• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

B. Saran

Berikut adalah saran dari penulis:

1. Untuk para da‟i dan da‟iyah agar selalu menyajikan postingan di akun media sosial terutama instagram yang banyak mengandung pesan dakwah. Di kemas

secara rapi dan menarik sehingga postingan tersebut memiliki daya tarik pembaca. Secara tidak langsung dapat membantu masyarakat untuk lebih dekat kepada Allah melalui media sosial secara praktis, serta mudah diakses kapanpun dan dimanapun

2. Bagi masyarakat yang berperan sebagai mad‟u dalam

menggunakan media Instagram agar bisa

menanamkan pesan dakwah dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Serta ikut membantu dalam menyebarkan kebaikan meskipun hanya satu ayat. 3. Untuk peneliti selanjutnya agar bisa mengkaji lebih

mendalam tentang topik yang sama dengan pedoman yang berbeda.

107

DAFTAR PUSTAKA Buku

Ali, M., & Asrori, M. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arbi, A. (2019). Komunikasi Intrapribadi Integrasi Komunikasi Siritual, Komunikasi Islam, dan Komunikasi Lingkungan. Jakarta: Prenadamedia Group .

Arbi, A. (2012). Psikologi Komunikasi dan Tabligh. Jakarta: Amzah.

Arikunto, S. (1989). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Bina Aksara.

Atmoko, B. D. (2012). Instagram Handbook. Jakarta: Media Kita.

Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. Baharudin. (2004). Paradigma Psikologi Komunikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berkowski, G. (2016). How to Build a Billion Dollar App: Temukan Rahasia dari para Pengusaha aplikasi paling sukses di dunia. Tangerang: Gemilang.

Budiargo. (2015). Berkomunikasi ala Net Generation. Jakarta: PT Elex Media Komputindo kompas Gramedia.

Eadie, W. F. (2009). Communication of Reference Handbook. California: Sage Publication.

Eriyanto. (2010). Analisis Isi Pengantar Metode untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Penerbit Kencana Prenda Media Group.

Gani, R. (2013). Jurnalistik Foto. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ghazali, M. (2016). Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram : Panduan Menjana Pendapatan dengan Facebook dan Instagram. Malaysia: Publishing Hous.

Hakim, M. A. (2001). Ilmu Budaya Dasa. Bandung: Pusaka Satya.

Hendroyono, H. (2012). Brand Gardener. Tangerang: Literati.

Indonesia, K. B. (1997). Jakarta: Balai Pustaka.

Jumroni. (2006). Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Ma'arif, B. S. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.

Pangesti Wiedarti, d. (2016). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Depok: Inisiasi Press.

Pujasari, L. (2006). Psikologi Komunikasi . Yogyakarta: CV Budi Utama.

Salbino, S. (2014). Buku Pintar Gadget Android Untuk Pemula. Jakarta: Kunci Komunikasi.

Silverblatt. (1995). Media Literacy. Westport CN: Preaeger.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif,

109

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Supriyanto, A. (2005). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.

Suyanto, & Sutinah. (2011). Metode Pendekatan Sosial Berbagai Pendekatan Alternatif. Jakarta: Kencana Media Group.

Tafsir, A. (2006). Filsafat Umum: Akal & Hati Sejak Thalse Sampai Capra. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tamburaka, A. (2013). Literasi Media Cerdas bermedia khalayak media massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Thoha, C. (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal

Wahid, U. (2006) Disertasi Doktor : “ Media Massa dan Hegemoni Negara Terhadap Realitas Politik Perempuan: Analisi Gramscian Atas Proses Perjuangan Affirmative Action, Kuota 30 Persen” Depok: Universitas Indonesia

Internet http://halimahalaydrus.blogspot.com/p/biodata.html https://www.instagram.com https://www.instagram.com/halimahalaydrus/ https://www.instagram.com/taqy_malik/ http://en.wikipedia.org/wiki/Instagram. (n.d.). https://www.tagar.id/pengguna-instagram-di-indonesia-terbesar-ke4-dunia. (n.d.).

Nursalimah Bahar

http://iniblogrucan.blogspot.com/2014/12/makalah-komunikasi-intrapersonal-dan.html

LAMPIRAN Transkrip Wawancara Nama : Rodiah Aljufri

Tanggal lahir: 20 April 1995

Sebagai: Keponakan Ustadzah Halimah Alaydrus Tanggal wawancara: Senin 27 Juli 2020

Waktu wawancara: 19.00-20.30

Tempat wawancara: Tebet, Jakarta Selatan

1. Tanggal lahir, riwayat pendidikan dan pengalaman Ustadzah Halimah Alaydrus?

“kalau untuk profil, tanggal lahir, pendidikan dan pengalaman ada di beberapa buku yang ditulis ustadzah Halimah dalam buku Muhasabah Cinta atau web beliau halimahalaydrus.blogspot.com”

2. Ustadzah Halimah Alaydrus berapa bersaudara?

“sebenernya ada tujuh orang, tetapi kakak laki-laki kedua meninggal karena digigit ular, sekarang tinggal enam

bersaudara. Ustadzah anak kelima dari enam

bersaudara.Laki-laki dua perempuan empat.” 3. Kegiatan Ustadzah saat ini?

“biasanya beliau aktif berdakwah dan jadwalnya juga sangat padat, bisa sampai tiga, empat atau bahkan sampai lima kali dalam sehari. Tetapi ustadzah membatasi hanya sampai magrib saja, karena memang jadwalnya pagi-sore. Saat ini karena lg pandemi covid jadi mengikuti peraturan pemerintah belum membuka majelis di Jakarta dengan jumlah yang banyak”

4. Apakah dalam Majelis Ustadzah hanya berisi perempuan saja?

“iya bahkan gaboleh ada satupun laki-laki. Bahkan sekedar sound system sebisa mungkin dicari perempuan”

5. Perbedaan belajar di Indonesia dengan di Yaman? “itu ada di buku bidadari bumi, disitu ustadzah menceritakan kisahnya selama di Tarim, Yaman”

6. Latar belakang yang mempengaruhi Ustadzah Halimah Alaydrus untuk berdakwah, apakah dari diri sendiri? Keluarga? Atau suami yang juga sebagai pendakwah? “kengininan sendiri, jadi pada waktu itu ustadzah berumur 11 tahun ada seorang wali yang datang kerumah beliau, di Indramayu salah satu wali namanya Habib Abdullah atau Habib Abdurrahman saya lupa, diantara kedua itu. Ayahnya Ustadzah bernama Habib Utsman Alaydrus beliau sangat senang hadir Majelis Ta‟lim.Jadi waktu jaman dahulu jarang sekali orang yang mempunyai mobil, dan Alhamdulillah pada saat itu ayahnya ustadzah sudah punya mobil. Ayahnya ustadzah pada saat itu suka jemput para pendakwah yang ingin berdakwah di kota Indramayu,aktif sekali dalam membantu dakwah antar jemput setelah itu kedatangan wali saat ustadzah umur 11 tahun, dan kemudian bicara ke abahnya Habib Utsman „Utsman ini anakmu pintar suruh dia belajar agama‟ terus akhirnya di nasihatin juga ke ustadzah halimah „kalau hidup di dunia harus belajar agama‟Misal kalau belajar umum, contoh kecil menjadi seorang dokter spesialis umur 35an udah 35 tahun baru bisa sukses baru bisa

dikatakan apa yang diinginkan tercapai dari segi materi dan segalanya. Atau umur 25 tahun itu juga kalau pinter dan tekun. Terus udah umur 40 untuk sampe kesana juga butuh proses. Rentan bahagianya juga sebentar abis itu pensiun atau engga meninggal dan belum tentu nyampe 60 bisa jadi meninggal cepat supaya bisa daptein ilmu walaupun meninggal muda teteap bisa merasakan manfaatnya untuk diri sendiri dan org lain.Ilmu apa dijawab lah sama wali itu yaitu ilmu agama. Kita bisa merasakan manfaatnya sejak muda kita udah bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan menjadi baik.Jadi akhirnya dari situ pemikiran beliau tentangg pendidikan mulai terarah.Beliau memutuskan untuk pesantren, beliau memang pintar dari kecil memang sudah rangking. Pernah suatu saat ditanya oleh gurunya mau jadi apa? Jawab ustadzah mau pesantren. Gurunya merasa aneh karena anak ini pintar dan punya potensi , karena konotasi pesantren pada masa dahulu pesantren itu terkenal dengan penampung anak yang bandel anak yang susah dibilangin konotasinya tidak sebaik sekarang. Akhirnya orangtua ustadzah dipanggil oleh gurunya “anak bapak kenapa kok dia minta pesantren?Apa ga betah dirumah? Anak bapak pintar nih rangking mulu nilainya bagus sayang kl misalnya masuk

pesantren”.Waktu itu ayah beliau sempat

terpengaruh.Akhirnya Ustadzah Halimah di panggil oleh ayahnya.Ditanya kenapa mau pesantren? Kata Ustadzah akhirnya ngelejasin “abah kl misalnya imah jadi dokter imah hanya bermanfaat ketika abah masih hidup aja, tapi belum

tentu bisa bermanfaat ketika Abah sudah wafat. Kl Imah belajar agama Imah bisa bermanfaat Imah bisa bacain Abah doa2 kirimin Abah doa Imah juga bisa melakukan hal postif yang bisa jadi menjadikan amalan yg bisa juga buat orangtua. Kan abah sendiri Abah bilang tiga hal yang tidak terputus setelah meninggal salahsatunya anak yg shalihah, Imah mau jadi seperti itu buat Abah”.

Bener juga ya yaudah akhirnya pesantren. “

7. Ustadzah saat ini mengajar dimana saja? Apakah hanya di DKI Jakarta? Dan biasanya ngisi kajian dengan tema apa?

“Di Masjid, di Mushola bahkan di Aula Hotel pokonya dimanapun ditempat yang luas, yang bisa menampung orang banyak karena ustadzah halimah tidak mau kemnafaatannya dirasakan oleh sedikit orang sebisa mungkin ustadzah mau kemanfaatannya dirasakan oleh banyak orang jd ustadzah halimah lebih memilih ruangan yang besar jadi jamaahnya bisa menampung banyak itu salah satu syarat yang mau mengundang ustadzah. Itu nanti info kajiannya di post di nstagram, kalau udah di posting orang2 udah banyak banget yang hadir krna memang ustadzah halimah followersnya udh banyak. Kalau tempat yang kecil orang lain kan gabisa banyak yang datang. Pernah ada waktu itu kajian rutin yang diadakan sebulan sekali bener-bener yang awalnya dirumahnya sampe pindah ke masjid dari satu lantai sampai dua lantai.Jadi terus bertambah.Banyak bgt temanya, Alhamdulillah ustadzah bisa menguasai banyak hal dr fiqih,

tafsir, hadis dan lain-lain mau tema apa terserah ustadzah siap.”

8. Apakah mengisi Majelis Ta’lim di luar daerah juga? Biasanya mengisi tentang kajian apa?

“Udah banyak banget dari Aceh, Medan, Papua daerah Jawa Timur hampir semua udah hampir seluruh Indonesia, biasanya safari dakwah paling lama daerah jawa timur sekitar 5-7 hari, mengisi maulid juga atau sesuai tema yang memang diberikan oleh pihak penyelenggara.”

9. Selain itu adakah mengisi acara lain sebagai narasumber?

“Ada, itu seminar dengan tema Seakan Kau Bersamanya itu adalah seminar Ustadzah Halimah di adakan di ballroom Hotel di berbagai daerah, biasanya ada gueststar dari artis untuk menarik massa, cari daya tarik pernah juga ngundang acara Laudya Chintya Bella sebagai pembaca puisi Sandra Dewi terus Reza Artamevia. Ada juga Anakmu Amanah Mu itu menceritakan tentang cara mendidik anak yang baik menurut agama dari mulai sebelum di lahirkan bahkan dari mulai proses memilih pasangan, gimana baiknya, dari mulai proses membangun rumah tangga yang baik sampai kelahiran anak ada panduannya.”

10. Kalau di Daruzzahro apakah pondok pada umumnya atau sperti Universitas yang memiliki gelar?

“Daruzzahro merupakan Pondok biasa pada umumnya disana bukan universitas yang memiliki gelar. Ustadzah Halimah menjadi santriwati satu-satunya dari Indonesia dan

pondok pertama perempuan yang berada di Daruzzahro. Ustadzah halimah ikut bersama kakak beliau Habib Ahmad Alaydrus tinggal berdua dalam satu rumah di daerah Tarim.Jadi santri-santri yang disana baru ada hanya sekitar daerah Arab.”

11. Setelah dari Daruzzahro langsung menikah/mengajar.? “Menikah dulu, dan yang menikahkan dan menjodohkan adalah Habib Umar bin Hafidz , dan itu gapake ngeliat foto, jadi Ustadzah Halimah pertama kalinya melihat suaminya setelah akad. Itu juga kisah percintaannya tidak umum ya.” 12. Sejak kapan Ustadzah membuat akun Instagram?

“Sejak 13 Mei 2015”

13. Apa tujuan membuat akun Instagram?

“Tujuan ustadzah membuat akun instagramyang pertama pasti buat berdakwah, yang kedua membantu mensyiarkan jadwal majelis ustadzah supaya orang-orang lebih mudah mengetahui kajian ustadzah, yang ketiga untuk syiar melalui tulisan di sela-sela kesibukan mengajarnya.memberikan momen saat mengunjungi suatu tempat lalu diabadikan lewat foto dan caption yang diambil dan ditulisoleh ustadzah sendiri.”

14. Siapa /target ustadzah berdakwah di Instagram?

“Yang pasti semua kalangan, tapi yang skrg banyak aktif menggunakan akun Intagram kan remaja dan dewasa seperti kita sekitar usia 18-35 tahun.”

15. Sejak kapan membuat konten foto Instagram dengan caption yang menarik berisi nilai-nilai Islam?

“Nanti bisa di cek ya di akun Instagram Ustadzah disitu tertera tanggalnya”

16. Tema apa yang dipilih dalam memilih foto?

“Kalau tema tertentu engga ada, jadi apa saja yang menurutnya menarik saat mengunjungi suatu tempat, biasanya pemandangan, masjid atau bunga2 yang bagus.Dan ustadzah tuh paling suka senja, ada beberapa juga foto yang di posting di akun ig ustadzah itu dengan tema senja.”

17. Adakah kendala saat pengambilan foto?

“Kalau kendala sih engga ada ya, yang menurut ustadzah bagus aja dan fotonya mudah diambil.”

18. Adakah yang membantu ustadzah dlm pengambilan foto?

“Kalau yang mengambil foto kebetulan Ustadzah sendiri, namun ada teman Ustadzah yang pernah membantu belajar dalam pengambilan foto namanya Zakiah Umar Mulachela beliau lulusan Desain Interior di Amerika. Terlihat rapi dan bagus karena pernah belajar dengan beliau yang membantu ustadzah dalam mengambil foto yang bagus.”

19. Foto seperti apa yang menurut Ustadzah menarik? “Apa saja asal itu terlihat cantik dan bagus.”

20. Kenapa memilih foto pemandangan tidak diri sendiri, keluarga atau saat kajian bersama teman-teman? “Karena Ustadzah memakai niqab/cadar jadi kurang enak dilihat kalau foto pribadi jadi lebih memilih foto saat mengunjungi suatu tempat dan melihat keindahan alam”

Dokumen terkait