BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Analisa Data
2. Analisis dan Interpretasi Data
Dari pembahasan data hasil perhitungan statistik deskriptif itu, maka yang perlu dibahas adalah nilai mean dan nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran dari variabel yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.
Untuk memberikan interpretasi dari prosentase hasil angket yang diperoleh, digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut:
a. Baik Sekali, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 80-100% b. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 70-79%
c. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 60-69% d. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 50-59%59 Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah:
59
• Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan item pernyataan dengan skor tinggi.
• Mengetahui Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil nilai penelitian.
• Menentukan kategori. Yaitu dengan menggunakan rumus:60
NH NS
x 100%
Dari skor penilaian yang ada, maka dapat disajikan analisis deskriptif secara terperinci berdasarkan indikator penilaian. Tabel dapat dilihat berikut ini:
Tabel 36
Nilai Rata-Rata Skor Penilaian Berdasarkan Indikator
Dimensi Indikator Nilai Harapan (NH) Nilai Skor (NS) NS x 100% NH Kategori Menerapkan Teori Belajar Sesuai Karakteristik Siswa 3 x 4 = 12 437 : 60 = 7,28% 7,28 x 100% 12 = 60,66% Cukup Baik Mengembangkan
Bidang Studi Yang Diemban 2 x 4 = 8 321 : 60 = 5,35 5,35 x 100% 8 = 66,87% Cukup Baik Menerapkan Metode Pembelajaran Yangg Bervariasi 3 x 4 = 12 473 : 60 = 7,88 7,88 x 100% 12 = 65,67% Cukup Baik Kompetensi Profesional Guru Mengembangkan Alat/Media Belajar 2 x 4 = 8 302 : 60 = 5,03 5,03 x 100% 8 = 62, 87% Cukup Baik 60
Dwi Hartanti, “Penegakan Disiplin Siswa di SMP Yapia (Yayasan Pendidikan Islam Al- Hidayah) Ciputat,” Skripsi Kependidikan Islam, Manajemen Pendidikan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 38
Melaksanakan Evaluasi Belajar Siswa 4 x 4 = 16 679 : 60 = 11,32 11,32 x 100% 16 = 70,75% Baik Memiliki Bakat Sebagai Guru 2 x 4 = 8 367 : 60 = 6,12 6,12 x 100% 8 = 76,5% Baik Memiliki Pengalaman Dan Pengetahuan Luas 2 x 4 = 8 321 : 60 = 5,35 5,35 x 100% 8 = 66,87% Cukup Baik Syarat-Syarat Guru Profesional Aplikasi Ilmu Pengetahuan 1 x 4 = 4 159 : 60 = 2,65 2,65 x 100% 4 = 66,25% Cukup Baik Tugas Edukasional 5 x 4 = 20 842 : 60 = 14,03 14,03 x 100% 20 = 70,15% Baik Tugas Instruksional 3 x 4 = 12 565 : 60 = 9,42 9,42 x 100% 12 = 78,5% Baik Tugas Guru Tugas Manajerial 3 x 4 = 12 454 : 60 = 7,57 7,57 x 100% 12 = 63,08% Cukup Baik
Dari nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator pada table di atas, dapat disimpulkan nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan variable penelitian sebagai berikut:
Tabel 37
Nilai Rata-Rata Skor Penilaian Berdasarkan Variabel
Variabel Dimensi NH NS NS x 100% NH Kategori Profesionalisme Guru Di MAN 2 Kota Bogor Kompetensi Profesional Guru 14 x 4 = 56 2212 : 60 = 36,87 36,87 x 100% 56 = 65,84% Cukup Baik
Syarat- Syarat Guru Profesional 5 x 4 = 20 847 : 60 = 14,12 14,12 x 100% 20 = 70,6% Baik Tugas Guru 11 x 4 = 44 1861 : 60 = 31,02 31,02 x 100% 44 = 70,5% Baik Rata-Rata 30 x 4 = 120 4920 : 60 = 82 82 x 100% 120 = 68,33% Cukup Baik
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor berkategori “Cukup Baik”. Hal ini menunjukan bahwa guru-guru di MAN 2 Kota Bogor memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjalankan tugas profesional sebagai pendidik.
Namun, ini tentu saja kurang dianggap optimal jika dihubungkan dengan tujuan pendidikan. Para guru harus senantiasa terus-menerus mengembangkan kompetensi, baik kompetensi paedagogik, pribadi, sosial, maupun kompetensi profesional. Tujuannya, agar guru tidak hanya ahli dalam mengajar dan mengelola pendidikan, tetapi juga mampu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta didik serta masyarakat sekitar.
60
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan mengenai Profesionalisme Guru di MAN 2 Kota Bogor, maka dapat dipaparkan temuan sebagai berikut:
1. Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi guru merupakan kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan seorang guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas. Dimana guru-guru MAN 2 Kota Bogor sudah menerapkan kompetensi profesional secara baik. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata skor penilaian yang berkategori “cukup baik” (65,84%).
2. Syarat-Syarat Guru Profesional
Mengenai syarat-syarat guru profesional, guru-guru MAN 2 Kota Bogor sudah memenuhi syarat sebagai guru yang profesional dengan baik (70,6%). Nilai ini dapat diketahui bahwa sebagian besar guru:
a. Memenuhi standar kualifikasi akademik,
b. Mengemban bidang tugas sesuai dengan latar belakang pendidikan terakhir. Walaupun masih ada beberapa guru yang tidak sesuai, namun hal ini sudah dipertimbangkan secara matang oleh kepala sekolah. Yakni,
dengan menguji kompetensinya, apakah guru tersebut pantas untuk mengemban bidang tugas yang baru.
c. Memiliki bakat sebagai guru (76,5%),
d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas (66,87%), e. Menerapkan ilmu pengetahuan secara terampil (66,25%). 3. Tugas Guru
Dalam pelaksanaan tugas-tugas sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing, guru-guru MAN 2 Kota Bogor juga sudah menjalankan tugas dengan baik (70,5%). Penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Tugas edukasional. Tugas ini berkenaan dengan pembentukan kepribadian siswa. Dari hasil prosentase nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator, pelaksanaannya berkategori “baik” (70,15%).
b. Tugas Instruksional. Merupakan tugas mengembangkan kecerdasan daya intelektual siswa. Dalam hal ini pelaksanaannya berkategori “baik” (78,5%).
c. Tugas Manajerial. Tugas ini berkenaan dengan pengelolaan kelas. Pelaksanaannya berkategori “cukup baik” (63,08%).
4. Tingkat Profesionalisme Guru
Dari hasil prosentase nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan variabel, dapat diketahui bahwa Tingkat Profesionalisme Guru di MAN 2 Kota Bogor berkategori “cukup baik” (68,33%). Hal ini menunjukan bahwa guru-guru di MAN 2 Kota Bogor memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai pendidik.
B. Saran-Saran
Setelah penulis mendapatkan penemuan di atas, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran yang kiranya perlu disampaikan, demi kebaikan bersama, yaitu:
1. Kegiatan supervisi kunjungan kelas yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah hendaknya terus dilakukan agar perkembangan profesionalitas guru
dapat diketahui peningkatan atau penurunannya, serta dapat memberikan solusi atas kekurangan-kekurangan para guru dalam proses belajar mengajar. 2. Hendaknya para guru senantiasa menerapkan dan meningkatkan apa yang
sudah didapatkan dari kegiatan pengembangan profesinya. Agar tingkat profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor semakin maju dan dapat merubah kategori cukup menjadi baik. Terlebih seperti hasil wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan pelatihan dan pembinaan rutin dilaksanakan pada awal dan akhir semester. Kegiatan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan pengembangan kompetensi paedagogik, profesional dan kepribadian. Sedangkan kegiatan pembinaan berkaitan dengan informasi, teknik pelaksanaan tugas dan kedisiplinan. Hal ini kiranya menurut penulis sudah cukup untuk memperoleh hasil yang optimal dalam peningkatan profesional guru.
63
Ahmad, Abu dan Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 Ardana, Komang dan Mujiati, Niwayan serta Utama, I Wayan Mudiartha,
Manajemen SDM, Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi I, 2011
Arif Rahman, Masykur, Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Yogyakarta: Diva Press, Cet. I, Juli 2011
Arikunto, Suharsimi, Dr., Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: Bina Aksara, 1988
Damin, Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang
dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama, 2006
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG), 2011
Djamrah, Bahri Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Handoko, Hani T., Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, Cet. XV, 2001
Hardjana, M. Agus, Training SDM yang Efektif, Yogyakarta: Kanisius, 2001 Hartanti, Dwi, Skripsi Penegakan Disiplin Siswa di SMP Yapia (Yayasan
Pendidikan Islam Al-Hidayah), Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, 2010
Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. III, 2007
Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. I, 2007
Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat: Ciputat Press, Cet. III, 2005
Phoenix, Tim Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Media Pustaka Phoenix, Cet. 5, Agustus 2010
Saidam, Gouzali, Manajemen Sumber Daya Manusia: Pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab), Jakarta: Djambatan, Cet. II, 2000
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008
Saroni, Mohammad, Personal Branding Guru Meningkatkan Kualitas Dan Proesionalitas Guru, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, Cet. I, 2011
Saud, S. Udin dan Sutarsih, Cicih, Pengembangan Profesi Guru SD, Bandung: UPI Press, 2007
Saudagar, Fachrudin dan Idrus, Ali, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009
Sholeh, Ni`am Asrorun, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, Jakarta:eLSAS, Cet. I, 2006
Soekidjo, Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2003
Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 2001
Surya, Mohammad, dkk., Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. I, 2010
Trianto dan Tutik, Titik Triwulan, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006
Uno, B. Hamzah, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IV, 2009
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005 Wirawan, Profesi dan Standar Evaluasi, Jakarta: UHAMKA Press, 2002
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet. II, 2006
Website http://www.bahtiar.net/2011/01/sertifikasi-guru-2011-pendidikan-dan- latihan-profesi-guru-plpg/ Website http://www.maksumpriangga.com/definis-kata-guru.html Website http://www.scribd.com/doc/73215456/37/Teknik-Analisis-Deskriptif Website http://www.elearning.unpar.ac.id/course/info.php?id=51 Website http://www.wikipedia.org
Nama :
Kelas :
A. Petunjuk Pengisian
1) Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
2) Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban sesuai dengan apa yang anda rasakan.
3) SL: Selalu, SR: Sering, KD: Kadang-Kadang, TP: Tidak Pernah 4) Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada merupakan
pendapat atau kondisi yang anda rasakan.
B. Pernyataan-Pernyataan
No. Pernyataan SL SR KD TP
1. Pada saat mengajar, guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan pengalaman sehari-hari dan kehidupan nyata.
2. Cara mengajar guru sesuai dengan kemampuan belajar saya.
3. Materi yang diajarkan oleh guru dapat saya pahami dengan baik.
4. Guru tidak hanya menjelaskan materi yang ada dalam buku pelajaran yang siswa miliki, tetapi juga dari buku pelajaran pelajaran lainnya.
5. Jika ada materi yang tidak dikuasai oleh guru, maka guru berusaha mencari jawabannya kemudian diajarkan lagi pada pertemuan berikutnya.
6. Pada saat mengajar, guru menggunakan teknik/cara mengajar yang bervariasi (bermacam-macam).
7. Guru mengajar dengan teknik/cara yang mudah saya pahami.
8. Jika guru mengajar dengan ceramah, diselingi pula dengan tanya jawab kepada siswa.
9. Saat mengajar, guru menggunakan media/alat bantu pelajaran. Seperti alat-alat elektronik atau alat lainnya untuk memudahkan siswa dalam belajar.
12. Jika topik pelajaran sudah selesai diajarkan, maka guru mengadakan ulangan pada pertemuan berikutnya.
13. Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan topik atau materi yang telah diajarkan.
14. Guru menjelaskan kembali pertanyaan atau soal-soal yang tidak dapat dijawab oleh siswa.
15. Guru tidak kaku dalam menjelaskan pelajaran di depan kelas.
16. Guru menguasai materi yang diajarkan, sehingga apapun yang ditanyakan oleh siswa dapat dijawab dengan baik. 17. Ilmu pengetahuan yang diajarkan guru tidak hanya materi
pelajaran, tetapi juga pengetahuan-pengetahuan lain yang tidak dirumuskan dalam materi pelajaran.
18. Dalam mengajar guru juga menceritakan pengalaman- pengalaman belajarnya (guru) kepada siswa.
19. Guru dapat menjelaskan materi secara terampil kepada siswa.
20. Sebagai teladan yang baik, guru selalu datang tepat waktu. 21. Guru mengucapkan salam pada saat masuk kelas.
22. Sebelum kegiatan belajar dimulai, guru dan siswa membaca doa terlebih dahulu.
23. Guru memberikan pernghargaan kepada siswa yang berprestasi.
24. Guru memberikan hukuman kepada siswa yang membuat keributan di kelas.
25. Ketika menjelaskan materi, guru memberikan contoh- contoh nyata, baik dari pengalaman siswa maupun dari lingkungan sekitar.
26. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapatnya.
27. Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah sesuai dengan topik atau materi yang telah dibahas.
28. Guru mengharuskan kebersihan kelas sebagai syarat utama proses belajar mengajar berlangsung.
29. Untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan, guru menerapkan pola tempat duduk siswa.
30. Pada saat mengajar, guru bergerak bebas ke setiap sudut kelas.
Jabatan : Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bogor
Hari/Tanggal :
1. Menurut Bapak, bagaimana kualitas mengajar para guru di MAN 2 Kota Bogor?
2. Metode apa saja yang digunakan para guru dalam mengajar? 3. Apakah dalam mengajar para guru menggunakan media pelajaran?
4. Apakah para guru selalu melakukan evaluasi pada saat akhir topik pelajaran? 5. Bagaimana dengan kualifikasi pendidikan para guru di MAN 2 Kota Bogor? 6. Apakah bidang studi yang diemban sudah sesuai dengan latar belakang
pendidikan para guru?
7. Apakah para guru selalu datang tepat waktu pada saat masuk kelas?
8. Apakah Bapak menganjurkan para guru untuk membaca doa terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai?
9. Apakah pada saat mengajar para guru juga mengatur pola tempat duduk siswa?
10. Apakah sekolah ini sering mengadakan pendidikan dan pelatihan? 11. Berapa kali pendidikan dan pelatihan dilaksanakan?
12. Apakah ada faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan tersebut? 13. Apakah ada pembinaan kompetensi bagi para guru? Kalau ada seperti apa? 14. Apakah Bapak senantiasa melakukan pengawasan kepada guru?
Nama Responden : Drs. H. Asep Encu, M.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bogor
Hari/Tanggal :
1. Menurut Bapak, bagaimana kualitas mengajar para guru di MAN 2 Kota Bogor?
Berdasarkan pengamatan saya, kualitas mengajar guru di sini baik. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan dan penyampaian materi pelajaran.
2. Metode apa saja yang digunakan para guru dalam mengajar?
Sebagian guru mengajar menggunakan metode ceramah. Selebihnya, kadang- kadang menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan praktek.
3. Apakah dalam mengajar para guru menggunakan media pelajaran? Ya. Sebagian besar guru kadang-kadang menggunakan media saat mengajar salah satunya dengan menggunakan infokus.
4. Apakah para guru selalu melakukan evaluasi pada saat akhir topik pelajaran?
Ada beberapa guru yang selalu melakukan evaluasi ketika topik pelajaran berakhir. Namun, ada pula guru yang kadang-kadang melanjutkan topik pelajaran berikutnya tanpa melakukan evaluasi kepada siswa.
5. Bagaimana dengan kualifikasi pendidikan para guru di MAN 2 Kota Bogor?
Sebagian besar guru di sini berkualifikasi pendidikan strata 1 dan 2 yang berstatus pegawai negeri. Hanya beberapa guru saja yang kualifikasinya masih diploma III.
belakang pendidikannya. Walaupun masih ada beberapa guru yang bidang studinya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Namun, saya sudah mempertimbangkan secara matang melalui pengujian kompetensi, apakah guru tersebut pantas atau mampu untuk mengemban bidang studi yang baru.
7. Apakah para guru selalu datang tepat waktu pada saat masuk kelas? Ya. Sebagian besar guru datang tepat waktu saat masuk kelas.
8. Apakah Bapak menganjurkan para guru untuk membaca doa terlebih dahulusebelum kegiatan belajar mengajar dimulai?
Ya pasti. Karena, sebagai cerminan sekolah Islam yang baik dan berakhlakul karimah.
9. Apakah pada saat mengajar para guru juga mengatur pola tempat duduk siswa?
Saya rasa para guru jarang melakukan hal demikian.
10. Apakah sekolah ini sering mengadakan pendidikan dan pelatihan guru? Ya. Yaitu pelatihan kompetensi paedagogik, profesional, dan kepribadian. 11. Berapa kali pendidikan dan pelatihan dilaksanakan?
Pendidikan dan pelatihan seperti ini rutin dilaksanakan empat kali dalam satu tahun, di setiap awal dan akhir semester.
12. Apakah ada faktor yang mendukung dan menghambat dalam kegiatan tersebut?
Program ini sudah direncanakan dan ditentukan waktu, dana serta tempatnya. Jadi, menurut saya tidak ada faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
kedisiplinan. Seperti halnya pelaksanaan diklat, pembinaan ini juga dilaksanakan rutin empat kali dalam setahun, yakni pada awal dan akhir semester.
14. Apakah Bapak senantiasa melakukan pengawasan kepada guru?
Ya. Saya mengawasi para guru dengan cara pemantauan ke setiap kelas-kelas. Namun, pengawasan ini tidak secara rutin.
15. Bagaimana sarana dan prasarana di MAN 2 Kota Bogor?
Sarana dan prasarana di sini menurut Saya sudah memadai. Di antaranya, gedung sekolah yang representatif, lingkungan yang kondusif, ruang perpustakaan dan ruang baca, ruang Laboratorium Fisika, Biologi, Kimia, Bahasa, Komputer, serta agama atau mushola sebagai sarana kegiatan praktek keagamaan. Semua itu dalam keadaan dan berjalan normal serta berfungsi baik.