran UKT secara mengangsur.

Untuk memperkuat pelaksanaan relaksasi UKT bagi mahasiswa baru tahun 2020, Dirjen Pendidikan Tinggi juga menerbitkan surat edaran Nomor 1025/E.E1/KU/2020 tertanggal 20 Oktober 2020 hal Tarif Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang menghimbau kepada seluruh PTN untuk tidak menaikkan tarif UKT hingga Pemerintah menyatakan kondisi telah normal kembali. Selain itu, Ditjen Pendidikan Tinggi berkolaborasi dengan Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan juga memberikan bantuan biaya Pendidikan bagi mahasiswa.

3. Competitive Fund (PK-KM)

Pendanaan pada Perguruan Tinggi Negeri secara umum dibagi dengan berbagai macam jenis, diantaranya penganggaran rutin yang secara umum dimanfaatkan untuk Belanja Pegawai dan Operasional Perkantoran yang lebih dikenal dengan belanja operasional. Pendanaan lainnya dikenal dengan pendanaan Non-Operasional, pendanaan ini diharapkan lebih fokus digunakan untuk beberapa hal yang terkait dengan Prioritas Nasional baik yang ditetapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) maupun Kegiatan Prioritas untuk mendukung Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada satuan kerja Perguruan Tinggi Negeri secara umum pendanaannya terdiri dari berbagai macam, seperti Belanja Pegawai, Belanja Operasional Perkantoran, Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri, Penerimaan Negara Bukan Pajak, Pinjaman dan Hibah Luar Negeri serta Surat Berharga Syariah Negara untuk keperluan investasi.

Pendanaan pada Perguruan Tinggi Negeri mulai tahun 2020 sampai tahun 2024 direncanakan akan mendapatkan konsep tambahan dana melalui 3 (tiga) skema pendanaan baru, salah satunya adalah “Competitive Fund” yaitu anggaran tambahan yang diberikan kepada PTN yang mengajukan proposal tentang proyek atau transformasi besar yang akan dijalankan oleh PTN dan memiliki dampak besar terhadap pembelajaran atau otonomi PTN).

Pendanaan dengan skema Competitive Fund ini diperuntukan bagi semua jenis pola pengelolaan keuangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yaitu PTN Badan

(31)

Umum yang proposalnya lolos seleksi sebagai proposal terbaik untuk masing-masing jenis PTN sesuai pola pengalolaan keuangannya.

Skema pendanaan terkait dengan Competitive Fund ini dimaksudkan agar Perguruan Tinggi Negeri terdorong melakukan inovasi untuk melakukan transformasi besar yang berdampak bagi pembelajaran atau otonomi PTN. Serta mempunyai tujuan untuk memberikan tambahan anggaran bagi pelaksanaan proyek di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang proposalnya lolos seleksi sehingga terjadi transformasi yang berdampak besar terhadap pembelajaran dan otonomi PTN.

4. Pengelolaan Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

PDDikti adalah Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, dimana semua informasi dan statistik tentang perguruan tinggi di Indonesia di sajikan secara real time. Kebutuhan akan data yang akurat di bidang Pendidikan tinggi merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Sebagai satu-satunya pusat kumpulan data penyelenggara pendidikan tinggi di Indonesia, keberadaan PDDikti menjadi pondasi utama dalam penyediaan data dan informasi pendidikan tinggi. Mudahnya stakeholders dalam mendapatkan dan menggunakan data pendidikan tinggi merupakan salah satu program utama Ditjen Pendidikan Tinggi.

PDDikti kini hadir dengan pembaharuan Laman PDDikti yang mengusung format dan semangat baru untuk memberikan kemudahan dalam mengakses berbagai informasi pendidikan tinggi hanya di satu halaman laman.

Pada Laman PDDikti, terdapat pula konsep pengembangan data yang berkaitan dengan Pendidikan Tinggi. Pengembangan yang memanfaatkan inventarisasi data-data yang sudah terkoneksi dengan mekanisme pengelolaan PDDikti menurut klasifikasi sistem dan fungsi pengelolaannya, yang sesuai dengan tugas dan fungsi unit-unit terkait di internal maupun eksternal Ditjen Dikti. Hal tersebut dilakukan dalam rangka integrasi pengelolaan data pendidikan tinggi.

(32)
(33)

Gambar 2 Perbaikan PDDIKTI 5. Pengelolaan Unit Layanan Terpadu

Sebagai tindak lanjut dalam pembangunan Zona Integritas, Setditjen Dikti telah melakukan inovasi di Unit Layanan Terpadu. Inovasi dilakukan bukan hanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan tapi juga untuk tetap memberikan layanan prima selama masa pandemi.

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan Omnichannel di Unit Layanan Terpadu (ULT). Integerasi layanan komunikasi seperti media sosial (Instagram, Facebook, dan Twitter), live chat, serta analisis media sosial.

- Live chat: menu layanan obrolan pada laman Ditjen Dikti yang terhubung langsung dengan agen ULT Dikti.

- Analisis Media Sosial (Social Media Analytic): metode analisis media sosial Ditjen Dikti (Instagram, Facebook, dan Twitter) sebagai bahan evaluasi keterikatan dengan pemangku kepentingan (engagement).

6. Platform Kedaireka (Inovasi)

Kedaireka merupakan sebuah platform resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk membangun kemitraan antara Perguruan Tinggi

(34)

Dari pertemuan tersebut, diharapkan adanya hubungan supply dan demand, dimana: • Industri dapat memberikan penawaran masalah bisnis atau business case untuk

diselesaikan oleh Perguruan Tinggi, atau

• Perguruan Tinggi dapat menawarkan usulan reka cipta untuk dipergunakan oleh Industri

Kolaborasi keduanya menjadi syarat wajib untuk mengajukan hibah matching fund

Gambar 3 Ilustrasi Kedaireka

7. Bantuan Kuota Data Dosen dan Mahasiswa

Program bantuan kuota ditujukan untuk sebagian masyarakat khususnya siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Bantuan ini disalurkan langsung melalui nomor-nomor ponsel yang didaftarkan melalui sistem DAPODIK, untuk PAUD dan Dikdasmen, serta PDDikti dan LLDikti, untuk mahasiwa dan dosen. Program ini telah dapat memulai memanfaatkan bantuan kuota data internet yang dialokasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dari total target 59.543.090 penerima bantuan, Kemendikbud telah menyalurkan sekitar 27,3 juta nomor ponsel.

Subsidi kuota ini direncanakan dialokasikan selama 4 bulan, dari bulan September hingga Desember 2020. Tahapan penyaluran bantuan kuota data internet ini sendiri nantinya dilaksanakan selama 2 tahap per bulannya, yaitu pada tanggal 22 dan 28. Untuk tahap I bulan September sendiri telah selesai dilaksanakan pada

(35)

November 2020, di mana pada bulan ini, bantuan rencananya dialokasikan sekaligus untuk bulan Desember 2020.

Pemberian kuota internet ini dibagi menjadi 4 kategori, yakni bantuan kuota internet untuk peserta didik jenjang PAUD yang akan mendapatkan 20 GB kuota internet per bulan, Peserta didik jenjang dasar dan menengah yang akan mendapatkan 35 GB kuota internet per bulan, pendidik jenjang PAUD dan Pendidikan dasar dan menengah yang akan mendapatkan 42 GB kuota internet per bulan, serta dosen dan mahasiswa yang akan mendapatkan bantuan kuota internet sebesar 50 GB per bulan.

Inventarisasi Perubahan pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

1. Area Manajemen Perubahan

Tabel 8 Area Manajemen Perubahan

No Perubahan Kondisi Sebelum

Perubahan

Kondisi Sesudah Perubahan

1 Tim Zona Integritas Belum ada tim Tim zona integritas telah

dibentuk dan mulai bekerja sesuai area masing-masing 2 Motto Dikti SIGAP

Melayani

Belum ada Motto Sudah ada Motto Dikti SIGAP Melayani

3 Agen Perubahan Belum memiliki agen

perubahan

Agen perubahan sudah terpilih dengan berbagai macam peran 4 Rencana Aksi Perubahan Belum ada rencana aksi Sudah memiliki rencana aksi

untuk melakukan perubahan

5 Sikap Frontliner Kaku, terkesan kurang

ramah

Sudah lebih ramah dan sigap 6 Pemahaman Anti Korupsi Masih ada yang belum

terlalu paham mengenai semangat anti korupsi dalam bekerja

Mulai banyak yang memahami semangat anti korupsi dalam bekerja

7 Program Kerja dan Monitoring dan Evaluasi

Tim Zona Integritas belum memiliki program kerja

Program kerja terkait zona integritas dan monitoring dan evaluasi sudah berjalan

(36)

2. Area Penataan Tata Laksana

Tabel 9 Area Penataan Tata Laksana

No Perubahan Kondisi Sebelum

Perubahan

Kondisi Sesudah Perubahan

1 Peta Proses Bisnis Alur Pekerjaan tidak

terstruktur, tumpang tindih, dan tidak sesuai Tugas dan Fungsi

Alur Pekerjaan terstruktur, tidak tumpang tindih, dan sesuai dengan Tugas dan Fungsi

2 SOP Sebagian pekerjaan yang

dilakukan tidak memiliki mutu baku dan standar layanan yang jelas

Pekerjaan yang dilakukan masing-masing unit sudah memiliki standar yang jelas

3 Sistem Manajemen Kinerja Unit Kerja

Tidak memiliki SPBE untuk melakukan evaluasi dan monitoring kinerja satker

Sudah menggunakan sistem berbagi pakai dari biro

perencanaan untuk manajemen kinerja unit dan melakukan pengembangan untuk kebutuhan spesifik di Dikti 4 Sistem Manajemen Sumber

Daya Manusia/ Kepegawaian Sistem manajemen SDM yang sebelumnya digunakan oleh Kemristek/BRIN

sehingga tidak memiliki sistem sendiri

Menggunakan sistem berbagi pakai dari Biro SDM untuk manajemen sumber daya, penilaian kinerja, dan sistem presensi yang terintegrasi 5 Sistem Layanan informasi

Publik

Tidak terintegrasi dengan layanan di Biro/Setjen

Layanan terintegrasi dengan ULT pusat dan telah memiliki system CRM yang terintegrasi dengan berbagai kanal

informasi public/social media

3. Area Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Tabel 10 Area Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

No Perubahan Kondisi Sebelum

Perubahan

Kondisi Sesudah Perubahan

1 Peta Jabatan Belum ada Peta

Jabatan

Draft Peta Jabatan yang memuat kebutuhan pegawai telah disusun. Saat ini dalam tahap validasi oleh Biro Ortala.

2 Pola mutasi Belum ada

dokumen pola mutasi

Draft pola karier dan mutasi sedang disusun berpedoman pada Permendikbud No.19 Tahun 2018. Dalam penyusunannya berkoordinasi dengan Biro SDM Kemendikbud.

Aturan ini mengatur seluruh PNS baik pejabat JPT, fungsional, maupun administrasi.

(37)

1. Manajemen Pengelolaan Data Pegawai Ditjen Dikti memiliki fitur utama yaitu pengelolaan data profil pegawai, notifikasi mutasi pegawai (kenaikan pangkat,

pensiun), satya lencana, statistik pegawai (tingkat pendidikan, kepangkatan, dan lainnya). Sistem ini akan masih terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. 2. Manajemen Pengelolaan Data Kehadiran

Pegawai Ditjen Dikti memiliki fitur utama Perekaman kehadiran menggunakan pengenalan wajah, pemindai sidik jari, serta melakukan perekaman online langsung melalui aplikasi (saat pandemic covid 19). Selain manajemen pengelolaan data kehadiran, aplikasi ini juga memiliki fitur penghitungan pembayaran tunjangan kinerja pegawai tiap bulannya.

4 Human Capital Development Plan (HCDP)

Belum memiliki HCDP

Dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan

pengembangan kompetensi pegawai, dalam sesuai dengan surat Sekretaris Jenderal Kemendikbud No. 56128/MPK.A.KP.2020 Tanggal 6 Juli 2020, maka sedang disusun HCDP di lingkungan Ditjen Dikti.

Sebagian besar PNS telah mengisi formulir yang disediakan untuk mengetahui data kebutuhan pengembangan kompetensi.

5 Penilaian Kinerja Penilaian kinerja dilaksanakan per semester. Pengisian dan penilaian SKP dilakukan secara manual dengan kertas.

Sesuai Permendikbud No. 14/2016, penilaian kinerja dilaksanakan setiap bulan.

Pengisian dan penilaian SKP saat ini telah menggunakan aplikasi e-SKP yang dikoordinir oleh Biro SDM Kemendikbud.

6 Manajemen PPNPN Belum memiliki aturan/dokumen yang mengatur PPNPN

Saat ini telah disusun draft aturan (Keputusan Dirjen Dikti) terkait Manajemen PPNPN yang mengatur pemenuhan hak dan kewajiban bagi PPNPN, seperti: penilaian kinerja, disiplin, cuti, mutase, dll.

Melalui aturan ini, diharapkan dapat menghasilkan PPNPN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika, bersih dari perilaku Korupsi Kolusi dan Nepotisme.

(38)

4. Area Penguatan Akuntabilitas

Tabel 11 Area Penguatan Akuntabilitas

No Perubahan Kondisi Sebelum Perubahan Kondisi Sesudah Perubahan

1 Pengembangan Aplikasi SIMPROKA (Sistem Informasi Monitoring Program, Kegiatan dan Anggaran) - Pemantauan terhadap perkembangan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran hanya pada level output saja

- Integrasi dengan aplikasi SMART Kemenkeu saja - Proses pengambilan

keputusan mengalami kendala karena laporan progress pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran tidak

menggambarkan secara jelas detail pelaksanaan kegiatan.

- Pemantauan terhadap perkembangan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran mulai dari level output hingga komponen - Integrasi dengan aplikasi

SMART Kemenkeu dan aplikasi Monev Bappenas, sehingga kinerja

Kemendikbud (Ditjen DIKTI khususnya) dapat

terinformasikan secara lengkap

- Pengguna dapat memanfaatkan laporan

progress pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran untuk pengambilan keputusan secara lebih efektif dan efisien karena detail pelaksanaan kegiatan lebih jelas dan lengkap.

2 Pengembangan

Aplikasi Dashboard Monev Dikti

- Pemantauan dan Evaluasi Program, Kegiatan dan Anggaran dilakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi berbeda

(SIMPROKA, E-Kinerja dan MOLK)

- Pengguna harus login ke beberapa aplikasi untuk dapat mengetahui Laporan kinerja lengkap dari satuan kerja, sehingga proses pemantauan dan evaluasi membutuhkan waktu lebih lama.

- Pemantauan dan Evaluasi Program, Kegiatan dan Anggaran dilakukan hanya dengan menggunakan satu aplikasi yang memuat informasi dari 3 aplikasi berbeda

- Pengguna cukup membuka satu aplikasi untuk dapat melihat laporan kinerja dari satuan kerja sehingga akan memangkas waktu proses pemantauan dan evaluasi supaya menjadi lebih efektif dan efisien

(39)

5. Area Penguatan Pengawasan

Tabel 12 Area Penguatan Pengawasan

No Perubahan Kondisi Sebelum Perubahan Kondisi Sesudah Perubahan

1 Penandatanganan Pakta Integritas

Belum terdapat bentuk komitmen bersama dalam rangka upaya peningkatan integritas Pegawai

Dengan ditandatanganinya Pakta Integritas, maka setiap pegawai dan juga pimpinan diharapkan dapat memahami bahwa komitmen bersama yang

tertuang di dalam pakta tersebut harus dijaga, dipenuhi, dan selalu dievaluasi pelaksanaannya. 2 Disiplin dalam menyampaikan laporan harta kekayaan (LHKPN/LHKAS N)

• Pada keadaan pra kondisi (sebelum Zona Integritas) masih Kurang tingkatan partisipatif pegawai di lingkungan Setditjen Pendidikan Tinggi dalam rangka menyampaikan laporan harta kekayaan (LHKPN/LHKASN) • Tingkatan partisipatif pegawai sejumlah :

-) LHKPN : 80 % -) LHKASN : 62%

• Bahwa setelah dilakukan monitoring, evaluasi, dan sosialisasi mengenai pentingnya melakukan pelaporan harta kekayaan (LHKASN) sebagai seorang aparatur yang mendukung akuntabilitas dalam

pelaksanaan tugas dan fungsi • Setelah dilaksanakan

beberapa kegiatan penunjang tersebut, pada akhirnya kondisi mengalami perbaikan dan perubahan cukup

signifikan • Tingkatan partisipatif pegawai sejumlah 100% terpenuhi 3 Laporan Pengaduan Online (Gratifikasi, WBS, Benturan Kepentingan)

• Pegawai belum memahami arti pentingnya melakukan pelaporan terhadap

pelanggaran Gratifikasi, WBS, dan Benturan Kepentingan

• Tidak ada sarana atau instrumen untuk menyampaikan laporan terjadinya pelanggaran

• Telah disosialisasikan peran penting pegawai

dilingkungan Ditjen Dikti melakukan laporan dan mekanisme bagaimana melakukan pelaporan (tanggal 03 Juli 2020) • Terhadap pelaporan yang

masuk/ nihil hasilnya secara periodik bulanan dilaporkan kepada pimpinan dan ditembuskan ke Inspektorat Jenderal

• Telah disediakan instrumen secara online untuk

(40)

Dengan tautan sebagai berikut : 1)https://bit.ly/gratifikasi_setditj en_dikti2020 2)http://bit.ly/wbs_dikti2020 3)https://bit.ly/benturan_kepent ingan_setditjen_dikti2020 Dan nomor telepon berikut: 0813-1763-5878 4 Sosialisasi mengenai peningkatan integritas Aparatur Sipil Negara dengan tema “Tantangan Integritas melawan Korupsi Kolusi Nepotisme” (tanggal 16 Juli 2020)

Pegawai belum semua paham terhadap pentingnya sebagai ASN melakukan pencegahan, pengendalian, dan

pemberantasan terhadap perilaku Korupsi Kolusi, dan Nepotisme

Setelah sosialisasi dilaksanakan setiap Pegawai mampu

memahami perilaku-perilaku yang dilarang, melakukan pencegahan, serta mampu menginternalisasikan perilaku yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam lingkungan tugas dan fungsi

6. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Tabel 13 Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

No Perubahan Kondisi Sebelum Perubahan Kondisi Sesudah Perubahan

1 Renovasi ULT Dikti pada Adaptasi Kebiasaan Baru

- Karpet tebal.

- Sofa berbahan tebal. - Tanpa akrilik di meja

pelayanan.

- Tanpa alat pengukur suhu. - Tanpa ada tanda jaga jarak. - AC kurang dingin.

- Akses dan ruang tunggu bagi yang berkebutuhan khusus kurang nyaman.

- Karpet tebal diganti lantai kayu.

- Sofa berbahan teval kulit sintetis.

- Menggunakan akrilik di meja pelayanan.

- Menggunakan alat pengukur suhu.

- Ada tanda jaga jarak. - AC diganti jadi dingin. - Akses dan ruang tunggu bagi

yang berkebutuhan khusus lebih nyaman (tingkat

kemiringan masuk lobby dan ruang tunggu disesuaikan).

2 Pengembangan

Omnichannel. Integerasi layanan komunikasi seperti media sosial

- Pengelolaan media sosial tidak terintegrasi.

- Live chat belum berfungsi. - Social Media Analytic belum

berjalan.

- Pengelolaan media sosial (Instagram, Facebook, dan Twitter) terintegrasi dalam satu aplikasi omnichannel. - Seluruh permohonan

(41)

dan Twitter), live chat, serta analisis media sosial.

*keterangan: - Live chat: menu layanan obrolan pada laman Ditjen Dikti yang terhubung langsung dengan agen ULT Dikti.

- Analisis Media Sosial (Social Media Analytic): metode analisis media sosial Ditjen Dikti

(Instagram, Facebook, dan Twitter) sebagai bahan evaluasi keterikatan dengan stakeholder

(engagement).

sistem antrian yang sama. Seluruh performa petugas dapat direkap dalam menjawab seluruh antrian permohonan informasi. - Live chat sudah dapat

diakses di laman dikti.kemdikbud.go.id - Analisis media sosial sudah

berjalan dan laporannya di monitoring dan evaluasi secara berkala.

3 Renovasi toilet di Lobby Utama (akses bagi pengunjung ULT Dikti)

Kurang bersih dan nyaman. Lebih bersih dan nyaman.

4 Pengembangan Pusat Panggilan (Call Center) pada Adaptasi Kebiasaan Baru

Pengelolaan hanya dapat dilakukan di Kantor Dikti.

Pengelolaan hanya dapat

dilakukan di Kantor Dikti dan di rumah petugas.

Hasil Penilaian Pembangunan Zona Integritas

KemenpanRB selaku Tim Penilai Nasional (TPN) pada tanggal 21 Desember 2020 telah mengumumkan satuan kerja yang berhasil membangun Zona Integritas dan mendapatkan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

Namun Setditjen Dikti dan 11 Fakultas yang telah sampai pada tahap akhir penilaian tidak ada yang berhasil mendapat predikat WBK. Laporan resmi tentang hasil penilaian akan dikirim oleh Menteri PANRB kepada Mendikbud. Dalam laporan tersebut akan dijelaskan faktor-faktor yang membuat pelaksanaan pembangunan Zona Integritas belum dianggap berhasil oleh TPN dan oleh karena itu belum dapat mendapat predikat WBK/WBBM.

(42)

agar pelaksanaan pembangunan Zona Integritas berhasil dengan baik dan mendapat predikat WBK/WBBM. Program di tahun 2021 adalah sebagai berikut:

1. Benchmarking dengan Fakultas yang lolos mendapatkan predikat WBK

2. Manajemen Perubahan: Workshop tentang Agen Perubahan dan pembangunan budaya kerja dan pola pikir

3. Penataan Tata Laksana: Pengintegrasian Peta Proses Bisnis dengan Renstra

4. Penataan Sistem Manajemen SDM: Workshop tentang peningkatan kapasitas SDM dalam pembangunan ZI

3. Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80 (Perencanaan)

Indikator ini adalah untuk mengukur kinerja atas aspek implementasi yang dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi kinerja mengenai pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran. Nilai evaluasi kinerja adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yang dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya. Nilai ini diperoleh dari data input dan output yang dimasukkan setiap Satuan Kerja lingkup Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ke dalam aplikasi SMART Kemenkeu.

Mulai tahun 2019, aplikasi SMART Kemenkeu telah menggunakan variabel dan formula perhitungan berdasarkan PMK Nomor 214/PMK.02/2017 untuk menggantikan Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011. Penilaian/evaluasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dilakukan dengan menggunakan pengukuran pada aspek:

a. Capaian Keluaran

1. Capaian Keluaran (Output) Program (CKP), dilakukan dengan menghitung rata-rata ukur secara geometrik (Π) berdasarkan rata-rata-rata-rata ukur secara geometrik (Π) perbandingan antara realisasi indikator dan target indikator.

2. Capaian Keluaran (Output) Kegiatan (CKK), dilakukan dengan menghitung rata-rata ukur secara geometrik (Π) dari perkalian antara perbandingan realisasi dan target volume keluaran dengan rata-rata ukur secara geometrik (Π) perbandingan antara capaian dan target indikator.

b. Penyerapan Anggaran (P), dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan pagu anggaran.

(43)

c. Efisiensi (E), dilakukan dengan membandingkan penjumlahan (Σ) dari selisih antara perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan penjumlahan (Σ) dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran.

d. Konsistensi Penyerapan Anggaran terhadap Perencanaan (K), dilakukan dengan menghitung rata-rata dari perbandingan antara hasil pengurangan akumulasi rencana penarikan dana dengan deviasi realisasi anggaran dan rencana penarikan dana kumulatif.

Grafik 5 Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker

Pada tahun anggaran 2020, dibandingkan dengan target sebesar 80 maka realisasi Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80 sudah tercapai di angka 88,4 atau 110.5%.

Ketercapaian ini merupakan hasil kerja keras tim Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi yang terus menerus melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap satuan kerja dalam pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran. Bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan diantaranya:

1. Sosialisasi Aplikasi SIMPROKA

(44)

Pembinaan dan pemantauan secara rutin sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja satuan kerja yang sehingga akan memberi dampak yang baik juga baik kepada kinerja Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar 4 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi SIMPROKA

Untuk meningkatkan Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker di masa mendatang beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

1. Memperbaiki perencanaan program dan kegiatan serta rencana penarikan anggaran 2. Melakukan pemantauan dan pendampingan secara rutin kepada seluruh satuan kerja 3. Meningkatkan kualitas pengisian sistem pelaporan pelaksanaan program, kegiatan dan

anggaran secara online.

Sasaran 2: Tersedianya program studi dan perguruan tinggi yang berkualitas

Sasaran Tersedianya program studi dan perguruan tinggi yang berkualitas tingkat pencapaiannya diukur dari Jumlah perguruan tinggi yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Sumber Daya Manusia Sekretariat Direktorat Jenderal
Tabel 2. Alokasi Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020
Grafik 1 Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja tahun 2020
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 105 paragraf 22 yaitu pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi

Melalui tema dan kegiatan main yang bawah ini, tujuan yang ingin kita capai adalah: Ananda berkembang pada 6 aspek perkembangan, yaitu: (1) anak mengenal Allah melalui ciptaanNya

Berbeda dengan sepuluh penelitian sebelumnya, penulis lebih memfokuskan pada penggunaan strategi penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh agama dalam upaya

Jika peranti anda, yang biasanya merupakan Sistem Teater Rumah (HTS), tidak mempunyai sambungan HDMI ARC, anda boleh menggunakan sambungan ini dengan sambungan Audio Dalam - Optik

Hasil pencapaian target secara aktual dari masing-masing indikator kinerja untuk setiap sasaran strategis menjadi bahan utama di dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas

Indikator Kinerja Utama merupakan acuan kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk menetapkan

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2020 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran

dimana proses belajar itu terjadi. d) Latihan-latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang lebih baik. e) Penelaahan bahan-bahan faktual keterampilan dan konsep