Deskripsi Responden
Jumlah responden yang dapat menjadi subyek penelitian berkaitan dengan partisipasinya dalam penelitian ini adalah sebanyak 18 Kantor Akuntan Publik (KAP) di Semarang dan 3 KAP di Surakarta. Namun dikarenakan penyebaran kuesioner dilakukan pada saat periode audit (Januari sampai Maret 2014), tidak semua auditor yang bekerja di masing-masing KAP berada di KAP tersebut dan tidak semua auditor dapat mengisi kuesioner yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Tabel 1
Distribusi Kuesioner Berdasarkan KAP
N
o Nama KAP
Kuesioner yang Kembali
1 KAP Dr. PAYAMTA, CPA (Surakarta) 9
2 KAP WARTONO (Surakarta) 3
3 KAP BAYUDI WATU & REKAN (Semarang) 1
4 KAP YULIANTI, SE, BAP (Semarang) 5
5
KAP ACHMAD, RASYID, HISBULLAH &
JERRY (Semarang) 9
6 KAP SODIKIN MANAF (Semarang) 9
7 KAP Drs. TAHRIR HIDAYAT (Semarang) 7
8
KAP BENY, tony, FRANS, & DANIEL
(Semarang) 10
TOTAL 53
Sebelum menganalisis jawaban-jawaban responden terhadap penelitian ini, terlebih dahulu akan dibahas mengenai profil responden. Profil dalam penelitian ini merupakan data responden yang bersifat individual dan ada hubungannya dengan bidang audit. Profil responden diperoleh dari data yang diisi oleh responden pada lembar kuesioner.
22
Tabel 2 Profil Responden
Keterangan Kategori Frekuens
i Persentas e Umur <25 31 58.49% 26-35 19 35.85% 36-55 3 5.66% >55 0 0.00% Jumlah 53 100.00% Jenis Kelamin Pria (P) 34 64.15% Wanita (W) 19 35.85% Jumlah 53 100.00% Pendidikan Diploma 3 5.66% S1 45 84.91% S2 5 9.43% S3 0 0.00% Jumlah 53 100.00% Jabatan Junior 43 81.13% Senior 10 18.87% Partner 0 0.00% Jumlah 53 100.00% Lama Bekerja <1 tahun 10 18.87% 1-5 tahun 34 64.15% 6-10 tahun 9 16.98% >10 tahun 0 0.00% Jumlah 53 100.00% Jumlah Pelatihan 1 43 81.13% 2 10 18.87% 3 0 0.00% 4 0 0.00% 5 0 0.00% Jumlah 53 100.00%
Perkembangan Standar Auditing
Tidak Mengikuti 0 0.00% Jarang Mengikuti 20 37.74% Selalu Mengikuti 33 62.26%
Jumlah 53 100.00%
Perkembangan Standar Akuntansi
Tidak Mengikuti 0 0.00% Jarang Mengikuti 21 39.62% Selalu Mengikuti 32 60.38%
23
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel berikut menggambarkan statistik deskriptif variabel-variabel kompetensi auditor, perencanaan audit dan independensi auditor sebagai variabel independen. Sedangkan kualitas audit sebagai variabel dependen.
Tabel 3 Statistik Deskriptif
Variabel Ukuran Teoritis Empiris
Kompetensi Minimum 25.00 30.00 Maksimum 45.00 37.00 Mean 34.00 33.87 Perencanaan Minimum 9.00 33.00 Maksimum 45.00 45.00 Mean 27.00 39.08 Independensi Minimum 8.00 27.00 Maksimum 40.00 40.00 Mean 24.00 33.87 Kualitas Audit Minimum 7.00 24.00 Maksimum 35.00 35.00 Mean 21.00 30.28 Sumber: Data Primer yang Diolah
Tabel 3 menginformasikan bahwa variabel independen kompetensi auditor menunjukkan rata-rata empiris sebesar 33,87 yang berada di bawah rata-rata teoritisnya yaitu 34. Hal ini menunjukkan bahwa subyek penelitian secara umum menunjukkan adanya kompetensi auditor yang belum mencapai tingkat yang tinggi dalam melakukan audit.
24
Variabel perencanaan audit menunjukkan nilai rata-rata sebesar 39,08 yang berada di atas rata-rata teoritisnya yaitu 27. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata subyek penelitian ini melakukan perencanaan audit yang baik sebelum melaksanakan audit.
Variabel independensi auditor menunjukkan nilai rata-rata sebesar 33,87 yang berada di atas rata-rata teoritisnya yaitu 24. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata subyek penelitian ini memiliki independensi yang baik dalam melakukan audit.
Variabel kualitas audit menunjukkan nilai rata-rata sebesar 30,28 yang berada di atas rata-rata teoritisnya yaitu 21. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata subyek penelitian ini mampu melaksanakan dan memberikan hasil audit yang berkualitas.
Hasil Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana tingkat alat pengukur yang digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Adapun caranya adalah dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total individu.
25
Tabel 4
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Korelasi r Tabel Keterangan
Perencanaan P1 0.688 0.2706 Valid P2 0.662 0.2706 Valid P3 0.813 0.2706 Valid P4 0.645 0.2706 Valid P5 0.764 0.2706 Valid P6 0.478 0.2706 Valid P7 0.813 0.2706 Valid P8 0.619 0.2706 Valid P9 0.871 0.2706 Valid Independensi I1 0.806 0.2706 Valid I2 0.837 0.2706 Valid I3 0.603 0.2706 Valid I4 0.842 0.2706 Valid I5 0.783 0.2706 Valid I6 0.854 0.2706 Valid I7 0.644 0.2706 Valid I8 0.842 0.2706 Valid Kualitas Audit K1 0.731 0.2706 Valid K2 0.686 0.2706 Valid K3 0.588 0.2706 Valid K4 0.835 0.2706 Valid K5 0.792 0.2706 Valid K6 0.717 0.2706 Valid K7 0.714 0.2706 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur semua variabel dalam penelitian ini dinyatakan sebagai item yang valid. Diperoleh bahwa dari indikator-indikator variabel yang digunakan dalam
26
penelitian ini memiliki nilai korelasi yang lebih besar dari r-tabel (0,2706) untuk sampel sebanyak 53.
Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukurannya relative sama maka alat ukur tersebut reliable. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama (Jamaludin, Ancok, 1989).
Pada penelitian ini pengujian reliabilitas hanya dilakukan terhadap 53 responden. Pengambilan keputusan berdasarkan jika nilai Cronbach Alpha
melebihi 0,60 maka pertanyaan variabel tersebut reliable. Adapun hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Perencanaan 0.871 Reliabel Independensi 0.903 Reliabel Kualitas 0.847 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa variabel Perencanaan,
Independensi, dan Kualitas bersifat reliable. Hal ini dikarenakan Cronbach Alpha
variabel-veriabel tersebut lebih besar dar 0,6, sehingga data yang ada dapat digunakan untuk analisis berikutnya.
27
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji distribusi data adalah dengan
menggunakan Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001). Hasil scatter plot untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
28
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dari grafik yang terdapat di atas, terlihat bahwa dari semua data yang ada mengikuti garis normalitas, ditunjukkan dengan titik-titik yang tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa data-data dari semua variabel dari penelitian ini berdistribusi normal.
Hasil Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Multikolinieritas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan linier pasti, dan istilah kolinieritas dengan derajatnya satu hubungan linier (Gujarati, 1999;157).
Menurut Ghozali (2001;63), multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai
29
menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang disajikan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana, setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregresi terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan VIF tinggi (karena VIF berbanding tebalik dengan tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap analisa harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan
menggunakan nilai VIF. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:
Tabel 6 Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Perencanaan .473. 2.112 Kompetensi 962 1.040 Independensi .475 2.104
a. Dependent Variabel: Kualitas
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dari hasil tersebut terlihat bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai VIF yang berada jauh di bawah angka 10, sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel yang digunakan tidak mengandung masalah
multikolinieritas. Maka model regresi yang ada layak dipakai dalam memprediksi kualitas audit.
30
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Imam Ghozali (2001;77) berpendapat bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang bersifat homoskedastisitas.
Deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized
(Santoso, 2000). Adapun hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
31
Dari grafik tersebut terlihat bahwa titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Y.
Hasil Uji Regresi
Analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda karena terdapat 3 variabel independen dan 1 variabel dependen
(Santoso, 2006:261). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung dengan persamaan regresi berganda.
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 7
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .754a .568 .542 1.90258
a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi, Perencanaan Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel koefisien determinasi di atas, diperoleh nilai Adjusted R2 adalah 0,542 atau 54,2%, yang memiliki arti bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini yaitu kompetensi auditor, perencanaan audit, dan
32
audit sedangkan kontribusi sisanya yaitu 45,8% berasal dari faktor lain yang berada di luar variabel independen pada penelitian ini.
Tabel 8 Koefisien Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.994 5.418 -.737 .464 Perencanaan .673 1.024 .090 .658 .514 Kompetensi 2.007 .789 .243 2.543 .014 Independensi 4.728 .979 .658 4.830 .000
a. Dependent Variabel: Kualitas
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah:
Y = -3,994 + 0,673X1 + 2,007X2 + 4,728X3 + e
Dari tabel di atas juga didapatkan nilai signifikansi, nilai t hitung dan koefisien regresi setiap variabel. Hasil tersebut dapat diuraikan seperti berikut:
a. Koefisien regresi variabel perencanaan audit bernilai 0,673 dengan arah koefisien positif, hal ini berarti semakin baik perencanaan audit yang dilakukan oleh auditor dapat meningkatkan kualitas audit.
33
b. Koefisien regresi variabel kompetensi auditor bernilai 2,007 dengan arah koefisien positif, hal ini berarti kompetensi auditor yang semakin tinggi dapat meningkatkan kualitas audit.
c. Koefisien regresi variabel independensi auditor bernilai 4,728 dengan arah koefisien positif, hal ini berarti semakin tinggi tingkat independensi auditor dapat meningkatkan kualitas audit.
Hasil Uji-F / ANOVA (Uji Simultan)
Uji-F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil Uji-F dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Pengaruh Model Secara Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 233.385 3 77.795 21.492 .000a
Residual 177.370 49 3.620
Total 410.755 52
a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi, Perencanaan
b. Dependent Variabel: Kualitas
34
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 21,492 (>2,79) dengan signifikansi 0,000 (<0,05). Dengan demikian variabel independen yaitu kompetensi auditor, perencanaan audit dan independensi auditor secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil Uji-t (Uji Parsial)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (kompetensi auditor, perencanaan audit, dan independensi auditor terhadap variabel dependen (kualitas audit). Hasil uji-t dapat dilihat pada tabel dan penjelasan berikut: Tabel 10 Koefisien Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.994 5.418 -.737 .464 Perencanaan .673 1.024 .090 .658 .514 Kompetensi 2.007 .789 .243 2.543 .014 Independensi 4.728 .979 .658 4.830 .000
a. Dependent Variabel: Kualitas
Sumber: Data Primer yang Diolah
a. Dari tabel di atas terlihat bahwa t hitung variabel perencanaan audit adalah 0,658 (<2,00958) dengan tingkat signifikansi 0,514 (>0,05). Hal ini berarti bahwa variabel perencanaan audit tidak berpengaruh
35
secara signifikan terhadap kualitas audit. Sementara koefisien regresi variabel ini adalah positif, yang berarti perencanaan audit yang semakin baik dapat meningkatkan kualitas audit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan audit yang semakin baik dapat meningkatkan kualitas audit namun tidak secara signifikan.
b. Dari tabel di atas terlihat bahwa t hitung variabel kompetensi auditor adalah 2,543 (>2,00958) dengan tingkat signifikansi 0,014 (<0,05). Hal ini berarti bahwa variabel kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Sementara koefisien regresi variabel ini adalah positif, yang berarti meningkatnya kompetensi auditor dapat meningkatkan kualitas audit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi auditor yang semakin tinggi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas audit.
c. Dari tabel di atas terlihat bahwa t hitung variabel independensi auditor adalah 4,830 (>2,00958) dengan tingkat signifikansi 0,000 (<0,05). Hal ini berarti bahwa variabel independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Sementara koefisien regresi variabel ini adalah positif, yang berarti independensi auditor yang semakin tinggi dapat meningkatkan kualitas audit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi auditor yang semakin tinggi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas audit.
36
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis yang telah diperoleh melalui serangkaian pengujian, ditemukan bahwa variabel kompetensi auditor, perencanaan audit, dan independensi auditor secara simultan
mempengaruhi kualitas audit secara signifikan. Namun perbedaan muncul ketika dilakukan uji pengaruh secara parsial. Ditemukan hasil bahwa kompetensi auditor, perencanaan audit dan independensi auditor memang memberi pengaruh yang bersifat positif terhadap kualitas audit, namun hanya variabel perencanaan audit yang pengaruhnya tidak signifikan.
Untuk variabel perencanaan audit mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kualitas audit dengan koefisien regresi sebesar 0,673 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel perencanaan audit maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 0,673 satuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh mayoritas responden dalam penelitian ini merupakan lulusan Strata 1
(84,91%) , berumur <25 tahun (58,49%), memiliki jabatan sebagai Junior Auditor (81,13%), lama bekerja tidak sampai 5 tahun (64,15%), dan hanya mengikuti 1 kali pelatihan di bidang akuntansi dan auditing (81,13%). Dapat diduga bahwa dengan responden yang memiliki kondisi demikian, mayoritas responden adalah auditor yang kurang berpengalaman dalam melakukan perencanaan audit (karena perencanaan audit umumnya dilakukan oleh Senior Auditor, Junior Auditor hanya menerima pembagian tugas dalam tugas lapangan), sehingga berdampak pada penelitian ini yang menghasilkan perencanaan audit yang tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
37
Untuk variabel kompetensi auditor mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit dengan koefisien regresi sebesar 2,007 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel kompetensi maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 2,007 satuan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian DeAngelo (1981), Deis dan Giroux (1992), Indah (2010), Ilmiyati dan Suhardjo (2012), dan Fitriany (2012).yang menyatakan bahwa auditor yang berkompeten mampu mendeteksi adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan klien. Auditor yang berkompeten tinggi juga cenderung untuk
menyelesaikan audit dengan lebih cepat, dan auditor yang berpengalaman akan lebih mudah untuk mengetahui gejala-gejala kecurangan yang dapat terjadi.
Untuk variabel independensi auditor mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit dengan koefisien regresi sebesar 4,728 yang berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel independensi maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 4,728 satuan. Hasil ini didukung oleh penelitian Irawati (2011), dan Kalana (2012) yang menemukan bahwa auditor yang memiliki independensi yang tinggi, cenderung akan melaporkan hasil temuan audit terutama jika terdapat adanya salah saji material yang terdapat pada laporan keuangan klien.
Selain itu, dari hasil penelitian simultan diketahui bahwa variabel
independen dalam penelitian ini memberikan kontribusi / mempengaruhi kualitas audit sebesar 56,8%, sedangkan sisanya yaitu 43,2% diberikan oleh faktor-faktor lain yang berada di luar penelitian ini.
38
Hasil yang sudah diuraikan di atas dapat dipahami bahwa untuk
mendapatkan tingkat kualitas audit yang tinggi, diperlukan kompetensi auditor yang tinggi, perencanaan audit yang baik, dan independensi auditor yang tinggi. Namun sebaik apapun perencanaan audit yang dilakukan, tidak akan memberikan pengaruh yang besar bagi kualitas audit jika auditor yang melaksanakan prosedur audit tidak memiliki kompetensi dan independensi yang tinggi.
39
PENUTUP