METODE PENELITIAN
F. Analisis Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis Matematis
Sebelum pretest dilakukan, instrumen terlebih dahulu diujicobakan kepada sekelompok siswa kelas V SD yang telah mempelajari materi operasi hitung pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat. Jumlah siswa yang
84
mengikuti uji coba ini sebanyak 20 siswa. Uji coba instrumen dianalisis dengan menggunakan Microsoft Office Excel.
Gambar 3.2
Alur Analisis Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis
a. Analisis Validitas Soal Instrumen yang telah dibuat Keterbacaan Instrumen Divalidasi: Validitas Muka, Isi, dan Konstruk
Olah Statistik untuk mengetahui: 1. Validitas soal 2. Reliabilitas soal 3. Daya Pembeda 4. Tingkat Kesukaran 5. Hasil Interpretasi Diujicobakan
85
Pengujian validitas soal dimaksudkan untuk melihat tingkat keandalan atau kesahihan (ketepatan) suatu alat ukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono dalam Akdon, 2008). Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengorelasikan antara skor butir soal dengan skor total dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment.
Rumus korelasi Product-Moment yang digunakan adalah berdasarkan pada pendapat Arifin (2011: 252) sebagai berikut:
rxy
=
∑ √ ∑ (∑ )Keterangan:
R = koefisien korelasi ∑xy = Jumlah produk x dan y
Dengan bantuan program Microsoft Office Excel dapat diperoleh secara langsung koefesien korelasi setiap butir soal. Setelah diketahui koefisien korelasi (rxy), maka langkah selanjutnya adalah mengonsultasikan dengan nilai r product moment table. Nilai rtabel dengan signifikansi 5% dari jumlah N = 20 adalah 0,444. Setiap butir soal dikatakan valid jika nilai rxy lebih besar dari padanilai rtabel (Muhidin dan Abdurahman, 2007).
Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria berdasarkan pendapat Arifin (2011: 257) sebagai berikut:
86
Tingkat Validitas Interpretasi 0,80 1,00 Sangat Tinggi
0,60 0,80 Tinggi
0,40 0,60 Cukup
0,20 0,40 Rendah
0,00 0,20 Sangat Rendah
Adapun hasil analisis validitas tes kemampuan koneksi disajikan pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.4
Validitas Tes kemempuan Koneksi Matematis Nomor Soal rxy rtabel Valid/ Tidak Valid Interpretasi Validitas 1 0,741 0,444 Valid Tinggi 2 0,720 0,444 Valid Tinggi 3 0,574 0,444 Valid Cukup 4 0,705 0,444 Valid Tinggi
Berdasarkan hasil analisis validitas tes dari empat soal di atas, dapat diketahui bahwa korelasi (rxy) tiap butir soal nilainya lebih dari (rtabel). Ini
87
menunjukkan bahwa keempat soal tes kemampuan koneksi di atas dikatakan valid, karena tiga di antaranya tingkat validitas soal-soal tersebut kategori validitas tinggi dan satu soal kategori validitasnya cukup. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes ini dipandang proporsional. Dengan demikian keempat soal tersebut siap digunakan untuk instrumen tes kemampuan koneksi pada penelitian ini.
Adapun hasil analisis validitas tes kemampuan pemecahan masalah matematis disajikan pada Tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5
Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Nomor Soal rxy rtabel Valid/ Tidak Valid Interpretasi Validitas 5 0,714 0,444 Valid Tinggi
Berdasarkan pada Tabel 3.5 di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi (rxy) butir soal memiliki nilai lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rtabel. Dengan demikian, butir soal tersebut juga dapat dinyatakan valid dan siap digunakan sebagai instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis.
b. Analisis Reliabilitas Soal
Pengujian reliabilitas soal dilakukan untuk mengukur ketetapan instrumen atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi (instrumen) dikatakan baik bila reliabilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki realibilitas tinggi, sedang, atau rendah
88
Untuk menguji konsistensi internal dari suatu tes dapat menggunakan rumus Cronbach’sAlpha atau Koefisien Alpha (dalam Arifin, 2011: 264). Rumus yang digunakan untuk menghitung Koefisien Alpha adalah:
α =
∑
Keterangan:
α = Reliabilitas Instrumen R = Jumlah butir soal
= Varian butir soal = Varian skor total
Tingkat reliabilitas dari soal uji coba tes kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis didasarkan pada klasifikasi Guilford (dalam Ruseffendi, 2005) yang telah dimodifikasi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya r Tingkat Reliabilitas
0,00 α 0,20 Kecil
0,20 α 0,40 Rendah
0,40 α 0,70 Sedang
0,70 α 0,90 Tinggi
0,90 α 1,00 Tinggi Sekali
Dengan bantuan programMicrosoft Office Excel diperoleh koefisien reliabilitas tes sebagai berikut:
Tabel 3.7
89
dan Pemecahan Masalah Matematis
No. rxy Kemampuan Reliabel/
Tidak Reliabel
Interpretasi Reliabilitas
1 0,502 Koneksi Matematis Valid Sedang
2 0,701 Pememcahan Masalah
Matematis Valid Tinggi
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas pada Tabel 3.7 di atas dapat dikatakan bahwa soal tes kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis adalah reliabel kategori tinggi.
c. Analisis Daya Pembeda Soal
Perhitungan daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat evaluasi (tes) dapat membedakan antara siswa yang berada pada kelompok atas dan siswa yang berada pada kelompok bawah.
Daya Pembeda (DP) = Sa – Sb I Keterangan:
DP : Daya Pembeda
Sa : Jumah skor kelompok atas Sb : Jumlah skor kelompok bawah
I : Skor ideal salah satu kelompok yang dipilih
Daya pembeda uji coba soal kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis didasarkan pada klasifikasi berikut ini:
Tabel 3.8
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Interpretasi Evalusi Butir Soal
90
0,00 α 0,20 Jelek
0,20 α 0,40 Cukup
0,40 α 0,70 Baik
0,70 α 1,00 Sangat Baik
Dengan bantuan program Microsoft Office Excel diperoleh persentase daya pembeda untuk setiap butir soal yang disajikan pada Tabel 3.9 dan Tabel 3.10.
Tabel 3.9
Analisis Daya Pembeda Tes Kemempuan Koneksi Matematis Nomor
Soal Daya Pembeda
Interpretasi Daya Pembeda 1 0,40 Cukup 2 0,50 Baik 3 0,30 Cukup 4 0,25 Cukup Tabel 3.10 Analisis Daya Pembeda
Tes Kemempuan Pemecahan Masalah Matematis Nomor
Soal Daya Pembeda
Interpretasi Daya Pembeda
5 0,28 Cukup
Berdasarkan pada Tabel 3.9 dan Tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa dari empat soal tes kemampuan koneksi matematis, tiga di antaranya kategori daya pembedanya cukup dan satu kategori baik. Sedangkan untuk soal tes
91
kemampuan pememcahan masalah matematis kategori daya pembedanya cukup. Dengan demikian kelima soal tes itu dapat digunakan sebagai sebagai instrumen tes.
d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal diperoleh dengan menghitung persentase siswa dalam menjawab butir soal dengan benar. Semakin kecil persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin sukar dan semakin besar persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin mudah.
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah (Arifin, 2011: 266).
Butir soal dikatakan baik, jika butir soal-soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan rumus (Sudjana, 2009: 137)
Tingkat Kesukaran (IK) = Sr Ir Di mana,
IK : Tingkat Kesukaran
Sr : Jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal yang diolah.
92
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal tersebut. Kriteria tingkat kesukaran (Sudjana, 2009: 137) dapat dilihat pada tabel 3.11 di bawah ini.
Tabel 3.11
Kriteria Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) untuk skor (0–4) Kategori soal
0,00 TK 1,20 Sukar
1,20 TK 2,80 Sedang
2,80 TK 4,00 Mudah
Dengan bantuan programMicrosoft Office Excel diperoleh indeks tingkat kesukaran hasil uji coba tes kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis yang disajikan pada tabel 3.12.
Tabel 3.12
Analisis Tingkat Kesukaran Tes Kemempuan Koneksi Matematis
Nomor Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi Tingkat Kesukaran
1 2,40 Sedang
2 2,60 Sedang
3 0,60 Sukar
4 3,50 Mudah
Berdasarkan pada Tabel 3.12 disimpulkan bahwa tingkat kesukaran tiap butir soal setengahnya termasuk kategori sedang,tepatnya soal nomor 1, dan 2. Sedangkan soal nomor 4 dikategorikan soal mudah, dan soal nomor 3 dikategorikan soal sukar.
93
Untuk soal nomor 4 yang kategorinya mudah, hal ini bukan berarti soal tersebut benar-benar mudah, tetapi lebih daikarenakan siswa sudah pernah belajar materi pokok yang diujikan, sehingga wajar jika sebagian besar siswa dapat menjawab soal tersebut. Sedangkan untuk soal nomor 3 yang kategorinya susah, peneliti yakin bahwa sebagian besar siswa belum dapat menghubungkan kalimat matematika ke dalam simbol matematika dengan baik. Namun, peneliti tetap menggunakan soal nomor 3 ini karena dipandang penting untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.
Adapun hasil analisis tingkat kesuaran soal terdapat pada Tabel 3.13 dibawah ini:
Tabel 3.13
Analisis Tingkat Kesukaran
Tes Kemempuan Pemecahan Masalah Matematis Nomor Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi Tingkat
Kesukaran
5 2,25 Sedang
Berdasarkan Tabel 3.13 diperoleh keterangan bahwa hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis termasuk kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu sukar sehingga beberapa siswa ada yang mampu menyelesaikannya namun ada juga yang tidak mampu menyelesaikannya.
Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal maka tes kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematis yang telah diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen pada
94
penelitian ini. Hasil analisis uji instrumen yang diperoleh dari program
Microsoft Office Excel serta klasifikasi interpretasi validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran secara lengkap disajikan pada tabel 3.14 berikut.
Tabel 3.14 Interpretasi Instrumen
Tes Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematis No.
Soal
Rerata
Skor Validitas Reliabilitas
Daya Pembeda
Tingkat
Kesukaran Keterangan 1 2,4 Valid Tinggi Cukup Sedang Soal dapat
digunakan
2 2,6 Valid Tinggi Baik Sedang Soal dapat
digunakan
3 0,6 Valid Tinggi Cukup Sukar Soal dapat
digunakan
4 3,5 Valid Tinggi Cukup Mudah Soal dapat
digunakan 5 2,3 Valid Tinggi Cukup Sedang Soal dapat digunakan