• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data yang diperoleh, baik secara data primer maupun data sekunder diuraikan dan dianalisis secara kualitatif yang artinya hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian kalimat-kalimat yang mudah dibaca dan dimengerti untuk di interpretasikan dan ditarik kesimpulan mengenai pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pemidanaan pada pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak oleh anggota Polri. Dari hasil analisis dilanjutkan dengan menarik kesimpulan induktif, yaitu cara berfikir dalam mengambil kesimpulan secara umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus dan selanjutnya dari berbagai kesimpulan.

V. PENUTUP

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan, maka penulis akan memberikan kesimpulan sebagai hasil pembahasan tentang analisis pemidanaan pada pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak oleh anggota Polri yaitu:

1. Pemidanaan pada pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak oleh anggota Polri dalam perkara Nomor: 11/Pid/2015/PT.Tjk., telah dijatuhi sanksi pidana sesuai Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dimana unsur-unsurnya sudah terpenuhi bahwa setiap orang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya. Menurut hakim penjatuhan pidana terhadap pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak dengan menggunakan teori pemidanaan yaitu teori gabungan yang diterapkan di Indonesia, agar pelaku tidak melakukan lagi perbuatannya dan untuk membina pelaku agar bisa diterima di masyarakat.

2. Dasar pertimbangan hakim dalam memberikan pemidanaan pada pelaku

tindak pidana persetubuhan terhadap anak oleh anggota Polri dalam perkara Nomor: 11/Pid/2015/PT.Tjk., bahwa dalam menjatuhkan putusan hakim juga

memperhatikan dakwaan jaksa, tujuan pemidanaan, hal-hal yang meringankan dan memberatkan. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pemidanaan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Mackenzei yaitu teori keseimbangan yaitu keseimbangan antara syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang dan kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perkara, teori pendekatan dan intuisi yaitu menyesuaikan keadaan pelaku, teori pendekatan pengalaman yaitu pengalaman seorang hakim dalam mengahadapi perkara-perkara, dan teori ratio decidendi yaitu peraturan perundang-undangan

yang relevan dengan pokok perkara, serta dilihat dengan teori keadilan yaitu tidak berat sebelah, tidak memihak dan berpihak kepada yang benar.

B.Saran

Saran yang akan diberikan penulis berkaitan dengan analisis pemidanaan pada pelaku tindak pidana persetubuhan terhadap anak oleh anggota Polri dalam perkara Nomor: 11/Pid/2015/PT.Tjk., sebagai berikut:

1. Hakim harus lebih memaksimalkan lagi dalam pemidanaan yang dijatuhkan kepada terdakwa, karena pidana ini terlalu ringan, perbuatan terdakwa mengakibatkan kerusakan organ vital dan kerugian psikis yang berarti dan fatal bagi korban serta telah merusak masa depan korban.

2. Hakim dalam memberikan pertimbangan putusan pemidanaan, harus lebih hati-

hati dalam mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan atau hal-hal yang meringankan terdakwa serta sanksi pidana yang dijatuhkannya. Bagaimanapun juga hakim mempunyai pengaruh besar dalam menurunnya atau meningkatnya angka kriminalitas yang terjadi di masyarakat, jadi hakim harus mampu

memberi efek, baik bagi terdakwa untuk tidak melakukan kembali perbuatanya maupun bagi masyarakat agar takut melakukan tindak pidana. Walaupun yang melakukan tindak pidana adalah seorang anggota Polri, bukan berarti dalam pidananya harus sama seperti pelakunya masyarakat biasa seharusnya lebih berat.

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Abidin, Lit.A.Z. 2010. Pengantar Dalam Hukum pidana Indonesia. Jakarta. Andrisman, Tri. 2011. Asas-asas dan Dasar Aturan Umum Hukum Pidana

Indonesia. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

---2013. Hukum Peradilan Anak. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Arief, Barda Nawawi. 2001. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan

Penanggulangan Kejahatan.Bandung: Citra Aditya Bakti.

Gosita, Arif. 1983. Masalah Korban Kejahatan. Jakarta: Akademika Pressindo. Gultom, Maidin. 2010. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem

Peradilan Pidana Anak Di Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Ilyas, Amir. 2012. Asas-asas Hukum Pidana. Yogyakarta: Rangkang Education Yogyakarta dan PuKAP Indonesia.

Lamintang, P.A.F. 1997. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Marpaung, Ledeng.2006. Asas- Teori- Praktik Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika.

Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Prenada Media Group.

Meliala, Adrianus. 2005. Penyelesaian Sengketa Alternatif: Posisi dan Potensinya di Indonesia Fakultas Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moeljatno, 1993.Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: BinaAksara.

Poernomo, Bambang. 1997. Pertumbuhan Hukum Penyimpang Diluar Kodifikasi Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara.

---1993. Asas-asas Hukum Pidana. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Projodikon, Wiryono. 1986. Asas-asas Hukum Pidana Indonesia. Bandung: PT. Eresco.

Rahardjo, Satjipto, 2009, Penegakan Hukum (SuatuTinjauanSosiologis), Yogyakarta:Genta Publishing.

Rifai, Ahmad. 2010. Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progresif. Jakarta: SinarGrafika.

Sakidjo, Aruan. dan Bambang Poernomo. 1990. Hukum Pidana Dasar Aturan Umum Hukum Pidana Kodifikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soedarso, 1992. Kamus Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarto, 1986. Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat Kajian Terhadap

Pembaharuan Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Baru.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press. ---1984. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali.

Soesilo,R. 1995. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Bogor: Politeia. Waluyo,Bambang. 2011. Viktimplogi Perlindungan Saksi dan Korban. Jakarta:

Sinar Grafika.

Widnyana, I Made. 2010. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Fikahati Aneska.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 juncto Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1958 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Undang-UndangNomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana(KUHAP).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

C. Sumber Lain

Tim Penyusun Kamus, 1997. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Dokumen terkait