BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Data
1. Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan tahun 2007, 2008, 2009 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta , Sleman, Wates, Wonosari.
Supaya Pendapatan dari sektor pajak dapat meningkat, maka
diperlukan kerjasama yang baik antara instansi perpajakan dengan Wajib
Pajak. Pihak instansi berupaya untuk meningkatkan pelayanan melalui
modernisasi administrasi perpajakan demi kenyamanan Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, sedangkan bagi Wajib Pajak
diperlukan kepatuhan dalam melaporkan kewajiban perpajakannya
(dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban
perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan
melaporkan pajaknya tersebut).
Kewajiban menjadi Wajib Pajak adalah mengisi Surat
Pemberitahuan dengan lengkap, yaitu memuat seluruh unsur yang harus
dilaporkan dalam surat pemberitahuan, baik yang berkaitan dengan objek
pajak dan bukan objek pajak, benar dalam perhitungan dan penerapan
ketentuan perpajakannya, serta benar dalam penulisan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, dan jelas yaitu melaporkan sumber dari objek
pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat
pemberitahuan, serta menandatanganinya dan melaporkan surat
61
yang telah ditetapkan yaitu paling lama tiga bulan setelah akhir tahun
pajak.
Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak adalah melaporkan
jumlah pajak terutangnya dalam suatu tahun pajak. Dasar adanya
kewajiban ini adalah kepemilikan NPWP. Setiap Warga Negara
Indonesia yang memiliki NPWP wajib melaporkan pajak terutangnya
baik untuk Orang Pribadi ataupun Badan (meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut
pajak dan pemotong pajak tertentu) pasal 1 butir 2 UU KUP.
Sarana pelaporan pajak terutang adalah Surat Pemberitahuan
(SPT). Berdasarkan pasal 3 ayat (1) dan (1a) Undang-undang KUP
dijelaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam Bahasa
Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata
uang rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor
Direktorat Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan. Dalam
rangka memberikan pelayanan dan kemudahan kepada Wajib Pajak,
formulir Surat Pemberitahuan disediakan pada kantor-kantor Direktorat
Jenderal Pajak dan tempat-tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak yang diperkirakan mudah terjangkau oleh Wajib Pajak.
Disamping itu, Wajib Pajak juga dapat mengambil Surat Pemberitahuan
62
Pajak (application service provider) untuk memperoleh formulir Surat
Pemberitahuan tersebut.
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaporan SPT Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Badan perlu diketahui jumlah masyarakat yang
terdaftar sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama, serta Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
yang melaporkan SPT.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib
Pajak Orang Pribadi KPP Pratama Yogyakarta yang terdaftar sebanyak
22.844 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 16.293 atau tingkat
kepatuhan Wajib Pajak sebesar 71% kemudian pada tahun 2008 Wajib
Pajak terdaftar sebanyak 37.994 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak
14.164 atau tingkat kepatuhan 37%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib
Pajak terdaftar sebanyak 55.424 dari jumlah pelaporan SPT sebesar
23.649 atau tingkat kepatuhan sebesar 43%.
Tabel 5.1 di atas pada tahun 2007 tingkat persentasenya adalah
sebesar 71% untuk tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup besar
yaitu sebesar 37%, tahun 2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak
kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar 43%.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Sleman yang terdaftar sebanyak 27.763
dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 15.594 atau tingkat Kepatuhan Wajib
63
sebanyak 40.787 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 37.714 atau tingkat
kepatuhan 92%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar
sebanyak 80.767 dari jumlah pelaporan SPT sebesar 56.623 atau tingkat
kepatuhan sebesar 70%.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Wates yang terdaftar sebanyak 7.359 dari
jumlah pelaporan SPT sebanyak 5.273 atau tingkat kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 72% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak
11.883 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 12.427 atau tingkat kepatuhan
105%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 16.719
dari jumlah pelaporan SPT sebesar 16.376 atau tingkat kepatuhan sebesar
98%.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Wonosari yang terdaftar sebanyak 3.589
dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 1.788 atau tingkat kepatuhan Wajib
Pajak sebesar 50% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar
sebanyak 15.531 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 13.729 atau tingkat
kepatuhan 88%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar
sebanyak 18.601 dari jumlah pelaporan SPT sebesar 18.820 atau tingkat
kepatuhan sebesar 101%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan KPP Pratama Yogyakarta yang terdaftar sebanyak 5.353 dari
64
sebesar 88% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak
5.826 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 2.301 atau tingkat kepatuhan
39%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 6.314
dari jumlah pelaporan SPT sebesar 2.855 atau tingkat kepatuhan sebesar
45%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan di KPP Pratama Sleman yang terdaftar sebanyak 4.739 dari jumlah
pelaporan SPT sebanyak 2.422 atau tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 51% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak
5.931 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 2.768 atau tingkat kepatuhan
47%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 6.602
dari jumlah pelaporan SPT sebesar 2.529 atau tingkat kepatuhan sebesar
38%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan di KPP Pratama Wates yang terdaftar sebanyak 506 dari jumlah
pelaporan SPT sebanyak 326 atau tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebesar
64% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak 672 dari
jumlah pelaporan SPT sebanyak 369 atau tingkat kepatuhan 55%, dan
pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 792 dari jumlah
pelaporan SPT sebesar 430 atau tingkat kepatuhan sebesar 54%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan di KPP Pratama Wonosari yang terdaftar sebanyak 561 dari jumlah
65
54% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak 648 dari
jumlah pelaporan SPT sebanyak 497 atau tingkat kepatuhan 77% , dan
pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 773 dari jumlah
pelaporan SPT sebesar 533 atau tingkat kepatuhan sebesar 69%.
Sistem self assessment telah memberikan kepercayaan penuh
kepada masyarakat Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajaknya sendiri. Akan tetapi dalam kenyataannya terdapat
cukup banyak masyarakat yang dengan sengaja atau dengan berbagai
alasan tidak melaksanakan kewajibannya membayar pajak sesuai
ketetapan pajak yang diterbitkan. Oleh karenanya, untuk mencairkan
tunggakan pajak dimaksud dilakukan tindakan penagihan pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.
Tindakan penagihan berdasarkan undang-undang tersebut
dilakukan baik secara persuasif maupun secara represif. Artinya, tindakan
penagihan diawali dengan surat teguran, namun bila Wajib Pajak tidak
mengindahkannya baru dilakukan tindakan secara paksa.
Berdasarkan Tabel 5.1 dan 5.2 Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan yang melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya tidak sesuai
dengan ketetapan dari Direktorat Jenderal Pajak. Berikut ini adalah
rinciannya :
(Tabel 5.3) KPP Pratama Yogyakarta
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang 2008 1.202 52 - - 2009 1.261 572 7 4
66
(Tabel 5.4) KPP Pratama Sleman
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang 2008 427 189 4 1 2009 1.006 234 9 7
(Tabel 5.5) KPP Pratama Wates
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang 2008 2.490 656 9 - 2009 45 26 1 1
(Tabel 5.6) KPP Pratama Wonosari
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang 2008 1.457 8 - - 2009 2.352 13 - -
2. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta , Sleman, Wates, Wonosari.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan secara
keseluruhan maka dilakukan uji beda. Dikarenakan data berdistribusi
normal dan bersifat homogen, maka uji beda menggunakan
Independent Sampel T-tes. Adapun langkah-langkahnya sebagai
67
Tabel 5.7
Independent Samples Test Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper kepatuh an Equal variances assumed 3.091 .093 2.088 22 .049 16.833 8.064 .110 33.557 Equal variances not assumed 2.088 18.859 .051 16.833 8.064 -.053 33.719
a. Independent Sampel T-test
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan, digunakan alat
analisis uji t. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah
(Wahana Komputer, 2006: 17-179):
1) Menetapkan Hipotesis
Ho: tidak ada perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan.
Ha: ada perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan.
2) Menentukan t tabel pada taraf signifikansi 5%
Pada taraf signifikansi α= 5%, db = n-2 = 24-2 = 22. Maka
68 3) Kriteria pengujian hipotesis
H0 diterima jika t hitung < t tabel
Ha ditolak jika t hitung > t tabel
4) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Berdasarkan analisis tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa t hitung
sebesar 2,088 sedangkan t tabel sebesar 2,074. Hal ini
menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, yang
artinya Ha ditolak. Dengan demikian ada perbedaan yang
signifikan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan.