• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

C. PEMBAHASAN MASALAH

1. Analisis C-Chart

Bagan pengawasan ini digunakan berkenaan dengan rasio-rasio kerusakan barang yang diambil secara acak dan menghitung serta menentukan batas control atas (UCL) dan batas control bawah (LCL) dari sampel yang diperiksa, kemudian menggambarkan bagan masing-masing batas control tersebut. Data kerusakan kain cotton 1 pada bagian pengendalian kualitas.

Tabel 3.1

Kerusakan produk akhir batik Jenis kain cotton1 tahun 2010

Bulan Jenis Kerusakan Jumlah

(m2) Cacat

Warna

Cacat Sanggit Cacat Flek

Januari 99 228 198 525 Februari 220 236 41 497 Maret 144 52 238 434 April 112 132 235 479 Mei 147 126 213 486 Juni 69 343 75 487 Juli 26 316 126 468

commit to user Agustus 340 53 54 447 September 331 120 32 483 Oktober 328 54 75 457 November 232 163 132 527 Desember 83 261 148 492 Jumlah 2.131 2.084 1.567 5.782

Sumber : PT.Batik Danar Hadi Santosa 2010

Dari data diatas kemudian dilakukan analisisnya sebagai berikut:

a. Mencari rata-rata kerusakan

12 5782 = =

å

n c C =481,8333 meter

b. Menetukan batas kendali atas dan batas kendali bawah dengan perhitungan sebagai berikut:

1) Batas kendali atas (UCL)

c c UCL= +3 =481,8333+3 481,8333 =481,8333+3(21,9507016) =481,8333+65.8521047 =547,6854047 meter 2) Batas kendali bawah (LCL)

c c

UCL= -3

=481,8333-3 481,8333 =481,8333-3(21,9507016)

commit to user =481,8333-65.8521047 =415,9811953 meter

a. Control Chart

Gambar 3.2 Control Chart

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode C-Chart dan dengan POM for windows (lampiran) menunjukan kerusakan produk pada bulan Januari sampai dengan

commit to user

Desember tahun 2010 dengan rata-rata kerusakan 481,8333serta UCL (batas atas) sebesar 547,6854dan LCL (batas bawah) sebesar 415,9812.

Kerusakan terbanyak terjadi pada bulan November dengan kerusakan sebanyak 527 2

m dan kerusakan paling sedikit terjadi pada bulan Maret dengan kerusakan sebanyak 434 2

m , dari semua kerusakan yang terjadi pada tahun 2010 masih didalam standart toleransi perusahaan.

Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan dan penyebabnya tersebut dapat diketahui dari metode berikut:

2. Diagram Pareto

Adalah diagram untuk menampilkan tipe atau jumlah kerusakan selama proses produksi dan kelompok data dirangking descending (besar-kecil/turun) dari kiri ke kanan.

Langkah pembuatan diagram pareto:

1) Menentukan persentase kerusakan untuk tiap jenis kerusakan, misalnya: produk A, B, C masing-masing jumlahnya a%, b%, dan c%. 2) Membuat diagram pareto dengan menggunakan jenis kerusakan

berdasarkan dari jumlah yang paling besar menuju kecil dengan urutan dari kiri ke kanan.

Cara menghitung presentase kerusakan barang :

% 100 x usakan SeluruhKer JumlahDari enisBarang sakanPadaJ JumlahKeru Kerusakan Persentase =

commit to user

Tabel berikut menunjukan jenis-jenis kerusakan berserta persentase besarnya kerusakan.

Tabel 3.2

Persentase kerusakan produk akhir batik jenis kain cotton1 tahun 2010

Bulan Jenis Kerusakan Jumlah

(m2) Cacat Warna Cacat Sanggit Cacat Flek

Januari 99 228 198 525 Februari 220 236 41 497 Maret 144 52 238 434 April 112 132 235 479 Mei 147 126 213 486 Juni 69 343 75 487 Juli 26 316 126 468 Agustus 340 53 54 447 September 331 120 32 483 Oktober 328 54 75 457 November 232 163 132 527 Desember 83 261 148 492 Jumlah 2.131 2.084 1.567 5.782 Prosentase 36,86% 36,02% 27,10% 100%

Sumber : PT.Batik Danar Hadi Santosa 2010 Analisis prosentasenya sebagai berikut:

1) Cacat warna = 100% 5782 2131 ´ =36,86% 2) Cacat sanggit = 100% 5782 2084 ´ =36,02%

commit to user 3) Cacat flek = 100% 5782 1567 ´ =27,10%

Dari perhitungan diatas maka dapat dilihat diagram paretonya sebagai berikut :

Dari hasil analisis pada tabel 3.2 hal 42 dapat diketahui bahwa kerusakan produk akhir kain batik jenis cotton1 di PT.Batik Danar Hadi Santosa pada tahun 2010 terdiri dari 3 macam item cacat dominan yaitu,cacat warna,cacat sanggit, cacat flek.

Persentase paling besar yang terjadi pada tahun 2010 adalah cacat warna dengan persentase sebesar 36,86 % atau 2131 meter dan persentase paling kecil adalah cacat flek dengan persentase sebesar 27,10 % atau 1567 meter.

commit to user 3. Diagram sebab akibat (Fishbone)

Diagram sebab-akibat adalah diagram yang menggambarkan hubungan timbal balik antara masalah dengan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.Cara menggambarkan diagram sebab-akibat adalah dengan menggunakan empat kategori, yaitu: man, method, machine, material.

Hal tersebut menjadi dasar analisis awal, dan bila diagram ini dikembangkan dengan sistematis maka analisis kualitas yang mungkin terjadi dan tempat pemeriksaan dapat diketahui penyebabnya.

a. Cacat Warna

Gambar 3.4 Diagram sebab-akibat Cacat Warna

Berdasarkan diagram sebab akibat cacat warna di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 4 kategori yang dapat dianalisis sebagai penyebab terjadinya kerusakan produk pada PT. Batik Danar Hadi Surakarta. Keempat kategori yang ada adalah bahan baku, tenaga kerja, metode dan peralatan.

commit to user

Untuk kategori bahan baku, PT. Batik Danar Hadi Surakarta sudah meningkatkan dan mengingatkan karyawan agar kualitas bahan baku/kain yang benar-benar baik dan harus dicek ulang, tetapi pada saat proses pengeringan dipastikan warna dasar kain harus kering dan takaran bahan komposisi (warna) harus sesuai dengan pesanan yang telah ditentukan.Langkah perbaikannya ialah pekerja harus lebih memperhatikan kualitas kain yang sudah layak untuk diproduksi dengan memeriksa proses pemberian warna dasar pada kain dengan teliti dan perlunya untuk lebih diperhatikan ukuran/takaran bahan dengan meningkatkan komunikasi antar stasiun kerja.

Untuk kategori tenaga kerja, ketrampilan dan konsentrasi merupakan faktor utama dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, tetapi karyawan masih ada yang kurang memfokuskan pada pekerjaannya. Kesalahan karyawan antara lain ialah salah membuat komposisi bahan yang menyebabkan produksi yang tidak sesuai pesanan. Kesalahan yang lain ialah penekanan yang kurang pada rakel juga menyebabkan hasil kualitas produksi kurang baik.Langkah perbaikannya ialah ketelitian dan kejelian sangat diperlukan untuk menjadi tolok ukur kinerja karyawan yang handal dan bertanggung jawab dan pekerja harus konsisten dalam memberikan tekanan pada rakel agar pewarnaan merata, meskipun tanpa dipungkiri kelelahan sangat mempengaruhi.

Untuk kategori peralatan, merupakan sarana atau faktor utama dalam proses produksi dan perusahaan cukup mempunyai

commit to user

peralatan yang baik untuk mendukung proses produksi. Kerusakan peralatan yang terjadi antara lain ialah plankan mengelupas yang berdampak pada menurunnya kualitas produksi.dan kerusakan peralatan lainnya ialah monyl merenggang.Langkah perbaikannnya ialah penempatan/penyimpanan plankan perlu diperhatikan, agar plankan tidak rusak atau berkurang fungsinya karena pengaruh cuaca sehingga tidak mengganggu jalannya kelancaran produksi dan hal sekecil apapun pada lantai produksi khususnya peralatan produksi harus diperhatikan seteliti mungkin, agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam aktivitas proses produksi.

Untuk kategori metode, kesalahan penempatan letak plankan kurang sesuai hal ini membuat karyawan harus mencari plankan yang akan diproduksi dengan cara mencari diantara plankan yang banyak. Adapun kurangnya mengetahui metode ialah berdampak pada pembuatan resep warna (komposisi) tidak tepat yang menyebabkan produksi tidak sesuai dengan pesanan.Langkah perbaikannya ialah pekerja harus menjalankan aktivitasnya secara konsekuen dengan memperhatikan hal-hal yang mendukung keberhasilan proses produksi dan kesalahan dalam pengkomposisian warna dapat berakibat fatal dalam proses produksi, sehingga upaya untuk menghindari hal tersebut adalah dengan, meningkatkan ketelitian dan konsekuensi dalam kinerjanya.

commit to user

Gambar 3.5 Diagram Sebab-akibat Cacat Sanggit

Berdasarkan diagram sebab akibat cacat sanggit di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 4 kategori yang dapat dianalisis sebagai penyebab terjadinya kerusakan produk pada PT. Batik Danar Hadi Surakarta. Keempat kategori yang ada adalah bahan baku, tenaga kerja, metode dan peralatan.

Untuk kategori bahan baku, PT. Batik Danar Hadi Surakarta sudah meningkatkan dan mengingatkan karyawan agar kualitas bahan baku/kain yang benar-benar baik dan harus dicek ulang, tetapi pada saat proses pengeringan dipastikan warna dasar kain harus kering dan lebar kain tidak sesuai pesanan.Langkah perbaikannya ialah membutuhkan ketelitian dalam pemberian warna dasar, sehingga lebih merata pewarnaannya agar cacat sanggit dapat dikurangi dan meskipun kualitas

commit to user

bahan sangat baik, tapi harus tetap lebih teliti dalam melihat kain yang akan digunakan untuk berproduksi.

Untuk kategori tenaga kerja, ketrampilan dan konsentrasi merupakan faktor utama dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, tetapi karyawan masih ada yang kurang memfokuskan pada pekerjaannya. Akibatnya kurangnya ketrampilan dan konsentrasi disebabkan oleh tergesa-gesa dalam pengerjaan,kurang teliti,dan kurang hati-hati pada saat proses produksi.Langkah perbaikannya ialah memberikan penekanan terhadap Pekerja untuk lebih berhati-hati agar kecerobohan-kecerobohan yang terjadi dapat dikurangi, Pekerja harus bertindak lebih profesional sesuai dengan konsekuensi kerjanya dan selain karena pengaruh mengejar target produksi, juga disebabkan karena terjadinya kelelahan, sehingga perlu beristirahat yang cukup, agar pekerjaan dapat dikerjakan lebih hati-hati.

Untuk kategori peralatan, merupakan sarana atau faktor utama dalam proses produksi dan perusahaan cukup mempunyai peralatan yang baik untuk mendukung proses produksi. Kerusakan peralatan yang terjadi antara lain ialah plankan mengelupas yang berdampak pada menurunnya kualitas produksi.dan kerusakan peralatan lainnya ialah monyl merenggang.Langkah perbaikannya ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan peralatan produksi harus lebih diperhatikan guna meningkatkan mutu hasil produksi yang lebih baik dan plankan harus disimpan di tempat yang kering dan aman serta terhindar

commit to user

dari sinar matahari, hal ini perlu diperhatikan oleh semua pihak, agar monyl pada plankan tidak merenggang.

Untuk kategori metode, kesalahan penempatan letak plankan kurang sesuai hal ini membuat karyawan harus mencari plankan yang akan diproduksi dengan cara mencari plankan yang akan diproduksi diantara plankan yang banyak. Adapun kurangya mengetahui metode ialah berdampak pada penggambaran motif yang tidak sesuai dengan yang akan diproduksi.Langkah perbaikannya ialah melakukan penggambaran motif dengan teliti sehingga perpotongan motif tepat dan resiko kecacatan dapat dikurangi.

c. Cacat Flek

Gambar 3.6 Diagram Sebab-akibat Cacat Flek

Berdasarkan diagram sebab akibat cacat flek di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 4 kategori yang dapat dianalisis sebagai

commit to user

penyebab terjadinya kerusakan produk pada PT. Batik Danar Hadi Surakarta. Keempat kategori yang ada adalah bahan baku, tenaga kerja, metode dan peralatan.

Untuk kategori bahan baku, PT. Batik Danar Hadi Surakarta sudah meningkatkan dan mengingatkan karyawan agar kualitas bahan baku/kain yang benar-benar baik dan harus dicek ulang, tetapi pada saat proses pengeringan dipastikan warna dasar kain harus kering dan komposisi bahan kurang sesuai yang menyebabkan produksi tidak sesuai pesanan.Langkah perbaikannya Pekerja harus lebih teliti dan lebih meningkatkan kualitas komunikasinya dengan bagian obat, sehingga kualitas produksi dapat lebih ditingkatkan.

Untuk kategori tenaga kerja, ketrampilan dan konsentrasi merupakan faktor utama dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, tetapi karyawan masih ada yang kurang memfokuskan pada pekerjaannya. Akibatnya kurangnya ketrampilan dan konsentrasi disebabkan oleh telalu dipaksakan,kurang teliti,dan ceroboh dalam bekerja pada saat proses produksi.Langkah perbaikannya ialah pengawasan produksi lebih ditingkatkan agar kinerja pekerja lebih optimal dalam ketelitian pengerjaan printing, Pekerja lebih diterapkan untuk mengedepankan kinerja profesionalnya sesuai dengan konsekuesinya terhadap pekerjaan dan Pekerja harus lebih berhati-hati dalam aktivitas kerjanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

commit to user

Untuk kategori peralatan, merupakan sarana atau faktor utama dalam proses produksi dan perusahaan cukup mempunyai peralatan yang baik untuk mendukung proses produksi. Kerusakan peralatan yang terjadi antara lain ialah kurang bersih plankan saat mengelupas yang berdampak pada menurunnya kualitas produksi.dan kerusakan peralatan lainnya ialah monyl merenggang yang disebabkan kurangnya perawatan peralatan produksi.Langkah perbaikannya ialah proses pencucian plankan harus bersih, dipastikan warna bahan yang melekat di plankan sebelumnya sudah menghilang, sehingga cacat flek yang timbul dapat dihindari, Pekerja sebaiknya melakukan perawatan/pemeliharaan terhadap plankan, sehingga hal-hal yang menyebabkan kegagalan produksi dapat dihindari dan Sebaiknya plankan disimpan di tempat yang jauh dari pancaran sinar matahari, sehingga monyl pada plankan tidak merenggang sehingga tidak merusak jalannya proses produksi.

Untuk kategori metode, kesalahan pemasangan plankan kurang sesuai menyebabkan penurunan kualitas produksi karena hasil produksi tidak baik.Adapun kurangnya mengetahui metode ialah berdampak pada pencampuran zat warna kurang tepat hal ini berakibat pada produksi tidak sesuai pesanan.Langkah perbaikannya ialah Pekerja harus lebih teliti dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan penyetelan plankan untuk mengurangi resiko kecacatan dan Pekerja harus lebih teliti dalam pencampuran zat warna yang diinginkan.

commit to user BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN

Dari pembahasan permasalahan pengendalian kualitas pada proses printing di PT.Batik Danar Hadi Santosa dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengendalian kualitas PT.Batik Danar Hadi Santosa telah menerapkan langkah-langkah guna mengurangi kerusakan produk akhir kain batik jenis cotton1, penanganan yang telah dilakukan antara lain:

1) Ketelitian dan kejelian untuk menjadi tolok ukur kinerja karyawan yang handal dan bertanggung jawab

2) Penempatan/penyimpanan plankan yang baik,agar plankan tidak rusak atau berkurang fungsinya karena pengaruh cuaca.

3) Pekerja menjalankan aktivitasnya secara konsekuen dengan memperhatikan hal-hal yang mendukung keberhasilan proses produksi.

4) Memberikan penekanan terhadap pekerja untuk lebih berhati-hati agar kecerobohan-kecerobohan yang terjadi dapat dikurangi

commit to user

5) Melakukan penggambaran motif dengan lebih teliti sehingga perpotongan motif tepat dan resiko kecacatan dapat dikurangi.

6) Pengawasan produksi ditingkatkan agar kinerja pekerja lebih optimal dalam ketelitian pengerjaan printing.

7) Proses pencucian plankan bersih, sehingga warna bahan yang melekat di plankan sebelumnya sudah menghilang, sehingga cacat flek yang timbul dapat dihindari.

2. Pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT.Batik Danar Hadi Santosa pada tahun 2010 sudah berjalan dengan baik, hal itu dapat diketahui dari jumlah kerusakan barang yang tidak melewati standar perusahaan.

Standart dari PT.Batik Danar Hadi Santosa pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2010 dengan rata-rata kerusakan 481,8333 serta UCL (batas atas) sebesar 547,6854 dan LCL (batas bawah) sebesar 415,9812.

Kerusakan terbanyak terjadi pada bulan November dengan kerusakan sebanyak 527 unit dan kerusakan paling sedikit terjadi pada bulan Maret dengan kerusakan sebanyak 434 unit, dari semua kerusakan yang terjadi pada tahun 2010 masih didalam standart toleransi perusahaan.

commit to user

3. Macam kerusakan kain dan jumlah persentase kerusakan kain selama bulan Januari sampai dengan Desember di tahun 2010, sebagai berikut:

a. Warna tidak sesuai disebabkan komposer salah mengkomposisi warna dan screen mampet.

b. Sanggit disebabkan tergesa-gesa dalam pengerjaan printing dan monyl merenggang.

c. Noda atau flek disebabkan pencampuran zat warna yang kurang tepat dan proses pengerjaan yang kurang teliti.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan berdasarkan analisis dan kesimpulan dari penelitian pengendalian kualitas pada PT. Batik Danar Hadi Santosa, sebagai berikut:

1. Mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan pengendalian kualitas dikarenakan pengendalian kualitas yang telah dilakukan PT.Batik Danar Hadi Santosa sudah cukup baik, hal ini dilihat dari jumlah kerusakan yang terjadi di PT.Batik Danar Hadi Santosa masih dalam standart toleransi perusahaan.

2. Melakukan pelatihan-pelatihan kerja baik untuk karyawan baru maupun karyawan lama sehingga dapat memepertahankan dan meningkatkan mutu barang.

commit to user

3. Melakukan pemeliharaan secara rutin terhadap alat yang mendukung untuk kinerja perusahaan sehingga dapat mencegah terhambatnya proses produksi dan meminimalkan kesalahan atau kerusakan yang terjadi akibat alat bermasalah.

Dokumen terkait