6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Komponen Kritis Mesin Tiup
PT. Sinar Sanata Electronic Industry melakukan penggantian komponen ketika mesin telah rusak. Hal ini mengakibatkan pemberhentian proses produksi secara tiba-tiba. Perusahaan ini sering mengalami kendala beroperasi dikarenakan Mesin Tiup mengalami kerusakan. Berdasarkan data historis periode 2014-2015 komponen Mesin Tiup yang mengalami kerusakan adalah sebagai berikut.
Tabel 6.1. Data Frekuensi Kerusakan dan Harga Komponen Mesin Tiup
No. Nama Komponen
Nama Mesin Tiup Frekuensi Kerusakan MT-1 MT-2 MT-3 MT-4 MT-5 MT-6 MT-7 MT-8 1 Valve Core PH16 1 1 2 1 2 1 2 1 22 2 Tipping Burner 3 5 3 6 3 5 5 2 32 3 Rotary Barrel 2 3 2 3 1 2 1 1 15 4 Flare Fittings 41 FL 2 4 3 4 5 3 4 3 28 5 Verical Gear 80mm - 1 - 1 1 - 2 - 5 6 Gas Hoses d 6mm, L 2m 2 1 1 3 1 1 - 2 11 7 Link Belt 1 2 1 1 2 1 1 9 8 Flare Pin 3 2 2 3 1 3 3 2 19
Tabel 6.1. Data Frekuensi Kerusakan dan Harga Komponen Mesin Tiup
No. Nama Komponen
Nama Mesin Tiup Frekuensi Kerusakan
MT-1 MT-2 MT-3 MT-4 MT-5 MT-6 MT-7 MT-8
9 Glass Tube Clamp 1 - 2 - 2 2 - 2 9
10 Inner Cutter Holder 2 1 - 1 - 1 2 3 10 11 Twizer –SS 1 2 3 2 1 2 1 1 26 12 Gas Balancing 1 1 2 3 2 2 1 12 13 A-60 Mould 4 3 2 3 2 - 2 3 19 14 14 Hole Double Row Burner 5 3 5 2 4 5 3 4 31 15 Tail Pipe 2 2 4 5 3 5 4 3 28
Sumber : PT. Sinar Sanata Electronic Industry
Pemilihan komponen mesin yang akan ditentukan dengan metode ABC. Analisa persentase nilai komponen dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan tingkat harga tertinggi dari biaya penggunaan material per periode waktu tertentu. Berdasarkan penentuan komponen kritis dengan metode ABC dan analisis Pareto pada Mesin Tiup, Komponen yang memiliki investasi biaya terbesar (komponen kritis kelas A) hingga kumulatif 80% dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Persentase Biaya Komponen Kritis Mesin Tiup
No. Nama Komponen Persentase
Biaya (%) Persentase Kumulatif (%) Klasifikasi 1 Tail Pipe 28,10 28,10 A
2 14 Hole Double Row Burner 26,13 54,23 A
3 Tipping Burner 24,41 78,64 A
6.1.2. Analisis Strategi Perawatan Usulan dengan Age Replacement
Dalam menangani kondisi perusahaan saat ini maka dibutuhkan strategi perawatan yang efisien. Strategi perawatan dengan preventive replacement
memerlukan interval waktu penggantian dalam menentukan jadwal penggantian komponen mesin. Konsep reliability digunakan untuk menentukan interval waktu penggantian optimum. Konsep reliability (keandalan) digunakan untuk mendapatkan nilai keandalan, probabilitas kegagalan, nilai mean time to failure
(MTTF). MTTF merupakan waktu rata-rata suatu komponen sampai mengalami kerusakan yang digunakan sebagai basis informasi untuk melakukan penggantian komponen berdasarkan data historis kerusakan komponen kritis Mesin Tiup sebelum terjadinya kerusakan/kegagalan komponen.
Age Replacement digunakan untuk menentukan interval waktu penggantian optimum berdasarkan kriteria biaya penggantian yang minimum. Dalam menggunakan model Age Replacement diperlukan pendekatan kehandalan (reliability) untuk mendapatkan nilai keandalan, probabilitas kegagalan, nilai
mean time to failure (MTTF). MTTF merupakan waktu rata-rata suatu komponen sampai mengalami kerusakan yang digunakan sebagai basis informasi untuk melakukan penggantian komponen berdasarkan data historis kerusakan komponen kritis Mesin Tiupsebelum terjadinya kerusakan/kegagalan komponen.
Setelah parameter distribusi dan MTTF didapat untuk setiap komponen Mesin Tiup selanjutnya adalah menghitung nilai interval optimum untuk setiap komponen mesin. Penggantian (Replacement) komponen Tail Pipe selama 24 hari. Komponen 14 Hole Double Row Burner selama 24 hari. Komponen Tipping
Burner selama 34 hari.
6.2. Evaluasi
6.2.1. Evaluasi Komponen Kritis Mesin Tiup
PT.Sinar Sanata Electronic Industry adalah perusahaan yang memproduksi jenis lampu (Stainless Star) kendaraan bermotor. Tahap pertama dalam pembuatan bola lampu adalah mencetak gelembung kaca (glass bulb). Mesin yang membuat gelembung kaca adalah Mesin Tiup yang beroperasi selama 8 jam per hari. Mesin ini memiliki frekuensi kerusakan yang tinggi selama periode 2014-2015. Mesin ini memproduksi gelembung kaca sebanyak 1200 unit/ jam. Silinder kaca yang ditirunkan melalui pergelangan clamp dimasukkan kedalam pencetak lalu dipanaskan sehingga membentuk cetakan tersebut.
Komponen-komponen Mesin Tiup terdiri dari 15 komponen yaitu Valve Core PH16, Tipping Burner, Rotary Barrel, Flare Fittings 41 FL, Verical Gear 80mm, Gas Hoses d 6mm, L 2m, Glass Tube Clamp, Inner Cutter Holder, Twizer –SS, Gas Balancing, A-60 Mould, 14 Hole Double Row Burner, Tail. Komponen Mesin Tiup yang termasuk dalam kategori A adalah komponen yang memiliki harga dan frekuensi kerusakan yang terbesar. Komponen-komponen Mesin Tiup adalah Tail Pipe, 14 Hole Double Row Burner dan Tipping Burner. Penyebab komponen kritis Mesin Tiup mengalami kerusakan dikarenakan terdapat lubang pada komponen sehingga penyaluran gas pembakar tidak maksimal, komponen bengkok yang menyebabkan pembakaran kaca tidak sempurna, komponen patah sehingga harus diganti dengan komponen yang baru. Kerusakan
komponen-komponen ini dapat menghentikan proses produksi sehingga merugikan perusahaan.
6.2.2. Evaluasi Strategi Perawatan Usulan dengan Age Replacement
Strategi perawatan dengan cara preventive maintenance dapat menjadwalkan penggantian komponen kritis Mesin Tiup. Komponen yang sudah mencapai interval waktu usulan harus diganti dengan komponen yang baru. Strategi perawatan ini dapat menekan biaya perawatan pada Mesin Tiup dan menurunkan kehilangan waktu produksi ketika Mesin Tiup berproduksi. Penerapan strategi penggantian pencegahan dengan model Age Replacement
penentuan jadwal penggantian komponen mesin harus memperhatikan kondisi mesin seperti yang ditunjukkan pada gambar 6.3
Operasi Penggantian Pencegahan tp Tp Siklus 1 Operasi Penggantian Kerusakan tp Tf Siklus 2 Tp+tp tp Penggantian Pencegahan
Gambar 6.4. Strategi Penggantian Model Age Replacement
Gambar 6.4 menunjukkan interval waktu penggantian (tp) dapat dijadikan dasar penentuan jadwal penggantian komponen mesin (siklus 1), namun apabila terjadi kerusakan komponen mesin sebelum jadwal penggantian yang telah ditentukan sebelumnya, maka dilakukan penggantian kerusakan (siklus 2). Penentuan jadwal penggantian berikutnya ditentukan setelah penggantian kerusakan selesai (Tf) dengan menambahkan interval waktu penggantian (tp).
6.2.4.2.Evaluasi Future State Map
Future state map yang dibuat berdasarkan eliminasi kegiatan delay pada
current state map, sehingga menurunkan nilai waktu MTTO. Kegiatan non value added yang dieliminasi memberikan dampak akan meningkatnya persentase
maintenance efficiency. Pengembangan yang dilakukan pada future state map
dapat miminimisasi waktu perawatan. Perusahaan harus merawat mesin dengan pemberian oli, pelumas dan pembersihan mesin secara rutin untuk menjaga performa mesin. Dengan adanya perbaikan prosedur perbaikan mesin diharapkan PT.Sinar Sanata Electronic Industry dapat meminimisasi waktu perbaikan mesin sehingga dapat menurunkan waktu kehilangan produksi.