• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN

C. Analisis Data

1. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Posisi Tempat Duduk

Belajar Siswa dan Wawancara Siswa Kelas VIII C.

Dari hasil skor angket di atas siswa dapat dibagi berdasarkan kriteria sebagai berikut (Zainal Mustafa, 2009):

Tabel 4.3 Kriteria Motivasi Siswa (Zainal Mustafa,2009)

Kriteria Siswa Jumlah Siswa

Rendah (R) - - Sedang (S) S1, S3, S5, S6, S8, S9, S10, S11, S12, S16, S19 11 Tinggi (T) S2, S4, S7, S13, S14, S15, S17, S18, S20, S21 10

Pada tabel 4.3 terlihat pada kategori sedang (S) terdapat 11 siswa. Sedangkan pada kategori tinggi (T) terdapat 10 siswa. Jumlah siswa yang paling banyak pada kategori-kategori tersebut

adalah kategori sedang (s) sebanyak 11 siswa. Motivasi belajar secara umum kelas VIII C termasuk pada kategori Sedang (S).

Peneliti melakukan wawancara terhadap dua siswa yang mewakili tiap kriteria motivasi belajar seperti pada tabel 4.3. Pada tabel 4.3 terlihat bahwa tidak ada siswa yang memenuhi kriteria rendah. Melihat hal tersebut peneliti mengambil dua siswa per kriteria sedang dan tinggi. Peneliti memilih subyek untuk dilakukan wawancara secara acak yaitu pada kategori sedang (S) subyek yang akan diwawancarai adalah subyek S12 dan S6. Sedangkan untuk kategori tinggi peneliti memilih subyek untuk diwawancarai adalah subyek S21 dan S14.

Peneliti akan melihat apakah motivasi siswa yang masuk kategori sedang dan tinggi dipengaruhi oleh posisi temapat duduk. Untuk mencari penyebab motivasi belajar siswa masuk dalam kategori sedang maka dapat dilihat dari wawancara berikut:

Keterangan :

P = Peneliti

1) S12 = Siswa absen 12

P = “oh ya waktu posisi tempat duduk lingkaran, kamu inget gak? Kayanya kamu dibelakang deh.”

S12 = “iya”

P = “nyaman gak?” S12 = “enggak”

P = “kenapa gak nyaman?”

S12 = “soalnya ngajak ngobrol terus rame, nanti dimarahin ama guru”

P = “kalo posisi tempat duduk bangun ruang sendiri ya?”

S12 = “iya”

P = “tapi kamu ngrasa nyaman?”

S12 = “iya mbak”

P = “kenapa nyaman?”

S12 = “soalnya sendiri lebih enak, bebas gitu” P = “ituposisi tempat duduknya dimana?” S12 = “nomer 2 dari belakang.”

P = “nyaman gak posisinya kaya gitu? Buat lihat ke arah papan tulis jelas?”

S12 = “nyaman. jelas kok”

P= “posisi tempat duduk dari Sub Bab Lingkaran ke Sub Bab Bangun Ruang micu kamu buat belajar

matematika gak sih? Diubah-ubah gitu kamu jadi

semangat apa enggak?”

S12= “kadang tuh tergantung ama orang yang

disebelahnya. Kalo sekitar ngajak rame ya jadi gak

konsen kebawa rame.”

P= “sekitar itu depan, belakang, samping kanan sama samping kiri ya?”

S12=”iya”

Dari wawancara di atas S12 merasa tidak nyaman ketika posisi tempat duduk pada Sub Bab Lingkaran (sebelum diubah) karena teman sebelahnya mengajak berbicara ketika pelajaran. Hal itu membuat S12 tidak nyaman karena nanti akan dimarahi oleh guru. Namun, S12 merasa nyaman ketika Sub Bab Bangun Ruang (setelah diubah) karena ia duduk sendiri dan merasa lebih bebas. Lalu untuk posisi tempat duduk seperti di depan, belakang atau samping S12 tidak mempermasalahkannya. Ia hanya terpengaruh oleh teman sebelahnya. Dari hasil pengamatan peneliti, S12 terlihat tenang ketika posisi tempat duduk pada Sub Bab Bangun Ruang yaitu tenang ketika guru menjelaskan materi di depan dan mengerjakan tugas meskipun nilainya tidak terlalu baik. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan di bawah ini:

a) Sub Bab Lingkaran 1) Pengamatan

a. S12 mengobrol ketika KBM. b) Sub Bab Bangun Ruang

1) Pengamatan

a. S12 mau mengerjakan tugas, dan tenang ketika KBM berlangsung.

Dari hasil pengamatan di atas, terlihat bahwa S12 ketika duduk dengan teman sebelahnya tidak tenang atau mengobrol ketika KBM. Sedangkan ketika S12 duduk sendiri, ia lebih tenang dalam memerhatikan guru maupun dalam mengerjakan tugas. Namun di sisi lain, dapat dilihat dari hasil angket dimana S12 dalam menjawab beberapa pernyataan mendapat skor rendah dari tiap pernyataan. Terlihat pada hasil angket S12 pada pernyataan item nomer 9 dan 13 seperti di bawah ini.

9. Di atas meja saya tidak ada buku pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika masuk ke kelas.

13. Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan kemampuan sendiri

Pada pernyataan nomer 9, S12 menjawab setuju terlihat pada tabel 4.2 yang artinya ia tidak mempersiapkan buku pelajaran matematika ketika guru sudah masuk ke kelas. Lalu pada pernyataan 13, S12 menjawab tidak setuju yang artinya S12 mengerjakan ulangan harian bukan dengan kemampuan sendiri atau menyontek hasil temannya. Meskipun demikian, motivasi S12 masuk dalam kategori sedang, nilai hasil

belajarnya meningkat dari 0 menjadi 40, hasil belajarnya pada sub bab lingkaran masuk kategori sangat rendah dan hasil belajarnya pada sub bab bangun ruang masuk kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa posisi tempat duduk memengaruhi motivasi belajar S12. Namun tidak semua aspek dapat terpengaruh oleh posisi tempat duduk seperti posisi tempat duduk yang mengular. Aspek pada S12 yang terpengaruh ketika posisi tempat duduk yaitu S12 mendengarkan ketika guru menjelaskan materi di depan dan mengerjakan tugas. Namun, aspek-aspek tersebut nilainya tidak terlalu baik. Ternyata posisi di depan, belakang atau samping tidak memengaruhi motivasi S12. Ternyata motivasi S12 dipengaruhi oleh dengan siapa teman di sebelahnya. Jadi posisi tempat duduk yang mempertimbangkan personal dapat memengaruhi motivasi S12.

2) S6 = Siswa absen 6

S = Teman sebelah S6 pada Sub Bab Lingkaran T = Teman sebelah S6 pada Sub Bab Bangun Ruang P= “kamu nyaman gak ama posisi pas lingkaran?”

S6= “misal S gak ngerjain, dia nyontek-nyontek gitu.”

P=“kamu nyaman gak ama posisi itu?”

S6=“kadang-kadang. Jadi misal saya lagi pengen gak ingin di contek ya saya gak nyaman. Tapi kalo lagi pengen bekerja sama ya nyaman-nyaman aja.”

P=“trus waktu bangun ruang kmren nyaman gak posisi tempat duduknya?”

S6=“oh sama si T. Enggak nyaman”

P=“knapa gak nyaman?”

S6=“misal ada tugas dari guru suruh berkeja sama, itu gak ada

percakapan dia diem aja, maunya hasilnya doang”

P= “berarti kamu gak nyaman yang Bab Bangun Ruang? Itu posisinya kamu dimana?”

S6=“di tengah”

P=“nyaman gak?”

S6=“iya”

P=“kalau posisi tempat duduknya pas lingkaran kamu posisi nya dimana?”

S6=“di depan pojok”

P=“enak gak? Nyaman?”

S6=“enggak”

P=“trus menurutmu posisi yang enak itu dibagian mana?”

S6=“nomer dua ke belakang”

P=“menurutmu posisi tempat duduk memicu kamu buat semangat belajar matematika gak?”

S6=“iya kalo ama temen yang bisa ngajarin.”

Dari wawancara di atas S6 merasa nyaman ketika posisi tempat duduk pada Sub Bab Lingkaran (sebelum diubah) karena

T dan S6 sama-sama ingin menyontek. Namun, ketika S6 sedang tidak ingin dicontek atau bekerja sama, S6 merasa tidak nyaman. Selain itu, S6 merasa tidak nyaman dengan posisi tempat duduk pada Sub Bab Lingkaran yaitu di depan pojok. Lalu pada Sub Bab Bangun Ruang (setelah diubah) S6 merasa tidak nyaman karena T teman sebelahnya ketika diberi tugas oleh guru untuk bekerja sama, T tidak mau bekerja sama tetapi hanya mau hasilnya saja. Selain itu, S6 merasa nyaman juga dengan posisi tempat duduk pada Sub Bab Bangun Ruang yaitu di tengah. Namun disisi lain, dapat dilihat dari hasil angket dimana S6 dalam menjawab beberapa pernyataan mendapat skor rendah dari tiap pernyataan. Terlihat pada hasil angket S6 pada pernyataan item nomer 5 dan 13 seperti di bawah ini.

5. Saya akan bertanya dengan guru atau dengan teman yang sudah paham tentang materi matematika yang belum saya pahami.

Pada pernyataan nomer item 5, S6 menjawab tidak setuju terlihat pada Tabel 4.2 yang artinya bahwa S6 tidak akan bertanya dengan guru atau teman yang sudah paham tentang materi matematika yang belum S6 mengerti. Lalu pada

13. Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan kemampuan sendiri

pernyataan nomer item 13 seperti di atas. S13 menjawab tidak setuju yang artinya S6 mengerjakan ulangan harian tidak dengan kemampuan sendiri atau menyontek hasil temannya. Namun, motivasi S6 masuk dalam kategori sedang, nilai hasil belajarnya meningkat dari 40 menjadi 60, hasil belajarnya pada sub bab lingkaran masuk kategori sedang, dan pada sub bab bangun ruang masuk kategori tinggi. Dapat disimpulkan bahwa posisi tempat duduk memengaruhi motivasi belajar S6 seperti posisi tempat duduk dan dengan siapa teman sebelahnya. Hal tersebut dapat terlihat pada wawancara di atas. Terlihat bahwa pada Sub Bab Lingkaran S6 merasa nyaman dengan teman sebelahnya namun merasa tidak nyaman dengan posisi tempat duduk. Sedangkan, pada Sub Bab Bangun Ruang S6 merasa tidak nyaman dengan teman sebelahnya namun merasa nyaman dengan posisi tempat duduknya. Ternyata motivasi S6 dipengaruhi oleh posisi tempat duduk dan teman di sebelahnya. Jadi posisi tempat duduk yang mempertimbangakan di depan, belakang atau samping dan personal dapat memengaruhi motivasi S6.

3) S21 = Siswa absen 21

P= “kamu inget Sub Bab Lingkaran posisi tempat duduknya nyaman gak kaya gitu?”

P= “nyamannya kenapa?”

S21= “teman yang di sekitar mendukung jadi bisa fokus”

P= “trus waktu Bangun Ruang inget gak posisinya? Nyaman gak?”

S21= “biasa aja”

P= “gak senyaman pas Lingkaran?”

S21= “temen-temen sampingnya ngajakin main.”

P= “jadi kamu ngarasa terganggu, gak fokus gitu ya?”

S21= “iyaa”

P= “kalo buat pembelajarn enak? Kelihatan ke papan tulisnya?”

S21= “iyaa”

P = “waktu itu kamu duduk dimana?” S21 = “di pojok depan.”

P = “itu waktu sub bab bangun ruang ya?” S21 = “iya”

P = “kalau posisi tempat duduk waktu Sub Bab Lingkaran kamu

di mana?”

S21 = “di pojok nomer dua dari depan” P = “nyaman gak?”

S21 = “iya nyaman” P = “kenapa nyaman?”

P= “berarti posisi tempat duduk mendukung kamu buat semangat belajar matematika terus tergantung ama kondisi dan situasinya ya?”

S21= “iyaa”

Dari wawancara di atas S21 merasa nyaman pada Sub Bab Lingkaran (sebelum diubah) karena teman yang disekitarnya mendukung dalam pembelajaran. Sehingga S21 dapat fokus dalam pembelajaran. Lalu pada Sub Bab Bangun Ruang S21 merasa tidak nyaman, karena teman yang disekitarnya mengajaknya bermain sehingga S21 merasa terganggu dan menjadi tidak fokus. Selain itu, S21 merasa nyaman juga dengan posisi tempat duduknya yaitu pada posisi di pojok depan. Terlihat juga pada hasil angket pada pernyataan yang terkait dengan posisi tempat duduk seperti di bawah ini.

23. Saya nyaman dengan posisi tempat duduk pada Sub Bab Lingkaran.

25. Saya tidak nyaman dengan posisi tempat duduk pada Sub Bab Bangun Ruang

Pada pernyataan 23 menjawab setuju yang artinya nyaman dengan posisi tempat duduk pada Sub Bab Lingkaran.

Sedangkan pada pernyataan 25 menjawab tidak setuju yang artinya nyaman dengan posisi tempat duduk pada Sub Bab Bangun Ruang. Namun disisi lain, dapat dilihat dari hasil angket dimana S21 dalam menjawab beberapa pernyataan mendapat skor rendah dari tiap pernyataan. Terlihat pada hasil angket S21 pada nomer item 19 seperti berikut.

19. Ketika belajar di sekolah atau di rumah saya hanya perlu buku panduan (buku paket) untuk mendukung proses belajar saya

Pada pernyataan nomer item 19, S21 menjawab tidak setuju yang artinya bahwa S21 ketika belajar di sekolah atau di rumah membutuhkan buku panduan (buku paket) yang lain untuk mendukung proses belajarnya. Motivasi S21 masuk dalam kategori tinggi, nilai hasil belajarnya meningkat dari 60 menjadi 90 dan hasil belajarnya pada sub bab lingkaran dan bangun runag masuk kategori sangat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa posisi tempat duduk memengaruhi motivasi belajar S21 seperti posisi tempat duduk dan dengan siapa teman sebelahnya. Hal tersebut terlihat pada wawancara di atas. Terlihat bahwa pada Sub Bab Lingkaran S21 merasa nyaman dengan teman sebelahnya dan posisi tempat duduknya. Sedangkan, pada Sub Bab Bangun Ruang S21 merasa tidak nyaman dengan teman

sebelahnya namun merasa nyaman pada posisi tempat duduknya. Hal tersebut sesuai dengan hasil angket S21 yang menjawab nyaman terhadap posisi tempat duduk pada Sub Bab Lingkaran dan Bangun Ruang. Ternyata motivasi S21 dipengaruhi oleh teman di sebelahnya dan posisi tempat duduknya. Jadi posisi tempat duduk yang mempertimbangkan di depan, belakang atau samping dan personal memengaruhi motivasi S21.

4) S14 = Siswa absen 14

P = “waktu Sub Bab Lingkaran kamu inget gak posisi tempat duduknya?”

S14 = “iya ingat”

P = “posisi kaya gitu membuatmu nyaman dalam pembelajaran di kelas gak?”

S14 = “enggak.”

P = “kenapa enggak nyaman?”

S14 =“karena teman sebelahnya sering mengajak ngobrol terus lihat ke papan tulis agak jauh.”

P = “memangnya kamu duduk dimana?”

S14 = “nomer dua dari belakang”

P = “oh gitu. Terus kenapa teman yang sering mengajak ngobrol membuat kamu gak nyaman?”

S14 = “soalnya nanti gak fokus terus nanti dimarahin ama bu guru”

P = “waktu duduk sub bab Bangun Ruang kamu inget? Nyaman gak?”

S14 = “Iya nyaman” P = “kenapa nyaman?”

S14 = “teman sebelahnya gak terlalu banyak ngobrol, jadi bisa lebih fokus.”

P = “kalau untuk lihat ke papan tulis jelas gak?”

S14 = “enggak terlalu jelas”

P = “posisi tempat dudukmu masih di belakang ya?”

S14 = “iya”

P = “jadi menurutmu posisi tempat duduk membuat mu semangat belajar matematika gak?”

S14 = “iya kak”

Dari wawancara di atas S14 merasa tidak nyaman ketika Sub Bab Lingkaran (sebelum diubah) karena teman sebelahnya mengajak bicara pada saat pembelajaran dan posisi untuk lihat ke papan tulis terlalu jauh. Lalu pada Sub Bab Bangun Ruang (setelah diubah) S14 merasa nyaman karena teman sebelahnya tidak mengajaknya berbicara sehingga S14 dapat fokus dalam pembelajaran. Untuk posisi tempat duduk pada Sub Bab Bangun Ruang S14 masih merasa tidak nyaman. Namun disisi lain,

dapat dilihat dari hasil angket dimana S14 dalam menjawab beberapa pernyataan mendapat skor rendah dari tiap pernyataan. Terlihat pada hasil angket S14 pada nomer item 6 dan 13 seperti berikut.

13. Saya mengerjakan soal-soal ulangan harian dengan kemampuan sendiri

Pada pernyataan nomer 6 dan 13, S14 menjawab tidak setuju yang artinya ia tidak tenang memerhatikan guru mata pelajaran matematika jika guru sudah masuk ke kelas dan tidak mengerjakan soal ulangan harian dengan kemampuan sendiri atau menyontek hasil temannya. Namun, motivasi S14 masuk dalam kategori tinggi, nilai hasil belajarnya meningkat dari 50 menjadi 80, hasil belajarnya pada sub bab lingkaran masuk kategori tinggi dan pada sub bab bangun ruang masuk kategori sangat tinggi. Dapat disimpulkan bahwa posisi tempat duduk memengaruhi motivasi belajar S14 seperti posisi tempat duduk dan dengan siapa teman sebelahnya. Hal tersebut terlihat pada wawancara di atas. Terlihat bahwa S14 pada Sub Bab Lingkaran merasa tidak nyaman dengan teman sebelahnya dan tidak

6. Saya akan tenang memerhatikan guru mata pelajaran matematika jika beliau sudah masuk ke kelas.

nyaman dengan posisi tempat duduknya pula. Sedangkan pada Sub Bab Bangun Ruang S14 merasa nyaman dengan teman di sebelahnya namun tidak nyaman dengan posisi tempat duduknya. Ternyata motivasi S14 dipengaruhi oleh posisi tempat duduk yang mempertimbangkan di depan, belakang atau samping dan dengan siapa teman di sebelahnya. Jadi posisi tempat duduk yang mempertimbangkan posisi tempat duduk dan personal dapat memengaruhi motivasi S14.

Hasil wawancara di atas terlihat bahwa setiap siswa mempunyai jawabannya sendiri. Terdapat siswa yang menjawab nyaman atau tidak nyaman. Menurut Ali Imron (1996:103) mengemukakan bahwa yang menentukan motivasi belajar seseorang selain faktor individu, juga ada faktor lingkungan salah satunya lingkungan pembelajar. Lingkungan pembelajar terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Menurut Ronald L. Partin (2009:14) pengaturan tempat duduk termasuk dalam lingkungan fisik kelas. Lingkungan fisik adalah tempat di mana siswa belajar yang dapat membuat siswa nyaman atau tidak. Hal tersebut berpengaruh terhadap motivasi belajar karena jika tempat belajarnya teratur, tertata rapi maka akan mendorong seseorang bergairah untuk belajar, begitupun sebaliknya. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pembelajar yaitu salah satunya pengaturan tempat duduk dapat membuat siswa nyaman

dalam mengikuti proses pembelajaran. Kenyamanan siswa tersebut dapat mendorong siswa untuk belajar. Jadi dapat disuimpulkan pengaturan tempat duduk yang memerhatikan di depan, belakang, samping kiri atau kanan dan teman sebelahnya memengaruhi

motivasi belajar siswa.

2. Analisis dan Pembahasan Pengaruh Posisi Tempat Duduk Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII C

Data hasil belajar siswa dapat dideskripsikan menjadi data kelompok sebagai berikut:

i. Pada Sub Bab Lingkaran

̅

Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditentukan rentang sebagai berikut:

Tabel 4.4 Kategori Hasil Belajar Pada Sub Bab Lingkaran

Rumus Klasifikasi Frekuensi Siswa Presentase

Sangat tinggi 4 S4,29,S18,S21 19,05% Tinggi 3 S5,S8,S14 14,29% Sedang 4 S1,S6,S13,S17 19,05% Rendah 6 S2,S3,S7,S11, S15,S20 28,57% Sangat Rendah 4 S10,S12,S16,S19 19,05%

ii. Pada Sub Bab Bangun Ruang

̅

Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditentukan rentang sebagai berikut:

Tabel 4.5 Kategori Hasil Belajar Pada Sub Bab Bangun Ruang

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari skor siswa pada hasil belajar siswa. Pada tabel 4.6 di bawah terlihat bahwa ada beberapa anak yang mengalami peningkatan, penurunan maupun tetap pada skor hasil belajar dari Sub Bab Lingkaran dan Sub Bab Bangun Ruang Sisi Datar. Selain itu, dapat dilihat juga beberapa siswa yang Rumus Klasifikasi Frekuensi Siswa Presentase

Sangat tinggi 3 S8,S14,S21 14,29% Tinggi 10 S1,S3,S4,S5,S6, S13,S15,S17,S1 8,S20 47,62% Sedang 4 S7,S9,S10,S11 19,05% Rendah 3 S12,S16,S19 14,28% Sangat Rendah 1 S2 4,76%

sudah tuntas memenehi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.

Tabel 4.6 Keterangan Hasil Belajar Siswa

No. Abs Kriteria

KKM Keterangan

Bab Lingkaran

Bab Bangun Ruang

1 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Menurun 10 skor 2 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 50 skor 3 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 10 skor 4 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 10 skor 5 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 10 skor 6 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 20 skor 7 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 30 skor 8 Tidak Tuntas Tuntas Meningkat 40 skor 9 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Menurun 20 skor 10 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 40 skor 11 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 30 skor 12 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 40 skor 13 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 40 skor 14 Tidak Tuntas Tuntas Meningkat 30 skor 15 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat50 skor 16 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 30 skor 17 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 40 skor 18 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 10 skor 19 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 20 skor 20 Tidak Tuntas Tidak Tuntas Meningkat 40 skor 21 Tidak Tuntas Tuntas Meningkat 30 skor Tidak Tuntas 21 siswa 18 siswa Meningkat = 19 siswa

Dari tabel di atas terlihat ketika posisi tempat duduk diubah, hasil belajar mengalami peningkatan yaitu sebanyak 19 siswa hasil belajarnya meningkat. Selain itu dapat dilihat pula dari hasil belajar siswa memenuhi KKM atau tidak. Pada Bab Lingkaran sebanyak 21 siswa tidak tuntas atau tidak memenuhi KKM dan tidak ada siswa yang tuntas. Sedangkan pada Bab Bangun Ruang sebanyak 18 siswa tidak tuntas dan sebanyak 3 siswa tuntas. Dilihat dari KKM, siswa yang tuntas meningkat yaitu dari 0 menjadi 3 siswa dan siswa yang tidak tuntas menurun yaitu dari 21 menjadi 18 siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari rata-rata per kelas tersebut. Pada Sub Bab Lingkaran yaitu sebelum posisi tempat duduk diubah rata-rata kelasnya rata-rata siswa mendapatkan skor 32,381 dan pada Sub Bab Bangun Ruang Sisi Datar yaitu sesudah posisi tempat duduk diubah rata-rata siswa mendapatkan skor 58,571. Rata-rata kelas hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 26,190.

Peningkatan hasil belajar kelas dipengaruhi oleh posisi tempat duduk siswa. Hal ini terlihat ketika peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa yang mewakili tiap-tiap kriteria motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

1) P = “waktu ngerjain ulangan, posisinya nyaman gak?”

S21 = “nyaman kok.”

S21 = “didepan kak.” P = “paling depan kah?”

S21 = “iya kak”

P = “posisi tersebut buat kamu nyaman dalam ngerjain ulangan gak?”

S21 = “nyaman aja.” P = “kenapa nyaman?”

S21 = “lebih fokus kak. Soalnya depannya kan papan tulis gak

terganggu ama kegiatan teman yang lain.” P = “kegiatan teman yang kaya gimana?”

S21 = “ya kegiatan teman waktu ngerjain ulangan kaya ada

yang udah mau selesai ngerjain. Itu bikin jadi

keburu-buru”

P = “itu waktu Sub Bab Bangun Ruang ya?”

S21 = “iya”

P = “jadi posisi itu mendukung kamu dalam ngerjain ulangan

ya?”

P = “terus posisi tempat duduk untuk teman yang disebelahnya gimana waktu ngerjain ulangan?”

S21 = “ya gak kenapa-kenapa kak.” P = “gak kenapa-kenapa gimana?”

S21 = “ya udah kita ngerjain sendiri-sendiri.”

P = “temen sebelahmu mendukung kamu dalam ngerjain

ulangan?”

S21 = “iya kan ngerjain sendiri-sendiri jadinya tenang.”

P = “kalo pas Sub Bab Lingkaran, posisi tempat duduknya

nyaman?”

S21 = “nomer dua dari depan.”

P = “posisi tersebut mendukung kamu dalam ngerjain ulangan

gak?” S21 = “enggak”

P = “kenapa gak nyaman?”

S21 = “ya itu liat temennya udah selesai jadi terganggu. Jadi

pengen buru-buru selesai juga”

P = “trus teman sebelahnya gimana waktu ngerjain? Mendukung kamu dalam ngerjain ulangan gak?”

S21 = “agak terganggu” P = “kenapa terganggu?”

S21 = “sebelahnya ribut tanya sana sini gitu”

S21 mendapatkan nilai dari 60 menjadi 90 dan masuk dalam kategori motivasinya tinggi, nilai hasil belajarnya meningkat dari 60 menjadi 90 dan hasil belajarnya pada sub bab lingkaran dan bangun ruang masuk kategori sangat tinggi. Dari wawancara di atas terlihat S21 merasa tidak nyaman ketika posisi duduknya pada Sub Bab lingkaran dan dengan teman sebelahnya. Sedangkan ketika Sub Bab Bangun Ruang, S21 merasa nyaman dengan posisi tempat duduk dan teman yang disebelahnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa posisi tempat duduk yang mempertimbangkan di depan, belakang atau samping dan teman yang disebelahnya mendukung S21 dalam mengerjakan ulangan harian.

2) S6 = Siswa 6

P = “waktu ngerjain ulangan posisinya nyaman gak?”

S6 = “iya nyaman ” P = “kenapa nyaman?”

P = “kenapa enak?”

S6 = “ya gak takut ama gak gugup gitu ama guru kalo jauh.” P = “posisinya dimana?”

S6 = “paling belakang”

P = “kalo ama temen sebelahnya?”

S6 = “ya biasa aja.” P = “biasanya gimana?”

S6 = “ya sama-sama lagi sibuk ngerjain soal ya udah jadinya gak tanya-tanya”

P = “itu waktu lingkaran ya?”

S6 = “iya kak”

P = “trus kalo pas bangun ruang posisinya nyaman gak buat

Dokumen terkait