• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data

Dalam dokumen BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN (Halaman 29-45)

Setelah semua data disajikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap semua data tersebut yakni data tentang minat belajar matematika siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011.

Untuk lebih jelasnya analisis terhadap minat belajar matematika siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa tersebut akan disusun berdasarkan penyajian data sebagai berikut:

2. Minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun Pelajaran 2010/2011.

a. Ketekunan siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 84,85% dengan kategori sangat tinggi, 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 3,03% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, dukomen diperoleh data bahwa mayoritas siswa aktif mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika. Jadi dalam point ini diketahui siswa selalu hadir/aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika tersebut kategori sangat tinggi 84,85%. Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut hadir maka ia akan mudah menangkap secara langsung penjelasan dari guru tentu saja aktivitas kehadiran ini harus lahir dari keinginan siswa sendiri sehingga apabila ia tidak hadir itu disebabkan oleh hal yang sangat mendesak baginya dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak hadir maka ia akan kesulitan untuk belajar.

Dengan demikian kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.

2) Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 90,91% dengan kategori sangat tinggi, sering tepat waktu ada 9,09% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa tepat waktu mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru, begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika 90,91%. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika tersebut berada pada kategori sangat tinggi.

Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika maka ia tidak akan ke tinggalan penjelasan yang di berikan guru dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak tepat waktu dalam mengikuti pelajaran matematika maka ia akan kesulitan dalam memahami pelajaran matematika tersebut kecuali ia rajin mempelajari sendiri di rumah atau dengan bertanya kepada teman. Dengan demikian ketepatan waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.

3) Inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa menyatakan mempelajari mata pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 36,37% dengan kategori sangat rendah, mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal lain ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan hal lain ada 42,42% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa yang menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dengan belajar yang rajin dan tekun apabila gurunya tidak ada dan ada sebagian siswa yang menghabiskan waktu dengan berbicara dengan teman-temannya dan ada juga yang menghabiskan waktu untuk pergi ke kantin. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, hal ini tercermin dari aktivitas yang siswa lakukan dalam mengisi jam pelajaran yang kosong di sekolah seperti belajar mandiri dan mengulangi pelajaran di luar jam pelajaran sekolah (rumah). Siswa tersebut juga akan sering membicarakan materi pelajaran yang menarik minat mereka.

b. Perhatian siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada 84,85% dengan kategori sangat tinggi, sering memperhatikan ada 12,12% dengan

kategori sangat rendah, dan jarang memperhatikan ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perhatian siswa dalam belajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru matematika, begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari siswa adalah selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar matematika yang diajarkan guru 84,85%. Jadi dalam poin ini diketahui bahwa siswa selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar matematika menduduki kategori sangat tinggi. Dengan demikian perhatian itu penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya dengan mudah dan juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran itu.

2) Durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika ada 69,70% dengan kategori sedang, memperhatikan sebagian besar penjelasan guru ada 30,30% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika 69,70%. Jadi dalam poin ini siswa memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar matematika menduduki kategori sedang.

3) Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa siswa yang perhatiannya selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 66,67% dengan kategori sedang, sering terfokus ada 33,33% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika 66,67%. Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika itu sangat penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya sangat mudah.

c. Keaktifan siswa dalam belajar matematika.

1) Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan.

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa siswa yang selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika yang diberikan oleh guru ada 75,76% dengan kategori tinggi, sering mengerjakan ada 24,24% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika 75,76%.

Jadi dalam poin ini siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika menduduki kategori tinggi.

2) Keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika.

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa selalu aktif dalam mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan ada 69,70% dengan kategori sedang,

sering mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika umumnya sedang, berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, diperoleh data bahwa mayoritas siswa aktif mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika tersebut kriteria sedang 69,70%. Keaktifan siswa dalam mencatat materi matematika sangat penting sekali untuk memudahkan siswa apabila suatu saat nanti lupa atau sebagai bahan ulangan.

3) Keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya.

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 18,18% dengan kategori sangat rendah, sering berusaha menggunakan ada 39,39% dengan kategori sangat rendah, dan jarang berusaha menggunakan ada 42,43% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi secara umum hanya terdapat sebagian siswa yang menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru mata pelajaran matematika. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah jarang berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru.

Dengan sangat rendahnya keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya

yang diberikan guru itu dapat diketahui minat belajar siswa. Anak yang memiliki minat belajar yang besar ini terlihat melalui keinginan mereka untuk mengajukan pertanyaan secara tak henti-hentinya.

d. Kemandirian siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah.

Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu belajar matematika dengan jadwal yang teratur di rumah ada 27,27% dengan kategori sangat rendah, sering belajar ada 51,52% dengan kategori rendah, dan jarang belajar ada 21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah umumnya rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa sering belajar matematika di rumah 51,52%. Jadi dalam poin ini siswa sering belajar di rumah menduduki kategori rendah.

2) Intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan ada 33,33% dengan kategori sangat rendah, sering mempelajari kembali ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempelajari ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa yang merasa sudah paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru di sekolah, sehingga merasa tidak perlu lagi untuk mengulang kembali materi matematika di rumah.

3) Intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari ada 66,67% dengan kategori sedang, sering mempersiapkan ada 27,27% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempersiapkan ada 6,06%

dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari 66,67%. Jadi dalam poin ini siswa selalu mempersiapkan materi yang akan diajarkan kategori sedang.

e. Keuletan siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari

Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa siswa berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari ada 75,76% dengan kategori tinggi, berusaha bertanya kepada teman ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan berdiam diri dan menunggu jawaban bersama ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari umunya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika 75,76%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha bertanya kepada guru kategori tinggi.

2) Cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika

Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran matematika yang diberikan oleh guru ada 72,73%

dengan kategori tinggi, mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 24,24%

dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran matematika 72,73%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan kategori tinggi. Minat seorang siswa terhadap pelajaran bisa dilihat dari rasa senang dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa yang memang sangat menaruh minatnya kepada suatu tugas tertentu, maka kemungkinan ia akan lebih banyak melakukan tugasnya dan juga akan dilakukannya dengan baik, sekalipun dalam beberapa hal minatnya bisa menyebabkan dia bekerja di luar batas-batas waktu yang semestinya dan kesehatannya sekaligus

3) Cara siswa dalam mengerjakan pekerjaaan rumah/PR mata pelajaran matematika

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa siswa mengerjakan PR mata pelajaran matematika sendiri di rumah yang diberikan guru ada 90,91% dengan kategori tinggi, mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 9,09% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah/PR mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal

ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa mengerjakan sendiri PR mata pelajaran matematika di rumah 90,91%. Jadi dalam poin ini siswa mengerjakan sendiri PR matematika di rumah kategori tinggi.

f. Anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika

1) Anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika Dari table 4.21 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat penting dalam mempelajari matematika ada 69,69% dengan kategori sedang, penting ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat penting mempelajari matematika 69,69%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat penting mempelajari matematika kategori sedang.

2) Anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya

Dari table 4.22 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 75,76% dengan kategori tinggi, bermanfaat ada 24,24% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya 75,76%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya kategori tinggi.

3) Anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru ada 57,58% dengan kategori rendah, menyenangkan ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan kurang menyenangkan ada 6,06 dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika 57,58%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika kategori rendah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Ajaran 2010/2011

a. Faktor Individu

1) Persepsi siswa tentang pelajaran matematika

Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi matematika itu sangat sulit ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, cukup sulit ada 57,57% dengan kategori rendah dan kurang sulit ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari persepsi siswa tentang pelajaran matematika masih rendah sehingga sangat perlu ditingkatkan, karena mereka masih menganggap bahwa matematika itu bukanlah pelajaran yang mudah tetapi pelajaran yang sulit.

Bagi siswa yang merasa bahwa pelajaran matematika itu sulit kemungkinan mereka akan sangat sulit untuk menyenangi dan akan merasa malas untuk mempelajari pelajaran matematika tersebut, begitupun sebaliknya apabila mereka menganggap bahwa pelajaran matematika itu mudah mereka akan sangat senang untuk mempelajarinya. Dengan demikian persepsi siswa tentang matematika juga mempengaruhi terhadap minat belajar matematika.

2) Cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa siswa yang mengatakan mata pelajaran matematika sangat bermanfaat ada 72,73% dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat ada 18,18% dengan kategori sangat rendah dan kurang bermanfaat ada 9,09% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap manfaat pelajaran matematika mempunyai manfaat terhadap cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS.

b. Faktor Guru

Adapun faktor guru meliputi:

1) Penguasaan materi oleh guru pada mata pelajaran matematika Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa guru matematika sangat menguasai mata pelajaran matematika ada 78,79% dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada 21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang penguasaan materi oleh guru matematika umumnya tinggi, dengan tingginya penguasaan materi, guru dengan mudah memberikan penjelasan dengan baik dan benar sehingga siswa dengan mudah dapat memahami pelajaran yang dijelaskan, dari sinilah akan tumbuh rasa senang dari dalam diri siswa karena ia

bisa memahami pelajaran yang telah dijelaskan. Tanpa adanya penguasaan materi, guru akan sulit menjelaskan dan siswapun akan kesulitan dalam memahaminya. Jadi penguasaan materi oleh guru juga akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam mempelajari pelajaran matematika.

2) Penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika

Dari tabel 29 dapat diketahui bahwa guru sangat bervariasi mengajar matematika ada 48,48% dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 42,42%

dengan kategori sangat rendah dan kurang bervariasi ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang metode yang digunakan guru adalah baik, karena guru selalu menggunakan metode yang sangat bervariasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru matematika yang bersangkutan yakni guru selalu menggunakan metode yang bervariasi karena metode mengajar yang bervariasi akan menambah gairah/semangat siswa dalam belajar yakni dapat menghilangkan rasa bosan dalam belajar.

3) Sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah

Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru sangat ramah dalam mengajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat rendah, cukup ramah ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang ramah ada 9,1%

dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru adalah baik, karena dalam mengajar matematika guru ada yang bersikap sangat ramah, cukup ramah dan kurang ramah pada sebagian siswa.

Bagi guru yang ramah akan sangat mudah untuk bersosialisasi dalam proses belajar mengajar, karena siswa akan sangat mudah dan tidak akan merasa malu dan takut bertanya. Namun apabila guru pemarah, murid akan sangat takut dan segan untuk bertanya, sehingga apabila dia tidak memahami dia lebih memilih diam saja, sehingga dia tidak akan dengan mudah dapat memahami pelajaran dan selanjutnya dia akan sulit menyenangi pelajaran tersebut. Dengan demikian sikap guru dalam mengajar akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar matematika.

4) Disiplin guru dalam mengajar matematika

Dari tabel 31 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang guru yang selalu tepat waktu dalam mengajar matematika ada 33,33% dengan kategori sangat rendah, cukup tepat waktu ada 60,61% dengan kategori sedang dan kurang tepat waktu ada 6,06% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang disiplin guru dalam mengajar matematika umumnya sedang yakni umumnya cukup tepat waktu.

Bagi siswa, guru adalah contoh bagi mereka, sehingga kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap siswa. Dari sinilah siswa akan ikut disiplin dalam belajar dan diharapkan murid akan menyenangi dan mengagumi guru dalam hal pelajaran dan selanjutnya siswa juga akan menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

c. Faktor Orang Tua

1) Motivasi atau dorongan orang tua siswa terhadap belajar

1) Motivasi atau dorongan orang tua siswa terhadap belajar

Dalam dokumen BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN (Halaman 29-45)

Dokumen terkait