BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4.3 Analisis Dan Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono, 2004;40). Dasar pengambilan keputusan : jika nlai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004;43).
Tabel 5: Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
48 48 48 1.76833 1.15180 2.10896 2.032126 .489333 2.542466 .296 .227 .232 .296 .227 .232 -.203 -.116 -.203 2.050 1.572 1.605 .000 .014 .012 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
ROE INDUSTRI LEVERAGE TERTIMBANG ROE PERUSAHAAN
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data di atas tidak berdistibusi normal, karena nilai Kolmogorov-Smirnov yang dihasilkan diatas 0,05
(sig > 5%), yaitu memiliki distribusi normal karena tingat signifikansinya lebih besar dari 0,05.
Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,049) maka dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu: melakukan transformasi data.
Tabel 6 : Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
48 48 48 .0069 .0841 .0597 1.15775 .39154 1.23462 .197 .218 .089 .128 .218 .089 -.197 -.152 -.081 1.368 1.511 .614 .047 .021 .846 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
LogX1 LogX2 LogY
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan melakukan transformasi menunjukkan bahwa semua menunjukkan berdistibusi normal, karena nilai
Kolmogorov-Smirnov yang dihasilkan diatas 0,05 (5%).
4.3.2. Uji Outlier
Evaluasi erhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah dikombinasikan. Multivariate
outliers diuji menggunakan uji Mahalanobis Distance pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis Distance itu dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah indicator yang digunakan dalm setiap variabel (Hair, 1995 dalm Ferdinand 2002 ; 102-103). Berikut ini hasil uji outlier multivariate :
Tabel 7 : Hasil Nilai Mahalanobis Distance
Residuals Statisticsa 16.66 36.49 24.50 5.440 48 -1.441 2.205 .000 1.000 48 2.368 5.685 3.766 .800 48 14.99 34.81 24.45 5.387 48 -22.633 23.340 .000 12.900 48 -1.698 1.751 .000 .968 48 -1.747 1.812 .002 1.004 48 -23.982 25.009 .047 13.882 48 -1.791 1.862 .001 1.016 48 .504 7.568 2.937 1.713 48 .000 .064 .019 .019 48 .011 .161 .063 .036 48 Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: NO a.
Sumber : Lampiran 2
Penelitian ini terdapat 3 variabel, oleh karena itu nilai chi kuadrat χ2 (0,001;3) = 16.26623615. Berdasarkan hasil uji outlier multivariate tersebut diatas menunjukkan bahwa nilai maksimum Mahalanobis yang di hasilkan adalah 7,568 < 16,226, berarti tidak terdapat multivariate outlier karena nilai Mahalanobis Distance yang lebih kecil dari 16,226.
4.3.3. Uji Asumsi Klasik
Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias (BLUE : Best
Linier Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik meliputi asumsi mulikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
1. Uji Multikolonieritas
Tolerance mengukur variabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya jadi nilai tolerance sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Adapun besaran VIF dari masing-masing variable adalah sebagai berikut :
Table 8 : Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa -.155 .095 -1.636 .109 -.052 .081 -.087 -.643 .524 1.000 1.000 .720 .239 .407 3.005 .004 1.000 1.000 (Constant) LogX1 LogX2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: Log2Y a.
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan table 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi multikolonieritas, karena besaran VIF yang dihasilkan oleh variabel Profitabilitas Industri (X1), dan Profitabilitas Industri Keuangan Tertimbang (X2) lebih kecil dari 10.
2. Uji Autokorelasi
Adanya Autokorelasi dalam model regresi yang artinya ada korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji statistic yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Berikut ini hasil uji Durbin Watson :
Table 9 : Hasil Uji Durbin Watson Model Summaryb .419a .176 .139 1.14552 .953 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: (Constant), LogX2, LogX1
a.
Dependent Variable: LogY b.
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel Durbin Watson untuk n= 48 dan k= 2 (banyaknya variable bebas) diketahui nilai dU sebesar 1,63 dan 4-dU sebesar 2,37. Nilai dL sebesar 1,46 dan 4-dL sebesar 2,54.
Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson sebesar 0,953 dimana nilai tersebut berada di antara batas atas 0 dan dL (1,31)
berarti terdapat gejala auto korelasi.
Untuk mengatasi terjadinya masalah autokolerasi pada model regresi tersebut terdapat beberapa cara untuk menanggulangi masalah autokorelasi salah satunya dengan mentransformasikan data. Dengan memasukkan variabel logaritma dari variabel terikatnya.
Table 10 : Hasil Uji Durbin Watson setelah transformasi
Model Summaryb .417a .174 .137 .64278 1.577 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: (Constant), LogX2, LogX1
a.
Dependent Variable: Log2Y b.
Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson setelah transformasi sebesar 1,577 dimana nilai tersebut berada di antara batas atas dL (1,46) dan 4-du (2,37) berarti terdapat gejala auto korelasi.
Dari uji Durbin Watson sebesar 1,577 dimana nilai tersebut berada di antara batas atas dL (1,46) dan dU (1,63), berarti tidak terdapat gejala auto
korelasi dan berada pada daerah keragu-raguan. 3. Uji Heteroskedastisitas
Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut :
Table 11 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations 1.000 .186 -.239 . .206 .102 48 48 48 .186 1.000 .005 .206 . .974 48 48 48 -.239 .005 1.000 .102 .974 . 48 48 48 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Unstandardized Residual LogX1 LogX2 Spearman's rho Unstandardiz
ed Residual LogX1 LogX2
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai untuk variabel bebas yaitu lebih besar dari 5 %, ini berarti bahwa tidak ada hubungan variabel bebas dengan nilai residunya, maka penelitian ini tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan data tabel di atas diperoleh data masukan seperti terlihat pada lampiran. Data masukan ini digunakan untuk menghasilkan perhitungan statistik. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat konsistensi dari pengaruh variabel- variabel independent terhadap variabel dependennya.
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ROE Perusahaan,
sedangkan variabel independentnya adalah Profitabilitas Industri dan
Profitabilitas Industri Keuangan Tertimbang. Pengujian terhadap hipotesis ini menggunakan uji signifikasi dan dalam pengolahan datanya dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS.
Statistik diskriptif berguna untuk mengetahui karakteristik sample yang digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui gambaran mengenai karakteristik sample yang digunakan. Berdasarkan statistik diskriptif ini, dapat diketahui jumlah sample yang diteliti, nilai rata-rata sample dan tingkat penyebaran data dari masing-masing variabel penelitian.
Tabel 12 : Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics -.0952 .69207 48 .0069 1.15775 48 .0841 .39154 48 Log2Y LogX1 LogX2 Mean Std. Deviation N Sumber : Lampiran 4
Pada data dengan metode regresi linier berganda diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 13 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa -.155 .095 -1.636 .109 -.052 .081 -.087 -.643 .524 -.091 -.095 -.087 .720 .239 .407 3.005 .004 .408 .409 .407 (Constant) LogX1 LogX2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part Correlations
Dependent Variable: Log2Y a.
Sumber : Lampiran 4
Adapun persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = - 0,155 - 0,052 X1 + 0,720 X2
Interpretasi dari persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar - 0,155
Artinya tanpa pengaruh dari variabel Profitabilitas Industri dan
Profitabilitas Industri Keuangan Tertimbangmaka ROE Perusahaan nya adalah – 0,155.
b. Koefisien regresi variabel X1(Profitabilitas) sebesar - 0,538
Artinya apabila Profitabilitas Industri (X1) berubah sebesar satu-
satuan mengakibatkan penurunan terhadap ROE Perusahaan (Y) sebesar - 0,538 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya. c. Koefisien regresi variabel X2Profitabilitas Industri Keuangan Tertimbang
sebesar 0,720
Artinya apabila Profitabilitas Industri Keuangan Tertimbang (X2)
Perusahaan (Y) sebesar - 0,040 dengan asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya.
4.3.5. Koefisien Determinansi (R2)
Besarnya pengaruh Profitabilitas Industri (X1) , Leverage Keuangan Tertimbang (X2) dan berpengaruh terhadap ROE Perusahaan
(Y) dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R-square/R2). Berikut ini nilai koefisien determinasi (R-square/R2).
Tabel 14 : Nilai Koefisien Determinansi (R-square/R2)
Model Summary .417a .174 .137 .64278 .174 4.743 2 45 .014 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change Change Statistics
Predictors: (Constant), LogX2, LogX1 a.
Sumber : Lampiran 4
Nilai koefisien determinasi (R-square/R2) yang dihasilkan sebesar 0,174 menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas Industri (X1), dan Leverage Keuangan Tertimbang (X2) dapat menjelaskan ROE Perusahaan
(Y) sebesar 17,4% sedangkan sisanya 82,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4.3.6. Uji t
Untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel terikat digunakan analisis uji t dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Hubungan secara parsial antara variabel X1 terhadap Y
Dari uji-t atau t-test dari Variabel X1 (Profitabilitas Industri), didapat
thitung adalah -0,643 dengan tingkat signifikansi 0,524. Karena
probabilitas 0,524 > dari α (0,05), maka Profitabilitas Industri berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE Perusahaan Rokok, sehingga penggunaan variabel bebas atau variabel independent Profitabilitas Industri untuk menganalisis variabel terikat atau variabel dependen tidak dapat dipercaya.
b. Hubungan secara parsial antara variabel X2 terhadap Y
Dari uji-t atau t-test dari Variabel X2 (Leverage Keuangan Tertimbang),
didapat thitung adalah 3.005 dengan tingkat signifikansi 0,004. Karena
probabilitas 0,004 < dari α (0,05), maka Leverage Keuangan Tertimbang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE Perusahaan Rokok, sehingga penggunaan variabel bebas atau variabel independent Leverage Keuangan Tertimbang untuk menganalisis variabel terikat atau variabel dependen dapat dipercaya.
4.4. Pembahasan
a. Variabel Profitabilitas Industri tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap ROE Perusahaan pada perusahaan Rokok yang go publik di BEI tahun 2005-2008. Dikarenakan dengan tingkat signifikansi 0,524. Maka probabilitas 0,524 > dari α (0,05). Ini menunjukkan bila Profitabilitas Industri menurun tetapi ROE Perusahaan rokok tetap mengalami peningkatan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Martono (2002), pengukuran pengaruh profitabilitas (ROE) industry terhadap ROE perusahaan menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Pengaruh positif menunjukkan bahwa profitabilitas industry memiliki pola searah dengan profitabilitas perusahaan, artinya kenaikkan
profitabilitas industry mempunyai pengaruh terhadap kenaikan
profitabilitas perusahaan akan tetapi tidak semua perusahaan mengalami hal tersebut. Hal ini disebabkan perusahaan Rokok tidak semuanya mendapatkan laba karena ada perusahaan rokok yang mengalami laba sehingga membuat tingkat Profitabilitas Industri menurun, walau Profitabilitas Industri menurun akan tetapi ROE Perusahaan Rokok tetap naik karena beberapa perusahaan rokok seperti PT. Gudang Garam, Tbk, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk, dan PT. Bentoel International Investama, Tbk karena penjualan rokok pada tahun 2005-2008 mengalami peningkatan karena didukung oleh modal yang besar yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan rokok.
b. Variabel Leverage Keuangan Tertimbang memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap ROE Perusahaan pada perusahaan Rokok yang go publik di BEI tahun 2005-2008. Dikarenakan dengan tingkat signifikansi 0,004. Maka probabilitas 0,004 < dari α (0,05) Dari Ini menunjukkan dengan meningkatnya hutang maka akan juga meningkatkan laba yang diterima perusahaan rokok. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Gapensky and Dave (1999: 427), secara teori pengaruh leverage keuangan terhadap ROA perusahaan dapat bersifat
negatif atau positif, teori yang menyatakan tersebut didasarkan pada argumentasi bahwa penggunaan hutang akan mengurangi laba yang terkena pajak, sehingga dipandang lebih menguntungkan perusahaan karena terdapat penghematan pajak. Argumentasi tersebut mengacu pada teori Miller dan Modigliani dengan mempertimbangkan pajak perusahaan. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang dalam membiayai pertumbuhannya,perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan “earning”nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Hal ini disebabkan perusahaan Rokok memiliki kecenderungan menggunakan hutang dengan jumlah yang lebih besar guna meningkatkan investasi ataupun volume penjualan meskipun sebenarnya dengan tingkat hutang tinggi akan semakin besar risiko keuangan yang akan dihadapi perusahaan
Rokok sehingga dengan adanya hutang yang besar maka perusahaan Rokok
menggunakan laba yang dimiliki untuk membayarnya sehingga hal tersebut akan menurunkan keuntungan para investor. Hal ini akan berdampak positif terhadap ROE Perusahaan Rokok karena penggunaan hutang akan mengurangi laba yang terkena pajak, sehingga dipandang lebih menguntungkan perusahaan karena terdapat penghematan pajak turun sehingga Leverage Keuangan Tertimbang mampu secara nyata memprediksi ROE Perusahaan di masa yang akan datang pada perusahaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan di bab terdahulu, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Variabel Profitabilitas Industri tidak berpengaruh signifikan negatif
terhadap ROE Perusahaan pada perusahaan Rokok yang go publik di BEI tahun 2005-2008. Ini menunjukkan bila Profitabilitas Industri menurun tetapi ROE Perusahaan rokok tetap mengalami peningkatan. Ini bisa dilihat dari PT. BAT, Tbk yang selalu menurun dalam perolehan laba, tetapi perusahaan rokok yang lain tetap memperoleh laba meskipun dengan peningkatan yang tidak terlalu besar.
b. Variabel Leverage Keuangan Tertimbang memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap terhadap ROE Perusahaan pada perusahaan Rokok yang go publik di BEI tahun 2005-2008. Ini menunjukkan dengan meningkatnya hutang maka akan juga meningkatkan laba yang diterima perusahaan rokok. Ini dikarenakan karena produksi perusahaan rokok dalam skala besar dan perusahaan rokok membutuhkan banyak dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan pada setiap tahun selalu naik biaya yang harus dikeluarkan.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan peneliti berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut :
a. Dalam melakukan investasi (penanaman modal) pada suatu perusahaan, investor tidak boleh hanya memperhatikan besarnya Profitabilitas Industri, Leverage Keuangan Tertimbang dan size dalam suatu perusahaan. Tetapi juga harus melihat faktor-faktor fundamental lain yang mempengaruhi ROE dan ROA Perusahaan agar dalam berinvestasi investor tidak spekulatif dan hanya ikut-ikutan tanpa mempertimbangkan faktor yang rasional.
b. Konsep ROE dan ROA Perusahaan sebagai konsep yang fundamental bagi pengembangan teori pasar modal sebaiknya lebih banyak dipahami oleh investor yang akan menlakukan investasi.
c. Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian hal yang sama dapat menggunakan variabel-variabel lain yang diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap ROE dan ROA Perusahaan.