• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola pikir siswa dalam menyelesaikan persoalan Hukum Newton berdasarkan gaya belajar dan gaya kognitifnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola pikir siswa dalam menyelesaikan persoalan Hukum Newton berdasarkan gaya belajar dan gaya kognitifnya."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM NEWTON BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA

KOGNITIFNYA Marcelline Rita Yunianti Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pola pikir siswa dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton; (2) perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya belajar berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton; (3) perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya kognitif berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton.

Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 di SMA Marsudirini Muntilan dengan sampel 20 orang siswa kelas X. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner gaya belajar dan gaya kognitif, soal mengenai Hukum Newton dan wawancara siswa. Analisis dilakukan dengan mendeskripsikan hasil penyelesaian soal oleh setiap siswa yang dikelompokkan berdasarkan gaya belajar dan gaya kognitifnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) terdapat Terdapat enam pola pikir siswa dalam penyelesaian soal berkaitan dengan hukum Newton yaitu pola FD-Visual, FD-Kinestetik, FD-Auditif, FI-Visual, FD dan Visual; (2) terdapat perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya belajar berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton dan tipe auditif miliki kemampuan yang paling baik dibandingkan tipe yang lain; (3) terdapat perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya kognitif berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton. Tipe Field Dependent dapat menyelesaikan persoalan lebih baik daripada tipe Field Independent.

(2)

viii ABSTRACT

STUDENT’S PATTERN OF THINGKING IN RESOLVING NEWTON’S LAW ISSUES BASED LEARNING STYLES AND COGNITIVE STYLE

Marcelline Rita Yunianti Universitas Sanata Dharma

2017

This research intended to describe: (1) the mindset of students in solving problems concerning Newton's laws; (2) the difference in the mindset of students who have different learning styles in solving problems concerning Newton's laws; and (3)the difference in the mindset of students who have different cognitive styles in solving problems concerning Newton's laws.

This research design is descriptive qualitative. The study was conducted in November, 2016 in SMA Marsudirini Muntilan with a sample of 20 students of class X. The research instruments used were a questionnaire learning styles, cognitive styles, questions about Newton's Laws, and interview students. Analyses were performed by describing the results of problem solving by each student are grouped based on learning styles and cognitive styles.

The results show that: (1) there are six mindset of students in problem solving related to Newton's law of the pattern of Visual, Kinesthetic, FD-auditory, FI-Visual, FD and Visual; (2) there is a difference in the mindset of students who have different learning styles in solving problems concerning Newton's law and have the type of auditory abilities better than most other types; and (3) there is a difference in the mindset of students who have different cognitive styles in solving problems concerning Newton's laws. The Field Dependent type can solve the problem better than the Field Independent types.

(3)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti hunjukkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM NEWTON BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAJA KOGNITIFNYA.

Peneliti menyadari bahwa selama menjalankan keseluruhan kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari peran serta pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, ucapan terima kasih peneliti persembahkan secara khusus kepada:

1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang memberikan banyak masukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

2. Bapak Drs. Severinus Domi, M. Si., yang berkenan menjadi validator atas instrumen dalam penelitian ini

3. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si., selaku dosn pembimbing akademik yang memberikan motivasi dan membimbing selama masa study.

4. Segenap Dosen Pendidikan Fisika yang berkenan memberikan pengajaran yang sangat bermanfaat selama masa study.

5. Dra. Sr. M. Rosalia, OSF., selaku Kepala Sekolah SMA Marsudiri yang berkenan memberikan ijin penelitian di sekolah tersebut.

6. Ibu Priskilla Mawarti, S. Pd., selaku guru mata pelajaran Fisika yang berkenan membimbing dan memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas beliau.

(4)

x

8. Segenap staf Sekretariat JPMIPA yang membantu peneliti dalam membuat surat ijin dan urusan administrasi lainnya selama masa study.

9. Siswa-siswa kelas XA SMA Marsudirini Muntilan yang membantu peneliti sebagai subyek penelitian.

10.Sahabat dan teman-teman yang membantu selama proses penyusunan skripsi ini, Francisca Mei Retnowati, Momo, Helena, Maria Anggun, Delvi, Hanna.

11.Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Fisika 2012 Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan masukan-masukan dan semangat bagi peneliti.

12.Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, peneliti sangat mengharapkan kritik da saran yang membangun bagi peneliti agar dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

(5)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

(6)

xii

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

C. Subyek Penelitian ... 20

D. Instrumen Penelitian... 21

E. Pengumpulan Data ... 23

F. Metode Analisis Data ... 23

BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 27

B. Data dan Hasil Penelitian ... 28

C. Analisis Data dan Pembahasan ... 45

D. Keterbatasan Penelitian ... 56

BAB V. KESIMPULAN DANN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kombinasi Gaya Belajar Siswa... 14

Tabel 2.2. Perbedaan Karakteristik Individu FD dan FI ... 17

Tabel 3.1. Kisi-kisi kuisioner gaya belajar siswa ... 21

Tabel 3.2. kisi-kisi kuisioner gaya kognitif siswa ... 22

Tabel 3.3. Kisi-kisi soal mengenai hukum Newton ... 23

Tabel 3.4. Probabilitas Pola Pikir yang Ditemukan ... 26

Tabel 4.1. Distribusi Gaya Belajar Siswa Kelas XA ... 28

Tabel 4.2. Distribusi Gaya Kognitif Siswa Kelas XA ... 28

Tabel 4.3. Hasil Penyelesaian Soal Siswa Beserta Gaya Belajar dan Gaya Kognitifnya ... 45

Tabel 4.4. Pola Pikir Siswa Berdasarkan Kombinasi Gaya Belajar dan Gaya Kognitifnya ... 50

(8)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar Penelitian ... 61

Lampiran 2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 62

Lampiran 3. Pengantar Validasi Instrumen ... 63

Lampiran 4. Validasi Kuisioner Gaya Belajar ... 65

Lampiran 5. Validasi Kuisioner Gaya Kognitif ... 68

Lampiran 6. Validasi Soal Hukum Newton ... 70

Lampiran 7. Daftar Hadir Siswa ... ... 71

Lampiran 8. Analisis Data Kuisioner Gaya Belajar Siswa ... 72

Lampiran 9. Analisis Data Kuisioner Gaya Kognitif Siswa ... 73

Lampiran 10. Contoh Hasil Kuisioner Gaya Belajar ... 74

Lampiran 11. Contoh Hasil Kuisioner Gaya Kognitif ... 75

Lampiran 12. Contoh Hasil Penyelesaian Soal Siswa ... 77

(9)

KOGNITIFNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH:

MARCELLINE RITA YUNIANTI NIM: 121424018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(10)

i

KOGNITIFNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH:

MARCELLINE RITA YUNIANTI NIM: 121424018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(11)
(12)
(13)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah didalam Tuhan” (Kolose 3: 20)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Alm. Ibu Yoseffa Lamiyah, ibuku tercinta yang selalu menjadi

semangatku.

2. Bpk. Matheus Pardiyanto dan Ibu Andriana Bartini kedua orang tuaku

tercinta yang memberikan segalanya untukku.

3. Kakak-kakakku Chatarina Purwanti, Fransisca Sri Dwi Astuti, Thomas

Ari Yudiyanto dan Aluisius Ari Setyanto serta adikku Caecilia Rahayu

Noviawati yang selalu mendukung dalam bentuk apapun.

4. Keluarga besar mbah Pawiro dan mbah Muryadi

(14)
(15)
(16)

vii ABSTRAK

POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM NEWTON BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA

KOGNITIFNYA Marcelline Rita Yunianti Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pola pikir siswa dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton; (2) perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya belajar berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton; (3) perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya kognitif berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton.

Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 di SMA Marsudirini Muntilan dengan sampel 20 orang siswa kelas X. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner gaya belajar dan gaya kognitif, soal mengenai Hukum Newton dan wawancara siswa. Analisis dilakukan dengan mendeskripsikan hasil penyelesaian soal oleh setiap siswa yang dikelompokkan berdasarkan gaya belajar dan gaya kognitifnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) terdapat Terdapat enam pola pikir siswa dalam penyelesaian soal berkaitan dengan hukum Newton yaitu pola FD-Visual, FD-Kinestetik, FD-Auditif, FI-Visual, FD dan Visual; (2) terdapat perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya belajar berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton dan tipe auditif miliki kemampuan yang paling baik dibandingkan tipe yang lain; (3) terdapat perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya kognitif berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton. Tipe Field Dependent dapat menyelesaikan persoalan lebih baik daripada tipe Field Independent.

(17)

viii ABSTRACT

STUDENT’S PATTERN OF THINGKING IN RESOLVING NEWTON’S LAW ISSUES BASED LEARNING STYLES AND COGNITIVE STYLE

Marcelline Rita Yunianti Universitas Sanata Dharma

2017

This research intended to describe: (1) the mindset of students in solving problems concerning Newton's laws; (2) the difference in the mindset of students who have different learning styles in solving problems concerning Newton's laws; and (3)the difference in the mindset of students who have different cognitive styles in solving problems concerning Newton's laws.

This research design is descriptive qualitative. The study was conducted in November, 2016 in SMA Marsudirini Muntilan with a sample of 20 students of class X. The research instruments used were a questionnaire learning styles, cognitive styles, questions about Newton's Laws, and interview students. Analyses were performed by describing the results of problem solving by each student are grouped based on learning styles and cognitive styles.

The results show that: (1) there are six mindset of students in problem solving related to Newton's law of the pattern of Visual, Kinesthetic, FD-auditory, FI-Visual, FD and Visual; (2) there is a difference in the mindset of students who have different learning styles in solving problems concerning Newton's law and have the type of auditory abilities better than most other types; and (3) there is a difference in the mindset of students who have different cognitive styles in solving problems concerning Newton's laws. The Field Dependent type can solve the problem better than the Field Independent types.

(18)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti hunjukkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

POLA PIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN HUKUM NEWTON BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAJA KOGNITIFNYA.

Peneliti menyadari bahwa selama menjalankan keseluruhan kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari peran serta pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, ucapan terima kasih peneliti persembahkan secara khusus kepada:

1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang memberikan banyak masukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

2. Bapak Drs. Severinus Domi, M. Si., yang berkenan menjadi validator atas instrumen dalam penelitian ini

3. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si., selaku dosn pembimbing akademik yang memberikan motivasi dan membimbing selama masa study.

4. Segenap Dosen Pendidikan Fisika yang berkenan memberikan pengajaran yang sangat bermanfaat selama masa study.

5. Dra. Sr. M. Rosalia, OSF., selaku Kepala Sekolah SMA Marsudiri yang berkenan memberikan ijin penelitian di sekolah tersebut.

6. Ibu Priskilla Mawarti, S. Pd., selaku guru mata pelajaran Fisika yang berkenan membimbing dan memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas beliau.

(19)

x

8. Segenap staf Sekretariat JPMIPA yang membantu peneliti dalam membuat surat ijin dan urusan administrasi lainnya selama masa study.

9. Siswa-siswa kelas XA SMA Marsudirini Muntilan yang membantu peneliti sebagai subyek penelitian.

10.Sahabat dan teman-teman yang membantu selama proses penyusunan skripsi ini, Francisca Mei Retnowati, Momo, Helena, Maria Anggun, Delvi, Hanna.

11.Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Fisika 2012 Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan masukan-masukan dan semangat bagi peneliti.

12.Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, peneliti sangat mengharapkan kritik da saran yang membangun bagi peneliti agar dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

(20)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

(21)

xii

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

C. Subyek Penelitian ... 20

D. Instrumen Penelitian... 21

E. Pengumpulan Data ... 23

F. Metode Analisis Data ... 23

BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 27

B. Data dan Hasil Penelitian ... 28

C. Analisis Data dan Pembahasan ... 45

D. Keterbatasan Penelitian ... 56

BAB V. KESIMPULAN DANN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(22)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kombinasi Gaya Belajar Siswa... 14 Tabel 2.2. Perbedaan Karakteristik Individu FD dan FI ... 17 Tabel 3.1. Kisi-kisi kuisioner gaya belajar siswa ... 21 Tabel 3.2. kisi-kisi kuisioner gaya kognitif siswa ... 22 Tabel 3.3. Kisi-kisi soal mengenai hukum Newton ... 23 Tabel 3.4. Probabilitas Pola Pikir yang Ditemukan ... 26 Tabel 4.1. Distribusi Gaya Belajar Siswa Kelas XA ... 28 Tabel 4.2. Distribusi Gaya Kognitif Siswa Kelas XA ... 28 Tabel 4.3. Hasil Penyelesaian Soal Siswa Beserta Gaya Belajar dan Gaya

Kognitifnya ... 45 Tabel 4.4. Pola Pikir Siswa Berdasarkan Kombinasi Gaya Belajar dan Gaya

(23)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengantar Penelitian ... 61

Lampiran 2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 62

Lampiran 3. Pengantar Validasi Instrumen ... 63

Lampiran 4. Validasi Kuisioner Gaya Belajar ... 65

Lampiran 5. Validasi Kuisioner Gaya Kognitif ... 68

Lampiran 6. Validasi Soal Hukum Newton ... 70

Lampiran 7. Daftar Hadir Siswa ... ... 71

Lampiran 8. Analisis Data Kuisioner Gaya Belajar Siswa ... 72

Lampiran 9. Analisis Data Kuisioner Gaya Kognitif Siswa ... 73

Lampiran 10. Contoh Hasil Kuisioner Gaya Belajar ... 74

Lampiran 11. Contoh Hasil Kuisioner Gaya Kognitif ... 75

Lampiran 12. Contoh Hasil Penyelesaian Soal Siswa ... 77

(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hingga kini mata pelajaran Fisika masih menjadi momok bagi siswa. Menurut Mundilarto (Ant: 2005), perolehan nilai rata-rata untuk pelajaran Fisika masih rendah mengidentifikasikan proses pembelajarannya belum dapat berlangsung sebagaimana mestinya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wiyanto et al (2006), aktivitas yang paling dominan bagi guru di dalam pembelajaran adalah berceramah atau menjelaskan, sedangkan bagi siswa adalah mendengarkan dan mencatat. Guru lebih memperhatikan penyelesaian materi daripada pencapaian kompetensi siswa.

Kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan Fisika tergantung dari pola pikirnya (kerangka berpikir). Pola pikirlah yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu (Khuzaeva, 2014). Pola pikir yang menggerakkan, mendorong atau yang menjadi landasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, untuk merubah tindakan seseorang maka terlebih dahulu harus mengubah pola pikirnya.

(25)

memecahkan persoalan dengan baik dapat diterapkan kepada siswa dengan kemampuan yang lebih rendah.

Menurut Kartikasari (2015) pola pikir seseorang dipengaruhi oleh gaya kognitif dan gaya belajar siswa. Gaya kognitif merupakan cara individu mempersepsi dan menyusun maklumat mengenai persekitarannya. Namun seseorang dengan gaya kognitif sama belum tentu memiliki kemampuan berpikir yang sama. Sedangkan cara terbaik seseorang untuk memperoleh informasi disebut gaya belajar. Gaya belajar ini tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar seseorang.

Dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana pola pikir siswa SMA dalam menyelesaikan suatu persoalan tentang Hukum Newton. Persoalan tentang hukum Newton dipilih karena diperlukan kemampuan analisis yang tepat dan kompleks untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Diharapkan dengan diketahuinya pola pikir siswa, guru dapat mempengaruhi pola pikir siswa agar dapat menyelesaikan persoalan yang diberikan.

(26)

pada pola pikirnya, maka guru melakukan variasi metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kedua aspek tersebut.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang ingin diteliti berdasarkan latar belakang di atas adalah: 1. Bagaimana pola pikir siswa dalam memecahkan persoalan mengenai

hukum Newton?

2. Apakah siswa dengan gaya belajar yang berbeda memiliki pola pikir yang berbeda pula dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton?

3. Apakah siswa dengan gaya kognitif yang berbeda memiliki pola pikir yang berbeda pula dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton?

C. Batasan Masalah

(27)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah di atas adalah:

1. Mengetahui pola pikir siswa dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton.

2. Mengetahui perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya belajar berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton. 3. Mengetahui perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya kognitif

berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Siswa

Setelah mengetahui bagaimana pola pikirnya, diharapkan siswa mampu mengkoreksi diri untuk memperbaiki pola pikirnya agar hasil belajar dapat meningkat. Siswa dengan hasil belajar kurang baik dapat mencontoh pola pikir siswa lain yang hasil belajarnya baik.

2. Bagi Pendidik

(28)

F. Batasan Istilah 1. Pola Pikir

Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang untuk bertindak.

2. Gaya Belajar

Gaya belajar ialah kebiasaan belajar siswa dengan tujuan untuk mempermudah proses belajar guna mencapai prestasi belajar.

3. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual ialah suatu cara belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan melihat (menyaksikan langsung / visual).

4. Gaya Belajar Auditif

Gaya belajar auditif ialah suatu gaya belajar yang menekankan kemampuan mendengar informasi pelajaran yang disampaikan secara lisan.

5. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik ialah cara belajar yang disertai dengan upaya menggerakkan organ tubuh.

6. Gaya Kognitif

(29)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pola Pikir

Berpikir didefinisikan sebagai proses menghasilkan representasi mental yang baru melalui transformasi yang melibatkan interaksi secara komplek antara atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan masalah (Solso, dalam Susanto, 2008). Proses berpikir meliputi tiga komponen pokok, yaitu: (1) berpikir adalah aktivitas kognitif yang terjadi di dalam mental atau pikiran seseorang, tidak tampak, tidak dapat disimpulkan berdasarkan perilaku yang tampak, (2) berpikir merupakan suatu proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan di dalam sistem kognitif. Pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan digabungkan dengan informasi sekarang sehingga mengubah pengetahuan seseorang mengenai situasi yang sedang dihadapi, dan (3) aktivitas berpikir diarahkan untuk menghasilkan pemecahan masalah.

(30)

seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya gaya belajar dan gaya kognitifnya.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diartikan bahwa pola pikir ialah cara berpikir seseorang dalam memproses informasi. Pola pikir ini yang kemudian mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu persoalan.

B. Gaya Belajar

1. Pengertian Gaya Belajar

Dariyo (2013: 124) menjelaskan bahwa gaya belajar ialah suatu cara individu untuk mempelajari dan menguasai suatu materi pelajaran guna mencapai prestasi belajar. Setiap orang memiliki gaya belajar yang unik, khas dan tidak bisa disamaratakan dengan yang lainnya.

Menurut Gunawan (2003:139), gaya belajar merupakan cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Nasution (dalam Pamela, 2012: 11) menjelaskan bahwa gaya belajar merupakan cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.

(31)

2. Klasifikasi Gaya Belajar

Upaya untuk mengenali dan mengkategorikan cara belajar yang dilakukan para ahli dirangkum oleh Gunawan (2003:139-140) kedalam tujuh pendekatan, yaitu sebagai berikut:

a. Pendekatan yang dikembangkan oleh Kagan, Kolb, Honey & Mumford, Gregorc, Butler dan McCarthy. Pendekatan ini berdasarkan pada pemrosesan informasi, yaitu menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memroses informasi yang baru.

b. Pendekatan yang dikembangkan oleh Myer-Briggs, Lowrence, Keirsey & Bates, Simon & Byram, Singer-Loomis, Grey-Wheelright, Holland, dan Geering. Pendekatan ini berdasarkan pada kepribadian yang menentukan tipe karakter yang berbeda. c. Pendekatan yang dikembangkan oleh Bandler & Grinder, dan

Messick. Pendekatan ini berdasar pada modalitas sensori yang menunjukkan tingkat ketergantungan terhadap indera tertentu. d. Pendekatan yang dikembangkan oleh Witkin, Eison, Canfield.

Pendekatan ini berdasar pada lingkungan dengan menentukan respon berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional.

(32)

interaksi sosial; menentukan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain.

f. Pendekatan yang dikembangkan oleh Gardner dan Handy. Pendekatan ini berdasarkan pada kecerdasan untuk menentukan bakat yang berbeda.

g. Pendekatan yang dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edwards, Hermann. Pendekatan ini berdaasarkan pada wilayah otak untuk menentukan dominasi relatif dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan.

Dari berbagai pendekatan di atas, yang kini sering digunakan ada tiga, yaitu:

a. Pendekatan berdasarkan preferensi sensori yaitu visual, auditori dan kinestetik (VAK). Dari hasil survey diketahui bahwa terdapat 29% orang visual, 34% auditori dan 37% kinestetik.

b. Profil kecerdasan, dikembangkan oleh Howard Gardner yang menkategorikan delapan kecerdasan manusia yaitu: linguistik, logika/matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, dan kinestetik.

(33)

Dalam penelitian ini secara khusus akan digunakan pendekatan berdasarkan preferensi sensori (VAK) yang sudah sering digunakan. Berikut macam-macam gaya belajar berdasarkan preferensi sensori (VAK):

a. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual ialah suatu cara belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan melihat (menyaksikan langsung) dengan mata sendiri terhadap informasi yang dipelajarinya (Dariyo, 2013). Tipe pembelajar visual akan mudah merekam informasi pelajaran setelah (selama) proses mengamati, melihat atau membaca materi pelajaran tersebut.

Ciri-ciri individu yang mempunyai gaya belajar visual adalah sebagai berikut (Suyono & Hariyanto : 2011):

 Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang

didengar

 Mudah mengingat dengan asosiasi visual

 Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan

 Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobby membaca  Biasa berbicara dengan cepat, karena tidak merasa perlu

mendengarkan esensi pembicaraannya

 Kesulitan untuk mengingat instruksi verbal, kecuali jika

(34)

 Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain  Pengeja yang baik, kata demi kata

 Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya

atau tidak, sudah atau belum

 Mempunyai kebiasaan rapi dan teratur karena itu yang akan

dilihat orang

 Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi

 Memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik

 Teliti terhadap rincian hal-hal kecil yang harus dilakukan  Biasanya tidak terganggu oleh suara ribut

 Lebih menyukai seni visual daripada seni musik.

b. Gaya Belajar Auditif

(35)

Berikut ciri-ciri individu dengan gaya belajar auditif (Suyono & Hariyanto: 2011):

 Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat

 Berbicara kepada diri sendiri saat belajar dan bekerja  Senang membaca dengan keras dan mendengarkannya  Berbicara dengan irama terpola

 Biasa jadi pembicara yang fasih

 Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku saat membaca

 Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar

 Lebih pandai mengeja dengan keras daripada

menuliskannya

 Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam

berbicara

 Mudah terganggu oeh keributan (sulit berkonsentrasi)  Lebh suka gurauan lisan daripada komik

 Lebih menyukai seni musik daripada seni lukis, atau seni

tiga dimensi. c. Gaya Belajar Kinestetik

(36)

informasi pelajaran yang sedang dipelajarinya agar ia mampu mengingat (menguasai) mata pelajaran tersebut dengan baik (Dariyo, 2013). Daya ingatnya akan terbantu dengan mencatat langsung apa saja yang perlu dipelajari.

Berikut ciri-ciri individu dengan gaya belajar kinestetik (Suyono & Hariyanto: 2011):

 Selalu berorienasi pada fisik dan banyakk gerak  Banyak menggunakan isyarat tubuh

 Menggunakan jari sebagai penunjuk saat membaca  Menghafal dengan cara berjalan dan melihat  Menanggapi perhatian fisik

 Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama  Menyentuh orang lain untuk mendapat perhatian  Ingin melakukan segala sesuatu

 Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain  Berbicara dengan perlahan

 Suka belajar memanipulasi (mengembangkan data atau

fakta) dan praktik

 Tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia

pernah datang ke tempat tersebut

(37)

 Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot,

mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai manifestasi penghayatan terhadap apa yang dibaca.

Seseorang bisa jadi memiliki lebih dari satu gaya belajar. Gabungan gaya belajar tersebut terdiri dari dua atau ketiga gaya belajar sekaligus. Seperti dikemukakan oleh Porter dan Hernacki dalam Suyono dan Haryanto (2011: 149-150), penelitian lebih lanjut dari Dana Markova dikenal kombinasi gaya belajar seperti pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kombinasi Gaya Belajar Siswa

Gaya Belajar A V K

A - VAK KAV

V AVK - KVA

K AKV VKA -

Oleh sebab itu seseorang bisa memadukan ketiga gaya belajar dengan salah satu gaya belajar yang dominan seperti pada tabel di atas.

C. Gaya Kognitif

(38)

mengatur, menerima dan menyebarkan informasi dan akhirnya menentukan perilaku dari pebelajar tersebut. Menurut Tiffani (2015), gaya kognitif merupakan tindakan menerima, menganalisis, dan merespon suatu tindakan kognitif.

Dapat simpulkan bahwa gaya kognitif merupakan cara individu mengolah informasi yang akan mempengaruhi tindakan kognitifnya.

Gaya Kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya (Susanto, 2008). Gaya kognitif cenderung stabil sepanjang waktu. Oleh sebab itu, guru perlu mengetahui gaya kognitif siswa untuk merancang pembelajaran yang sesuai.

Menurut Rahman dalam (Rahmatina et al, 2014), para pakar pendidikan mengklasifikasikan gaya kognitif berdasarkan tiga kategori, yaitu: (1) perbedaaan gaya kognitif secara psikologis, meliputi: gaya kognitif field dependent dan field independent, (2) perbedaan gaya kognitif secara konseptual tempo, meliputi: gaya kognitif impulsif dan gaya kognitif refleksif, (3) perbedaan gaya kognitif berdasarkan cara cara berpikir, meliputi: gaya kognitif intuitif-induktif dan logik deduktif.

Witkin dan Goodenough (Danili & Reid, dalam Ngilawajan, 2013) mendefinisikan karakteristik utama dari gaya kognitif Field Independent- Dependent adalah sebagai berikut:

(39)

Individu dengan gaya kognitif ini adalah individu yang dengan mudah dapat ‘bebas’ dari persepsi yang terorganisir dan segera dapat

memisahkan suatu bagian dari kesatuannya. Seseorang menanggapi suatu tugas cenderung berpatokan pada isyarat dari dalam diri mereka sendiri. Mereka yang memiliki gaya kognitif ini lebih bersifat analitis, dan dapat memilah stimulus berdasarkan situasi, sehingga persepsinya hanya sebagian kecil terpengaruh ketika ada perubahan situasi.

2. Gaya Kognitif Field Dependent

Individu dengan gaya kognitif ini kurang atau tidak bisa memisahkan sesuatu bagian dari suatu kesatuan dan cenderung segera menerima bagian atau konteks yang dominan. Mereka akan mengalami kesulitan dalam membedakan stimulus melalui situasi yang dimiliki sehingga persepsinya mudah dipengaruhi oleh manipulasi dari situasi sekelilingnya.

Berikut perbedaan karakteristik antara gaya kognitif Field Dependent dan Field Independent menurut Rofiq (dalam Rifqiyana : 2015):

Tabel 2.2. perbedaan karakteristik individu FD dan FI

No Field Dependent Field Independent

1 Berorientasi sosial Berorientasi personal

2 Mengutamakan motivasi eksternal Mengutamakan motivasi internal 3 Lebih terpengaruh oleh penguatan

eksternal

(40)

4 Memandang obyek secara global 5 Berpikir secara global Berpiki secara analitis 6 Cenderung memilih profesi yang

mengutamakan keterampilan sosial dan humaniora

Cenderung memilih profesi yang mengutamakan kemampuan untuk menganalisis

Dalam proses berpikir, informasi yang diterima sesuai gaya kognitif setiap individu. Sedangkan keputusan mengenai diterima atau tidaknya informasi tersebut ditentukan oleh pola pikir seseorang. Gaya belajar berperan penting dalam proses perolehan informasi. Yaitu cara ternyaman seseorang untuk memperoleh informasi.

D. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan penggunaan keseluruhan proses berpikir yang meliputi mengingat, membentuk konsep-konsep melalui deduktif maupun induktif, sehingga individu menemukan suatu pengetahuan (Khairani, 2013). Selain itu dalam pemecahan masalah juga terdapat tingkah laku trial end error (suatu perbuatan coba-coba).

(41)

strategi detailistis yang memandang persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dicoba pecahkan bagian-bagian demi bagian-bagian.

Dalam pemecahan masalah, terdapat dua macam cara berpikir yang berperan untuk pembuatan keputusan, yaitu:

1. Berpikir Kreatif, adalah berpikir yang memberikan perspektif baru atau menangkap peluang baru sehingga memunculkan ide-ide baru yang belum pernah ada. Kreatif merupakan sebuah kombinasi baru, yaitu kumpulan gagasan baru hasil dari gagasan-gagasan lama. Menggabungkan beberapa gagasan menjadi sebuah ide baru yang lebih baik.

2. Berpikir Analitis, adalah berpikir yang menggunakan sebuah tahapan atau langkah-langkah logis. Langkah berpikir analitis ialah dengan menguji sebuah pernyataan atau bukti dengan standar objektif, melihat bawah permukaan sampai akar-akar permasalahan, menimbang atau memutuskan atas dasar logika.

Kedua cara di atas tidak saling bertentangan namun saling melengkapi sesuai konteksnya.

E. Hukum Newton 1. Hukum I Newton

Hukum I Newton berbunyi:

“Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, benda yang

(42)

Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

∑ � = 0 ... (1) Hukum I Newton juga menggambarkan bahwa suatu benda akan cenderung mempertahankan keadaan diam atau keadaan bergeraknya. Oleh sebab itu hukum I Newton disebut juga hukum kelembaman. 2. Hukum II Newton

Hukum II Newton berbunyi:

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada

suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya dan berbanding terbalik dengan massa benda.”

Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

� =

∑ �

� atau

∑ � = ��

... (2)

3. Hukum III Newton

Hukum III Newton berbunyi sebagai berikut:

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar, tetapi berlawanan arah”.

Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

(43)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini tidak menggunakan angka atau skor, sehingga analisisnya pun tidak menggunakan statistik. Penelitian ini bersifat deskriptif. Menurut Suparno (2010:133), riset ini mempunyai seting alamiah sebagai sumber langsung data dan peneliti adalah merupakan instrumen kunci. Informasi dan pengungkapan detail sangat penting dalam riset ini. Penelitian ini menggunakan sampel yang sedikit dan kasus tertentu saja.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan November-Desember 2016. Penetapan waktu penelitian dengan harapan bahwa siswa sudah memperoleh pembelajaran mengenai hukum Newton di sekolah. Sedangkan tempat penelitian akan dilakukan di SMA Marsudirini Muntilan.

C. Subyek Penelitian

(44)

D. Instrumen Penelitian

1. Intrumen Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa kategori, yaitu: (1)instrumen gaya belajar siswa, (2)instrumen gaya kognitif siswa, dan (3)instrumen pola pikir siswa. Untuk mengetahui gaya belajar siswa digunakan kuisioner (terlampir) dan lembar wawancara sebagai konfirmasi. Berikut merupakan kisi-kisi kuisioner mengenai gaya belajar siswa:

Tabel 3.1. Kisi-kisi kuisioner gaya belajar siswa Gaya

Belajar

Indikator No item

Positif Negatif Auditif 1. Lebih tertarik pada aktivitas

yang berhubungan audio (suara)

Kinestetis 1. Lebih mudah belajar dengan disertai aktivitas fisik.

7, 2, 8, 12, 15, 20

(45)

Untuk mengetahui gaya kognitif siswa, digunakan kuisioner yang disusun berdasarkan ciri-ciri untuk masing-masing gaya kognitif. Berikut kisi-kisi kuisioner gaya kognitif siswa:

Tabel 3.2. kisi-kisi kuisioner gaya kognitif siswa Model Gaya sesuatu bagian dari suatu kesatuan dan cenderung segera menerima bagian atau konteks yang dominan.

1. Menanggapi suatu tugas cenderung berpatokan pada isyarat dari dalam diri mereka sendiri.

(46)

Tabel 3.3. Kisi-kisi soal mengenai hukum Newton No Kisi-kisi

1. Menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda berdasarkan hukum Newton.

2. Memahami konsep gaya gesek stasis dan gaya gesek kinetis 3 Menganalisis percepatan benda yang bergerak di bidang miring

2. Validitas

Validitas terhadap instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan meminta penilaian ahli, apakah memang tes sudah sesuai dengan isi yang mau dites.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner untuk mengetahui gaya belajar dangaya kognitif siswa. Selain itu untuk mengetahui pola pikir siswa, siswa akan mengerjakan soal yang berkaitan dengan hukun Newton. Wawancara juga dilakukan sebagai konfirmasi atas informasi yang sudah didapat peneliti dari hasil kuisioner dan pengerjaan soal.

F. Metode Analisis Data

(47)

sedang didalami. Data dalam penelitian ini berupa lembar kuisioner, hasil pengerjaan soal siswa, record wawancara, foto dan transkrip individu. 1. Kategorisasi coding

Pada proses ini hasil pengerjaan siswa dianalisis beserta dengan transkrip data yang sudah dibuat. Data-data yang sudah ditranskrip dan hasil pengejaan siswa tersebut diberi tanda (coding, kode). Data-data yang sama kodenya , disatukan, sehingga dapat diketahui pola yang sering muncul.Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Data kuisioner gaya belajar siswa

Data kuisioner chek list ini terdiri dari 20 item pernyataan. Terdapat 8 item pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif untuk masing-masing kategori. Analisis kuisioner ini adalah sebagai berikut:

 Skor 4 untuk jawaban sangat setuju  Skor 3 untuk jawaban setuju  Skor 2 untuk jawaban tidak setuju  Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju

(48)

b. Data kuisioner gaya kognitif siswa

Analisis untuk data kuisioner gaya kognitif siswa sama dengan analisis untuk data kuisioner gaya belajar siswa. Kuisioner terdiri dari 16 pernyataan dengan 8 pernyataan untuk masing-masing kategori. Skor maksimal untuk masing-masing kategori adalah 32. Skor tertinggi untuk salah satu kategori menunjukkan gaya kognitif yang dimiliki siswa tersebut.

c. Data hasil pengerjaan tes hukum Newton

Dari data hasil pengerjaan soal, dianalisi pola pikir siswa berdasarkan gaya belajar dan gaya kognitifnya. Siswa dengan gaya kognitif dan gaya belajar yang sama di analasis langkah pengerjaan soal dan hasil akhirnya. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pola pikir yang terbaik yang diterapkan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.

2. Penarikan kesimpulan

(49)

Tabel 3.4 di bawah ini merupakan kemungkinan pola pikir siswa yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan gaya belajar dan gaya kognitifnya:

Tabel 3.4. Probabilitas Pola Pikir yang Ditemukan

Gaya kognitif

Gaya belajar

Field

Dependent

Field

Independent

Visual FD, Visual FI, Visual

Auditif FD, Auditif FI, Auditif

Kinestetis FD. Kinestetis FI, Kinestetis

(50)

27 BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksakan di SMA Marsudirini yang terletak di kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang. Subyek penelitian ialah 20 siswa kelas XA di SMA tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan treatment khusus terhadap subyek penelitan. Oleh sebab itu, penelitian dilaksanakan setelah siswa memperoleh pembelajaran mengenai Hukum Newton yaitu pada akhir semester gasal. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016, yaitu pada saat mata pelajaran Fisika berlangsung pada jam pelajaran ke-5.

Pada penelitian ini siswa diminta mengerjakan satu soal mengenai hukum Newton selama 10-15 menit. Setelah itu siswa mengisi kuisioner mengenai gaya belajar dan gaya kognitif siswa. Selama mengerjakan soal suasana tenang dan kondusif.

(51)

B. Data Hasil Penelitian 1. Gaya belajar

Tabel 4.1 di bawah ini merupakan distribusi gaya belajar yang dimiliki siswa kelas XA:

Tabel 4.1. Distribusi Gaya Belajar Siswa Kelas XA

Gaya Belajar Jumlah Siswa

Visual 13 orang

Auditif 2 orang

Kinestetik 3 orang

Tidak teridentifikasi 2 orang

(lampiran 8)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa siswa di kelas tersebut cenderung memiliki gaya belajar visual. Namun demikian ada pula siswa yang tidak teridentifikasi gaya belajarnya karena memiliki skor yang sama untuk setiap kategori.

2. Gaya kognitif

Tabel 4.2 di bawah ini merupakan distribusi gaya kognitif yang dimiliki siswa kelas XA (lampiran 9):

Tabel 4.2. Distribusi Gaya Kognitif Siswa Kelas XA

Gaya Kognitif Jumlah Siswa

(52)

Dari hasil penelitian tersebut dapat terlihat bahwa cenderung memiliki gaya kognitif Field Dependent yang lebih terpengaruh oleh penguatan eksternal.

3. Hasil Pemecahan Masalah

Untuk melihat pola pikirnya, siswa mengerjakan satu soal yang berkaitan dengan hukum Newton. Berikut ini merupakan penjabaran untuk pemecahan masalah yang dilakukan tiap siswa:

a. Siswa X01

Siswa ini sebenarnya memahami konsep dengan baik. Langkah pengerjaannya pun diawali dengan menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada benda. Hanya saja siswa tidak melakukan perhitungan lebih lanjut atas soal tersebut. Gambar 4.1 di bawah ini menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa X01:

(53)

b. Siswa X02

Berdasarkan gambar 4.2 dibawah ini, dapat diketahui bahwa siswa belum memahami konsep soal. Perhitungan yang dilakukan pun sebatas trial and error.

Gambar 4.2. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X02 c. Siswa X03

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa siswa ini belum memahami konsep hukum Newton.

(54)

d. Siswa X04

Siswa ini menuliskan hal-hal yang diketahui dari soal terlebih dahulu. Kemudian menggambarkan vektor gaya berat benda tanpa memberi keterangan yang lengkap dari gambar tersebut. Perhitungan pertama yang dilakukan adalah mencari besar gaya normal yang bekerja pada benda. Konsep perhitungan gaya normal ini sudah benar, hanya saja siswa belum sampai pada menemukan nilai dari gaya normal tersebut. Gambar 4.4 di bawah ini menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa X04:

Gambar 4.4. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X04 e. Siswa X05

(55)

Gambar 4.5. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X05 f. Siswa X06

Siswa melakukan langkah pengerjaan yang baik. Diawali dengan menggambarkan peristiwa beserta gaya-gaya yang bekerja pada benda. Kemudian siswa menganalisis besarnya gaya yang bekerja di bidang x untuk mendapatkan besar gaya Normal benda. Siswa berasumsi bahwa semua benda yang terletak di bidang miring akan meluncur dan menyimpulkan bahwa satu-satunya persoalan yang ditanyakan adalah percepatan benda. Hal tersebut terlihat dari kutipan wawancara berikut:

P : “ nah ini tolong diceritakan dong ini soalnya tentang apa, yang ditanyakan apa, gitu, maksud dari soalnya

ini apa gitu.”

S : “ini yang ditanyakan itu percepatan yang dialami kotak. Kotaknya itu di atas bidang miring. Alasnya 40 cm sama aja 0,4 m sama tingginya 30 cm atau 0,3m. Yang disini 0,5 (sambil menunjuk sisi miring pada gambar hasil pengerjaannya). Ehm, µsnya 0,3 µknya 0,15. Pakai yang µk karena bendanya kan bakal

bergerak.”

P : “ oh ya...kenapa bendanya bergerak?”

(56)

kotak meluncur berapa percepatannya, itu berartikan

bendanya bergerak.”

Selain itu dari hasil pekerjaan siswa juga terlihat bahwa siswa beranggapan selalu ada gaya dari luar selain gaya berat benda yang mengakibatkan benda bergerak. Siswa juga mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan soal adalah karena perhitungan sulit maka tidak didapatkan hasil akhirnya. Gambar 4.6 di bawah ini menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa X06:

Gambar 4.6. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X06 g. Siswa X07

(57)

yang dialami kotak. Langkah penyelesaian soal tersebut sudah cukup baik, hanya saja dalam perhitungannya siswa lupa memasukkan nilai percepatan gravitasi dan siswa belum menyelesaikan perhitungan tersebut. Gambar 4.7 di bawah ini menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa X07:

Gambar 4.7. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X07 h. Siswa X08

(58)

Gambar 4.8. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X08 i. Siswa X09

Siswa ini dapat menguraikan gaya berat benda dengan baik, namun tidak menggambarkan gaya lain yang bekerja pada benda. Untuk menghitung gaya total pada bidang y, siswa salah dalam menuliskan rumus dan melakukan perhitungan tanpa menyertakan nilai cos ɵ. Gambar 4.9 di bawah ini menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa X09:

(59)

j. Siswa X10

Gambar 4.10 menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa X10. Siswa menganalisis gaya yang bekerja pada benda dengan baik, namun kurang memahami maksud soal. Siswa melakukan trial and error untuk menjawab persoalan, yaitu dengan menganalisis gaya

yang bekerja pada bidang x menggunakan gaya gesek statis dan kinetis benda. Hal tersebut dimaksudkan siswa untuk menganalisis apakah korak bergerak yang terlihat dari pernyataan yang ditulis siswa di atas. Siswa mengungkapkan bahwa yang menyebabkan kotak meluncur adalah percepatan dan memberikan perbandingan bahwa massa benda lebih besar tanpa menyebutkan pembandingnya.

Gambar 4.10. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X10 k. Siswa X11

(60)

pada kotak, siswa melakukan perhitung untuk besar gaya Normal benda dan gaya total yang di alami benda pada bidang x. Meskipun rumus yang digunakan untuk menghitung gaya Normal siswa benar, namun hasil akhirnya salah karena konversi satuan massanya salah. Selain itu siswa juga kurang tepat dalam menganalisis arah gaya gesek yang bekerja pada kotak. Siswa juga lupa memasukkan nilai percepatan gravitasi dalam perhitungan gaya yang dialami benda akibat gaya berat pada bidang x. Hasil wawancara siswa juga menunjukkan bahwa siswa cukup memahami konsep yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan, yaitu sebagai berikut: diam. Yang kedua benda diam akan bergerak jika ada gaya dari luar. Yang ketiga, F aksi sama dengan -F

reaksi.”

P : “nah terus yang ini, yang di soal ini?” S : “ini kayanya hukum Newton kedua deh.”

P : “oh kayanya Hukum Newton kedua. Nah kalo hukum Newton kedua kan dia akan bergerak kalau

ada gaya lain yang mempengaruhi. ”

S : “iya.”

P : “nah ini dia gaya nya yang mempengaruhi gayanya

dari mana?”

S : “dari bidang miringnya.’

P : “dari bidang miringnya? Bidang miringnya ada

gayanya?”

S : “eh, gimana ya?” P ; “hehe, gimana?”

(61)

Gambar 4.11. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X11 l. Siswa X12

Langkah awal siswa adalah menggambar peristiwa dalam soal tanpa menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada kotak pada bidang miring tersebut. Dapat dikatakan bahwa siswa belum memahami konsep hukum Newton. Hal itu terlihat dari hasil perhitungan siswa yang tidak menggunakan rumus yang benar untuk menyelesaikan persoalan. Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa siswa hanya melakukan trial and error untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

(62)

m. Siswa X13

Siswa terlihat belum memahami konsep yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan dan hanya melakukan trial and error. Dari gambar 4.13 juga nampak bahwa siswa belum memahami lambang-lambang besaran Fisika.

Gambar 4.13. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X13 n. Siswa X14

Dari hasil penyelesaian siswa pada gambar 4.14, dapat diketahui bahwa siswa kurang memahami konsep yang diperlukan untuk menyelesaikan soal. Siswa hanya melakukan perhitungan trial and error. Selain dari hasil tersebut, hal ini dapat diketahui dari cuplikan wawancara berikut:

P : “oo menghitung percepatan? Nah, untuk menghitung percepatannya menurut kamu langkah-langkah atau

cara untuk mendapatkan percepatannya tadi gimana?”

(siswa berpikir cukup lama) “apa dek? Ini angka

-angkanya dari mana?”

S : “dari sini. (sambil menunjuk soal).”

P : “oh dari sini. Ini materinya tentang apa sih?” S : “hukum Newton.”

P : “hukum Newton yaa. Nah Hukum Newton itu

(63)

“ya udah gini aja dek. Dari soalnya ini kamu paham ndak maksud soalnya?”

S : “sedikit sih mbak.”

P : “sedikit ya. Nah sedikit paham maksud soalnya. Cara penyelesaian soalnya kamu yang agak bingung

ya?”

S : “iya.”

P : “oh gitu. Yang bikin kamu bingung apa nya?apa rumus-rumusnya yang dipake yang mana atau ini

jalan bendanya kemana?”

S : “rumusnya mbak.”

Gambar 4.14. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X14 o. Siswa X15

(64)

Gambar 4.15. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X15 p. Siswa X16

Langkah awal siswa pada gambar 4.16 adalah menggambarkan persoalan dan menganalisis gaya berat pada kotak. Selain itu siswa terlebih dahulu mengkonversi satuan-satuan besaran yang diketahui. Kemudian siswa menganalisis besar gaya berat yang dialami benda, namun belum sampai mendapatkan hasilnya.

(65)

q. Siswa X17

Dari gambar 4.17 dapat dilihat bahwa siswa ini belum memahami konsep materi dan hanya melakukan trial and error untuk menyelesaikan persoalan.

Gambar 4.17. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X17 r. Siswa X18

(66)

Gambar 4.18. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X18 s. Siswa X19

Siswa cukup memahami keterangan yang diketahui dari soal yaitu dengan menggambarkan persoalan tersebut. Namun dari gambar 4.19 terlihat siswa tidak menganalisis gaya-gaya yang bekerja pada kotak. Rumus yang digunakan siswa untuk mencari nilai gaya Normal benda sudah benar. Namun hasilnya menjadi salah karena siswa kurang memahami hukum Phytagoras yang digunakan untuk mencari nilai panjang sisi miring kotak. Selain itu siswa melakukan trial and error atas perhitungan µk yang sudah diketahui nilainya.

(67)

t. Siswa X20

Dari hasil penyelesaian soal pada gambar 4.20 dapat disimpulkan bahwa siswa belum memahami konsep yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan. Selain dari hasil penyelesaian tersebut, hasil wawancara siswa pun menunjukkan bahwa siswa kurang memahami konsep. Berikut cuplikan wawacara yang dilakukan peneliti atas siswa X20:

P : “nah gimana coba ceritain?”

S : “ada kotak bermassa 250 terus diletakkan di bidang miring terus memiliki panjang alasnya 40 tingginya 30. Kotaknya akan meluncur jika ini µsnya 0,3 terus

µknya 0,15. Udah gitu aja.”

P : “terus yang ditanyakan apa?” S : “percepatan.”

P : “percepatannya...nah terus cara kamu ngerjainnya

gimana tadi?”

S : “cuman ini tadi...(sambil menunjuk hasil pengerjaan.)

P : “hahahayo, gimana tadi?” S : “yaa gitu lah.” P : “langkahnya nggak di tulis?”

S : “nggak.” P : “kenapa?”

S : “nggak bisa kalau pake langkah-langkahnya. Malah

(68)

Gambar 4.20. Hasil Penyelesaian Soal Oleh Siswa X20

C. Analisis Data dan Pembahasan

Beberapa hasil penyelesaian soal siswa tidak dapat dianalisis pola pikirnya. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami konsep hukum Newton yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan. Siswa yang belum memahami konsep hukum Newton hanya melakukan perhitungan trial and error saja. Tabel 4.3 di bawah ini menunjukkan hasil penyelesaian soal siswa beserta gaya belajar dan kognitifnya:

Tabel 4.3. Hasil penyelesaian soal siswa beserta gaya belajar dan gaya kognitifnya

Subyek Tipe Rumus yang Digunakan Langkah-Langkah

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

Dari hasil penyelesaian siswa di atas ditemukan pola pikir masing-masing siswa.Tabel 4.4 di bawah ini merupakan pola pikir berdasarkan kombinasi gaya belajar dan gaya kognitif yang dimiliki siswa :

Tabel 4.4. Pola pikir siswa berdasarkan kombinasi gaya belajar dan gaya kognitifnya

Berikut penjelasan untuk enam macam pola pikir yang ditemukan:

1. Field Dependent-Visual

(74)

mereka dapatkan. Kemudian subyek akan menganalisis vektor gaya berat yang bekerja pada benda. Dalam melakukan perhitungan, sebagian besar subyek lupa mengkonversi satuan besaran ke dalam SI serta belum memahami konsep hukum Newton yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan. Hal ini mengakibatkan subyek hanya melakukan trial and error.

Sedangkan 4 subyek yang mempunyai kemampuan baik, dapat melakukan perhitungan sampai pada menentukan besar percepatan kotak. Namun demikian tidak ada satupun yang menganalisis gerak benda. Hal ini disebabkan oleh karakteristik subyek Field Dependent yang hanya memperhatikan bagian yang dominan. Bagian dominan dalam persoalan ini adalah besar perceptan benda jika benda bergerak, namun subyek langsung mengasumsikan bahwa subyek pasti bergerak. Prosentase kemampuan penyelesaian soal subyek tipe iniadalah 40% baik dan 60% kurang baik.

2. Field Dependent-Kinestetis

(75)

akan kesulitan untuk duduk diam dalam waktu yang lama, akibatnya subyek kehabisan waktu untuk melakukan hal-hal aktifitas fisik lain. Kemampuan penyelesaian soal subyek tipe ini dalam penelitian adalah 100 % kurang baik.

3. Field Dependent-Auditif

Terdapat 2 (dua) subyek yang teridentifikasi memiliki tipe ini. Prosentase hasil pengerjaan soal dari subyek tipe ini adalah 50 % baik dan 50 % kurang baik. Subyek yang memiliki kemampuan baik dapat menggambarkan persoalan dan melakukan perhitungan besar gaya-gaya yang bekerja pada benda (gaya-gaya berat, gaya-gaya gesek, gaya-gaya normal). Hal ini dapat disebabkan karena dalam memperoleh informasi subyek lebih menyukai aktifitas auditif (mendengarkan) sehingga subyek akan lebih fokus (berkonsentrasi) saat pelajaran berlangsung. Namun subyek juga hanya memperhatikan bagian informasi yang dominan saja yaitu mencari besar percepatan benda tanpa menganalis apakah benda bergerak.

Sedangkan subyek lain yang berkemampuan kurang baikdalam menyelesaikan soal hanya melakukan perhitungan trial and error. Selain itu subyek juga belum memahami konsep materi yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan.

4. Field Independent-Visual

(76)

yang baik. Namun dalam penelitian ini ternyata kemampuan subyek kurang baik dalam menyelesaikan persoalan. Langkah awal yang dilakukan subyek adalah mengkonversi satuan besaran yang sudah diketahui ke dalam SI. Subyek juga mengambarkan persoalan serta menganalisis vektor gaya berat yang dialami benda. Perhitungan yang dilakukan subyek sebatas sampai perhitungan terhadap gaya Normal, namun belum sampai menemukan hasil akhirnya.

5. Field Dependent

Subyek ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk tes gaya belajarnya, sehingga hanya dapat dilihat gaya kognitifnya saja. Hasil penyelesaian soal dari individu ini kurang baik. Individu hanya mampu menganalisis sampai gaya Normal saja dan hasilnya pun belum benar. Selebihnya, individu hanya melakukan perhitungan trial and error.

Individu dengan tipe kognitif ini memang sulit untuk menganalisis sesuatu dan sangat terpengaruh suasana di sekitarnya. Selain itu individu juga cenderung melihat bagian yang dominan dalam suatu permasalahan. Namun hal ini kurang dapat dikonfirmasi dari subyek karena peneliti tidak memiliki kesempatan untuk melakukan wawancara.

6. Visual

(77)

berdasarkan gaya belajarnya saja. Hasil penyelesaian soal yang dilakukan subyek ini kurang baik yaitu sebatas menggambarkan persolan dan melakukan perhitungan trial and error saja.

Dari uraian tersebut dapat dilihat distribusi grup untuk skor hasil pekerjaan siswa berdasarkan tipe pola pikirnya sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Grup Skor Penyelesaian Soal Hukum Newton

(78)

Terdapat perbedaan dari subyek yang memiliki gaya belajar yang berbeda dalam memecahkan persoalan. Subyek dengan gaya belajar visual akan menuliskan hal-hal yang diketahui dari soal, dan menggambarkannya. Subyek dengan tipe ini cenderung menuliskan langkah penyelesaiannya dengan lebih rapi dan beruntun. Sedangkan subyek dengan tipe belajar auditif tidak begitu rapi dalam penulisan langkah penyelesaiannya. Subyek tipe ini cenderung langsung menuliskan yang diketahui dari soal pada gambar penyelesaian sekaligus.

Subyek dengan tipe belajar kinestetik cenderung belum melakukan perhitungan dalam penyelesaiannya. Penyelesaian soal subyek tipe ini baru sampai menuliskan rumus untuk gaya Normal. Dapat dikatakan bahwa subyek tipe ini tidak memanfaatkan waktu dengan baik karena dalam proses berpikirnya dilakukan sambil melakukan hal lain, misalnya bermain pena atau pensil. Ciri-ciri subyek tipe ini yang sulit duduk diam untuk waktu yang cukup lama (untuk mengerjakan soal) membuat subyek menjadi kurang nyaman dengan situasi pengerjaan soal yang tenang, sehingga pekerjaannya pun menjadi tidak maksimal.

(79)

dalam penelitian ini memiliki kemampuan penyelesaian soal yang kurang baik.

D. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penlitian ini. Sample penelitian yang terlalu sedikit mengakibatkan tidak semua kombinasi gaya belajar-kognitif dapat terlihat. Selain itu subyek dengan tipe kombinasi selain Field Dependent-Visual jumlahnya terlalu sedikit, sehingga sulit untuk mengidentifikasi pola pikir individu tersebut secara umum.

Terdapat pula keterbatasan waktu karena waktu penelitian berdekatan dengan ujian akhir semester, sementara materi hukum Newton merupakan bahasan terakhir untuk semester gasal. Karena peneliti menggunakan jam sekolah dan penelitian dilakukan di saat jam pelajaran, metode penelitian pun harus disesuaikan. Karena keterbatasan waktu tersebut, tidak semua sampel dapat diwawancarai sehingga peneliti tidak dapat melihat hal-hal lain berkaitan dengan konsep hukum Newton selain dari hasil penyelesaian soal siswa.

(80)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat enam pola pikir siswa dalam penyelesaian soal berkaitan dengan hukum Newton yaitu pola Visual, Kinestetik, FD-Auditif, FI-Visual, FD dan Visual.

2. Terdapat perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya belajar berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton. Tipe auditif miliki kemampuan yang paling baik dibandingkan tipe yang lain.

3. Terdapat perbedaan pola pikir siswa yang memiliki gaya kognitif berbeda dalam memecahkan persoalan mengenai hukum Newton. Tipe Field Dependent dapat menyelesaikan persoalan lebih baik daripada

tipe Field Independent. B. Saran

(81)

siswa tidak hanya memperhatikan informasi dominan dalam persoalannya saja.

2. Peneliti lain yang hendak mengembangkan penelitian ini hendaknya melakukan penelitian secara personal dibandingkan klasikal, dengan demikian peneliti dapat lebih memahami proses penyelesaian soal dan pemahaman konsep siswa. Selain itu peneliti juga dapat mengetahui faktor lain yang mempengaruhi pola pikir siswa seperti latar belakang sosial, budaya, dan lain-lain melalui wawancara. Penelitian dengan metode ini juga tidak memiliki keterbatasan waktu dibandingkan melaksanakannya pada jam sekolah.

3. Jumlah sampel perlu ditingkatkan agar peneliti dapat mengamati lebih banyak pola pikir siswa. Dengan demikian peneliti dapat melihat pola pikir terbaik yang dapat diterapkan untuk merancang pembelajaran agar hasil belajar siswa menjadi meningkat.

(82)

DAFTAR PUSTAKA

Ant. 2005. Pembelajaran Fisika Belum Optimal dalam http://www.fisikanet.lipi.go.id/ diakses pada 26 Agustus 2016

Dariyo, Agoes. 2013. Dasar-Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT. Indeks

Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Kartikasari, Merisa. 2015. Pola Pikir Mahasiswa dalam Menyelesaikan Permasalahan pada Mata Kuliah Persamaan Diferensial dalam http://eprints.ums.ac.id/32896/9/ARTIKEL%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 3 Agustus 2016

Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta: Asjawa Pressindo.

Khuzaeva, Eva Siti. 2014. Mengembangkan Pola Pikir Cerdas, Kretif dan Mandiri Melalui Telematika dalam http://juliwi.com/paper0104_138-148/ diakses pada 3 Agustus 2016

Ngilawajan, Darma Andreas. 2013. Proses Berpikir Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Turunan ditinjau dari Gaya Kognitif Field

Independent dan Field Dependent dalam

http://journal.umsida.ac.id/files/DamaV2.1.pdf diakses pada 20 Agustusr 2016

Pamela, Margaretha. 2012. Gaya Belajar Siswa Kelas IV Dan V SD Serta Gaya Mengajar Guru di Kelas Tersebut dalam Pembelajaran IPA di SDS Subsidi Pusat Damai Kalimantan Barat. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (tidak diterbitkan)

Rahmatina, Siti et al. 2014. Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif dalam http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/DM/article/view/1339 diakses pada 19 September 2016

(83)

Rifqiyana, Lilyan. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pembelajaran Model 4K Materi Geometri Kelas VIII Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa dalam http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/ujme/ diakses pada 26 September 2016

Susanto, Herry Agus. 2008. Mahasiswa Field Independent dan Field Dependent dalam Memahami Proses Grup dalam http://eprints.uny.ac.id/6902/ diakses pada 26 September 2016

Suyono & Haryono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Tiffani, Haqqinna. 2015. Profil Proses Berpikir Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar dan Gaya Kognitif dalam http://eprints.ums.ac.id/33195/20/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf diakses pada 11 Oktober 2016

(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)

Gambar

Tabel 2.1. Kombinasi Gaya Belajar Siswa
Tabel 2.2. perbedaan karakteristik individu FD dan FI
Tabel 3.1. Kisi-kisi kuisioner gaya belajar siswa
Tabel 3.2. kisi-kisi kuisioner gaya kognitif siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa ini diolah sehingga akan timbulnya suatu rutinitas, yaitu dengan merancang city branding yang ditujukan untuk mengangkat bahasa Tegal untuk dapat lebih diterima dan

Memahami betapa peliknya posisi partai politik dalam pelaksanaan pemerintahan, terutama di kabinet pemerintahan Indonesia Bersatu jilid II saat ini, maka membangun karakter

Pada menu latihan ini user akan belajar memainkan alat musik demung pelog dengan dibantu musik pengiring, terdapat dua pilihan lagu pengiring pada halaman

Nama pengapalan yang sesuai dengan PBB : Tidak diatur Kelas Bahaya Pengangkutan : Tidak diatur Kelompok Pengemasan (jika tersedia) : Tidak diatur. Bahaya Lingkungan :

Askesos adalah suatu program jaminan sosial dalam bentuk asuransi sosial. untuk memberikan perlindungan/pertanggungan bagi

Dengan demikian akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap sistem pergerakandi tingkat wilayah sekitarnya (Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir

Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UULPS), LPS

Selanjutnya, dilakukan analisis kedua yaitu tentang kelemahan-kelemahan mahasiswa (jenis pertanyaan mana yang dirasa paling sulit sampai dengan yang paling dianggap