• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen AHMAD SYAIFUL F3309008 (Halaman 37-66)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Pajak

Definisi pajak dapat ditinjau dari beberapa pemikiran :

a. Dalam KUP Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. b. Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan undang-undang

dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Negara (Nono Hanafi, 2003:1)

c. Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum dan dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (M.J.H Smeets dalam Erly Suandy, 2008:9).

commit to user

2. Fungsi Pajak

Mardiasmo (2008, 1-2) mengungkapkan ada dua fungsi pajak, yaitu:

a. Fungsi budgeter (penerimaan), pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi regulerend (mengatur), pajak sebagai alat untuk mengatur atau melakukan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.

3. Penggolongan Jenis Pajak

Jenis-jenis pajak yang dapat dikenakan dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan yaitu menurut sifatnya, sasarannya/obyeknya dan lembaga pemungutannya.

a. Menurut sifatnya

Pajak menurut sifatnya dapat dibagi dua, yaitu: 1) Pajak Langsung

Adalah pajak-pajak yang bebannya harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan secara berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu, misalnya pajak penghasilan.

2) Pajak Tidak Langsung

Adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu saja, misalnya pajak pertambahan nilai.

commit to user

b. Menurut Sasaran/Obyeknya

Pajak menurut sasaran/obyeknya dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Pajak Subyektif

Adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak (subyeknya). Setelah diketahui kedaan subyeknya barulah diperhatikan keadaan objektifnya sesuai gaya pikul apakah dapat dikenakan pajak atau tidak, misalnya pajak penghasilan.

2) Pajak Objektif

Adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan/melihat objeknya baik berupa keadaan perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. Setelah diketahui objeknya barulah dicari subjeknya yang mempunyai hubungan hukum dengan objek yang telah diketahui, misalnya pajak pertambahan nilai.

c. Menurut Lembaga Pemungutnya

Pajak menurut lembaga pemungutnya dibagi menjadi dua, yaitu 1) Pajak Pusat

Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak. Hasil dari pemungutan pajak pusat dikumpulkan dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

commit to user

2) Pajak Daerah

Adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dipaenda). Hasil dari pemungutan pajak daerah dikumpulkan dan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

4. Syarat Pemungutan Pajak

Mardiasmo (2008:2) agar dalam pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka dalam pemungutan pajak terdapat syarat sebagai berikut:

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum yakni mencapai keadilan. Undang-undang dan pelaksanaan pemungutan pajak harus adil. Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan denga kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis). Di Indonesia pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan baik bagi negara maupun warganya.

commit to user

c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomi)

Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh Undang-undang yang baru.

5. Pengertian Wajib Pajak dan Badan

a. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak dan pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

b. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi social

commit to user

politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

6. Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak

Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam Undang-undang No. 28 Tahun 2007 yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

7. Pengertian Masa Pajak, Tahun Pajak dan Pajak Terutang

Pengertian Masa Pajak, Tahun Pajak dan Pajak Terutang yang tertuang dalam KUP Undang-undang No. 28 Thun 2007 adalah:

a. Masa pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan pajak terutang dalam suatu jangka tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang KUP, Masa Pajak sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu yang lain yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan kalender.

b. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

commit to user

c. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat dalam Masa Pajak,, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan perturan perundang-undangan perpajakan.

8. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

a. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) dalam Undang-undang KUP Nomor 28 tahun 2007 yaitu Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

b. Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.03/2007 mengartikan Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

9. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)

Jenis Surat Pemberitahuan ada dua yaitu:

a. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

b. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

commit to user

10. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah: a. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi paling

lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak.

b. Untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan paling lama 4 (empat) bulan setelah akhit tahun pajak.

11. Sanksi Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)

Sanksi Keterlambatan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) apabila Surat Pemberitahuan (SPT) tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa:

a. Denda sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa.

b. Denda sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan.

12. Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan adalah: a. Bentuk Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan:

1) Formulir kertas (hardcopy) atau 2) e-SPT

b. Isi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan:

commit to user

1) Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak dan Alamat Wajib Pajak.

2) Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang bersangkutan, dan

3) Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 181/PMK.03/2007 pasal 2 ayat (1) huruf a, selain berisi data sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga memuat data mengenai:

1) Jumlah peredaran usaha,

2) Jumlah penghasilan, termasuk penghasilan yang bukan merupakan objek pajak,

3) Jumlah Penghasilan Kena Pajak, 4) Jumlah pajak yang terutang, 5) Jumlah kredit pajak,

6) Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak, 7) Jumlah harta dan kewajiban,

8) Tanggal pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29, dan

9) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Waib Pajak. 13. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dapat dibagi atas 4 (empat) macam, yaitu: a. Official assessment sistem

commit to user

Suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kapada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang. Dengan sistem ini masyarakat (Wajib Pajak) bersifat pasif dan menunggu dikeluarkannya suatu ketetapan pajak oleh fiskus. Besarnya utang pajak seseorang baru diketahui setelah adanya surat ketetapan pajak.

b. Semi self assessment sistem

Suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang pada fiskus dan Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak seseorang yang terutang. Dalam sistem ini setiap awal tahun pajak Wajib Pajak menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang untuk tahun berjalan yang merupakan angsuran bagi Wajib Pajak yang harus disetor sendiri. Baru kemudian pada akhir tahun pajak fiskus menentukan besarnya utang pajak yang sesungguhnya berdasarkan data yang dilaporkan oleh Wajib Pajak.

c. Self assessment sistem

Suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang penuh kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya utang pajak.

Dalam sistem ini Wajib Pajak yang aktif sedangkan fiskus tidak turut campur dalam penentuan besarnya pajak yang terutang seseorang, kecuali Wajib Pajak melanggar ketentuan yang berlaku.

commit to user

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak yang terutang. Pihak ketiga yang telah ditentukan tersebut selanjutnya menyetor dan melaporkannya kepada fiskus. Pada sistem ini fiskus dan Wajib Pajak tidak aktif. Fiskus hanya bertugas mengawasi saja pelaksanaan pemotongan/pemungutan yang dilakukan oleh pihak ketiga.

Sekarang ini Indonesia menggunakan sistem pemungutan pajak self assessment sistem. Dengan digunakannya self assessment sistem pada perpajakan Indonesia, pemerintah dengan sendirinya mempercayakan kepada masyarakat Indonesia untuk menghitung, melaporkan dan menyetor sendiri pajaknya. Dan dari sini dengan berjalan seiring modernisasi atau reformasi perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak mempermudah Wajib Pajak dengan pembaharuan baik sistem maupun pelayanan, salah satunya kemudahan yang diberikan yaitu Drop Box.

14. Pengertian Drop Box

Drop Box adalah suatu kotak yang bisa digunakan untuk meletakkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak. Setiap kotak akan didampingi petugas, yang selanjutnya akan memberikan tanda terima bukti telah memasukkan pelaporan SPT Tahunan PPh ke kotak.

Fungsi Drop Box adalah sebagai tempat untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak, yang bersifat sementara, hanya untuk menampung SPT yang masuk dan sarana mempermudah Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan mereka.

commit to user B. Analisis Data dan Pembahasan

Dalam melaksanakan praktek magang kerja penulis melakukan kegiatan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Penulis diberikan bimbingan dan pengarahan mengenai aktivitas di bagian seksi. Pembimbing Instansi sering kali memberikan pengarahan dari mulai sistem penyampaian SPT, penerimaan SPT sampai dengan pengolahan SPT yaitu merekam data ke dalam aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP).

Sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. (Mulyadi, 2001:5).

Dari dua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal.

Dalam kegiatan magang kerja, penulis memperoleh informasi tentang sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box yang sedang berjalan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta adalah sebagai berikut:

commit to user

1. Wajib Pajak menyerahkan SPT Tahunan dalam amplop tertutup yang di atasnya ditulis : Nama, NPWP, Tahun Pajak, Status SPT dan Nomor Telepon kepada Petugas Drop Box tanpa diteliti terlebih dahulu.

2. Petugas Drop Box membubuhkan stempel KPP, tanggal penerimaan, nama, NIP, dan tanda tangan pada Tanda Terima.

3. Petugas Drop Box memberikan dua Tanda Terima. Satu untuk ditempelkan pada amplop SPT dan satu lagi untuk diberikan kepada Wajib Pajak.

4. Petugas Drop Box membuat Berita Acara Serah Terima Berkas Penerimaan SPT Tahunan.

5. Amplop SPT yang sudah ditempeli Tanda Terima, amplop dimasukkan ke dalam Drop Box untuk kemudian diserahkan kepada petugas Seksi Pelayanan.

6. Petugas Seksi Pelayanan menerima dan meneliti SPT Tahunan dan Berita Acara Serah Terima SPT Tahunan dari petugas Drop Box, selanjutnya meneruskan ke Kepala Seksi Pelayanan untuk ditandatangani.

7. Petugas Seksi Pelayanan merekam Tanda Terima ke dalam aplikasi SIDJP.

8. Petugas Seksi Pelayanan mengelompokkan SPT Tahunan berdasarkan tempat Wajib Pajak terdaftar.

9. Petugas Seksi Pelayanan melakukan penelitian terhadap SPT Tahunan Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

commit to user

10. Dari hasil penelitian, untuk SPT Tahunan yang dinyatakan lengkap diteruskan ke Petugas TPT, sedangkan yang dinyatakan tidak lengkap diteruskan kepada Account Representative.

11. Dari pengelompokan SPT, untuk SPT Tahunan yang tidak terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dibuatkan Daftar Nominatif Pengiriman SPT dan Konsep Surat Pengiriman.

12. Petugas Seksi Pelayanan meneruskan Daftar Nominatif Pengiriman SPT ke kepala Seksi Pelayanan untuk diteliti dan diparaf dan selanjutnya diteruskan ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk disetujui dan ditandatangani.

13. Petugas Seksi Pelayanan menerima Daftar Nominatif dan Surat Pengiriman yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

14. Petugas Seksi Pelayanan mengirimkan SPT Tahunan, Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif ke Kantor Pelayanan Pajak di mana Wajib Pajak terdaftar.

15. Petugas TPT menerima SPT Tahunan yang dinyatakan lengkap dari Petugas Seksi Pelayanan.

16. Petugas TPT melakukan perekaman penerimaan SPT.

17. Setelah itu, Petugas TPT mencetak LPAD/BPS dan registrasi harian. 18. SPT Tahunan yang telah diberi LPAD/BPS diteruskan kepada Petugas

Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan perekaman detail isi SPT Tahunan.

commit to user

19. Petugas Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima SPT Tahunan yang telah diberi LPAD/BPS.

20. Petugas Seksi Pengolahan Data dan Informasi merekam SPT Tahunan basis data perpajakan.

21. SPT Tahunan yang telah direkam oleh Petugas Seksi Pengolahan Data dan Informasi diteruskan ke Petugas Seksi Pelayanan untuk dilakukan pemberkasan.

22. Account Representative menerima SPT Tahunan yang dinyatakan tidak lengkap dari Petugas Seksi Pelayanan.

23. Account Representative membuat konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan untuk selanjutnya diteruskan ke Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk diteliti dan diparaf dan kemudian diteruskan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta untuk disetujui dan ditandatangani.

24. Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan yang telah disetujui diserahkan kepada Account Representative untuk selanjutnya dikirimkan kepada Wajib Pajak yang bersangkutan.

25. Proses selesai.

Untuk memperjelas sistem dan prosedur dalam penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box maka penulis menyajikan bagan alir dokumen (flowchart).

commit to user Wajib Pajak MULAI Menyerahkan SPT dalam amplop tertutup SPT Tahunan 1 2 Tanda Terima Menerima dan menyimpan tanda terima dari petugas sebagai bukti penerimaan yang sah Tanda Terima N 16 Surat Permintaan Kelengkapan SPT SELESAI

commit to user Petugas Drop Box

1 SPT Tahunan Membubuhkan Stempel dan Tanda Terima Tanda Terima 2 Menempelkan Tanda Terima Membuat Berita Acara Serah Terima Berkas Penerimaan SPT Drop Box SPT Berita Acara Serah Terima SPT N 3

commit to user Petugas Seksi Pelayanan

4 3 SPT Berita Acara Serah Terima SPT Menerima dan meneliti SPT dan Berita Acara Serah Terima SPT SPT Berita Acara Serah Terima SPT 5 SPT Berita Acara Serah Terima SPT yang disahkan Merekam Tanda Terima SPT ke Aplikasi Mengelompok kan SPT Terdaftar di KPP Pratama Surakarta Membuat Daftar Nominatif Pengumuman SPT ke KPP lain dan Surat Pengiriman SPT Konsep Daftar Nominatif SPT 6 12 9 Lengkap tidak YA YA TIDAK TIDAK

commit to user Petugas Seksi Pelayanan

8 11 Surat Pengiriman yang ditandatangani Daftar Nominatif Pengiriman SPT ke KPP lain yang ditandatangani SPT LPAD/BPS Register Harian Melakukan Pemberkasan Mengirimkan SPT, Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif Pengiriman Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif SPT beserta LPAD/BPS

commit to user Kepala Seksi Pelayanan

4 6 SPT Berita Acara Serah Terima SPT Konsep Surat Pengiriman yang sudah disahkann SPT Berita Acara Serah Terima SPT Konsep Surat Pengiriman Daftar Nominatif Pengiriman SPT Daftar Nominatif Pengiriman SPT ke KPP lain yang sudah disahkan 5 7 Meneliti dan mengesahkan Meneliti dan mengesahkan

commit to user

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

8 7 14 15 Konsep Surat Pengiriman yang sudah disahkan Daftar Nominatif pengiriman SPT yang sudah disahkan Konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT yang sudah disahkan Konsep Surat Pengiriman yang sudah diotorisasi Daftar Nominatif Pengiriman SPT ke KPP lain yang sudah diotorisasi Surat Permintaan Kelengkapan SPT yang sudah diotorisasi Menyetujui dan menandatangani Menyetujui dan menandatangani

commit to user

Seksi Pengolahan Data dan Informasi

11 10 SPT LPAD/BPS Register Harian SPT LPAD/BPS Register Harian

Merekam isi detail SPT ke dalam Basis Data Perpajakn

Menerima SPT yang telah diberi LPAD/BPS

commit to user Petugas TPT SPT 9 10 SPT LPAD/BPS Register Harian Merekam SPT yang dinyatakan lengkap Mencetak LPAD/BPS dan Register Harian Merekam Penerimaan SPT

commit to user

Petugas Account Representative

16 13 15 12 SPT Surat Permintaan Kelengkapan SPT yang sudah diotorisasi

Konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT Konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT Mengirimkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT kepada Wajib Pajak Menerima Surat Permintaan Kelengkapan SPT yang sudah diotorisasi Menerima SPT yang dinyatakan tidak lengkap dan membuat Konsep Surat Kelengkapan SPT

commit to user

Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Dari prosedur yang telah digambarkan, maka diketahui bahwa sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga adanya efisiensi penggunaan sistem ini baik dari kemudahan maupun kenyamanan untuk Wajib Pajak dan petugas di Kantor Pajak Pratama Surakarta.

13 14 Konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT yang disahkan Konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT Meneliti dan mengesahkan

commit to user

BAB III

TEMUAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mengenai sistem penyampaian SPT Tahunan melalui Drop Box, penulis menemukan adanya kelebihan dan kelemahan yang ada di lapangan. Adapun kelebihan dan kelemahan penulis uraikan sebagai berikut:

A. Kelebihan

Drop Box memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk menyampaikan SPT Tahunan, sehingga Wajib Pajak tidak harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama di mana Wajib Pajak terdaftar. Wajib Pajak tidak perlu membuang waktu untuk menyampaikan SPT Tahunan mereka di Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Wajib Pajak bisa menyampaikan SPT Tahunan kapan saja, di mana saja sesuai Drop Box ditempatkan.

Drop Box juga membantu kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dalam mengurangi penumpukan antrean. Berdasarkan informasi dari kepala seksi pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tahun 2012, dengan adanya fasilitas drop box terbukti dapat mengurangi antrian Wajib Pajak pada saat pelaporan sehingga menciptakan suasana nyaman dalam bekerja.

commit to user

Selain itu, drop box juga menjadi sarana sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan jumlah Wajib Pajak di Indonesia.

B. Kelemahan

Kelemahan dari sistem Drop Box adalah sistem pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan lebih rumit, yaitu SPT Tahunan harus dipisahkan berdasarkan wilayah masing-masing di mana Wajib Pajak terdaftar. Selain hal tersebut, masih banyak Wajib Pajak yang belum mengetahui kegunaan drop box, Wajib Pajak terkadang asal dalam memasukkan SPT Tahunan dengan kata lain isi tidak lengkap, seperti: blanko kosong dan tidak sesuai dengan ketentuan (benar, jelas dan lengkap). Hal ini juga merupakan kendala bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta, karena harus bekerja dua kali untuk memanggil Wajib Pajak yang mengisi blanko SPT Tahunan mereka dengan tidak lengkap. Banyak data Wajib Pajak yang tidak lengkap berasal dari Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan melalui drop box.

Dalam dokumen AHMAD SYAIFUL F3309008 (Halaman 37-66)

Dokumen terkait