• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis data statistik deskriptif digunakan untuk memberikan sebuah gambaran atau sebuah deskriptif terhadap suatu data. Didalam penelitian ini gambaran variabel yang digunakan yaitu dari rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Penghapusan, Penyusutan Aktiva Produktif

163

(PPAP), Return on Assets (ROA), Belanja Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposits Ratio (LDR), dan Cash ratio. Berdasarkan hasil dari tabel descriptive statistic data pada periode sebelum adanya restrukturisasi kredit dengan jumlah sampel (N) sama-sama sebanyak 171 subjek, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Capital (Permodalan).

Permodalan dapat menunjukan kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu. Berdasarkan pada tabel 5.1, dalam nilai permodalan pada periode sebelum dilakukannya restrukturisasi nilai rata-rata diperoleh sebesar 36,5812, sedangkan pada periode sesudah restrukturisasi diperoleh angka sebesar 40,6511. Berdasarkan dari tingkat nilai kredit rasionya untuk mean sebesar 36,5812 dan 40,6511 termasuk dalam kategori yang “SEHAT” karena persentasenya mencapai lebih dari 8% yaitu sebesar 9,15% dan 10,16%. Untuk nilai minimum atau nilai terendah pada periode sebelum adanya restrukturisasi sebesar 8,28 dengan nilai maksimum atau batas tertinggi sebesar 117,22, sedangkan pada periode sesudah dilakukan restrukturisasi nilai minimumnya sebesar -54,54 dan nilai maksimumnya sebesar 120,81. Dengan standar deviasi sebelum dilakukannya restrukturisasi sebesar

164

19,5700 sedangkan sesudah dilakukan restrukturisasi yaitu sebesar 22,35992.

Tabel 12: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penilaian CAR pada Periode Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

Nilai rata-rata digunakan untuk membuat perbandingan antara kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi. Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami peningkatan dari 36,5812 menjadi 40,6511 yang berarti dalam nilai CAR sendiri meskipun terjadi peningkatan namun taraf kesehatannya, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi masuk dalam kategori yang sama yaitu kategori “SEHAT”.

b. Assets (Aktiva).

Nilai assets menggambarkan kualitas aktiva yang menunjukkan kemampuan dalam menjaga dan mengembalikan dana yang ditanamkan. Dalam nilai asset dalam penelitian kali ini menggunakan dua (2) penghitungan yaitu Kualitas Asset Produktif (KAP) dan Penyisihan, Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Min Max CARSebelum 171 36.5812 19.57000 8.28 117.22

CARSesudah 171 40.6511 22.35992 -54.54

120.81

165

Nilai kualitas aktiva dapat menentukan kekokohan suatu lembaga keuangan terhadap hilangnya nilai dalam aktiva tersebut.

Aktiva adalah harta kekayaan yang berwujud nyata, seperti uang, bangunan, kantor atau benda lain yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak berwujud nyata, seperti hak cipta. Berdasarkan pada tabel 5.2, dalam nilai kualitas aktiva produktif pada periode sebelum dilakukannya restrukturisasi nilai rata-rata diperoleh sebesar 6,2756 sedangkan pada periode sesudah restrukturisasi diperoleh angka sebesar 8,1701.

Berdasarkan dari tingkat nilai kredit rasionya untuk mean sebesar 6,2756 dan 8,1701, termasuk dalam kategori yang

“SEHAT” karena persentasenya mencapai kurang dari 10,25%

yaitu sebesar 1,57% dan 2%. Untuk nilai minimum atau nilai terendah pada periode sebelum adanya restrukturisasi sebesar 0,00 dengan nilai maksimum atau batas tertinggi sebesar 49,29 sedangkan pada periode sesudah dilakukan restrukturisasi nilai minimumnya sebesar 1.19 dan nilai maksimumnya sebesar 68,43.

Nilai standar deviasi sebelum dilakukannya restrukturisasi sebesar 5,09867 sedangkan standar deviasi sesudah dilakukan restrukturisasi yaitu sebesar 7,82563.

166

Tabel 13: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penilaian KAP pada Periode Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi

Descriptive Statistics Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

Nilai rata-rata yang ada digunakan untuk membuat perbandingan pada kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi.

Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami peningkatan dari 6,2756 menjadi 8,1701 yang berarti dalam aspek kualitas aktiva produksi sendiri meskipun terjadi peningkatan, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi nilai mean masuk dalam kategori yang sama yaitu kategori “SEHAT”.

Sedangkan, nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dapat menunjukan bahwa setiap bank wajib untuk membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) atau Cadangan Kerugian terhadap Aktiva Produktif atau Cadangan Piutang Ragu-ragu (CPRR) yang cukup guna menutupi risiko kerugian. Berdasarkan pada tabel 5.3, dalam aspek penyisihan penghapusan aktiva produktif pada periode sebelum dilakukannya restrukturisasi nilai rata-rata diperoleh sebesar 102.8799, sedangkan pada periode sesudah restrukturisasi diperoleh angka sebesar 102,5427. Berdasarkan dari tingkat nilai kredit rasionya untuk mean sebesar 102.8799 dan 102,5427 termasuk dalam kategori yang

167

“TIDAK SEHAT” karena persentasenya mencapai kurang dari 51% yaitu sebesar 5,14 % dan 5,13%. Untuk nilai minimum atau nilai terendah pada periode sebelum adanya restrukturisasi sebesar 0,00 dengan nilai maksimum atau batas tertinggi sebesar 278,25 sedangkan pada periode sesudah dilakukan restrukturisasi nilai minimumnya sebesar 63,96 dan nilai maksimumnya sebesar 481,98. Nilai standar deviasi sebelum dilakukannya restrukturisasi dengan standar deviasi sebesar 20.17994 sedangkan nilai standar deviasi sesudah dilakukan restrukturisasi yaitu sebesar 32.68384. Tabel 14: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penilaian PPAP pada Periode Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

Nilai rata-rata yang ada digunakan untuk membuat perbandingan pada kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi.

Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami penurunan dari 102.8799 menjadi 102.5427 yang berarti dalam penilaian penghapusan penyisihan aktiva produksi sendiri meskipun terjadi penurunan, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi nilai mean masuk dalam kategori yang sama yaitu kategori “TIDAK SEHAT”.

168 c. Earnings (Rentabilitas).

Penilaian rentabilitas dapat menunjukan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan sebagainya.

Dalam nilai rentabilitas di penelitian kali ini menggunakan dua (2) penghitungan yaitu Return On Assets dan Belanja Operasional dan Pendapatan Operasional.

Dalam nilai ROA, dapat menunjukan keuntungan dari pengembalian jumlah aktiva yang digunakan perusahaan.

Berdasarkan pada tabel 5.4, nilai ROA pada periode sebelum dilakukannya restrukturisasi nilai rata-rata diperoleh sebesar 2.7799, sedangkan pada periode sesudah restrukturisasi diperoleh angka sebesar 2,1982. Berdasarkan dari tingkat nilai kredit rasionya untuk mean sebesar 2.7799 dan 2,1982. termasuk dalam kategori yang “TIDAK SEHAT” karena persentasenya mencapai kurang dari 0,76% yaitu sebesar 0,14 % dan 0,11%. Untuk nilai minimum atau nilai terendah pada periode sebelum adanya restrukturisasi sebesar -17,82 dengan nilai maksimum atau batas tertinggi sebesar 8,65 sedangkan pada periode sesudah dilakukan restrukturisasi nilai minimumnya sebesar -51,66 dan nilai maksimumnya sebesar 11,44. Nilai standar deviasi sebelum dilakukannya restrukturisasi sebesar 3.15821 sedangkan nilai

169

standar deviasi sesudah dilakukan restrukturisasi yaitu sebesar 5.33495.

Tabel 15: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penilaian ROA pada Periode Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

Nilai rata-rata yang ada digunakan untuk membuat perbandingan pada kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi.

Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami penurunan dari 2.7799 menjadi 2.1982 yang berarti dalam aspek ROA sendiri meskipun terjadi penurunan, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi nilai mean masuk dalam kategori yang sama yaitu kategori “TIDAK SEHAT”.

Sedangkan penilaian BOPO mampu untuk menunjukan efisiensi dalam menjalankan usaha, atau mampu melihat perusahaan dapat mengelola biaya operasionalnya. Berdasarkan pada tabel 5.5, dalam aspek BOPO pada periode sebelum dilakukannya restrukturisasi nilai rata-rata diperoleh sebesar 84.9515, sedangkan pada periode sesudah restrukturisasi diperoleh angka sebesar 91.0975. Berdasarkan dari tingkat nilai kredit rasionya untuk mean sebesar 84.9515 dan 91.0975 termasuk dalam

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Min Max ROASebelum 171 2.7799 3.15821 -17.82 8.65 ROASesudah 171 2.1982 5.33495 -51.66 11.41

170

kategori yang “SEHAT” karena persentasenya mencapai kurang dari 93,52% yaitu sebesar 4,25 % dan 4,55%. Untuk nilai minimum atau nilai terendah pada periode sebelum adanya restrukturisasi sebesar 0,00 dengan nilai maksimum atau batas tertinggi sebesar 153,08 sedangkan pada periode sesudah dilakukan restrukturisasi nilai minimumnya sebesar 59,90 nilai maksimumnya sebesar 652,39. Nilai standar deviasi sebelum dilakukannya restrukturisasi sebesar 14.92292 sedangkan nilai standar deviasi sesudah dilakukan restrukturisasi yaitu sebesar 48.77618.

Tabel 16: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penilaian BOPO pada Periode Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Min Max BOPOSebelum 171 84.9515 14.92292 0.00 153.08

BOPOSesudah 171 91.0975 48.77618 59.90 652.39 Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

Nilai rata-rata yang ada digunakan untuk membuat perbandingan pada kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi.

Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami peningkatan dari 84.9515 menjadi 91.0975 yang berarti dalam BOPO sendiri meskipun terjadi peningkatan, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi nilai mean masuk dalam kategori yang sama yaitu kategori “SEHAT”.

171 d. Liquidity

Penilaian likuiditas menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau membayar utangnya pada asset pembayaran. Dalam likuiditas menggunaka dua (2) penilaian yaitu Loan Dept to Ratio dan Cash Ratio.

Untuk penilaian LDR sendiri dapat digunakan untuk melihat tingkat likuiditas suatu bank atau perbandingan antara jumlah kredit dengan jumlah dana yang diterima nasabah. Berdasarkan pada tabel 5.6, dalam penilaian LDR pada periode sebelum dilakukannya restrukturisasi nilai rata-rata diperoleh sebesar 82.2851, sedangkan pada periode sesudah restrukturisasi diperoleh angka sebesar 79.5857. Berdasarkan dari tingkat nilai kredit rasionya untuk mean sebesar 82.2851 termasuk dalam kategori yang

“SEHAT” karena persentasenya mencapai lebih dari 4,05% yaitu sebesar 4,11 % dan untuk mean sesudah restrukturisasi dengan nilai 79.5857 termasuk dalam kategori “CUKUP SEHAT” karena persentasenya berada diarea 3,30% - 4,049% yaitu sebesar 4,55%.

Untuk nilai minimum atau nilai terendah pada periode sebelum adanya restrukturisasi sebesar 21,25 dengan nilai maksimum atau batas tertinggi sebesar 249,79 sedangkan pada periode sesudah dilakukan restrukturisasi nilai minimumnya sebesar 44,23 dan nilai

172

maksimumnya sebesar 151,68. Nilai standar deviasi sebelum dilakukannya restrukturisasi standar deviasi sebesar 22.56405, sedangkan nilai standar deviasi ketika sesudah dilakukan restrukturisasi yaitu sebesar 13.40459.

Tabel 17: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penilaian LDR pada Periode Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi

Descriptive Statistics Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

Nilai rata-rata yang ada digunakan untuk membuat perbandingan pada kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi.

Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami penurunan dari 82.2851 menjadi 79.5857 yang berarti dalam aspek LDR sendiri meskipun terjadi penurunan, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi nilai mean ternyata berpengaruh, pada kondisi periode sebelum restrukturisasi LDR berada dalam kategori “SEHAT”, namun pada periode setelah dilakukannnya restrukturisasi kredit ternyata mean mengalami penurunan dan hal ini membuat LDR pada periode sesudah dilakukannya restrukturisasi masuk dalam kategori “CUKUP SEHAT”.

Sedangkan untuk cash ratio sendiri merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemapuan perusahaan dalam

173

menggunakan aktiva lancarnya untuk membayar utang jangka pendek. Berdasarkan pada tabel 5.8, dalam penilaian rasio kas pada periode sebelum dilakukannya restrukturisasi nilai rata-rata diperoleh sebesar 19.7734 sedangkan pada periode sesudah restrukturisasi diperoleh angka sebesar 20.4709. Berdasarkan dari tingkat nilai kredit rasionya untuk mean sebesar 19.7734 dan 20.4709 termasuk dalam kategori yang “TIDAK SEHAT” karena persentasenya mencapai kurang dari 2,54% yaitu sebesar 0,99 % dan 1,02%. Untuk nilai minimum atau nilai terendah pada periode sebelum adanya restrukturisasi sebesar 3,22 dengan nilai maksimum atau batas tertinggi sebesar 52,65 sedangkan pada periode sesudah dilakukan restrukturisasi nilai minimumnya sebesar 2,71 dan nilai maksimumnya sebesar 63,07. Nilai standar deviasi sebelum dilakukannya restrukturisasi diperoleh sebesar 10.42962, sedangkan nilai standar deviasi sesudah dilakukan restrukturisasi yaitu sebesar 10.07203.

Tabel 18: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penilaian Cash Ratio pada Periode Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Min Max CashRatioSebelum 171 19.7734 10.42962 3.22 52.65

CashRatioSesudah 171 20.4709 10.07203 2.71 63.07

174

Nilai rata-rata yang ada digunakan untuk membuat perbandingan pada kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi.

Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami peningkatan dari 19.7734 menjadi 20.4709 yang berarti dalam rasio kas sendiri meskipun terjadi peningkatan, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi nilai mean masuk dalam kategori yang sama yaitu kategori “SEHAT”.

e. Tingkat Kesehatan

Penilaian tingkat kesehatan bank hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.

Berdasarkan hasil dari tabel descriptive statistic data tingkat kesehatan keuangan BPR sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi kredit dengan jumlah sampel (N) sama-sama sebanyak 171 subjek, dapat dijelaskan sebagai berikut dari nilai rata-rata atau mean untuk tingkat kesehatan keuangan perbankan sebelum adanya restrukturisasi diperoleh nilai sebesar 64,8368 dan menunjukan tingkat kesehtan perbankan dalam kategori bank yang

“SEHAT’. Sedangkan pada sebelum adanya restrukturisasi diperoleh nilai sebesar 57.1984 dan menunjukan tingkat kesehatan perbankan dalam kategori bank yang “CUKUP SEHAT. Dengan

175

nilai minimal sebesar -26,45 sampai dengan nilai maksimal sebesar 70,00. Sedangkan dalam periode sesudah adanya restrukturisasi standar deviasi sebesar 66,5029 dengan nilai minimal sebesar -724,05 sampai dengan nilai maksimal sebesar 70,00.

Tabel 19: Hasil Analisis Statistik Deskriptif Tingkat Kesehatan Keuangan BPR Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi Kredit (Periode Triwulan ke-3 2019 – Triwulan ke-4 2020)

Descriptive Statistics perbandingan pada kondisi sebelum dan setelah restrukturisasi kredit. Nilai rata-rata pada periode seteleh dilakukannya restrukturisasi mengalami penurunan dari 64.8368 menjadi 57.1984 yang berarti dalam bagi tingkat kesehatan perbankan, baik sebelum dan sesudah restrukturisasi nilai mean ternyata berpengaruh, pada kondisi periode sebelum restrukturisasi tingkat kesehatan perbankan berada dalam kategori “SEHAT”, namun pada periode setelah dilakukannnya restrukturisasi kredit ternyata mean mengalami penurunan dan hal ini membuat tingkat kesehatan

176

perbankan pada periode sesudah dilakukannya restrukturisasi masuk dalam kategori “CUKUP SEHAT”.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data terdistribusi secara normal atau tidak berdistribusi normal, sekaligus untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Hasil uji dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS, menunjukan bahwa data dari rasio-rasio keuangan yang digunakan tidak berdistribusi normal karena Asymp.Sg < dari 0,05 (5%) yang merupakan tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian, sehingga akan digunakan uji hipotesis dengan statistika non parametrik yani menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test.

Berikut tabel yang disajikan berupa hasil uji normalitas dari data rasio-rasio keuangan yang telah dilakukan, terkait kinerja keuangan dan tingkat kesehatan BPR. Berdasarkan dari tabel hasil uji normalitas data, terlihat bahwa keseluruhan data yang telah diuji untuk menguji kinerja keuangan ternyata berdistribusi tidak normal, oleh karena Asymp.sig < tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian yaitu 0,05 (5%). Karena hasil menunjukan data berdistribusi tidak normal, maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji non parametrik (Wilcoxon Signed Rank Test) untuk menguji data rasio-rasio keuangan untuk menguji hipotesis secara parsial dalam penelitian ini.

177

Tabel 20: Hasil Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Keuangan Sebelum Adanya Restrukturisasi Kredit (Periode Triwulan ke-3 2019 – Triwulan ke-1 2020)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

19.57000 5.09867 20.17994 3.15821 14.92292 22.56405 10.42962

Most Extreme

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

Tabel 21: Hasil Uji Normalitas Data Rasio-Rasio Keuangan Sesudah Adanya Restrukturisasi Kredit (Periode Triwulan ke-1 2020 – Triwulan ke-4 2020)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean 22.35992 7.82563 32.68384 5.33495 48.77618 13.40459 10.07203

Std.

178

Sedangkan penilaian tingkat kesehatan, berdasarkan dari tabel hasil uji normalitas data diatas, terlihat bahwa keseluruhan data yang telah diuji untuk menguji tingkat kesehatan perbankan ternyata berdistribusi tidak normal, oleh karena Asymp.sig < tingkat keyakiinan yang digunakan dalam pengujian yaitu 0,05 (5%). Karena hasil menunjukan data berdistribusi tidak normal, maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji non parametrik (Wilcoxon Signed Rank Test) untuk menguji data rasio-rasio keuangan untuk menguji hipotesis secara parsial dalam penelitian ini.

Tabel 22: Hasil Uji Normalitas Tingkat Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Adanya Restrukturisasi Kredit (Periode Triwulan ke-3 2019 – Triwulan ke-4 2020)

Deviation 13.75523 66.50291

Most Extreme

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS

179 3. Uji Hipotesis

Setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas pada data, dan hasil pengujian menunjukan data tidak berdistribusi normal, maka dalam penelitian ini diuji menggunakan uji statistika non parametrik yaitu Wilcoxon Signed Rank Test guna meunjukan dalam pengambilan keputusan ada tidaknya perbedaan dilihat dari Asymp.Sig 2-tailed <

0.05 bahwa “ Ho ditolak atau Ha diterima” artinya terdapat perbedaan atau Asymp.Sig 2-tailed > 0.05 bahwa “ Ho diterima atau Ha ditolak” artinya tidak terdapat perbedaan. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji beda dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test terkait kinerja dan kesehatan perbankan.

a. Uji hipotesis menggunakan uji analisis Wilcoxon Signed Rank Test pada kinerja keuangan perbankan pada periode sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi kredit dari nilai capital.

Pengujian hipotesis memiliki tujuan untuk mencari dampak atau pengaruh nilai permodalan dari adanya restrukturisasi kredit terhadap tingkat kesehatan perbankan. Dalam uji analisis Wilcoxon Signed Rank Test pengujian dapat dilakukan degan membandingkan tingkat rank pada periode sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi selain itu dapat juga dengan membandingkan tingkat perbedaan dan tingkat kesalahan (α) = 5%

atau 0,05. Berdasarkan pada data tabel test statistic, maka dapat dilakukan pegujian hipotesis dengan cara membandingkan taraf perbedaan (P-value) dengan galatnya:

180

a) Jika sign, > 0,05 maka Ho Diterima (Ha Ditolak) b) Jika sign, < 0,05, maka Ho Ditolak (Ha Diterima) 1) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Berdasarkan hasil pengujian Wilcoxon Signed Rank Test aspek permodalan yaitu CAR dari 171 bank, terdapat hasil positif rank sebesar 114 sedangkan sisanya yaitu 57 data termasuk dalam rank negative dan tidak ada data dengan perbedaan data nol atau pasangan data sama nilainya.

Tabel 23: Hasil Uji Beda Hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test Rasio Keuangan CAR Sebelum dan Sesudah Dilakukan Restrukturisasi

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS * a. Sesudah CAR < Sebelum CAR

* b. Sesudah CAR > Sebelum CAR * c. Sesudah CAR = Sebelum CAR

Berdasarkan tabel 5.12 terlihat bahwa dari 171 bank yang dibandingkan, terdapat 114 data yang menunjukan bahwa bank pada saat periode sudah melakukan restrukturisasi nilai CAR lebih tinggi atau terjadi peningkatan dibandingkan dengan bank

N Positive Ranks 114b 94.80 10807.00

Ties 0c

181

pada saat belum melakukan restrukturisasi. Tetapi terdapat 57 data yang menunjukan pula bahwa bank yang pada saat sudah melakukan restrukturisasi nilai CAR lebih rendah dibandingkan dengan bank pada saat belum melakukan restrukturisasi.

Pengaruh adanya restrukturisasi kredit terhadap tingkat Capital Adequancy Ratio dapat dilihat melalui tabel diatas, dengan membandingkan rank sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi. Selain itu pada nilai signifikasi aspek CAR dihasilkan sebesar 0,000, sehingga dapat dikatakan bahwa 0,000 < 0,05 yang berarti nilai sig lebih kecil dari pada nilai probabilitasnya maka terdapat perbedaan pada nilai CAR antara masa sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi, atau kinerja keuangan yang dilihat pada aspek CAR antara sebelum dan sesudah restrukturisasi adalah berbeda. Namun pada nilai z diperoleh angka -5,327 dengan keterangan “based on negative rank” hal ini menunjukan bahwa nilai Z berada diluar daerah penerimaan, karena nilai kritis Z-score berada pada nilai -1,96 dan 1,96. Sehingga dari data test statistik dinyatakan bahwa

“terdapat perbedaan dalam rasio CAR pada periode sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi kredit.”

182

b. Uji hipotesis menggunakan uji analisis Wilcoxon Signed Rank Test pada kinerja keuangan perbankan pada periode sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi kredit dari nilai assets.

Pengujian hipotesis memiliki tujuan untuk mencari dampak atau pengaruh nilai permodalan dari adanya restrukturisasi kredit terhadap tingkat kesehatan perbankan. Dalam uji analisis Wilcoxon Signed Rank Test pengujian dapat dilakukan degan membandingkan tingkat rank pada periode sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi selain itu dapat juga dengan membandingkan tingkat perbedaan dan tingkat kesalahan (α) = 5%

atau 0,05. Berdasarkan pada data tabel test statistic, maka dapat dilakukan pegujian hipotesis dengan cara membandingkan taraf perbedaan (P-value) dengan galatnya:

a) Jika sign, > 0,05 maka Ho Diterima (Ha Ditolak) b) Jika sign, < 0,05, maka Ho Ditolak (Ha Diterima) 1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Berdasarkan nilai aktiva yaitu KAP dari 171 bank, terdapat hasil positif rank sebesar 118 sedangkan sisanya yaitu 53 data termasuk dalam rank negative dan tidak ada data dengan perbedaan data nol atau pasangan data sama nilainya.

183

Tabel 24: Hasil Uji Beda Hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test Rasio Keuangan KAP Sebelum dan Sesudah Dilakukan Restrukturisasi

Sumber: Data sekunder yang diolah peneliti menggunakan SPSS * d. Sesudah KAP < Sebelum KAP

* e. Sesudah KAP > Sebelum KAP * f. Sesudah KAP = Sebelum KAP

Berdasarkan tabel 5.13 terlihat bahwa dari 171 bank yang dibandingkan, terdapat 118 data yang menunjukan bahwa bank yang pada saat sudah melakukan restrukturisasi nilai KAP lebih tinggi dibandingkan dengan bank pada saat belum melakukan restrukturisasi. Tetapi terdapat 53 data yang menunjukan pula bahwa bank yang pada saat sudah melakukan restrukturisasi nilai KAP lebih rendah dibandingkan dengan bank pada saat belum melakukan restrukturisasi.

Pengaruh adanya restrukturisasi terhadap tingkat Kualitas Aktiva Produktif dapat dilihat melalui tabel diatas, dengan membandingkan rank sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi.

Selain itu pada signifikasi aspek KAP dihasilkan sebesar 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa 0,000 < 0,05 yang berarti nilai sig

N

184

lebih kecil dari pada nilai probabilitasnya maka terdapat perbedaan pada aspek KAP antara masa sebelum dan sesudah adanya restrukturisasi, atau kinerja keuangan yang dilihat pada aspek KAP antara sebelum dan sesudah restrukturisasi adalah berbeda.

Namun pada nilai z diperoleh angka -5.619dengan keterangan

“based on negative rank” hal ini menunjukan bahwa nilai Z berada diluar daerah penerimaan, karena nilai kritis Z-score berada pada nilai -1,96 dan 1,96. Sehingga dari data test statistik dinyatakan

“based on negative rank” hal ini menunjukan bahwa nilai Z berada diluar daerah penerimaan, karena nilai kritis Z-score berada pada nilai -1,96 dan 1,96. Sehingga dari data test statistik dinyatakan

Dokumen terkait