• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data dan Pembahasan

Dalam dokumen Gilang Canidia Primandana F3409036 (Halaman 52-67)

BAB II: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data dan Pembahasan

a. Gambaran Wajib Pajak

Wajib Pajak yang dimaksud penulis kali ini lebih terfokus pada pembahasan, yakni pengusaha emas. Terdapat berbagai kategori yang masuk dalam pengertian pengusaha emas. Penulis mendapatkan data dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang mengklasifikasikan pengusaha emas menjadi beberapa bagian (KLU). Data yang dimaksudkan yaitu sebagai berikut :

Tabel II.1

Daftar Pengelompokan Pengusaha Emas Row

Labels KLU_Nama

36911 Industri Permata

36912 Industri barang perhiasan biasa untuk keperluan pribadi

dari logam mulia

36914 Industri barang untuk keperluan teknik dan atau

commit to user

liii

36915 Industri barang perhiasan bukan untuk keperluan pribadi

dari bukan logam mulia

52326 Perdagangan eceran khusus barang perhiasan di dalam

bangunan Diolah dari Seksi Waskon

Dari daftar pengelompokan di atas, dapat diketahui beberapa kegiatan yang sebenarnya dilakukan oleh pengusaha toko emas perhiasan meliputi (KEP 168/02):

· Membuat dan atau menjual emas perhiasan · Membuat emas perhiasan berdasarkan pesanan

· Menyuruh orang lain untuk membuat emas perhiasan yang akan dijual

· Jual beli emas perhiasan

· Jual beli emas perhiasan dengan batu permata · Memperbaiki dan memodifikasi emas perhiasan · Jasa-jasa lain yang berkaitan dengan emas perhiasan

Emas perhiasan yang dimaksudkan yaitu perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari emas dan atau logam mulia lainnya, termasuk yang dilengkapi dengan batu permata dan atau bahan lain yang melekat atau terkandung dalam emas perhiasan tersebut (KMK 83/02, KEP 168/02, SE 12/02).

Emas perhiasan ini tentunya ada yang diperjualbelikan di masyarakat secara umum. Hal ini ditunjukkan dengan

commit to user

liv

bermunculannya pengusaha toko emas perhiasan. Pengertian dari pengusaha toko emas perhiasan yaitu orang yang melakukan kegiatan usaha dibidang penyerahan emas perhiasan, berdasarkan pesanan maupun penjualan langsung, baik hasil produksi sendiri maupun pihak lain yang memiliki karakteristik pedagang eceran (KMK 83/02, KEP 168/02, SE 12/02).

Dari berbagai macam kelompok yang disebutkan di atas, diperoleh data mengenai jumlah Wajib Pajak yang terdaftar sesuai dengan jenis kelompoknya dari tahun 2010-2011. Data yang dimaksud adalah :

Tabel II.2

Daftar Jumlah Wajib Pajak Terdaftar berdasar Kode Pengelompokan Pengusaha Emas

Row Labels Jumlah WP 2010 Jumlah WP 2011

36911 2 2 36912 82 82 36914 1 1 36915 3 3 52326 83 83 Total 171 171

Sumber : Seksi Waskon

Berdasarkan data yang telah disebutkan dapat diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak, yakni Pengusaha Emas yang terdaftar dari tahun

commit to user

lv

2010 sampai 2011 tidak mengalami perubahan yaitu sejumlah 171 terdaftar. Penulis juga mendapatkan informasi bahwa jumlah Wajib Pajak terdaftar ini tetap atau tidak mengalami perubahan sejak tahun 2007.

Tabel di atas menyebutkan bahwa kode 52326, yakni kelompok perdagangan eceran khusus barang perhiasan di dalam bangunan adalah penyumbang terbanyak Wajib Pajak terdaftar yakni sebesar 83 terdaftar. Yang dimaksud dalam kelompok ini diantaranya yaitu pengusaha toko emas perhiasan.

Pengusaha emas berkewajiban untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (KMK 83/02), tidak menutup kemungkinan juga bagi pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. Sehingga para pengusaha emas yang sudah menjadi Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak, memungut, dan menyetor Pajak Pertambahan Nilai yang terutang.

Berikut ini diperoleh data mengenai perkembangan Pengusaha Kena Pajak dari jumlah pengusaha emas terdaftar yang penulis dapatkan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

commit to user

lvi

Tabel II.3

Perkembangan Jumlah Pengusaha Kena Pajak dari Jumlah Wajib Pajak Pengusaha Emas Terdaftar

Tahun WP Terdaftar Non PKP PKP

2007 171 107 64

2008 171 102 69

2009 171 102 69

2010 171 102 69

2011 171 102 69

Sumber : Seksi Waskon

Tabel di atas menyebutkan jika jumlah Pengusaha Kena Pajak dari tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami pertambahan sejumlah 5 terdaftar PKP, yang sebelumnya berjumlah 64 terdaftar PKP menjadi 69 terdaftar PKP. Jumlah ini bertahan sampai dengan akhir tahun 2011 dan sampai penulis melakukan penelitian juga belum mengalami pertambahan PKP, sehingga bertahan pada jumlah 69 Pengusaha Kena Pajak.

b. Pengenaan PPN atas Penyerahan Emas Perhiasan

Dalam pengenaan Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan emas perhiasan, dapat menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dengan cara (KMK 83/02, KEP 168/02, SE 12/02):

commit to user

lvii

· Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan emas perhiasan oleh pengusaha toko emas perhiasan adalah sebesar 10% x Harga Jual Emas Perhiasan.

· Jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayarkan adalah sebesar 10% x 20% x jumlah seluruh penyerahan emas perhiasan.

Harga jual emas perhiasan sendiri yaitu nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Pengusaha Toko Emas Perhiasan karena penyerahan emas perhiasan, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.

Bagi yang menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak, perlakuan Pajak Masukan yang berkenaan tidak dapat dikreditkan dan jika ada pengusaha yang memiliki lebih dari satu tempat usaha penjualan dan salah satunya menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak, maka semua tempat usahanya wajib menggunakan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak.

Bagi pengusaha emas yang tidak menggunakan Nilai lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak, akan menggunakan mekanisme pengkreditan Pajak Masukan dan wajib memberitahukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan. Sedangkan yang wajib menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan yaitu Pengusaha Kena Pajak yang melakukan Kegiatan Usaha Tertentu.

commit to user

lviii

Kegiatan Usaha Tertentu adalah kegiatan usaha yang semata-mata melakukan :

· Penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran · Penyerahan emas perhiasan secara eceran

Besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan yang dihitung menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan, yaitu sebesar:

· 90% dari Pajak Keluaran (bagi WP usaha penyerahan kendaraan bermotor bekas secara eceran)

· 80% dari Pajak Keluaran (bagi WP usaha penyerahan emas perhiasan secara eceran)

Pajak Keluaran dihitung dengan cara mengalikan tarif 10% dengan Dasar Pengenaan Pajak. Sedangkan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak yang mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha.

Selanjutnya akan diuraikan contoh simulasi perhitungan Pajak Pertambahan Nilai pada pengusaha emas perhiasan, yaitu:

commit to user

lix

Tabel II.4

Contoh Perhitungan PPN pada Pengusaha Emas Perhiasan DPP (Peredaran Usaha/ Omzet) Pajak Keluaran (10% x DPP) Pajak Masukan (80% x PK) PPN =PK-PM PPN =10%x 20% x DPP Rp 100Jt = 10% x Rp 100Jt = Rp 10Jt = 80% x Rp 10Jt = Rp 8Jt = Rp 10Jt-Rp 8Jt = Rp 2Jt = 2% x Rp 100Jt = Rp 2Jt

c. Perkembangan Data Penerimaan Pajak Petambahan Nilai

Tabel di bawah ini akan menyebutkan berapa besar Pajak Pertambahan Nilai dari pengusaha emas yang diterima Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta selama tahun 2010 dan 2011.

Tabel II.5

Perbandingan Jumlah Wajib Pajak Pengusaha Emas Terdaftar dengan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha

Emas 2010 (a) 2011 (b) % (a-b)/a x 100% WP Terdaftar 171 171 0 % PKP 69 69 0 % PPN Rp 656.316.880 Rp 262.770.695 (59,96 %) Sumber : Seksi Waskon

commit to user

lx

Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah Wajib Pajak terdaftar dan PKP tidak mengalami perubahan di tahun 2011, namun penerimaan Pajak Pertambahan Nilai yang diperoleh selama tahun 2011 mengalami penurunan. Penurunan penerimaan PPN di tahun 2011 mencapai 59,96%.

Setelah menganalisis jumlah WP terdaftar, PKP dan penerimaan PPN dari pengusaha emas, penulis akan membandingkan kontribusi antara WP terdaftar, PKP dan PPN dari pengusaha emas dengan total penermaan PPN. Perbandingan ini dapat dilihat dalam tabel di bawah.

Tabel II.6

Kontribusi Pengusaha Emas terhadap Total Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai 2010 2011 WP Terdaftar 171 171 PKP 69 69 PPN emas Rp 656.316.880 Rp 262.770.695 Total PPN Rp 125.934.562.372 Rp 151.311.131.546 Kontribusi (%) 0,52% 0,17%

Sumber : Seksi Waskon

Rumus yang digunakan untuk menghitung besarnya kontribusi di atas adalah sebagai berikut:

commit to user

lxi K =

∑ PPN emas

∑ Total PPN X 100%

Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel di atas, diketahui jika jumlah penerimaan PPN secara total mengalami kenaikan, sedangkan untuk penerimaan PPN dari pengusaha emas mengalami penurunan. Sehingga dapat diartikan bahwa kontribusi PPN dari pengusaha emas terhadap total penerimaan PPN dari tahun 2010 sampai 2011 mengalami penurunan. Penurunan yang dimaksud yakni sebesar 0,52% turun menjadi 0,17%. Presentase ini terbilang sangat kecil untuk kontribusi pengusaha emas dalam penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dari tahun 2010 dan 2011.

Antara tahun 2010 dan 2011 baik dari jumlah Wajib Pajak pengusaha emas terdaftar maupun jumlah PKP tetap sama, yakni sejumlah 171 terdaftar dan 69 PKP. Dengan jumlah pengusaha emas yang tetap, seharusnya penerimaan Pajak Pertambahan Nilai dari pengusaha emas akan naik, atau minimal sama. Namun hasilnya justru menunjukkan penurunan pada jumlah penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Sedangkan untuk total penerimaan Pajak Pertambahan Nilai secara keseluruhan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 25.376.569.174,00. Sehingga hal ini menyebabkan kontribusi pengusaha emas dalam penerimaan Pajak Pertambahan Nilai semakin kecil atau turun sebesar 0,35%.

commit to user

lxii

Namun hal ini tidak begitu menjadi beban bagi penerimaan PPN secara keseluruhan, karena masih banyak potensi dari sektor selain pengusaha emas yang dapat dioptimalkan dalam penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.

d. Hambatan yang Ditemui dalam Pemungutan Pajak Pertambahan

Nilai pada Pengusaha Emas

Dalam pemungutan Pajak Pertambahan Nilai terhadap pengusaha emas, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta menemui beberapa hambatan yang menyebabkan pemungutannya kurang maksimal diantaranya:

1. Penjualan dari pengusaha emas secara umum mengalami penurunan

2. Perlawanan terhadap pajak,

Sesuai dengan yang disebutkan di Bab II, perlawanan yang dimaksudkan kali ini yaitu dengan Self Assesment System yang digunakan Wajib Pajak untuk menghitung sendiri dan pajak yang terutang masih terdapat beberapa hal yang harus dicermati, dari menghitung berapa penghasilan Wajib Pajak sampai dengan hasil pajak terutangnya

3. Masih banyak Wajib Pajak yang belum menggunakan Faktur Pajak, melainkan berbentuk nota sebagai bukti penyerahan dalam kesehariannya. Sehingga dalam proses pembuktian berkas bukti penyerahan menjadi terhambat

commit to user

lxiii

4. Terdapat beberapa pengusaha dari toko emas perhiasan beralih usaha ke emas batangan. Seperti yang tertuang di dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Nomor 42 Tahun 2009 Pasal 4a ayat 2, bahwa uang, emas batangan dan surat berharga termasuk jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai

commit to user

lxiv BAB III TEMUAN

Pembahasan yang telah dilakukan atas kontribusi pengusaha emas dalam penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta memperoleh beberapa hasil penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut:

A. KELEBIHAN

1. Sistem dan prosedur dalam pengenaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Pengusaha Emas sudah berdasarkan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku;

2. Dalam perencanaan rencana kerja, potensi, dan target penerimaan sudah dilakukan secara computerized, dan didukung fasilitas on-line;

3. Tanggap situasi, yakni langsung dilakukan prosedural pemeriksaan pajak jika ditemukan ketidakpatuhan dari Wajib Pajak;

4. Tersusunnya jadwal yang sistematis terkait rencana kerja yang akan dilaksanakan, terutama yaitu himbauan, penyuluhan, dan penggalian potensi yang terjun langsung ke lapangan.

commit to user

lxv

B. KELEMAHAN

1. Masih terjadi benturan jadwal kegiatan dengan seksi lain, meskipun hanya di bulan-bulan tertentu saja;

2. Terdapat sejumlah data untuk beberapa tahun sebelumnya yang belum bisa diakses dari pusat.

commit to user

lxvi BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Dalam pengenaan Pajak Pertambahan Nilai terhadap Pengusaha Emas di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta sudah sesuai dengan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku. Disamping itu, penulis juga melihat bahwa jumlah Wajib Pajak terdaftar maupun Pengusaha Kena Pajak Pengusaha Emas tidak berpengaruh terhadap berapa besar jumlah Pajak yang dapat direalisasikan. Secara umum jika jumlah Wajib Pajak atau PKP meningkat, maka penerimaan pajaknya pun juga akan naik atau jika dalam keadaan jumlah Wajib Pajak atau PKP tetap maka setidaknya penerimaan pajak juga akan tetap.

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang dipaparkan di Bab II dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusi pengusaha emas dalam penerimaan pajak pertambahan nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dinilai masih sangat kurang. Akan tetapi, kekurangan ini tidak begitu buruk dan masih wajar mengingat masih banyak potensi dan jenis-jenis pajak yang beragam dalam kontribusi terhadap penerimaa Pajak Perambahan Nilai.

B. Rekomendasi

Penulis merekomendasikan beberapa hal berdasarkan temuan yang didapat selama penelitian berlangsung, yang diharapkan dapat menjadi

commit to user

lxvii

masukan dalam peningkatan kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Hal-hal tersebut diantaranya:

a. Optimalisasi dalam rencana penggalian potensi, mulai dari kesiapan tehnis sampai denngan pelaksanaannya;

b. Peningkatan frekuensi dalam kegiatan penyuluhan pajak terhadap masyarakat;

c. Koordinasi antar seksi/bagian lebih ditingkatkan, sehinngga dapat mengurangi benturan jadwal kegiatan. Rencana cadangan perlu disiapkan guna menanggulangi hal-hal yang membuat jadwal kegiatan kacau; d. Permohonan perbaikan sistem mengenai data yang akan diakses, sehingga

Dalam dokumen Gilang Canidia Primandana F3409036 (Halaman 52-67)

Dokumen terkait