• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

57 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah singkat lokasi penelitian

Terbentuknya dan berdirinya Pendidikan Madrasah Negeri Kebun Bunga disebabkan desakan dari masyarakat yang ingin menuntut ilmu agama, maka diadakan musyawarah antara tokoh agama setempat dengan masyarakat sekitarnya.

Sehingga berdirilah bangunan Madrasah Ibtidaiyah Swasta Baiturrahim pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1997 Madrasah ini dinegerikan dengan nama MIN

Kebun Bunga. Adapaun tujuan didirikannya Madrasah tidak lain untuk mengantisipasi perilaku-perilaku anak yang sudah banyak menyimpang dari ajaran Islam.

Madrasah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dari animo masyarakat yang ada disekitar maupun diluar lingkungan madrasah. Hal ini menjadi kendala yang dihadapi MIN Kebun Bunga dikarenakan lokal belajar yang tersedia terdiri 6 lokal serta lahan yang terbatas, sehingga untuk menampung siswa yang ada harus dipetak-petak menjadi 9 kelas dan aktivitas belajar diluar kelas kurang maksimal dan ini tidak sesuai dengan Kriteria Standar Sarana dan Prasarana dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP ) Untuk mengatasi hal tersebut, MIN Kebun Bunga merencanakan membangun lantai 3 serta pembelian tanah sebagai sarana olah raga dan bermain siswa.

(2)

2. Visi

“Siswa islami, cerdas, terampil serta berdaya guna”

3. Misi

a. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan b. Meningkatkan bimbingan dan penyuluhan

c. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat

d. Meningkatkan tata usaha, rumah tangga madrasah dan perpustakaan 4. Tujuan

a. Mewujudkan pendidikan yang bernuansa Islami dengan menekankan kepada ibadah dan akhlakul karimah

b. Membentuk manusia yang berkepribadian dan bertanggung jawab.

c. Meningkatkan kinerja perangkat madrasah untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Identitas Madrasah

a. Nama Madrasah : MIN Kebun Bunga

b. Alamat Madrasah

1) Jalan : Pekapuran A RT. 16 RW. VI

2) Kelurahan : Karang Mekar

3) Kecamatan : Banjarmasin Timur

4) Kota : Banjarmasin

5) Propinsi : Kalimantan Selatan

6) Nomor telpon/ HP : 0511–7446875/08125103120

(3)

c. Status Sekolah : Negeri

d. NPSN / NSM : 30304373 / 112637102025

e. Tahun Di Negerikan : 1997

f. Berdasarkan Kepetusan Menteri Agma : No.107 Tgl.17 Maret 1997 g. Nama Kepala Madrasah : Drs. Kamal Naser

h. SK. Kepala Madrasah :

1) Nomor : Kw. 17.1/2/Kp.07.6/28/2008

2) Tanggal : 10 Juni 2008

6. Nama-Nama Kepala Sekolah Yang Pernah Menjabat a. Sebelum di Negerikan (MIS Baiturahim 1968 s.d 1997)

1) H. Bakeran Salman Priode Tahun 1968 s.d 1993 2) Hj. Mursidah Priode Tahun 1993 s.d 1996 3) Van Willis Priode Tahun 1996 s.d 1996 b. Setelah di Negerikan (MIN Kebun Bunga)

1) Nurjannah Arnes Priode Tahun 1997 s.d 2005 2) H.Yarkani Agub Priode Tahun 2006 s.d 2008 3) Drs. Kamal Naser Priode Tahun 2008 s.d sekarang

7. Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Adapun susunan dewan guru, tenaga TU dan penjaga madrasah tahun 2010- 2011 berdasarkan data yang diperoleh seluruhnya 20 orang, termasuk tenaga TU dan penjaga sekolah, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(4)

Tabel 4.1. Keadaan Dewan Guru, Tata Usaha dan Penjaga Sekolah MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

NO JUMLAH TENAGA PENDIDIK

DAN NON KEPENDIDIKAN LK PR JUMLAH

1. GURU TETAP 6 7 13

2. GURU TIDAK TETAP 2 1 3

3. TATA USAHA 2 1 3

4. PENJAGA MADRASAH 1 - 1

JUMLAH TOTAL 11 9 20

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

8. Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Secara keseluruhan siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin berjumlah 208 orang, terdiri 108 orang laki-laki dan 100 orang perempuan, yang terbagi kedalam 9 lokal, yakni kelas I ada 1 lokal berjumlah 27 orang, kelas II ada 1 lokal berjumlah 34 orang, kelas III ada 1 lokal berjumlah 31 orang, kelas IV ada 2 lokal terdiri dari IVA berjumlah 20 orang dan IVB berjumlah orang, kelas V ada 2 lokal terdiri dari VA berjumlah 15 orang dan VB berjumlah 18 orang, kelas VI ada 2 lokal terdiri dari VIA berjumlah 20 orang dan VIB berjumlah 23 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.

2.

Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

TINGKATAN KELAS S I S W A

JUMLAH

LK PR

KELAS I 14 13 27

KELAS II 19 15 34

KELAS III 15 16 31

KELAS IV A 10 10 20

KELAS IV B 11 9 20

KELAS V A 9 6 15

KELAS V B 10 8 18

(5)

Lanjutan Tabel 4.

2.

Keadaan Siswa MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

TINGKATAN KELAS S I S W A

JUMLAH

LK PR

KELAS VI A 11 9 20

KELAS VI B 9 14 23

JUMLAH TOTAL 108 100 208

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

9. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendidikan mutlak harus dimiliki oleh sebuah sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, selain itu dengan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dengan lengkap akan memudahkan bagi siswa dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia di MIN Kebun Bunga Banjarmasin dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.

3.

Keadaan Sarana dan Prasarana MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

NO JENIS RUANGAN JUMLAH

RUANGAN

KONDISI B RR RB

1. RUANGAN KELAS 6 2 - 4

2. RUANGAN PERPUSTAKAAN 1 - - 1

3. RUANGAN TATA USAHA 1 1 - -

4. RUANGAN KEPALA MADRASAH 1 1 - -

5. RUANGAN GURU 1 1 - -

6. RUANGAN WC 2 2 - -

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

(6)

10. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan struktur kurikulum yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.4. Keadaan Struktur Kurikulum MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

Komponen Kelas

I II III IV V VI A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur’an Hadits b. Akidah Akhlak c. Fiqih

d. Sejarah Kebudayaan Islam e. Bahasa Arab

2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan B. Muatan Lokal

1. Bahasa Inggris

2. Membaca al-Qur’an (TAJWID) 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK)

C. Pengembangan Diri

2 2 2 - - 2 6 6 2 3 2 2

- 2 2 2

2 2 2 - - 2 4 4 3 3 3 4

- 2 2 2

2 2 2 2 - 2 4 4 3 3 3 4

- 2 - 2

2 2 2 2 2 2 6 6 4 3 4 2

2 2 - 2

2 2 2 2 2 2 5 5 4 3 4 4

2 2 - 2

2 2 2 2 2 2 5 5 4 3 4 4

2 2 - 2

Jumlah 35 35 35 43 43 43

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin

11. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN Kebun Bunga Banjarmasin

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, keadaan kriteria ketuntasan minimal pelajaran yang terdapat di MIN Kebun Bunga Banjarmasin pada tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(7)

Tabel 4.5. Keadaan Kriteria Ketuntasan Minimal Pelajaran yang ada di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011

Komponen Kelas

I II III IV V VI A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam b. Al-Qur’an Hadits c. Akidah Akhlak d. Fiqih

e. Sejarah Kebudayaan Islam f. Bahasa Arab

2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan B. Muatan Lokal

1. Bahasa Inggris

2. Membaca al-Qur’an (TAJWID) 3. Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK)

C. Pengembangan Diri

60 60 60 - - 60 60 55 60 60 70 70

- 60 60 B

60 60 60 - - 60 60 55 60 60 70 70

- 70 60 B

60 60 60 60 - 60 60 55 60 60 70 70

- 60

- B

60 70 70 60 60 60 60 55 60 60 70 70

60 60 - B

60 70 70 60 60 60 60 55 60 60 70 70

60 70 - B

70 70 70 70 60 60 60 55 60 60 70 70

60 60 - B

Jumlah 74 74 74 90 90 90

Sumber Data: Dokumentasi Tata Usaha MIN Kebun Bunga Banjarmasin B. Penyajian Data

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data tentang “minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011”.

Data tersebut akan disusun dan disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan sebagian lagi berupa uraian dari hasil observasi, wawancara, angket.

Untuk memudahkan memahaminya, data-data tersebut akan disajikan dengan urutan sebagai berikut:

(8)

1. Data tentang minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur melalui ketekunan, perhatian, keaktifan, kemandirian, keuletan, anggapan siswa. Dalam penelitian ini dibuat desain pengukuran sebagai berikut:

a. Ketekunan Siswa Dalam Belajar Matematika

Untuk mengetahui ketekunan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

1) Frekuensi Kehadiran Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

Mengenai frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika penulis melakukan tiga teknik yaitu melalui angket yang disebarkan kepada siswa, dengan observasi dan dengan dokumenter.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti serius, kemudian untuk menguatkan temuan tersebut penulis melihat absent/daftar yang dimiliki guru dan pada saat tersebut tidak satupun siswa yang membolos/tidak hadir.

Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tentang Kehadiran Siswa dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu hadir

1 sampai 3 kali tidak hadir

Lebih dari 3 kali tidak hadir

28 4 1

84,85 12,12 3,03

Sangat tinggi Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

(9)

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 28 orang (84,85%) dengan kategori (sangat tinggi), 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 4 orang (12,12%) dengan kategori (sangat rendah), dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Ketepatan Waktu Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

Mengenai ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kapada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa mengikuti proses belajar mengajar matematika selalu tepat waktu, ada juga sebagian siswa yang jarang tepat waktu. Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tentang Ketepatan Waktu Siswa dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu tepat waktu Sering tepat waktu Jarang tepat waktu

30 3

-

90,91 9,09

-

Sangat tinggi Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menyatakan selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 30 orang (90,91%) dengan kategori (sangat tinggi), sering tepat waktu ada 3 orang (9,09%) dengan kategori (sangat rendah).

(10)

3) Inisiatif Siswa Dalam Mengisi Jam Pelajaran Matematika Ketika Guru Mata Pelajaran Mematika Berhalangan Masuk Mengenai inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tentang Inisiatif Siswa dalam Mengisi Jam Pelajaran Matematika Ketika Guru Mata Pelajaran Matematika Berhalangan Masuk

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Mempelajari mata pelajaran matematika Mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal lain

Mengerjakan hal lain

12 7

14

36,37 21,21

42,42

Sangat rendah Sangat rendah

Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian siswa menyatakan mempelajari mata pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 12 orang (36,37%) dengan kategori (sangat rendah), mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal lain ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan mengerjakan hal lain ada 14 orang (42,42%) dengan kategori (sangat rendah).

b. Perhatian Siswa Dalam Belajar Matematika

Untuk mengetahui perhatian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

(11)

1) Intensitas Perhatian Siswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

Mengenai intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kepada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa memperhatikan pelajaran dengan serius, ada juga bercanda dengan teman sebangkunya. Sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Perhatian Siswa dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu memperhatikan Sering memperhatikan Jarang memperhatikan

28 4 1

84,85 12,12 3,03

Sangat tinggi Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada 28 orang (84,85%) dengan kategori (sangat tinggi), sering memperhatikan ada 4 orang (12,12%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang memperhatikan ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Durasi Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

Mengenai durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

(12)

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Tentang Durasi Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Memperhatikan dari awal sampai akhir Memperhatikan

sebagian besar

penjelasan guru

Memperhatikan hanya

sebagian kecil

penjelasan guru

23 10

-

69,70 30,30

-

Sedang Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika ada 23 orang (69,70%) dengan kategori (sedang), memperhatikan sebagian besar penjelasan guru ada 10 orang (30,30%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Fokus Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

Mengenai fokusnya perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Tentang Fokus Perhatian Siswa Saat Mengikuti Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu terfokus Sering terfokus Jarang terfokus

22 11 -

66,67 33,33

-

Sedang Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 22 orang (66,67%)

(13)

dengan kategori (sedang), sering terfokus ada 11 orang (33,33%) dengan kategori (sangat rendah).

c. Keaktifan Siswa Dalam Belajar Matematika.

Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

1) Keaktifan Siswa Dalam Mengerjakan Latihan

Mengenai keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mengerjakan Latihan

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mengerjakan Sering mengerjakan Jarang mengerjakan

25 8

-

75,76 24,24

-

Tinggi Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), sering mengerjakan ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Keaktifan Siswa Dalam Mencatat Materi Pelajaran Matematika

Mengenai keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kepada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum para siswa selalu mencatat materi

(14)

pelajaran matematika yang diberikan guru, sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Mencatat Materi Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mencatat Sering mencatat Jarang mencatat

23 5 5

69,70 15,15 15,15

Sedang Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan ada 23 orang (69,70%) dengan kategori (sedang), sering mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang mencatat ada 5 orang (15,15%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Keaktifan Siswa Dalam Menggunakan Kesempatan Bertanya.

Mengenai keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya, penulis melakukan dua teknik yaitu dengan observasi langsung dan melalui angket yang disebarkan kepada siswa.

Pada waktu penulis melakukan observasi langsung terhadap responden selama beberapa hari, diketahui data bahwa secara umum hanya terdapat beberapa siswa yang menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru mata pelajaran matematika, sedangkan data yang disebarkan melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut:

(15)

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Siswa dalam Menggunakan Kesempatan Bertanya

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu berusaha menggunakan

Sering berusaha menggunakan

Jarang berusaha menggunakan

6 13 14

18,18 39,39 42,43

Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 6 orang (18,18%) dengan kategori (sangat rendah), sering berusaha menggunakan ada 13 orang (39,39%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang berusaha menggunakan ada 14 orang (42,43%) dengan kategori (sangat rendah).

d. Kemandirian Siswa Dalam Belajar Matematika.

Untuk mengetahui kemandirian siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

1) Intensitas Siswa Dalam Belajar matematika di Rumah

Mengenai intensitas siswa dalam belajar matematika dirumah dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Belajar Matematika di Rumah

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu belajar dengan jadwal yang teratur Sering belajar Jarang belajar

9 17

7

27,27 51,52 21,21

Sangat rendah rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

(16)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu belajar matematika dengan jadwal yang teratur di rumah ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat rendah), sering belajar ada 17 orang (51,52%) dengan kategori (rendah), dan jarang belajar ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Intensitas Siswa Dalam Mempelajari Kembali Materi Matematika Yang Telah Diajarkan

Mengenai intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Mempelajari Kembali Materi Matematika yang telah Diajarkan

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mempelajari kembali

Sering mempelajari kembai

Jarang mempelajari kembali

11 12 10

33,33 36,36 30,31

Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan ada 11 orang (33,33%) dengan kategori (sangat rendah), sering mempelajari kembali ada 12 orang (36,36%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang mempelajari ada 10 orang (30,31%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Intensitas Siswa Dalam Mempersiapkan Materi Yang Akan Dipelajari

Mengenai intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

(17)

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Siswa dalam Mempersiapkan Materi yang akan Dipelajari

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mempersiapkan Sering mempersiapkan Jarang mempersiapkan

22 9 2

66,67 27,27 6,06

Sedang Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari ada 22 orang (66,67%) dengan kategori (sedang), sering mempersiapkan ada 9 orang (27,27%) dengan kategori (sangat rendah), dan jarang mempersiapkan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori (sangat rendah).

e. Keuletan Siswa Dalam Belajar Matematika.

Untuk mengetahui keuletan siswa dalam belajar matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

1) Usaha Siswa Ketika Kesulitan Memahami Materi Matematika Yang Dipelajari

Mengenai usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Tentang Usaha Siswa Ketika Kesulitan Memahami Materi Matematika yang Dipelajari

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Berusaha bertanya kepada guru Berusaha bertanya kepada teman

Berdiam diri dan menunggu jawaban bersama

25 7 1

75,76 21,21 3,03

Tinggi Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

(18)

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), berusaha bertanya kepada teman ada 7 orang (21,21%) dengan kategori (sangat rendah), dan berdiam diri dan menunggu jawaban bersama ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Latihan atau Tugas Mata Pelajaran Matematika

Mengenai cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan Latihan atau Tugas Mata Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Berusaha mengerjakan sendiri

Mengerjakan dengan bertanya kepada teman Mengerjakan dengan melihat jawaban teman

24 8 1

72,73 24,24 3,03

Tinggi Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab berusaha mengerjakan sendiri latihan yang diberikan oleh guru ada 24 orang (72,73%) dengan kategori (tinggi), mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat rendah), dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman ada 1 orang (3,03%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Cara Siswa Dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Mata Pelajaraan Matematika

Mengenai cara siswa dalam megerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

(19)

Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Tentang Cara Siswa dalam Mengerjakan Pekerjaan Rumah Mata Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Mengerjakan sendiri di rumah

Mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman

Mengerjakan di sekolah dengan melihat jawaban teman

30 3

-

90,91%

9,09%

-

Tinggi Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab mengerjakan PR sendiri di rumah yang diberikan guru ada 30 orang (90,91%) dengan kategori (tinggi), mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 3 orang (9,09%) dengan kategori (sangat rendah).

f. Anggapan Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika.

Untuk mengetahui anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:

1) Anggapan Siswa Terhadap Pentingnya Mempelajari Matematika

Mengenai anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Pentingnya Mempelajari Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat penting Penting

Kurang penting

23 10 -

69,69 30,31

-

Sedang Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

(20)

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat penting dalam mempelajari matematika ada 23 orang (69,69%) dengan kategori (sedang), penting ada 10 orang (30,31%) dengan kategori (sangat rendah).

2) Anggapan Siswa Terhadap Manfaat Mempelajari Matematika Untuk Masa Depannya

Mengenai anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Manfaat Mempelajari Matematika untuk Masa Depannya

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat bermanfaat Bermanfaat

Kurang bermanfaat

25 8

-

75,76 24,24

-

tinggi Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 25 orang (75,76%) dengan kategori (tinggi), bermanfaat ada 8 orang (24,24%) dengan kategori (sangat rendah).

3) Anggapan Siswa Terhadap Proses Belajar Mengajar Matematika

Mengenai anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Tentang Anggapan Siswa Terhadap Proses Belajar Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat menyenangkan Menyenangkan

Kurang menyenangkan

19 12 2

57,58 36,36 6,06

rendah Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

(21)

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat menyenangkan proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru ada 19 orang (57,58%) dengan kategori (rendah), menyenangkan ada 12 orang (36,36%) dengan kategori (sangat rendah), dan kurang menyenangkan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori (sangat rendah).

Setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap hasil angket yang mengukur tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan cara memberikan skor terhadap jawaban yang dipilih oleh siswa berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan, maka diperoleh distribusi frekuensi skor angket siswa seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Skor Angket Responden

NO x f fx

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

37 39 40 44 45 46 47 48 49 50 51 52 54

2 3 1 4 1 6 1 3 2 3 2 3 2

74 117

40 176

45 276

47 144

98 150 102 156 108

JUMLAH 33 1533

(22)

Rata-rata skor angket siswa:

∑ fx M =

N = 1533

33 = 46,45

Jadi rata-rata skor angket siswa adalah 46,45 atau berada pada tingkatan tinggi.

Apabila skor angket di atas dikelompokkan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga diperoleh gambaran umum tingkat minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi tentang Minat Siswa Kelas V terhadap Mata Pelajaran Matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin

No Rentang Skor Angket Tingkat Minat F % 1.

2.

3.

43 – 54 30 – 42 18 – 29

Tinggi Sedang Rendah

27 6 -

81,82 18,18

-

Jumlah 33 100

Dari tabel distribusi frekuensi diatas terlihat bahwa minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di Min Kebun Bunga Banjarmasin sebagian besar berada pada tingkat tinggi, yaitu dengan persentasi sebesar 81,82%

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011, yang meliputi:

(23)

a. Faktor siswa/individu

1) Persepsi Siswa Tentang Pelajaran Matematika

Mengenai persepsi siswa tentang pelajaran matematika dalam hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Siswa tentang Persepsi Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat sulit Cukup sulit Kurang sulit

4 19 10

12,12 57,57 30,31

Sangat rendah Rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi pelajaran matematika itu sangat sulit ada 4 orang (12,12%) dengan kategori sangat rendah, cukup sulit ada 19 orang (57,57%) dengan kategori rendah, dan kurang sulit ada 10 orang (30,31%) dengan kategori sangat rendah.

2) Manfaat Mata Pelajaran Matematika Terhadap Cita-cita Siswa Terhadap Jurusan Setelah Melanjutkan Ke MTS/SMP Mengenai manfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke MTS/SMP dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Manfaat Matematika terhadap Cita-Cita Siswa ketika Melanjutkan ke Jenjang MTs/SMP

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat

24 6 3

72,73 18,18 9,09

Tinggi Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

(24)

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab sangat bermanfaat mata pelajaran matematika terhadap cita-cita siswa ketika melanjutkan ke jenjang MTS/SMP ada 24 orang (72,73%) dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bermanfaat ada 3 orang (9,09%) dengan kategori sangat rendah.

b. Faktor guru

1) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penguasaan Materi Oleh Guru Pada Mata Pelajaran Matematika

Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penguasaan materi oleh guru pada mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.28. Distribusi Frekuensi Tentang Penguasaan Materi oleh Guru pada Mata Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat menguasai Cukup menguasai Kurang menguasai

26 7

-

78,79 21,21

-

Tinggi Sangat rendah

-

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab guru matematika sangat menguasai mata pelajaran matematika ada 26 orang (78,79%) dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada 7 orang (21,21%) dengan kategori sangat rendah.

2) Persepsi Siswa Tentang Frekuensi Penggunaan Metode yang Digunakan Guru dalam Mengajar Matematika

Mengenai persepsi siswa tentang frekuensi penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(25)

Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Metode yang Digunakan Guru dalam Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat bervariasi Cukup bervariasi Kurang bervariasi

16 14 3

48,48 42,42 9,1

Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa menjawab penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika sangat bervariasi ada 16 orang (48,48%) dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 14 orang (42,42%) dengan kategori sangat rendah, dan kurang bervariasi ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.

3) Persepsi Siswa tentang Sikap Guru Dalam Mengajar Matematika Di Sekolah

Mengenai persepsi siswa tentang sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tentang Sikap Guru dalam Mengajar Matematika di Sekolah

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Sangat ramah Cukup ramah Kurang ramah

10 20 3

30,30 60,60 9,1

Sangat rendah Rendah Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah sangat ramah ada 10 orang (30,30%) dengan kategori sangat rendah, cukup ramah ada 20 orang (60,60%) dengan kategori rendah, dan kurang ramah ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.

(26)

4) Disiplin Guru Dalam Mengajar Matematika

Mengenai disiplin guru dalam mengajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Tentang Disiplin Guru dalam Mengajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu tepat waktu Cukup tepat waktu Kurang tepat waktu

11 20 2

33,33 60,61 6,06

Sangat rendah Sedang Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab disiplin guru dalam mengajar matematika selalu tepat waktu ada 11 orang (33,33%) dengan kategori sangat rendah, cukup tepat waktu ada 20 orang (60,61%) dengan kategori sedang, dan kurang tepat waktu ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.

c. Faktor orang tua

1) Frekuensi Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika

Mengenai frekuensi motivasi/dorongan orang tua siswa terhadap belajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Tentang Motivasi/Dorongan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu memotivasi Cukup memotivasi Kurang memotivasi

12 21

36,36 63,64

-

Sangat rendah Sedang

-

Jumlah 33 100

(27)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu memotivasi siswa terhadap belajar matematika ada 12 orang (36,36%) dengan kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 21 orang (63,64%) dengan kategori sedang.

2) Frekuensi Bimbingan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika

Mengenai frekuensi bimbingan orang tua siswa terhadap belajar matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi tentang Bimbingan Orang Tua Siswa Terhadap Belajar Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu membimbing Cukup membimbing Kurang membimbing

10 20 3

30,30 60,60 9,1

Sangat rendah Sedang Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab orang tua selalu membimbing siswa terhadap belajar matematika ada 10 orang (30,30%) dengan kategori sangat rendah, cukup membimbing ada 20 orang (60,60%) dengan kategori sedang, dan kurang membimbing ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.

Kemudian untuk mengetahui sikap atau perhatian orang tua di rumah dalam mengatasi kesulitan anak dalam menerima pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(28)

Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi tentang Sikap/Perhatian Orang Tua dalam Mengatasi Kesulitan Anak dalam Menerima Pelajaran Matematika

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mengatasi Cukup mengatasi Kurang mengatasi

6 25

2

18,18 75,76 6,06

Sangat rendah Tinggi Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab sikap atau perhatian orang tua di rumah selalu mengatasi jika anak ada kesulitan dalam menerima pelajaran matematika ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup mengatasi ada 25 orang (75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang mengatasi ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.

d. Faktor sarana dan prasarana

Berupa kelengkapan media/alat yang dimiliki siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.35. Distribusi Frekuensi tentang Penggunaan Alat Peraga

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu menggunakan Cukup menggunakan Kurang menggunakan

6 25

2

18,18 75,76 6,06

Sangat rendah Tinggi Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab guru selalu menggunakan alat peraga ketika memberikan pelajaran matematika ada 6 orang (18,18%) dengan kategori sangat rendah, cukup menggunakan ada 25 orang (75,76%) dengan kategori tinggi, dan kurang menggunakan ada 2 orang (6,06%) dengan kategori sangat rendah.

(29)

e. Faktor lingkungan

Yaitu suasana sekolah saat pelajaran matematika berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.36. Distribusi Frekuensi tentang Suasana Sekolah Saat Pelajaran Matematika Berlangsung

No Alternatif Jawaban F % Kategori

1.

2.

3.

Selalu mendukung Cukup mendukung Kurang mendukung

3 27

3

9,1 81,8

9,1

Sangat rendah Sangat tinggi Sangat rendah

Jumlah 33 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab suasana sekolah saat pelajaran matematika berlangsung selalu mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah, cukup mendukung ada 27 orang (81,8%) dengan kategori sangat tinggi, dan kurang mendukung ada 3 orang (9,1%) dengan kategori sangat rendah.

C. Analisis Data.

Setelah semua data disajikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap semua data tersebut yakni data tentang minat belajar matematika siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun pelajaran 2010/2011.

Untuk lebih jelasnya analisis terhadap minat belajar matematika siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa tersebut akan disusun berdasarkan penyajian data sebagai berikut:

(30)

2. Minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin tahun Pelajaran 2010/2011.

a. Ketekunan siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Frekuensi kehadiran siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 84,85% dengan kategori sangat tinggi, 1 sampai 3 kali tidak hadir ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, dan lebih dari 3 kali tidak hadir ada 3,03% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, dukomen diperoleh data bahwa mayoritas siswa aktif mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa selalu hadir dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika. Jadi dalam point ini diketahui siswa selalu hadir/aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika tersebut kategori sangat tinggi 84,85%. Kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut hadir maka ia akan mudah menangkap secara langsung penjelasan dari guru tentu saja aktivitas kehadiran ini harus lahir dari keinginan siswa sendiri sehingga apabila ia tidak hadir itu disebabkan oleh hal yang sangat mendesak baginya dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak hadir maka ia akan kesulitan untuk belajar.

(31)

Dengan demikian kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.

2) Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 90,91% dengan kategori sangat tinggi, sering tepat waktu ada 9,09% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa tepat waktu mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru, begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika 90,91%. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika tersebut berada pada kategori sangat tinggi.

Ketepatan waktu siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat penting untuk mengetahui siswa tersebut berminat atau tidak terhadap suatu pelajaran, karena apabila siswa tersebut tepat waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika maka ia tidak akan ke tinggalan penjelasan yang di berikan guru dan sebaliknya apabila siswa tersebut tidak tepat waktu dalam mengikuti pelajaran matematika maka ia akan kesulitan dalam memahami pelajaran matematika tersebut kecuali ia rajin mempelajari sendiri di rumah atau dengan bertanya kepada teman. Dengan demikian ketepatan waktu dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika.

(32)

3) Inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa menyatakan mempelajari mata pelajaran matematika ketika guru berhalangan hadir ada 36,37% dengan kategori sangat rendah, mempelajari mata pelajaran matematika dan juga mengerjakan hal lain ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan hal lain ada 42,42% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa inisiatif siswa dalam mengisi jam pelajaran matematika ketika guru mata pelajaran matematika berhalangan masuk umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa yang menggunakan waktu yang sebaik-baiknya dengan belajar yang rajin dan tekun apabila gurunya tidak ada dan ada sebagian siswa yang menghabiskan waktu dengan berbicara dengan teman-temannya dan ada juga yang menghabiskan waktu untuk pergi ke kantin. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, hal ini tercermin dari aktivitas yang siswa lakukan dalam mengisi jam pelajaran yang kosong di sekolah seperti belajar mandiri dan mengulangi pelajaran di luar jam pelajaran sekolah (rumah). Siswa tersebut juga akan sering membicarakan materi pelajaran yang menarik minat mereka.

b. Perhatian siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Intensitas perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar yang di berikan guru matematika ada 84,85% dengan kategori sangat tinggi, sering memperhatikan ada 12,12% dengan

(33)

kategori sangat rendah, dan jarang memperhatikan ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perhatian siswa dalam belajar matematika umumnya sangat tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan temuan lapangan melalui observasi diperoleh data bahwa mayoritas siswa selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru matematika, begitu juga melalui angket diperoleh data bahwa frekuensi terbanyak dari siswa adalah selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar matematika yang diajarkan guru 84,85%. Jadi dalam poin ini diketahui bahwa siswa selalu memperhatikan dalam proses belajar mengajar matematika menduduki kategori sangat tinggi. Dengan demikian perhatian itu penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya dengan mudah dan juga sangat berpengaruh terhadap minat belajar matematika. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, memperhatikan atau tidaknya dalam pelajaran itu.

2) Durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang menyatakan memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika ada 69,70% dengan kategori sedang, memperhatikan sebagian besar penjelasan guru ada 30,30% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa durasi perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar matematika 69,70%. Jadi dalam poin ini siswa memperhatikan dari awal sampai akhir dalam proses belajar matematika menduduki kategori sedang.

(34)

3) Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa siswa yang perhatiannya selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika ada 66,67% dengan kategori sedang, sering terfokus ada 33,33% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu terfokus saat mengikuti proses belajar mengajar matematika 66,67%. Fokus perhatian siswa saat mengikuti proses belajar mengajar matematika itu sangat penting bagi siswa untuk menguasai pelajaran dan dapat memahami materi berikutnya sangat mudah.

c. Keaktifan siswa dalam belajar matematika.

1) Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan.

Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa siswa yang selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika yang diberikan oleh guru ada 75,76% dengan kategori tinggi, sering mengerjakan ada 24,24% dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika 75,76%.

Jadi dalam poin ini siswa selalu aktif dalam mengerjakan latihan matematika menduduki kategori tinggi.

2) Keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika.

Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa siswa selalu aktif dalam mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan ada 69,70% dengan kategori sedang,

(35)

sering mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mencatat ada 15,15% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam mencatat materi pelajaran matematika umumnya sedang, berdasarkan temuan lapangan melalui observasi, diperoleh data bahwa mayoritas siswa aktif mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika yang diberikan guru. Jadi dalam poin ini diketahui siswa selalu mencatat materi pelajaran matematika tersebut kriteria sedang 69,70%. Keaktifan siswa dalam mencatat materi matematika sangat penting sekali untuk memudahkan siswa apabila suatu saat nanti lupa atau sebagai bahan ulangan.

3) Keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya.

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru ada 18,18% dengan kategori sangat rendah, sering berusaha menggunakan ada 39,39% dengan kategori sangat rendah, dan jarang berusaha menggunakan ada 42,43% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya masih sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi secara umum hanya terdapat sebagian siswa yang menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru mata pelajaran matematika. Begitu juga berdasarkan hasil angket menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak dari pilihan siswa adalah jarang berusaha menggunakan kesempatan bertanya yang diberikan guru.

Dengan sangat rendahnya keaktifan siswa dalam menggunakan kesempatan bertanya

(36)

yang diberikan guru itu dapat diketahui minat belajar siswa. Anak yang memiliki minat belajar yang besar ini terlihat melalui keinginan mereka untuk mengajukan pertanyaan secara tak henti-hentinya.

d. Kemandirian siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah.

Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu belajar matematika dengan jadwal yang teratur di rumah ada 27,27% dengan kategori sangat rendah, sering belajar ada 51,52% dengan kategori rendah, dan jarang belajar ada 21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam belajar matematika di rumah umumnya rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa sering belajar matematika di rumah 51,52%. Jadi dalam poin ini siswa sering belajar di rumah menduduki kategori rendah.

2) Intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan

Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan ada 33,33% dengan kategori sangat rendah, sering mempelajari kembali ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempelajari ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam mempelajari kembali materi matematika yang telah diajarkan umumnya sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian siswa yang merasa sudah paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru di sekolah, sehingga merasa tidak perlu lagi untuk mengulang kembali materi matematika di rumah.

(37)

3) Intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa siswa selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari ada 66,67% dengan kategori sedang, sering mempersiapkan ada 27,27% dengan kategori sangat rendah, dan jarang mempersiapkan ada 6,06%

dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa intensitas siswa dalam mempersiapkan materi yang akan dipelajari umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa selalu mempersiapkan materi yang akan dipelajari 66,67%. Jadi dalam poin ini siswa selalu mempersiapkan materi yang akan diajarkan kategori sedang.

e. Keuletan siswa dalam belajar matematika, meliputi:

1) Usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari

Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa siswa berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari ada 75,76% dengan kategori tinggi, berusaha bertanya kepada teman ada 21,21% dengan kategori sangat rendah, dan berdiam diri dan menunggu jawaban bersama ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa usaha siswa ketika kesulitan memahami materi matematika yang dipelajari umunya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa berusaha bertanya kepada guru ketika kesulitan memahami materi matematika 75,76%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha bertanya kepada guru kategori tinggi.

(38)

2) Cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika

Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran matematika yang diberikan oleh guru ada 72,73%

dengan kategori tinggi, mengerjakan dengan bertanya kepada teman ada 24,24%

dengan kategori sangat rendah, dan mengerjakan dengan melihat jawaban teman ada 3,03% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam mengerjakan latihan atau tugas mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan atau tugas mata pelajaran matematika 72,73%. Jadi dalam poin ini siswa berusaha mengerjakan sendiri latihan kategori tinggi. Minat seorang siswa terhadap pelajaran bisa dilihat dari rasa senang dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa yang memang sangat menaruh minatnya kepada suatu tugas tertentu, maka kemungkinan ia akan lebih banyak melakukan tugasnya dan juga akan dilakukannya dengan baik, sekalipun dalam beberapa hal minatnya bisa menyebabkan dia bekerja di luar batas-batas waktu yang semestinya dan kesehatannya sekaligus

3) Cara siswa dalam mengerjakan pekerjaaan rumah/PR mata pelajaran matematika

Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa siswa mengerjakan PR mata pelajaran matematika sendiri di rumah yang diberikan guru ada 90,91% dengan kategori tinggi, mengerjakan di sekolah dengan bertanya kepada teman ada 9,09% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa cara siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah/PR mata pelajaran matematika umumnya tinggi, hal

(39)

ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah siswa mengerjakan sendiri PR mata pelajaran matematika di rumah 90,91%. Jadi dalam poin ini siswa mengerjakan sendiri PR matematika di rumah kategori tinggi.

f. Anggapan siswa terhadap mata pelajaran matematika

1) Anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika Dari table 4.21 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat penting dalam mempelajari matematika ada 69,69% dengan kategori sedang, penting ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap pentingnya mempelajari matematika umumnya sedang, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat penting mempelajari matematika 69,69%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat penting mempelajari matematika kategori sedang.

2) Anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya

Dari table 4.22 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya ada 75,76% dengan kategori tinggi, bermanfaat ada 24,24% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap manfaat mempelajari matematika untuk masa depannya umumnya tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya 75,76%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat bermanfaat mempelajari matematika untuk masa depannya kategori tinggi.

(40)

3) Anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika yang diberikan guru ada 57,58% dengan kategori rendah, menyenangkan ada 36,36% dengan kategori sangat rendah, dan kurang menyenangkan ada 6,06 dengan kategori sangat rendah.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa anggapan siswa terhadap proses belajar mengajar matematika rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil angket didapat data bahwa frekuensi terbanyak adalah sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika 57,58%. Jadi dalam poin ini anggapan siswa sangat menyenangkan terhadap proses belajar mengajar matematika kategori rendah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa kelas V terhadap mata pelajaran matematika di MIN Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Ajaran 2010/2011

a. Faktor Individu

1) Persepsi siswa tentang pelajaran matematika

Dari tabel 26 dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai persepsi matematika itu sangat sulit ada 12,12% dengan kategori sangat rendah, cukup sulit ada 57,57% dengan kategori rendah dan kurang sulit ada 30,31% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari persepsi siswa tentang pelajaran matematika masih rendah sehingga sangat perlu ditingkatkan, karena mereka masih menganggap bahwa matematika itu bukanlah pelajaran yang mudah tetapi pelajaran yang sulit.

(41)

Bagi siswa yang merasa bahwa pelajaran matematika itu sulit kemungkinan mereka akan sangat sulit untuk menyenangi dan akan merasa malas untuk mempelajari pelajaran matematika tersebut, begitupun sebaliknya apabila mereka menganggap bahwa pelajaran matematika itu mudah mereka akan sangat senang untuk mempelajarinya. Dengan demikian persepsi siswa tentang matematika juga mempengaruhi terhadap minat belajar matematika.

2) Cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS Dari tabel 27 dapat diketahui bahwa siswa yang mengatakan mata pelajaran matematika sangat bermanfaat ada 72,73% dengan kategori tinggi, cukup bermanfaat ada 18,18% dengan kategori sangat rendah dan kurang bermanfaat ada 9,09% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap manfaat pelajaran matematika mempunyai manfaat terhadap cita-cita siswa terhadap jurusan setelah melanjutkan ke SMP/MTS.

b. Faktor Guru

Adapun faktor guru meliputi:

1) Penguasaan materi oleh guru pada mata pelajaran matematika Dari tabel 28 dapat diketahui bahwa guru matematika sangat menguasai mata pelajaran matematika ada 78,79% dengan kategori tinggi, cukup menguasai ada 21,21% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang penguasaan materi oleh guru matematika umumnya tinggi, dengan tingginya penguasaan materi, guru dengan mudah memberikan penjelasan dengan baik dan benar sehingga siswa dengan mudah dapat memahami pelajaran yang dijelaskan, dari sinilah akan tumbuh rasa senang dari dalam diri siswa karena ia

(42)

bisa memahami pelajaran yang telah dijelaskan. Tanpa adanya penguasaan materi, guru akan sulit menjelaskan dan siswapun akan kesulitan dalam memahaminya. Jadi penguasaan materi oleh guru juga akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam mempelajari pelajaran matematika.

2) Penggunaan metode yang digunakan guru dalam mengajar matematika

Dari tabel 29 dapat diketahui bahwa guru sangat bervariasi mengajar matematika ada 48,48% dengan kategori sangat rendah, cukup bervariasi ada 42,42%

dengan kategori sangat rendah dan kurang bervariasi ada 9,1% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang metode yang digunakan guru adalah baik, karena guru selalu menggunakan metode yang sangat bervariasi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru matematika yang bersangkutan yakni guru selalu menggunakan metode yang bervariasi karena metode mengajar yang bervariasi akan menambah gairah/semangat siswa dalam belajar yakni dapat menghilangkan rasa bosan dalam belajar.

3) Sikap guru dalam mengajar matematika di sekolah

Dari tabel 30 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru sangat ramah dalam mengajar matematika ada 30,30% dengan kategori sangat rendah, cukup ramah ada 60,60% dengan kategori sedang dan kurang ramah ada 9,1%

dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang sikap guru adalah baik, karena dalam mengajar matematika guru ada yang bersikap sangat ramah, cukup ramah dan kurang ramah pada sebagian siswa.

(43)

Bagi guru yang ramah akan sangat mudah untuk bersosialisasi dalam proses belajar mengajar, karena siswa akan sangat mudah dan tidak akan merasa malu dan takut bertanya. Namun apabila guru pemarah, murid akan sangat takut dan segan untuk bertanya, sehingga apabila dia tidak memahami dia lebih memilih diam saja, sehingga dia tidak akan dengan mudah dapat memahami pelajaran dan selanjutnya dia akan sulit menyenangi pelajaran tersebut. Dengan demikian sikap guru dalam mengajar akan sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar matematika.

4) Disiplin guru dalam mengajar matematika

Dari tabel 31 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang guru yang selalu tepat waktu dalam mengajar matematika ada 33,33% dengan kategori sangat rendah, cukup tepat waktu ada 60,61% dengan kategori sedang dan kurang tepat waktu ada 6,06% dengan kategori sangat rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang disiplin guru dalam mengajar matematika umumnya sedang yakni umumnya cukup tepat waktu.

Bagi siswa, guru adalah contoh bagi mereka, sehingga kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap siswa. Dari sinilah siswa akan ikut disiplin dalam belajar dan diharapkan murid akan menyenangi dan mengagumi guru dalam hal pelajaran dan selanjutnya siswa juga akan menyenangi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

c. Faktor Orang Tua

1) Motivasi atau dorongan orang tua siswa terhadap belajar matematika

Dari tabel 32 dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang perhatian orang tua yang selalu memotivasi anaknya dalam belajar matematika ada 36,66% dengan kategori sangat rendah, cukup memotivasi ada 63,64% dengan kategori sedang.

Gambar

Tabel 4.1.  Keadaan  Dewan  Guru,  Tata  Usaha  dan  Penjaga  Sekolah  MIN  Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 4.4.  Keadaan  Struktur  Kurikulum  MIN  Kebun  Bunga  Banjarmasin  Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 4.5.  Keadaan  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  Pelajaran  yang  ada  di  MIN  Kebun Bunga Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011
Tabel 4.6.  Distribusi  Frekuensi  Tentang  Kehadiran  Siswa  dalam  Mengikuti  Proses Belajar Mengajar Matematika
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

a) Fungsi informatif, yaitu organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Bermakna seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang

Padahal di DKI Jakarta Sendiri, terdapat 3(tiga) Instansi Badan Narkotika Nasional yaitu Badan Narkotika Nasional Pusat, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta,

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Gubernur yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya

Penambahan limbah udang hasil pengolahan sebanyak 5% dalam ransum basal berpengaruh (P<0,05) terhadap bobot hidup, persentase giblet, persentase lemak abdominal

Pada praktikum kali ini menggunakan metode Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa Pada praktikum kali ini menggunakan metode Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap

bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pembangunan Zona Integritas

Sinar partikel sifat radiaoktif Alfa α Inti atom Dibelokkan oleh medan 4 magnet atau medan listrik 2 He Daya tembus terkecil Daya ionisasi terbesar Beta β Elektron Dibelokkan