• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data dan Pembahasan

Beberapa hasil penyelesaian soal siswa tidak dapat dianalisis pola pikirnya. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami konsep hukum Newton yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan. Siswa yang belum memahami konsep hukum Newton hanya melakukan perhitungan trial and error saja. Tabel 4.3 di bawah ini menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa beserta gaya belajar dan kognitifnya:

Tabel 4.3. Hasil penyelesaian soal siswa beserta gaya belajar dan gaya kognitifnya

Subyek Tipe Rumus yang Digunakan Langkah-Langkah

Penyelesaian Hasil X01 FD, Kinestetik ∑ � = � − cos � =  Menggambarkan persoalan  Menggambar gaya yang bekerja pada kotak

(belum melakukan

perhitungan)

Subyek Tipe Rumus yang Digunakan Langkah-Langkah Penyelesaian Hasil X02 FD, Visual = sin � = � sin � ∑ � = � − � � �� �� �  Menggambarkan persoalan  Menganalisis gaya-gaya (belum sesuai)

 Perhitungan trial and error

0 %

X03 FI, Visual � = cos sin

(tidak sesuai konsep)

Trial and error 0 %

X04 FD,

Kinestetik

∑ � =

� − cos � =

 Menuliskan yang diketahui pada soal

 Menggambarkan persoalan

 Menggambarkan vektor gaya berat

 Menghitung nilai gaya Normal 15 % X05 FD, Visual ∑ � = � � = × � = ×

Trial and error 0 %

X06 FD, Visual � = cos � = � ∑ � = � sin � + � − = �  Menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada soal  Menggambarkan persoalan dan

vektor gaya berat benda

 Menghitung gaya Normal dan gaya gesek benda

Subyek Tipe Rumus yang Digunakan Langkah-Langkah Penyelesaian Hasil  Menghitung percepatan benda X07 - , Visual � − = cos �

(tidak sesuai konsep)

 Menggambarkan persoalan  Melakukan perhitungan trial and error 0 %

X08 FD, Visual � = cos �  Menggambarkan

persoalan  Menghitung gaya berat benda 15 % X09 FD, - ∑ � = � � = cos � �

(tidak sesuai konsep)

 Menggambarkan

persoalan dan

vektor gaya berat

 Perhitungan trial and error 0 % X10 FD, Visual � = cos � �= �� � = � � = sin � − � = sin � −  Menggambarkan persoalan beserta vektor gaya berat

 Menghitung gaya gesek statis dan kinetis

 Menghitung gaya total benda pada arah horisontal dengan gaya gesek statis dan kinetis

60 %

X11 FD, Visual = cos �

∑ � = �

 Menuliskan diketahui pada soal

 Menggambarkan persoalan

Subyek Tipe Rumus yang Digunakan Langkah-Langkah Penyelesaian Hasil  Menghitung gaya berat  Menghitung percepatan kotak dari gaya total

X12 FD,

Kinestetik

� = cos �

(tidak sesuai konsep)

 Menggambarkan persoalan

Trial and error

0 %

X13 FD, Visual ∑ � = �

= ,3 × , 5

(tidak sesuai konsep)

 Menggambarkan persoalan

Trial and error

0 %

X14 FD, Auditif

(tidak sesuai konsep)

Trial and error 0 %

X15 FD, Auditif � = cos � = �� � ∑ � = � sin � + � − = �  Menggambarkan persoalan dan vektor gaya berat

 Menghitung besar gaya Normal dan gaya gesek kinetis

 Menghitung besar percepatan benda

70 %

X16 FI, Visual � = cos �  Mengkonversi

satuan kedalam SI

 Menggambarkan

persoalan dan

vektor gaya berat benda 10 % X17 FD, Visual ∑ � = � = sin cos � ∑ � = �  Menggambarkan persoalan

Trial and error

Subyek Tipe Rumus yang Digunakan Langkah-Langkah Penyelesaian

Hasil

sin cos � = �

(tidak sesuai konsep)

X18 FD, Visual � = cos �

�= � = � ∑ � = �

sin � + � − = �

(tidak sesuai konsep)

∑ � = �

sin � + � − = �

(tidak sesuai konsep)

 Menuliskan yang diketahui pada soal

 Menghitung besar gaya Normal dan gayagesek

 Menghitung

percepatan benda dengan gaya total pada bidang x untuk masing-masing gaya gesek (trial and error).

60 %

X19 FD, - � = cos �

�� = �

(tidak sesuai konsep)

 Menggambarkan persoalan

 Menuliskan diketahui pada soal

 Menghitung besar Gaya Normal

 Menghitung besar koefisien kinetik

(trial and error)

10 %

Dari hasil penyelesaian siswa di atas ditemukan pola pikir masing-masing siswa.Tabel 4.4 di bawah ini merupakan pola pikir berdasarkan kombinasi gaya belajar dan gaya kognitif yang dimiliki siswa :

Tabel 4.4. Pola pikir siswa berdasarkan kombinasi gaya belajar dan gaya kognitifnya Gaya Kognitif Gaya Belajar Field Dependent Field Independent Tak Teridentifikasi Visual 10 2 1 Auditif 2 - - Kinestetis 3 - - Tak Teridentifikasi 2 - -

Berikut penjelasan untuk enam macam pola pikir yang ditemukan: 1. Field Dependent-Visual

Terdapat 10 subyek dari 20 sampel yang diteliti merupakan individu Field Dependent-Visual. Dari 10 sampel tersebut terdapat 4 orang yang mampu menyelesaikan persoalan dengan baik dan 6 orang dengan kemampuan kurang baik. Secara umum langkah awal yang dilakukan subyek ini dalam menyelesaikan soal adalah menggambarkan persoalan dan menuliskan besaran-besaran yang sudah diketahui dari soal. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri subyek dengan gaya belajar visual yaitu subyek cenderung menuliskan informasi yang

mereka dapatkan. Kemudian subyek akan menganalisis vektor gaya berat yang bekerja pada benda. Dalam melakukan perhitungan, sebagian besar subyek lupa mengkonversi satuan besaran ke dalam SI serta belum memahami konsep hukum Newton yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan. Hal ini mengakibatkan subyek hanya melakukan trial and error.

Sedangkan 4 subyek yang mempunyai kemampuan baik, dapat melakukan perhitungan sampai pada menentukan besar percepatan kotak. Namun demikian tidak ada satupun yang menganalisis gerak benda. Hal ini disebabkan oleh karakteristik subyek Field Dependent yang hanya memperhatikan bagian yang dominan. Bagian dominan dalam persoalan ini adalah besar perceptan benda jika benda bergerak, namun subyek langsung mengasumsikan bahwa subyek pasti bergerak. Prosentase kemampuan penyelesaian soal subyek tipe iniadalah 40% baik dan 60% kurang baik.

2. Field Dependent-Kinestetis

Terdapat 3 orang subyek yang diidentifikasikan dalam tipe ini. Kemampuan individu tipe Field Dependent-Kinestetis ini masih kurang baik. Dalam menyelesaikan persoalan, subyek menggambarkan persoalan dan belum melakukan perhitungan. Namun demikian subyek sudah mampu melakukan perhitungan untuk besar gaya normal walau belum sampai menemukan hasil akhir dari gaya normal tersebut. Hal ini mungkin disebabkan karena subyek dengan gaya belajar kinestetis

akan kesulitan untuk duduk diam dalam waktu yang lama, akibatnya subyek kehabisan waktu untuk melakukan hal-hal aktifitas fisik lain. Kemampuan penyelesaian soal subyek tipe ini dalam penelitian adalah 100 % kurang baik.

3. Field Dependent-Auditif

Terdapat 2 (dua) subyek yang teridentifikasi memiliki tipe ini. Prosentase hasil pengerjaan soal dari subyek tipe ini adalah 50 % baik dan 50 % kurang baik. Subyek yang memiliki kemampuan baik dapat menggambarkan persoalan dan melakukan perhitungan besar gaya-gaya yang bekerja pada benda (gaya-gaya berat, gaya-gaya gesek, gaya-gaya normal). Hal ini dapat disebabkan karena dalam memperoleh informasi subyek lebih menyukai aktifitas auditif (mendengarkan) sehingga subyek akan lebih fokus (berkonsentrasi) saat pelajaran berlangsung. Namun subyek juga hanya memperhatikan bagian informasi yang dominan saja yaitu mencari besar percepatan benda tanpa menganalis apakah benda bergerak.

Sedangkan subyek lain yang berkemampuan kurang baikdalam menyelesaikan soal hanya melakukan perhitungan trial and error. Selain itu subyek juga belum memahami konsep materi yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan.

4. Field Independent-Visual

Terdapat dua orang teridentifikasi memiliki tipe ini. Berdasarkan dasar teori, seharusnya subyek ini memiliki kemampuan analisis soal

yang baik. Namun dalam penelitian ini ternyata kemampuan subyek kurang baik dalam menyelesaikan persoalan. Langkah awal yang dilakukan subyek adalah mengkonversi satuan besaran yang sudah diketahui ke dalam SI. Subyek juga mengambarkan persoalan serta menganalisis vektor gaya berat yang dialami benda. Perhitungan yang dilakukan subyek sebatas sampai perhitungan terhadap gaya Normal, namun belum sampai menemukan hasil akhirnya.

5. Field Dependent

Subyek ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk tes gaya belajarnya, sehingga hanya dapat dilihat gaya kognitifnya saja. Hasil penyelesaian soal dari individu ini kurang baik. Individu hanya mampu menganalisis sampai gaya Normal saja dan hasilnya pun belum benar. Selebihnya, individu hanya melakukan perhitungan trial and error.

Individu dengan tipe kognitif ini memang sulit untuk menganalisis sesuatu dan sangat terpengaruh suasana di sekitarnya. Selain itu individu juga cenderung melihat bagian yang dominan dalam suatu permasalahan. Namun hal ini kurang dapat dikonfirmasi dari subyek karena peneliti tidak memiliki kesempatan untuk melakukan wawancara.

6. Visual

Subyek ini tidak menunjukkan perbedaan yang signnifikan untuk tes gaya kognitifnya, sehingga hanya dapat dilihat pola pikirnya

berdasarkan gaya belajarnya saja. Hasil penyelesaian soal yang dilakukan subyek ini kurang baik yaitu sebatas menggambarkan persolan dan melakukan perhitungan trial and error saja.

Dari uraian tersebut dapat dilihat distribusi grup untuk skor hasil pekerjaan siswa berdasarkan tipe pola pikirnya sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Grup Skor Penyelesaian Soal Hukum Newton

interval Frekuensi % FD, Visual % FD, Kinestetik % FD, Auditif % FD, - % FI, Visual % -, Visual % 76-100 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 % 51-75 4 40% 0 - 1 50 % 0 - 0 - 0 - 25 % 25-50 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 % 0-25 6 60% 3 100 % 1 50 % 2 100 % 2 100 % 1 100 % 75 % Σ 10 100 % 3 100 % 2 100 % 2 100 % 2 100 % 1 100 % 100 % Keterangan: A :76-100 :sangat baik B : 56-75 :baik C : 26-50 :cukup D :0-15 :kuranng

Dari tabel 4.4 di atas tipe subyek dengan kemampuan pola pikir terbaik dalam menyelesakan persoalan hukum Newton dalam peneltian ini adalah tipe Field Dependent-Auditif. Subyek dapat memahami persoalan dengan cukup baik dan menggambarkan informasi dari soal. Namun subyek cenderung memperhatikan bagian dominan dari soal saja, sehingga tidak semua pertanyaan dari soal terjawab.

Terdapat perbedaan dari subyek yang memiliki gaya belajar yang berbeda dalam memecahkan persoalan. Subyek dengan gaya belajar visual akan menuliskan hal-hal yang diketahui dari soal, dan menggambarkannya. Subyek dengan tipe ini cenderung menuliskan langkah penyelesaiannya dengan lebih rapi dan beruntun. Sedangkan subyek dengan tipe belajar auditif tidak begitu rapi dalam penulisan langkah penyelesaiannya. Subyek tipe ini cenderung langsung menuliskan yang diketahui dari soal pada gambar penyelesaian sekaligus.

Subyek dengan tipe belajar kinestetik cenderung belum melakukan perhitungan dalam penyelesaiannya. Penyelesaian soal subyek tipe ini baru sampai menuliskan rumus untuk gaya Normal. Dapat dikatakan bahwa subyek tipe ini tidak memanfaatkan waktu dengan baik karena dalam proses berpikirnya dilakukan sambil melakukan hal lain, misalnya bermain pena atau pensil. Ciri-ciri subyek tipe ini yang sulit duduk diam untuk waktu yang cukup lama (untuk mengerjakan soal) membuat subyek menjadi kurang nyaman dengan situasi pengerjaan soal yang tenang, sehingga pekerjaannya pun menjadi tidak maksimal.

Subyek dengan gaya kognitif berbeda juga memiliki pola pikir yang berbeda. Berdasarkan dasar teori, seharusnya subyek dengan pola kognitif Field Independet akan lebih baik hasil penyelesaian soalnya dari pada subyek dengan gaya kognitif Field Dependent. Terdapat 17 orang dengan tipe Field Dependent dan 5 diantara memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan soal. Sedangkan dua subyek Field Independent

dalam penelitian ini memiliki kemampuan penyelesaian soal yang kurang baik.

Dokumen terkait