• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CAPAIAN KINERJA

25 No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali

sasi

Capai an (%)

Anggaran yang Diajukan sesuai Prosedur Likert 1-10

5.2.1.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media masa Publikasi 26 91 350,00 5.2.1.7 Persentase Pemanfaatan asset % 100,00 80,89 80,89 5.2.1.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

sarpras

% 8,3 7,29 87,83 5.2.1.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat % 80,00 100,00

121,62 5.2.1.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke

puslitbangwas

Topik 1 1 100,00 5.2.1.11 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat % 7,60 7,41 97,50 Output:

5.2.2.1 Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Laporan 60 60 100,00 5.2.2.2 Jumlah Sarana Prasarana Unit 40 40 100,00

Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang handal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran 6.1: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Outcome:

6.1.1.1 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif % 100,00 100,00 100,00

Output:

6.1.2.1 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan oleh Perwakilan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

Aplikasi 10 10 100,00

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis (outcome dan output) beserta realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 3.

B. Analisis Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja sasaran, namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan membandingkan capaian Tahun 2014 dengan capaian Tahun 2013, serta mengaitkannya dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra 2014, sebagaimana terinci dalam Lampiran 2.

Analisis tentang delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa Renstra, disajikan sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

26

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Meningkatnya kualitas LKKL dan LKPD merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja BPKP sehingga BPKP dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas LKKL dan LKPD. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) 2014 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 133,33 133,33 0,00 2 Persentase IPD yang laporan

keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 83,30 62,50 75,03 3 Persentase jumlah laporan

keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan wajar

% 100,00 100,00 0,00 4 Persentase hasil pengawasan lintas

sektor yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 118,00 (18,00) 5 Persentase hasil pengawasan atas

permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 109,09 (9,09) 6 Persentase hasil pengawasan atas

permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

% 107,15 100,00 7,15 7 Persentase BUMD yang mendapat

pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 70,00 53,33 16,67

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 masing-masing tercapai 133,33% dan 83,30%, maka capaian sasaran strategis ini adalah 108,32% yang diperoleh dari rata-rata capaian kedua IKU dominan tersebut. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

27 1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam pencapaian sasaran strategis 1 adalah “Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan” dengan target sebesar 100%. Dalam rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP proaktif menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) untuk membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan pendampingan penyusunan LKKL untuk meningkatkan kemampuan IPP menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah Instansi vertikal yang mendapat pendampingan dibanding target dalam PKP2T.

Dalam tahun 2014, IPP yang penyusunan laporan keuangannya didampingi oleh Perwakilan BPKP adalah sebanyak 13 instansi vertikal atau 133,33% dari 10 instansi vertikal yang ditargetkan dalam PKP2T. Bila dibandingkan dengan targetnya sebesar 100%, maka capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 133,33%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 133,33% tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 133,33%. Namun jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100,00% dari target sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp173.354.000,00 atau 78,36% dari anggaran DIPA sebesar Rp221.225.000,00 dan dana dari mitra kerja sebesar Rp115.605.700,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 831 OH atau 171,34% dari rencana sebanyak 485 OH.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Selain instansi vertikal, Perwakilan BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari jumlah IPD yang memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi. Dalam tahun 2014, IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP sebanyak 12 IPD atau 75,00% dari 16 IPD yang diasistensi oleh BPKP. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 90%, maka capaian indikator IKU tersebut adalah sebesar 83,33%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

28 Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 83,33% mengalami kenaikan sebesar 20,83% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 62,50%. Capaian ini adalah 83,33% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 95%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp592.595.000,00 atau 352,61% dari anggaran DIPA sebesar Rp168.060.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp186.446.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 2336 OH atau 168,66% dari rencana sebanyak 1385 OH.

Belum tercapainya IKU ini antara lain disebabkan:

1) Komitmen Kepala Daerah dalam pelaksanaan MoU belum didukung sepenuhnya oleh para kepala dinas dan pejabat di bawahnya, seperti adanya ketidakpatuhan kepada ketentuan berkaitan dengan penggunaan pendapatan secara langsung dan masih berlarutnya penyelesaian masalah BMD kabupaten pemekaran.

2) Kualitas SDM pada beberapa Pemda masih perlu ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kompetensi di bidang keuangan.

3) Pola mutasi dan rotasi SDM di Pemda kurang mempertimbangkan faktor ketersediaan kompetensi yang dibutuhkan oleh bidang-bidang terkait.

Upaya strategis yang direncanakan untuk mencapai target pada masa mendatang adalah sebagai berikut:

1) Pendampingan kepada Kabupaten/Kota yang belum memperoleh opini WDP, khususnya terhadap pengelolaan aset.

2) Pendampingan kepada Inspektorat Kabupaten/Kota dalam mereviu LKPD.

3) Peningkatan kompetensi SDM melalui bimtek penerapan JFA dan tata kelola APIP. 3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan

wajar

IKU “Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit. Realisasi tahun 2014 IKU ini adalah sebanyak 38 laporan atau sebesar 126,67% dari 30 Laporan Hasil Audit. Dengan demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 121,95% dari target sebesar 82,00%.

Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 121,95% atau naik sebesar 21,95% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

29 Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp249.766.000,00 atau 1474,42% dari anggaran sebesar Rp16.940.000,00 dan dana mitra kerja sebesar Rp383.357.200,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.124 OH atau 84,26% dari rencana sebanyak 1.334 OH.

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

Hasil pengawasan BPKP atas program/kegiatan yang melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga seperti Pengawasan atas Distribusi Bantuan Langsung Benih Unggul, yang melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN dan Pemerintah Daerah untuk memberikan rekomendasi dalam rangka pengambilan kebijakan atau keputusan yang lebih komprehensif pada Program Ketahanan Pangan. Semakin besarnya rekomendasi yang diperhatikan dan dipergunakan oleh stakeholders menunjukkan bahwa rekomendasi hasil pengawasan BPKP telah tepat sasaran dalam memberikan perbaikan tata kelola Program Ketahanan Pangan.

IKU “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat” diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat dengan target kinerja 100,00%. Dalam tahun 2014, laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang diterbitkan oleh Perwakilan BPKP sebanyak 35 laporan atau 56,61% dari target sebanyak 62 laporan, namun apabila dibandingkan dengan target PKP2T Tahun 2014 dengan target output sebanyak 35 laporan, target tersebut telah tercapai sebesar 100%.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp361.340.000,00 atau 147,67% dari anggaran DIPA sebesar Rp244.702,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.895 OH atau 150,04% dari rencana sebanyak 1.263 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

30 IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat Pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat. Jumlah laporan yang disampaikan ke Pusat pada tahun 2014 adalah sebanyak 28 laporan atau 100,00% dari target sebanyak 28 laporan.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami penurunan 9,09% dibandingkan realisasi tahun 2013 sebesar 109,09%, atau mencapai 109,09% dibandingkan dengan target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp322.400.000,00 atau 120,43% dari anggaran sebesar Rp267.713.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 1.006 OH atau 114,32% dari rencana sebanyak 880 OH.

6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 100,00%. IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholders yang disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4).

Dalam tahun 2014, laporan yang disampaikan atas permintaan stakeholders adalah sebanyak 72 laporan atau 100% dari target 33 laporan dan disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4). Dibandingkan dengan targetnya sebesar 93,33%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 107,15%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 107,15% atau lebih besar 7,15% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, dan mencapai 100,00% jika dikaitkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar

Rp849.765.000,00 dan dana dari mitra kerja sebesar Rp545.651.850,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.456 OH atau 234,57% dari rencana sebanyak 1047 OH.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

31 Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia pada BUMD yang umumnya masih belum memadai, BPKP berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu, pendampingan ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja perwakilan.

Jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi adalah sebanyak 12 BUMD atau 80,00% dari seluruh BUMD sebanyak 15 BUMD. Dengan demikian, capaian kinerja tahun 2014 sebesar 142,86% dari target sebesar 70%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% atau bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%. Apabila dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 70,00%, maka capaian kinerjanya mencapai 142,86%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan DIPA sebesar Rp148.040.000,00 atau 283,28% dari anggaran perwakilan sebesar Rp52.260.000,00 dan ditambah dana dari mitra kerja sebesar Rp48.340.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 859 OH atau 145,10% dari rencana sebanyak 592 OH.

Sasaran Strategis 2:

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%” memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya hanya satu yaitu persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.3. Dikaitkan dengan Tabel 3.1, capaian Sasaran Strategis 2 tahun 2013 dengan satu IKU dominan telah tercapai sebesar 100,00%.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

32 Tabel 3.3

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) 2014 2013

1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 100,00 100,00 0,00 2 Persentase hasil pengawasan BUN

yang disampaikan ke Pusat

% 100,00 118,52 (18,52)

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP menetapkan “persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target 100%. Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.

Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) sebanyak 1 tindak lanjut dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD sebanyak 1 rekomendasi. Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebesar 100,00%, atau mencapai 133,33% dari target tahun 2014 sebesar 75,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau tetap dibandingkan tahun 2013 sebesar 100,00%, dan mencapai 112,50% jika dikaitkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 87,50%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp23.730.000,00 atau 141,96% dari anggaran DIPA sebesar Rp16.716.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 52 OH atau 136,84% dari rencana sebanyak 38 OH.

2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

33 amanat tersebut, dalam Renstranya, Perwakilan BPKP membentuk IKU berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.

Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat adalah sebanyak 63 laporan atau 100,00% dari target laporan dari pusat sebanyak 63 laporan. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 100,00%, maka capaian IKU tahun 2014 sebesar 100,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% mengalami penurunan sebesar 18,52% dibandingkan tahun 2013 sebesar 118,52%.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp48.881.000,00 atau 15,07% dari anggaran DIPA sebesar Rp324.422.000,00, dan menggunakan SDM sebanyak 472 OH atau 18,73% dari rencana sebanyak 2.520 OH.

Sasaran Strategis 3:

Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah, dan oleh karenanya berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten dan berkelanjutan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

34 Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, Perwakilan BPKP perlu mendorong pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD” diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan IPD, yaitu Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal dan Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI.

Bersama satu IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan/ (Penurunan) 2014 2013

1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 100,00 100,00 0,00 2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 100,00 100,00 0,00 3 Persentase BUMD yang dilakukan

audit kinerja

% 100,00 100,00 0,00

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2014 tercapai 100%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya, Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Pasal 48 ayat 2 butir a dan Pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan Perwakilan BPKP

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

35 mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanannya.

Dalam tahun 2014, IPD yang telah dilakukan evaluasi SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 4 IPD dari target sebanyak 4 IPD, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2014 sebesar 100,00%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% atau tetap bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%, maka IKU ini mencapai 100%.

Kegiatan untuk mendukung IKU menggunakan dana dari mitra kerja sebesar Rp5.736.000,00, dengan menggunakan SDM sebanyak 65 OH atau 52,42% dari rencana sebanyak 124 OH.

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKP2T.

Dalam tahun 2014, jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 3 badan usaha atau sebesar 100,00% dari 3 badan usaha yang ditargetkan dalam PKP2T. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 65%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 153,85%.

Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 153,85% mengalami kenaikan sebesar 53,85% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 100,00%, atau mencapai 100,00% dari target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 65%.

Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana DIPA sebesar Rp11.570.000,00 atau 10,23% dari anggaran DIPA sebesar Rp113.085.000,00, dan ditambah dana dari mitra kerja sebesar Rp39.750.000,00dengan menggunakan SDM sebanyak 250 OH atau 186,57% dari rencana sebanyak 134 OH.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2014

36 Penetapan IKU “persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja”, dimaksudkan untuk

Dokumen terkait