• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.5 Dampak Ekonomi Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng terhadap

6.5.1 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Budidaya Ikan

Budidaya ikan bandeng akan memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar lokasi budidaya. Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah dampak ekonomi usaha budidaya tersebut terhadap masyarakat lokal. Dampak ekonomi dapat berupa dampak ekonomi langsung (direct), yaitu munculnya lapangan kerja baru bagi masyarakat,baik profesi sebagai tenaga kerja pemeliharaan, tenaga kerja persiapan dan tenaga kerja panen serta profesi lain yang sesuai dengan

kemampuan dan modal masyarakat yang bisa dimanfaatkan oleh petani tambak untuk memperoleh keperluan tambaknya. Hal demikian akan membuka kesempatan bagi masyarakat sekitar dalam meningkatkan perekonomian keluarga. Selain dampak langsung ada juga dampak lain yang muncul yaitu dampak tidak langsung (indirect impact) dan dampak lanjutan (induced impact). Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan budidaya ikan bandeng pada dasarnya dilihat dari keseluruhan pengeluaran petani tambak untuk pembelian kebutuhan tambak.

6.5.1.1 Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact)

Berdasarkan sebaran responden petani tambak di kawasan budidaya ikan bandeng Desa Tanjung Pasir menurut pengeluaran petani tambak setahun terakhir, biaya pembelian pakan memiliki proporsi terbesar dari struktur pengeluaran petani tambak sebesar 37,24%. Hal ini disebabkan karena pakan memiliki harga yang paling mahal karena pakan merupakan hasil buatan pabrik. Biaya pembelian bibit bandeng juga memiliki proporsi yang cukup besar yaitu sebesar 18,30 % . Hal ini disebabkan karena penggunaan bibit juga membutuhkan biaya yang besar. Hasil analisis secara rinci disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22 Total proporsi struktur pengeluaran petani tambak

Komponen Biaya Proporsi (%)

Pembelian Bibit Bandeng 18,30

Pembelian Pakan 37,24

Pembelian Obat 1,77

Pembelian Pupuk 1,59

Upah Tenaga Kerja harian 6,97

Persiapan tambak 7,92

Sewa tenaga kerja panen 8,84

Perawatan alat 0,63

Transportasi 2,95

Sewa lahan 13,78

Jumlah 100,00

Sumber : Hasil Analisis Data, 2013

Proporsi pengeluaran petani tambak terkait dengan unit usaha dan fasilitas yang tersedia dilokasi budidaya ikan bandeng. Pengeluaran rata-rata petani tambak untuk setiap hektar tambak adalah sebesar Rp.12.620.240. Hal ini

61

dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti biaya-biaya faktor produksi yang dikeluarkan oleh petani tambak. Tabel 22 menunjukkan komponen pengeluaran petani tambak dalam satu kali musim panen ikan bandeng di Desa Tanjung Pasir sebesar Rp.2.311.396.956. Besarnya pengeluaran petani tambak per musim didasarkan pada jumlah tambak yang mengalami panen dalam satu kali musim panen, yaitu sebanyak 183,15 ha jika diasumsikan semua tambak berproduksi. Besarnya arus uang tersebut menunjukkan besar dampak ekonomi yang ditimbulkan dari pengeluaran petani untuk keperluan tambak mereka.

Tabel 23 Komponen pengeluaran petani tambak per musim panen ikan bandeng

Keterangan Jumlah

Proporsi Pengeluaran pembudidaya di Desa Tanjung Pasir

(%) 100

Proporsi biaya di luar lokasi budidaya ikan (%) 0

Rata-rata pengeluaran pembudidaya (Rp/ha) 12.620.240

Jumlah tambak per musim panen (ha) 183,15

Pengeluaran pembudidaya (Rp) 2.311.396.956

Sumber : Hasil Analisis Data, 2013

Keberadaan lokasi tambak ikan bandeng membuka peluang usaha bagi masyarakat lokal untuk membuka usaha yang berkaitan dengan kebutuhan petani tambak selama proses budidaya berlangsung.

Penerimaan yang diterima unit usaha merupakan pengeluaran dari petani tambak yang kemudian digunakan unit usaha yang berhubungan dengan budidaya tambak untuk menjalankan aktivitas usaha mereka. Komponen biaya utama yang dikeluarkan unit usaha adalah biaya pembelian input atau bahan baku. Secara dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24 Proporsi pendapatan dan biaya produksi terhadap penerimaan total unit usaha terkait di lokasi budidaya ikan bandeng

Komponen Proporsi (%)

Pendapatan pemilik 62,63

Kebutuhan pangan harian 5,97

Pembelian input/bahan baku 14,24

Upah tenaga kerja 15,92

Perizinan 0,58

Transportasi 0,22

Biaya pemeliharaan alat 0,44

Jumlah 100,00

Berdasarkan Tabel 24, pendapatan pemilik usaha memiliki proporsi paling besar yaitu 62,63% . Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan budidaya ikan bandeng telah memberikan dampak ekonomi secara langsung terhadap perekonomian Desa Tanjung Pasir khususnya pemilik usaha. Dampak tidak langsung dalam hal ini merupakan pendapatan yang diterima unit usaha dari pengeluaran petani tambak.

6.5.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Effect)

Saat ini jumlah unit usaha bidang perikanan yang dijalani oleh masyarakat lokal di Desa Tanjung Pasir masih terbilang sedikit, karena sebagian besar usaha yang terkait budidaya ikan bandeng dijalani oleh masyarakat diluar Desa Tanjung Pasir. Peluang kerja terbesar yang tercipta dari kegiatan budidaya ikan bandeng ini adalah saat musim panen tiba, namun tetap memberi dampak bagi tenaga kerja pada hari-hari biasa. Sebagian besar tenaga kerja bekerja setiap hari, namun dengan jam kerja yang hanya sebentar. Rata –rata jam kerja tenaga kerja lokal adalah setengah hari diluar musim panen. Saat musim panen tiba, jam kerja meningkat sesuai dengan kebutuhan saat panen.

Dampak ekonomi tidak langsung dihitung dari proporsi pengeluaran unit usaha yang dikeluarkan untuk gaji tenaga kerjanya. Proporsi untuk gaji tenaga kerja yaitu 15,92 %, nilai ini tidak terlalu besar karena tenaga kerja lokal tersebut tidak memiliki jam kerja yang tetap, sehingga gaji yang diberikan akan disesuaikan dengan jam kerja mereka.

6.5.1.3 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact)

Dampak lanjutan dapat diartikan sebagai suatu pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerja lokal di Desa Tanjung Pasir. Dampak lanjutan dapat juga berupa pengeluaran sehari-hari yang dikeluarkan oleh tenaga kerja lokal. Pengeluaran untuk konsumsi sebesar 66,7% merupakan pengeluaran yang memiliki proporsi paling besar yang dikeluarkan oleh sebagian besar tenaga kerja dari total seluruh pengeluaran. Proporsi selanjutnya yaitu pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari yaitu sebesar 25,2%, pengeluaran ini sudah termasuk

63

pengeluaran untuk transportasi dari tenaga kerja lokal. Proporsi rata-rata pengeluaran tenaga kerja lokal dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25 Proporsi pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi budidaya ikan bandeng

Pengeluaran Proporsi (%)

Biaya Konsumsi 66,7

Biaya Kebutuhan Sehari-hari 6,7

Biaya Pendidikan Anak 1,5

Biaya Listrik 25,2

Jumlah 100,0

Sumber : Hasil Analisis Data, 2013

Dokumen terkait