• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data dan Pembahasan

Dalam dokumen Ratih Kumalasari F3409053 (Halaman 42-57)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data dan Pembahasan

Prosedur dalam pemungutan pajak reklame

Penerimaan Pendapatan Derah Kota Surakarta dari periode selalu mengalami perkembangan yang positif, baik dalam jumlah nominal maupun pelayanan. Begitu pula pada sektor Pajak Reklame, dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan baik dari segi anggaran yang ditetapkan maupun selanjutnya realisasi yang didapatkan. Pajak reklame merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang cukup potensial.

Penerimaan Pajak reklame dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan pajak reklame. Target pajak reklame adalah kemampuan mínimum yang ingin dicapai dari penerimaan pajak reklame, sedangkan realisasi merupakan hasil pungutan dari penerimaan pajak reklame. Berikut ini adalah prosedur dalam permohonan ijin reklame:

29

Prosedur Permohonan Ijin Reklame

Penjelasan dari prosedur permohonan ijin reklame diatas yaitu yang pertama yaitu permohonan dengan menerima wajib pajak yang mengajukan permohonan Ijin Reklame dan meneliti berkasnya, lalu melakukan verifikasi atau yang sering disebut cek lapangan yang kemudian hasilnya juga dilaporkan, setelah itu diterbitkannya SKPD/SKRD oleh bidang penetapan kemudian diserahkan kepada wajib pajak, apabila telah menerima pembayaran dari wajib pajak lalu menyerahkan tanda bukti SSPD/SSRD. Jika pembayaran telah lunas lalu diterbitkan ijin reklame, jika masa pasang telah habis tetapi tidak melakukan perpanjangan maka akan diterbitkan surat

Permohonan SKPD / SKRD Penerbitan Perpanjangan Verifikasi Habis Masa Penerbitan S.TGrn

Sticker Surat Paksa Penerbitan Tidak Perpanjangan Verifikasi Bongkar dan simpan Hapus Data Penerbitan Ijin Reklame Penerbitan SSPD/SSRD

30

teguran yang kemudian pada cek lapangan akan dipasang sticker, selanjutnya dikirimkan surat paksa pada wajib pajaknya, apabila masih tidak ada reaksi dari wajib pajak akan dilakukan pembongkaran.

Penjelasan diatas merupakan gambaran secara singkat dalam prosedur permohonan ijin reklame. Ada 2 macam Prosedur dalam permohonan ijin reklame yaitu: Prosedur yang pertama adalah Prosedur Pendaftaran dan Pendataan.Dengan mengisi formulir disertai dokumen mengenai reklame yang akan dipasang mencakup tinggi, lebar, panjang, serta informasi lain yang dibutuhkan untuk pendataan, seperti foto lokasi pemasangan reklame. Lalu formulir dan dokumen yang telah diisi diserahkan ke bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi, selanjutnya dilakukan cek lokasi ke tempat yang akan dipasang reklame. Lama cek biasanya dua hari sampai satu minggu. Pengecekan ini biasanya mencakup pendataan apakah di tanah Negara atau tanah milik sendiri. Jika telah dilakukan cek lokasi, maka akan langsung diperhitungkan pajaknya. Prosedur yang kedua adalah Prosedur Penghitungan dan Penetapan. Pajak yang akan dihitung berdasarkan tinggi, lebar, panjang, serta informasi lain yang dibutuhkan. Informasi yang telah didata oleh bidang Dafda dan Dokumentasi diserahkan ke bagian penetapan untuk dilakukan perhitungan pajaknya.Dibidang penetapan dilakukan perhitungan pajaknya. Pada bidang penetapan akan dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) jika reklame tersebut dipasang di tanah milik Negara. Surat tersebut dicetak rangkap lima. Setiap form atau surat pertama untuk wajib pajak, lembar kedua untuk bidang Dafda

31

dan Dokumentasi sebagai arsip tetap, lembar ketiga untuk bidang Penetapan, lembar keempat untuk bidang Pembukuan dan lembar kelima untuk kas penerimaan dinas pendapatan daerah Surakarta sebagai bukti bayar yang sebelumnya diberikan ke wajib pajak terlebih dahulu. Setelah ditetapkan SKPD, maka surat-surat tersebut akan diserahkan ke wajib pajak yang bersangkutan. Setelah wajib pajak menerima SKPD, diharapkan wajib pajak bisa segera mungkin untuk membayarkan pajaknya supaya reklame yang akan dipasang bisa segera mendapatkan ijin pendirian. Lalu pada lembar pertama SKPD akan divalidasi lunas. Setelah divalidasi lunas oleh bagian kas penerimaan DPPKA, maka wajib pajak kembali ke customer service office memperlihatkan form pertama yang telah divalidasi untuk membuat surat perizinan reklame oleh bidang Dafda dan dokumentasi, dimana ada 2 lembar kemudian lembar pertama diserahkan ke wajib pajak melalui customer service office (CSO) dan lembar kedua diarsip oleh bidang Dafda dan dokumentasi.Menganalisis data dengan menghitung prosentase kenaikan dari masing-masing data yang digunakan. Hasil dari análisis tersebut digunakan DPPKA sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan target dan akan mempermudah dalam memperkirakan jumlah prosentase kenaikan yang diharapkan pada tahun berikutnya.Hasil dari penetapan target yang selanjutnya diajukan ke Pemerintah Derah untuk dibahas dalam rapat Dewan. Hasil dari pembahasan oleh rapat Dewan nantinya akan dikembalikan kepada DPPKA selanjutnya dilaksanakan dengan baik oleh DPPKA. DPPKA dalam usahanya untuk selalu meningkatkan penerimaan pajak reklame tentunya banyak

32

mengalami kendala atau hambatan dalam pelaksaan pemungutannya. Hambatan tersebut bisa datang dari Wajib Pajak ataupun dipenda sendiri.

Analisis Penetapan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta

Prosedur yang dilakukan oleh DPPKA dalam perhitungan dan penetapan potensi pajak reklame dengan diperkiraan adanya penurunan dan peningkatan dapat diketahui setelah DPPKA melakukan tahap yang pertama yaitu prose pendataan. Hasil dari pendataan tersebut nantinya dapat diketahui berapa jumlah Wajib Pajaknya sekaligus objek reklame yang dimiliki oleh masing-masing Wajib Pajak Reklame tersebut. Setiap wajib pajak mempunyai objek reklame yang berbeda dan setiap tahunnya objek yang dimiliki oleh Wajib Pajak tersebut berubah sesuai kondisi pada saat itu atau sesuai dengan keinginan dari Wajib Pajak. Tujuan dari tahap ini adalah mengklasifikasikan masing-masing jenis reklame setelah melakukan pendataan dan dari pengklasifikasian tersebut nantinya akan diketahui berapa kira-kira jumlah Wajib Pajak yang masuk serta objek reklame yang dimiliki oleh masing-masing Wajib Pajak. Tahap yang kedaua dalah Penghitungan dan Penetapan target penerimaan pajak reklame. Pada tahap ini dalam menetapkan target dengan menganalisa presentase kenaikan menggunakan dasar data target dan realisasi pada tahun sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan sebelumnya adalah menetapkan data target dan realisasi yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menganalisis.

33

Berdasarkan prosedur penetapan target yang dilakukan DPPKA, maka penulis akan membandingkan mengenai kelebihan dan kelemahan dari masing-masing prosedur yang telah dilakukan oleh DPPKA dalam menetapkan target. Berikut perbandingan yang dilakukan oleh penulis:

a. Proses Pendataan Wajib Pajak reklame

Proses ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain DPPKA dapat mengetahui potensi yang sebenarnya dilapangan, selain dapat mengetahui potensi yang ada DPPKA dapat juga sekaligus melakukan pemantauan dan penertiban reklame liar, DPPKA dapat memberikan tentang penyuluhan tentang peraturan dan prosedur pelaksaan reklame dan dapat melakukan

penagihan atau pemungutan pajak reklame terhadap Wajib

Pajak.Sedangkan kelemahan dari proses ini adalah biaya, waktu, dan tenaga yamg dikeluarkan sangat besar, sehingga tidak sebanding dengan hasil yang didapat di lapangan, selain itu pendataan Wajib Pajak yang berada di pelosok desa mengalami kesulitan karena petugas lapangan yang kurang sehingga pendataan tidak maksimal.

b. Membuat Perkiraan penurunan dan peningkatan potensi yang ada baik subjek dan objek pajak reklame.

Kelebihan dari proses ini adalah DPPKA dapat lebih mengantisipasi berapa peningkatan dan penurunan subjek maupun objek pajak reklame yang terjadi pada tahun berikutnya. Sedangkan kelemahannya adalah kesulitan dalam memprediksi atau memperkirakan berapa peningkatan dan penurunan subjek maupun objek pajak reklame yang terjadi sehingga

34

memerlukan waktu yang lama. Untuk jenis reklame billboard masih dapat diprediksi karena sifatnya tetap dan waktunya adalah tahunan, sedangkan untuk jenis reklame yang sifatnya temporer sulit diprediksi karena dengan durasi waktu harian, mingguan dan bulanan seperti spanduk, umbul-umbul, baliho dan lainnya.

Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan proses-proses dalam menetapkan target, Penulis akan membandingkan antara potensi, target dan realisasi Pajak Reklame di kota Surakarta berdasarkan data yang diperoleh dari DPPKA Surakarta. Pungutan pajak reklame didasarkan pada potensi yang ada. Potensi sendiri didapat berdasarkan data permohonan yang masuk dalam satu tahun. Dalam perhitungannya berdasarkan:

a. Luas Reklame

Luas reklame terdiri dari panjang, lebar, tinggi, dan sisi. b. Jenis Reklame

Jenis reklame ada dua yaitu bersinar dan tidak bersinar. c. Lokasi pemasangan

Lokasi pemasangan meliputi jalan dan kelurahan. Berbeda kelurahan NJOPnya pun juga sudah berbeda. Selain itu lokasi pemasangan juga berdasarkan Tanah Negara atau Tanah Sendiri. Tanah Negara dikenakan 100% dan Tanah Sendiri dikenakan 80%.

35

Berikut ini adalah tabel untuk membandingkan antara potensi, target dan realisasi pajak reklame di KotaSurakarta yang terjadi tahun 2007-2011.

Tabel 2.1

Perbandingan Potensi, Target, dan Realisasi Pajak Reklame Tahun 2007-2011

Tahun Potensi Target Realisasi

2007 3.940.610.400 3.416.000.000 3.441.757.063

2008 4.196.216.700 3.450.000.000 3.527.909.910

2009 4.500.000.000 4.500.000.000 3.850.377.341

2010 4.509.479.902 4.550.000.000 4.696.433.326

2011 5.001.442.335 5.041.150.000 5.208.406.763

Dari tabel 2.1 dapat diketahui pada tahun 2007 target Rp3.416.000.000,00 realisasinya sebesar Rp3.441.757.000,00 dengan potensi sebesar Rp3.940.610.400,00. Pada tahun 2008 dari target Rp3.450.000.000,00

realisasinya sebesar Rp3.527.909.919,00 dengan potensi sebesar

Rp4.196.216.700,00. Pada tahun 2007 dan 2008 dapat diketahui bahwa potensinya jauh lebih tinggi dari pada target dan realisasinya. Selanjutnya untuk tahun 2009 potensi dan target mempunyai jumlah yang sama yaitu Rp 4.500.000.000,00 tetapi realisasinya belum memenuhi target dan potensi karena jumlahnya yg lebih rendah yaitu Rp3.850.377.341,00. Untuk tahun 2010 target Rp 4.550.000.000,00 realisasinya sebesar Rp4.696.433.326,00 dengan jumlah potensi Rp4.509.479.902,00. Untuk tahun 2011 target

Rp5.041.150.000,00 realisasinya jauh lebih tinggi sebesar

Rp5.208.406.763,00 dengan potensi yang lebih rendah yaitu

36

tahun 2007, 2008, 2010, 2011 sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan, sedangkan tahun 2009 masih belum bisa memenuhi target. Meskipun di tahun 2009 penerimaan pajak reklame tidak memenuhi target yang ditentukan, potensi penerimaan pajak reklame ditahun 2010 sangat mungkin terjadi peningkatan , karena reklame yang sudah terpasang selama dua tahun otomatis perlu dipindah ketempat-tempat yang dinilai lebih strategis, sehingga penyelenggaraan pada reklame yang baru pada titik-titik reklame juga semakin meningkat. Kenaikan ini ditunjukkan pada tabel di atas,dimana tahun 2010 penerimaan pajak memenuhi target yang ditetapkan dan lebih besar dari target tahun 2009. Potensi pada tahun 2007, 2008, 2009 jauh lebih tinggi dari realisasi. Untuk tiga tahun berikutnya jumlahnya lebih sedikit. Penetapan target pendapatan pada pajak reklame setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini bertujuan guna memaksimalkan fasilitas yang telah dibangun, dan juga memaksimalkan potensi-potensi pajak reklame yang ada di Kota Surakarta. Untuk mengetahui besarnya prosentase capaian target pajak reklame dengan pendapatan pajak reklame dapat dihitung dengan rumus :

37

Berikut ini adalah tabel perbandingan Target dan Realisasi Pajak Reklame Tabel 2.2

Perbandingan Target dan Realisasi Pajak Reklame Tahun 2007-2011

Tahun Target Realisasi %

2007 3.416.000.000 3.441.757.063 100,7%

2008 3.450.000.000 3.527.909.910 102,2%

2009 4.500.000.000 3.850.377.341 85,5%

2010 4.550.000.000 4.696.433.326 103,2%

2011 5.041.150.000 5.208.406.763 103,3%

Dari Tabel 2.2 dapat diketahui bahwa pencapaian pajak reklame dari tahun 2007-2011 tergolong bagus kecuali di tahun 2009. Hal ini bisa dilihat dari tabel di atas, realisasi pajak reklame dari tahun 2007, 2008, 2010, 2011 sudah melebihi target yang telah ditetapkan. Tahun 2007, ditargetkan Rp3.416.000.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp3.441.757.063,00 dengan prosentase 100,7%. Tahun 2008, ditargetkan sebesar Rp3.450.000.000,00 dapat terealisasi Rp3.527.909.910,00 dengan prosentase sebesar 102,2% dari realisasinya. Tahun 2009, ditargetkan sebesar Rp4.500.000.000,00 dapat terealisasi Rp3.850.377.341,00 selisih Rp 649.622.659,00 lebih besar dari targetnya dengan prosentase 85,5%. Tahun 2010, ditargetkan sebesar Rp4.550.000.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp4.696.433.326,00 dengan prosentase 103,2%.Tahun 2011ditargetkan sebesar Rp5.041.150.000,00 dapat terealisasi Rp5.208.406.763,00 dengan prosentase sebesar 103,3%.

Berdasarkan perbandingan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan Pajak Reklame di Surakarta selama lima tahun mengalami

38

peningkatan dan perkembangan yang bagus di tahun 2011, peningkatan dilatarbelakangi karena Wajib Pajak banyak memasang reklame di lokasi-lokasi yang strategis. Sedangkan tahun 2009 adalah penerimaan pajak reklame terendah karena target yang tidak tercapai.Menurut hasil penelitian dari pihak DPPKA mengungkapkan bahwahal ini disebabkan karena sistem yang digunakan pada tahun itu yang sebagian tidak menerbitkan SKPD, selain itu banyak wajib pajak yang tidak memperpanjang masa pasang reklame, sehingga banyak yang diturunkan, ini disebabkan pula karena kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak.

Penetapan target sesuai dengan potensi dan kondisi

Pemerintah daerah kota Surakarta mengharap perolehan Pajak Reklame dari tahun ke tahun meningkat. Besar kecilnya penerimaan Pajak Reklame tergantung juga mekanisme pemungutannya. Penerimaan Pajak Reklame dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan Pajak Reklame.

Dasar penetapaan target harus sesuai dengan potensi jumlah reklame yang sebenarnya ada di wilayah kota Surakarta. Jika dilihat dari analisis diatas dapat dilihat bahwa antar potensi, target, dan realisasi penerimaan pajak reklame belum cukup baik.Walaupun penerimaan pajak reklame selalu meningkat, namun realisasi penerimaan pajak reklame tidak selalu melebihi target yang ditetapkan oleh DPPKA.

39

Target yang ditetapkan oleh pihak DPPKA selisihnya jauh dengan potensi yang ada, sehingga adanya ketidaksesuaian antara potensi dan target yang berpengaruh pula terhadap realisasi.

40

BAB III TEMUAN

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis menemukan adanya hal-hal dalam pemungutan pajak reklame dalam kurun waktu lima tahun perkembangan Pajak Reklame. Pada lima tahun terakhir yaitu tahun 2007-2011 penerimaan pajak reklame lebih besar dari target yang telah ditetapkan, tiap tahunnya juga mengalami kenaikan dalam penerimaan Pajak Reklame, kecuali penerimaan Pajak Reklame pada tahun 2009. Penerimaan Pajak Reklame tidak dapat melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp4.500.000.000,00 dan penerimaannya sebesar Rp3.850.377.341,00. Peningkatan dan penurunan yang terjadi dapat disebabkan karena adanya kelebihan dan kekurangan pada Pihak DPPKA. Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut :

A. Kelebihan

Hal positif yang dapat ditemukan adalah Pihak DPPKA memberikan pelayanan yang lebih sebagai upaya memberikan kenyamanan bagi para Wajib Pajak yang diharapkan akan meningkatkan jumlah wajib pajak dan memiliki prosedur yang cukup mudah dalam pemungutan pajak reklame, pemberitahuan tentang besarnya pajak reklame yang terutang kepada wajib pajak hanya dengan jangka waktu kurang dari 1 minggu sehingga wajib pajak dapat segera melakukan kewajiban perpajakannya, mengenai masalah perijinan yang sudah melebihi waktu ijin pasang atau sudah kadaluwarsa

41

apabila tidak segera dimintakan perpanjangan ijin oleh pemiliknya tetapi masih dipasang maka ijin tersebut akan dicabut dan reklame yang masih dipasang akan dihentikan dan dibongkar, berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Pihak DPPKA realisasi penerimaan pajak reklamenya sebagian besar sudah melampaui target penerimaan yang telah ditetapkan.

B.Kelemahan

Selain itu kelemahan yang dapat ditemukan antara lain Pihak DPPKA kurang memperhatikan reklame lainnya seperti reklame selebaran yang banyak digunakan oleh wajib pajak sebagai alat promosi produk atau usaha mereka yang kemungkinan banyak terjadi pelanggaran di dalamnya, kurangnya sosialisasi dari pihak DPPKA tentang pajak reklame sehingga masih adanya wajib pajak yang mendirikan reklame tanpa melakukaan perijinan dan pelunasan pajak terlebih dahulu, Wajib Pajak kurang mengetahui prosedur pemungutan Pajak Reklame sehingga masih banyak Wajib Pajak yang melanggar, selain itu kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak juga masih rendah, Sarana dan prasarana saat ini masih kurang memadai sehingga pelaksanaan pengawasannya sedikit terhambat, dalam menetapkan potensi dan target penerimaan pajak reklame masih kurang maksimal, hal ini ditunjukkan dengan penetapan potensi dan target yang setiap tahunnya hanya didapat dari perbandingan realisasi pajak tahun sebelumnya dengan target pajak tahun sebelumnya.

42

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan análisis dan pembahasan yang penulis lakukan, maka penulis dapat menyampaikan kesimpulan yang berkenaan dengan análisis potensi dan realisasi penerimaan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta belum cukup baik, ini dapat dilihat dari realisasi penerimaan pajak reklame tidak selalu melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta walaupun penerimaan pajak reklamenya selalu meningkat pada setiap tahunnya. Pada tahun 2007 realisasi penerimaan Pajak Reklame sebesar Rp3.441.757.063,00 pada tahun 2008 meningkat menjadi sebesar Rp3.527.909.910,00 sedangkan pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak reklamenya Rp3.850.377.340,00 tetapi tidak melebihi target yang telah ditetapkan yaitu Rp4.500.000.000,00. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan yaitu Rp4.696.433.326,00 dan pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar Rp5.208.406.763,00. Hambatan dalam pemungutan pajak reklame disebabkan oleh para wajib pajak dan minimnya petugas yang melakukan penertiban dalam pemasangan reklame sehingga kontrol dari penyelenggara reklame kurang maksimal. Jika pemungutan pajak reklame mengalami peningkatan

43

maka secara otomatis juga meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Surakarta, begitu juga sebaliknya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian dari temuan di bab sebelumnya, penulis bisa memberikan saran kepada pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta agar pada tahun-tahun mendatang dapat meningkatkan penerimaan pajak reklame adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan prosedur pemungutan dengan benar sesuai peraturan

Daerah dan Undang-undang perpajakan yang berlaku untuk dapat lebih optimal lagi dalam pemungutan dan penerimaan pajak.

2. Sebaiknya target yang ditetapkan lebih optimal atau sesuai dengan perubahan jumlah periklanan yang ada.

3. Wajib pajak dapat lebih mentaati peraturan yang berlaku sehingga terjadi kerjasama yang baik antara wajib pajak, DPPKA, dan masyarakat.

4. Pihak DPPKA mengadakan sosialisasi tentang pajak reklame agar wajib pajak dapat lebih memahami prosedur dalam pemasangan dan kewajiban membayar pajaknya.

Dalam dokumen Ratih Kumalasari F3409053 (Halaman 42-57)

Dokumen terkait