ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Analisis Data
Berdasarkan pada data-data yang telah dideskripsikan di atas,
selanjutnya dilakukan analisis lebih lanjut mengenai biaya produksi, harga
pokok produksi maupun selisih biaya yang terdapat antara perusahaan dan
1. Analisis Biaya Produksi
Biaya-biaya produksi yang terdapat pada home industry kripik tempe
“Ojo Lali” dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku pada perusahaan ini adalah kacang
kedelai dan ragi. Dari deskripsi data di atas, didapat bahwa jumlah
biaya bahan baku selama bulan Maret 2012 adalah:
- Biaya kedelai Rp 1.495.000
- Biaya ragi Rp 34.500 +
Rp 1.529.500
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung pada home industry kripik
tempe “Ojo Lali” adalah biaya tenaga kerja pengiris, penggoreng,
dan pengemas. Dari deskripsi data di atas, dapat dihitung biaya
tenaga kerja langsung selama bulan Maret 2012 sebagai berikut:
- Biaya pengiris Rp 460.000
- Biaya penggoreng Rp 675.000
- Biaya pengemas Rp 419.000 +
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pada home industry kripik tempe “Ojo
Lali” dapat digolongkan sebagai berikut:
Tabel V.11
Penggolongan Biaya OverheadHome Industry Kripik Tempe “Ojo Lali”
BOP Variabel BOP Tetap
Minyak goreng X Gas X Bumbu kripik X Daun jeruk X Bahan pembungkus X Biaya penggantian regulator X
Biaya perbaikan kompor X
Depresiasi mesin X
Depresiasi bangunan X
Biaya kemasan X
Biaya lain-lain (isi staples, kertas peniris, dll)
Selanjutnya, analisis penghitungan biaya overhead pabrik selama bulan
Maret 2012 disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel V.12
Laporan BOP Bulan Maret 2012
No Jenis BOP Nilai (Rp) 1 Biaya Bahan Penolong:
minyak goreng 2.200.000 Gas 600.000 bumbu kripik 426.000 daun jeruk 132.000 bahan pembungkus 477.000 biaya kemasan 54.000
2 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 0 3 Reparasi dan Pemeliharaan biaya penggantian regulator 20.000 biaya perbaikan kompor 4.200 4 Biaya akibat Penilaian Aktiva Tetap depresiasi mesin 31.250 depresiasi bangunan 79.200 5 Biaya akibat Berlalunya Waktu 0
6
Biaya overhead lain-lain (pengeluaran
tunai)
biaya lain-lain 40.000 Total BOP 4.063.650
Sedangkan perincian biaya overhead yang terdapat pada perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel V.13
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Proses Pembuatan Kripik Tempe selama Bulan Maret 2012
Jenis Biaya Total Biaya (Rp)
Reparasi dan pemeliharaan: - biaya penggantian regulator 20.000 - biaya perbaikan kompor 4.200 Biaya akibat penilaian aktiva tetap: - depresiasi mesin 31.250 - depresiasi bangunan 79.200 Total biaya overhead tetap 134.650
Tabel V.14
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Proses Pembuatan Kripik Tempe selama Bulan Maret 2012
Jenis Biaya Total Biaya (Rp)
Biaya bahan penolong:
- biaya minyak goreng 2.200.000
- gas 600.000
- biaya bumbu kripik 426.000 - biaya daun jeruk 132.000 - biaya bahan pembungkus 477.000 - biaya kemasan dan lain-lain 94.000 Total biaya overhead variabel 3.929.000
2. Analisis Harga Pokok Produksi
a. Penghitungan harga pokok produksi menurut perusahaan
Tabel V.15
Harga Pokok Produksi Kripik Tempe “Ojo Lali”
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012
Biaya bahan baku:
- biaya kedelai 1.495.000
- biaya ragi 34.500
Biaya tenaga kerja langsung:
- biaya tenaga kerja pengiris 460.000 - biaya tenaga kerja penggoreng 675.000 Biaya overhead pabrik variabel:
- biaya minyak goreng 2.200.000
- gas 600.000
- biaya bumbu kripik tempe 426.000 - biaya daun jeruk 132.000 - biaya bahan pembungkus 477.000 - biaya kemasan dan lain-lain 94.000 Jumlah biaya produksi 6.593.500 Hasil produksi (bungkus) 3.180 Harga pokok produksi per bungkus 2.073
b. Penghitungan harga pokok produksi menurut teori
1. Metode Full Costing
Setelah unsur-unsur biaya produksi dihitung baik biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
(tetap dan variabel), maka harga pokok produksi pembuatan
kripik tempe “Ojo Lali” dapat ditentukan dalam tabel berikut
Tabel V.16
Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing Kripik Tempe “Ojo Lali”
Untuk Bulan yang berakhir 31 Maret 2012
Biaya bahan baku:
- biaya kedelai 1.495.000
- biaya ragi 34.500
Biaya tenaga kerja langsung:
- biaya tenaga kerja pengiris 460.000 - biaya tenaga kerja penggoreng 675.000 - biaya tenaga kerja pengemas 419.000 Biaya overhead pabrik variabel:
- biaya minyak goreng 2.200.000
- biaya gas 600.000
- biaya bumbu kripik tempe 426.000 - biaya daun jeruk 132.000 - biaya bahan pembungkus 477.000 - biaya kemasan dan lain-lain 94.000 Biaya overhead pabrik tetap:
- biaya penggantian regulator 20.000 - biaya perbaikan kompor 4.200 - depresiasi mesin 31.250 - depresiasi bangunan 79.200 Jumlah biaya produksi 7.147.150 Hasil produksi (bungkus) 3.180 Harga pokok produksi per bungkus 2.248
2. Metode Variable Costing
Penghitungan harga pokok produksi kripik tempe dengan
metode variable costing dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel V.17
Harga Pokok Produksi dengan Metode Variable Costing Kripik Tempe “Ojo Lali”
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Maret 2012 Biaya bahan baku:
- biaya kedelai 1.495.000
- biaya ragi 34.500
Biaya tenaga kerja langsung:
- biaya tenaga kerja pengiris 460.000 - biaya tenaga kerja penggoreng 675.000 - biaya tenaga kerja pengemas 419.000 Biaya overhead pabrik variabel:
- biaya minyak goreng 2.200.000
- biaya gas 600.000
- biaya bumbu kripik tempe 426.000 - biaya daun jeruk 132.000 - biaya bahan pembungkus 477.000 - biaya kemasan dan lain-lain 94.000 Jumlah biaya produksi 7.012.500 Hasil produksi (bungkus) 3.180 Harga pokok produksi per bungkus 2.205
3. Analisis Selisih
Berdasarkan dari data-data yang telah tersaji di atas, selanjutnya
dilakukan penghitungan analisis selisih untuk mengetahui seberapa
besar selisih biaya pokok menurut perusahaan dan menurut teori.
a. Selisih menurut perusahaan dengan teori full costing
2248−2073
Berdasarkan hasil di atas, didapat bahwa selisih biaya pokok
produksi antara perusahaan dan menurut teori full costing adalah
kurang tepat (selisih 5-10%).
b. Selisih menurut perusahaan dengan teori variable costing
2205−2073
2205 100% = 5,97%
Berdasarkan hasil di atas, didapat bahwa selisih biaya pokok
produksi antara perusahaan dan menurut teori variable costing
adalah kurang tepat (selisih 5-10%)
.
C. Pembahasan
1. Biaya-Biaya Produksi
Biaya-biaya produksi yang terdapat pada home industry kripik
tempe “Ojo Lali” terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Setelah dilakukan
pendeskripsian dan analisis data seperti tersebut di atas, didapat bahwa
perusahaan belum menghitung semua biaya yang seharusnya juga
Home industry kripik tempe “Ojo Lali” belum melakukan
penghitungan terhadap biaya-biaya produksi yang juga berpengaruh
dalam menambah beban atau biaya perusahaan. Biaya-biaya tersebut
adalah:
a. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya tenaga pengemas
b. Biaya-biaya overhead pabrik, yaitu biaya penggantian regulator,
biaya perbaikan kompor, biaya penyusutan peralatan, dan biaya
penyusutan bangunan.
Biaya-biaya yang juga berpengaruh terhadap beban perusahaan
seharusnya juga dihitung oleh perusahaan sebagai biaya. Pentingnya
melakukan penghitungan terhadap semua biaya produksi
dilatarbelakangi karena fungsi dari akuntansi biaya itu sendiri sebagai
penentu harga pokok, pengendali, dan pengambilan keputusan khusus
(Mulyadi, 2005: 7). Selain itu, dengan informasi biaya per unit yang
akurat, home industry kripik tempe “Ojo Lali” akan mampu
mengambil keputusan-keputusan penting, seperti: penentuan harga
jual produk, mengatasi persaingan serta penganalisaan keuntungan
(Vanderbeck, 2010: 4-5).
2. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi merupakan akumulasi dari biaya-biaya yang
dibebankan pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan
(Mardiasmo, 1994: 2). Home industry kripik tempe “Ojo Lali”
pokok produksinya. Hal ini diperkuat dengan karakteristik dari
metode harga pokok proses itu sendiri, yaitu: produk yang dihasilkan
merupakan produk standar, produk yang dihasilkan dari bulan ke
bulan adalah sama, serta kegiatan produksi yang dimulai dengan
adanya perintah yang berisi rencana produksi produk standar untuk
jangka waktu tertentu (Mulyadi, 2005: 64).
Secara umum penghitungan harga pokok produksi pada home
industry kripik tempe “Ojo Lali” telah dilakukan dengan baik.
Meskipun perusahaan melakukan penghitungan harga pokok produksi
secara tradisional, tetapi penghitungan mereka sudah mampu
mencakup biaya-biaya produksi yang ada di perusahaan meskipun
belum kompleks.
Dalam penelitian ini, didapat bahwa harga pokok produksi menurut
perusahaan berbeda dengan harga pokok produksi menurut teori (full
costing dan variable costing). Penghitungan harga pokok produksi
yang dilakukan oleh perusahaan lebih condong ke cara penghitungan
harga pokok produksi variable costing. Hal ini terbukti dari masih
belum dihitungnya biaya-biaya overhead tetap yang ada dalam proses
produksi.
3. Selisih Biaya Produksi
Seperti yang telah diungkap di atas, bahwa terdapat perbedaan
antara harga pokok produksi menurut perusahaan dan menurut teori,
perusahaan masih lebih rendah dibanding biaya produksi berdasarkan
teori, baik itu full costing maupun variable costing.
Selisih biaya pokok produksi menurut perusahaan dengan teori full
costing adalah sebesar 7,78%. Berdasarkan pada persentase tersebut,
maka selisih tersebut tergolong dalam kategori “kurang tepat”
(Prasetyo, 2011: 31). Sedangkan selisih biaya pokok produksi menurut
perusahaan dengan teori variable costing adalah sebesar 5,97%.
Berdasarkan pada prosentase tersebut, maka selisih tersebut juga
tergolong dalam kategori “kurang tepat” (Prasetyo, 2011: 31). Hal
tersebut tentu akan menjadi masalah yang berarti bagi perusahaan
karena akan menimbulkan ketidaksesuaian antara penetapan harga jual
73 BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap penentuan biaya produksi pada
home industry kripik tempe “Ojo Lali” dengan menggunakan metode full
costing/ absorption costing dan variable costing. Maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pihak perusahaan secara umum telah mampu melakukan
penghitungan harga pokok produksi dan penetapan harga jual
produknya dengan baik.
2. Biaya overhead pabrik yang belum dihitung adalah dari biaya
overhead pabrik tetap, yaitu biaya penggantian regulator, biaya
perbaikan kompor, biaya penyusutan peralatan, dan biaya penyusutan
bangunan.
3. Penghitungan biaya overhead pabrik antara berbagai produk
perusahaan tidak dipisahkan.
4. Harga pokok produksi kripik tempe per bungkus adalah:
a. Harga Pokok Produk menurut Perusahaan
Harga jual Harga pokok produk (per bungkus)
b. Harga Pokok Produk menurut Teori
1. Full Costing
Harga jual Harga pokok produk (per bungkus)
Rp 4.000 Rp 2.248
2. Variable Costing
Harga jual Harga pokok produk (per bungkus)
Rp 4.000 Rp 2.205
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan tersebut, penulis ingin memberikan
saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan atau sebagai bahan
pertimbangan dalam masalah yang berhubungan dengan materi yang
penulis bahas. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, tenaga kerja bagian pengemasan harus
juga menerima upah serta diperhitungkan sebagai biaya produk,
meskipun pengemasan dilakukan oleh pemilik home industry itu
sendiri.
2. Pemilik usaha selaku penentu harga jual sebaiknya menggunakan
metode full costing dalam penentuan harga pokok produksinya,
sehingga dapat menentukan harga pokok produksi secara tepat dan
C. Keterbatasan
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menyadari dan
merasakan bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak menemui
hambatan serta terdapat kekurangan dan kelemahannya. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan dan
pengalaman, yang mana peneliti masih dalam tahap belajar dan baru
pertama kali mengadakan penelitian ini, sehingga peneliti tidak dapat
mengungkapkan semua fakta yang ada dalam penelitian ini dengan tepat.
Dengan demikian, kesimpulan yang diambil hanya berlaku terbatas pada
perolehan data.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti berusaha melakukan
wawancara dengan berbagai pihak yang terkait penelitian sebaik mungkin.
Peneliti juga menambah referensi buku yang sekiranya mendukung dalam
76