• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6 Analisis dan Diskusi

Berdasarkan survei yang dilakukan pada pagi dan sore hari untuk kedua lokasi menghasilkan data kecepatan kendaraan untuk mobil penumpang dan sepeda motor. Data dibagi menurut lokasi serta jam pengamatan. Data kecepatan kendaraan yang melintasi polisi tidur dituliskan dalam tabel-tabel secara rinci. Kemudian dari semua tabel dibuat tabel rekapitulasi untuk membandingkan hasil perubahan kecepatan pada setiap lokasi maupun untuk jam survei pagi dan sore hari. Hasilnya ditampilkan pada tabel 4.21.

Dari kedua lokasi survei dapat disimpulkan bahwa pemasangan polisi tidur (road humps) pada jalan Karya adalah lebih efektif karena dapat mereduksi

kecepatan menjadi ≤ 8 km/jam. Sedangkan pada jalan Bhayangkara kurang efektif

karena kecepatan rata-rata kendaraan masih lebih dari 8 km/jam. Hal tersebut terjadi karena masih banyak pengendara yang nekat menerobos, bahkan dengan kecepatan yang cukup tinggi (lebih dari 25 km/jam).

Tabel 4.21 Perbandingan Kecepatan rata-rata (km/jam)

4.6.1 Analisis Kecepatan Rata-rata

1. Jalan Karya

Kecepatan rata-rata kendaraan di Jalan Karya pada pagi hari lebih tinggi daripada sore hari. Hal ini disebabkan pengguna jalan relatif lebih terburu-buru untuk segera berangkat ke tempat beraktivitas pada pagi hari. Ketika iring-iringan kendaraan meningkat, umumnya kecepatan akan menurun. Situasi dimana orang lebih terburu-buru membuat orang memacu kendaraannya lebih cepat. Karakter salah satu pengemudi mampu mempengaruhi pengemudi yang lain. Di tambah bahwa volume lalu lintas pada pagi hari juga tidak sepadat pada sore hari.Pada umumnya orang berangkat kerja, kuliah dan lain-lain mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB, sehingga rentang waktu orang mulai meninggalkan rumah menuju ke tempat beraktivitas memiliki durasi yang lebih banyak

Mobil Sepeda motor Mobil Sepeda motor

Senin, 1 Jl. Karya 4,382 5,315 6,892 7,946 13/05/2013 (07.00 - 09.00) WIB 2 Jl. Bhayangkara 8,485 10,005 9,772 11,847 Senin, 1 Jl. Karya 4,247 5,676 5,715 7,428 13/05/2013 (14.00 - 16.00) WIB 2 Jl. Bhayangkara 8,432 10,379 9,785 11,871 Rabu, 1 Jl. Karya 4,267 5,316 6,821 8,061 15/05/2013 (07.00 - 09.00) WIB 2 Jl. Bhayangkara 8,501 9,972 9,725 11,757 Rabu, 1 Jl. Karya 4,085 5,101 5,699 7,448 15/05/2013 (14.00 - 16.00 WIB) 2 Jl. Bhayangkara 8,406 10,362 9,754 11,807 Jumat, 1 Jl. Karya 4,262 5,300 6,930 7,939 17/05/2013 (07.00 - 09.00) WIB 2 Jl. Bhayangkara 8,199 9,886 9,803 12,053 Jumat, 1 Jl. Karya 4,328 5,581 5,696 7,474 17/05/2013 (14.00 - 16.00) WIB 2 Jl. Bhayangkara 8,405 10,056 9,781 12,053

2. Jalan Bhayangkara

Kecepatan rata-rata kendaraan di Jalan Bhayangkara walaupun tidak sesignifikan di jalan Karya terlihat pada pagi hari lebih tinggi daripada sore hari. Hal ini diakibatkan pengguna jalan relatif lebih terburu-buru untuk segera berangkat ke tempat beraktivitas pada pagi hari. Ketika iring-iringan kendaraan meningkat, umumnya kecepatan akan menurun. Situasi dimana orang lebih terburu-buru membuat orang memacu kendaraannya lebih cepat. Karakter salah satu pengemudi mampu mempengaruhi pengemudi yang lain. Di tambah bahwa volume lalulintas pada pagi hari juga tidak sepadat pada sore hari.Pada umumnya orang berangkat beraktifitas kerja, kuliah dan lain-lain mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 WIB, sehingga rentang waktu orang mulai meninggalkan rumah menuju ke tempat beraktivitas memiliki durasi yang lebih banyak dibanding pada sore hari. Pada sore hari umumnya orang selesai beraktivitas pada pukul 17.00 WIB, ini mengakibatkan jalan menjadi lebih padat pada sore hari akibat waktu selesai beraktivitas yang bersamaan.

4.6.2 Analisis Diskusi

Jalan Bhayangkara dan Jalan Karya merupakan jalan 2 lajur 2 arah tanpa median dengan kapasitas rencana jalan = 1795 smp/jam per segmen jalan. Kedua jalan tersebut merupakan jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, volume sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Dengan adanya definisi diatas maka kedua jalan tersebut tidak memenuhi kriteria lokasi pemasangan fasilitas polisi tidur (road

humps) sesuai peraturan. Namun, pemasangan fasilitas polisi tidur (road humps)

tersebut diketahui dan dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan kota Medan dengan asumsi merupakan permintaan dari masyarakat setempat, seperti pada jalan Bhayangkara fasilitas polisi tidur dipasang depan jalan kantor SPN Sampali Medan dan pada jalan Karya dipasang depan mesjid Jami’. Fakta tersebut telah dikonfirmasi dengan pegawai instansi terkait dengan asumsi sebagai upaya kepentingan keselamatan masyarakat. Tidak adanya bukti nyata berupa surat dari instansi terkait karena dianggap tidak tepat bila menunjukkan surat kontrak antara

polisi tidur (road humps) dibeberapa kecamatan kota Medan, namun hal tersebut kembali lagi tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 3 Tahun 1994 Tentang Alat Pengendali Pemakai Jalan.

Dimensi dan material dari polisi tidur (road humps) yang dipasang pada kedua ruas jalan lokasi penelitian sesuai dengan standar polisi tidur (road humps) yang telah ditetapkan. Namun lama kelamaan dimensi polisi tidur itu sendiri tidak sesuai lagi dengan standar dimensi yang telah ditetapkan karena material polisi tidur tersebut adalah bahan karet (rubber) yang akan merata dengan jalan akibat dilintasi terus menerus oleh kendaraan. Hal tersebut mempengaruhi efektifitas polisi tidur itu sendiri dalam mereduksi kecepatan lalu lintas, karena dinyatakan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jalan Karya dan jalan Bhayangkara merupakan Jalan 2 lajur 2 arah tanpa median

dengan kapasitas rencana jalan = 1795 smp/jam per segmen jalan dan

merupakan fungsi jalan kolektor.

2. Pemasangan fasilitas polisi tidur (road humps) pada jalan Karya dianggap efektif mengurangi kecepatan, hampir semua kendaraan yang lewat akan mengurangi

kecepatan menjadi ≤ 8 km/jam.

3. Pemasangan fasilitas polisi tidur (road humps) pada jalan Bhayangkara dianggap kurang efektif mengurangi kecepatan, banyak kendaraan yang lewat tidak

mengurangi kecepatan secara signifikan yaitu lebih dari 8 km/jam.

4. Terdapat perbedaan antara kecepatan normal dengan kecepatan ketika

melewati polisi tidur, kecepatan kendaraan akan berkurang pada saat mulai

mendekati polisi tidur.

5. Pada volume arus lalulintas yang tinggi, penurunan kecepatan sebelum

Dokumen terkait