• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

B. Analisis Data dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dijawab pertanyaan pada Bab I yaitu “Bagaimana deskripsi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS materi Statistika”.

1. Subjek NA

a. Kesulitan Subjek NA tentang menganalisis soal nomor 1

Pada bagian ini, dilakukan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami subjek NA dalam menyelesaikan soal nomor 1 tentang kemampuan menganalisis. Hasil analisis ini bermuara pada kesimpulan penelitian sebagai wujud dari pertanyaan penelitian.

Berdasarkan paparan data hasil tes NA dan data hasil wawancara NA tentang kesulitan menganalisis materi statistika, menunjukkan bahwa subjek NA tidak dapat membuktikan bahwa jawabannya berkorelasi dengan rumus yang digunakannya.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, disimpulkan bahwa subjek NA kesulitan dalam menganalisis terutama dalam hal membedakan informasi yang berkorelasi dengan kesimpulan. Namun, subjek NA tidak terlalu sulit membedakan informasi penting dalam soal, mengorganisasikan informasi tersebut dalam menentukan pemecahan yang tepat serta subjek tidak terlalu sulit dalam menghubungkan satu konsep yang satu dengan konsep lainnya untuk mendapat hasil yang benar.

b. Kesulitan subjek NA dalam menganalisis soal nomor 2

Berdasarkan paparan data hasil tes NA dan data hasil wawancara NA tentang kesulitan menganalisis soal nomor 2, menunjukkan bahwa subjek NA tidak dapat menggunakan informasi yang ada dalam soal untuk mendapat kesimpulan yang tepat. Terlihat pada gambar bahwa siswa menjawab dengan 2 kesimpulan. Berdasarkan petikan wawancara, ketika siswa ditanyakan tentang letak kesalahan dari cara pengerjaannya, subjek tidak mampu mengetahui letak kesalahan soal tersebut serta siswa tidak dapat membuktikan bahwa kesimpulannya berkorelasi dengan rumus dan informasi yang terdapat dalam soal.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, disimpulkan bahwa subjek NA kesulitan dalam menganalisis terutama dalam hal membedakan informasi yang berkorelasi dengan kesimpulan, kesulitan dalam mengorganisasikan permasalahan

tersebut yang dapat dilihat dari kesulitan siswa dalam membentuk barisan yang tepat.

c. Kesulitan NA dalam mengevaluasi soal nomor 3

Berdasarkan hasil tes subjek NA dan data hasil wawancara, menunjukkan bahwa NA dapat mengerjakan soal tersebut. Namun, langkah-langkah yang dilakukan oleh subjek masih kurang tepat. Setelah di lakukan wawancara ditemukan bahwa subjek hanya menuliskan setengah langkah dari pengerjaan soalnya dikarenakan subjek bingung dengan langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Subjek juga mengatakan bahwa ia kesulitan dalam menganalisis informasi dalam soal untuk dijadikan informasi tambahan dalam menyelesaikan soal tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut disimpulkan bahwa subjek mengalami kesulitan dalam hal mengecek informasi yang bisa dijadikan sebagai petunjuk dalam menyelesaikan soal. Selain itu, subjek juga tak mampu mengkritisi pertanyaan dari soal tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa subjek masih mengalami kesulitan dalam hal mengevaluasi soal nomor 3 karena indikator dari kemampuan mengevaluasi yaitu mengkritisi dan mengecek informasi dalam soal tersebut tidak bisa dilaksanakan oleh subjek.

d. Kesulitan NA dalam mengevaluasi soal nomor 4

Berdasarkan hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa subjek dapat menyelesaikan soal dengan benar namun dalam tes tersebut siswa tidak memberikan alasan dalam pengambilan kesimpulannya. Setelah dilakukan wawancara, ditemukan bahwa siswa hanya mampu memberikan 1 kesimpulan pada permasalahan tersebut kemudian jika salah satu informasi dalam soal

dihilangkan seperti nilai minimum yang remedi maka subjek tidak mampu memberikan suatu kesimpulan yang lainnya.

Berdasarkan analisis data tersebut disimpulkan bahwa subjek masih kesulitan dalam hal mengecek informasi penting yang tidak tercantum secara langsung dalam soal. Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam hal mengkritisi soal yang telah dirubah sedikit informasinya..

e. Kesulitan subjek dalam kemampuan mencipta soal nomor 5

Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada subjek ditemukan bahwa subjek hanya mampu menjawab soal dengan setengah jalan. Setelah dilakukan wawancara, alasan siswa tidak menyelesaikan soal tersebut dikarenakan siswa tidak paham dengan maksud soal, subjek tidak tahu rumus yang digunakan untuk menyelesaikan soal.

Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam hal merumuskan suatu penyelesaian terbaru yang berpatokan dari rumus baku menghitung rata-rata, kemudian siswa juga masih kesulitan dalam hal merencanakan suatu prosedur terbaru dalam menyelesaikan tersebut.

2. Subjek NAR

a. Kesulitan subjek dalam menganalisis soal nomor 1

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar. Namun, setelah dilakukan wawancara ditemukan bahwa siswa tidak dapat membuktikan rumus yang dipakai oleh subjek berkorelasi dengan jawabannya.

Dari hasil analasis data tersebut, disimpulkan bahwa siswa telah mampu dalam menganalisis informasi dalam soal dan menjabarkannya kedalam

simbol-simbol yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut, subjek juga sudah tidak kesulitan dalam mengorganisasikan informasi dalam soal serta menghubungkannya untuk membuat suatu kesimpulan. Namun, ketika subjek masih merasa kesulitan dalam hal membuktikan korelasi antara rumus yang dipakai oleh siswa dengan kesimpulan yang didapatkan oleh siswa.

b. Kesulitan subjek dalam menganalisis soal nomor 2

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa siswa tidak mampu membuat suatu barisan yang benar berdasarkan informasi dalam soal. Setelah dilakukan wawancara ditemukan juga bahwa dalam membuat barisan tersebut ia lakukan hanya dengan menebak-nebak saja. Kemudian siswa juga tidak bisa membedakan informasi penting yang terdapat dalam soal yang bisa dijadikan sebagai kunci dalam menyelesaikan soal tersebut dan setelah siswa disuruh untuk mencari letak kesalahan pengerjaan tersebut siswa mengalami kesulitan dalam mencari kesalahan tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam hal membedakan informasi penting yang bisa dijadikan sebagai kunci dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa juga kesulitan dalam mengorganisasikan informasi yang terdapat dalam soal untuk membantunya dalam membuat suatu barisan yang benar. Kemudian siswa juga kesulitan dalam mengatribusikan yang dapat dilihat ketika siswa kesulitan dalam mencari letak kesalahan dalam pengerjaannya.

c. Kesulitan siswa dalam mengevaluasi soal nomor 3

Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal nomor 3, karena siswa kebingungan terhadap maksud soal

tersebut, sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Selain itu, siswa juga sulit dalam menentukan rumus yang tepat untuk melakukan pengambilan kesimpulan. Setelah diberikan suatu persamaan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal tersebut, siswa juga masih kesulitan dalam memikirkan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam hal mengecek informasi yang penting dalam soal yang dapat dijadikan sebagai informasi penting dalam soal, kemudian subjek juga kesulitan dalam mengkritisi soal untuk mendapatkan kesimpulan soal tersebut.

d. Kesulitan siswa dalam mengevaluasi soal nomor 4

Berdasarkan hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa subjek dapat menyelesaikan soal dengan benar namun dalam tes tersebut siswa tidak memberikan alasan dalam pengambilan kesimpulannya. Setelah dilakukan wawancara, ditemukan bahwa siswa hanya mampu memberikan 1 kesimpulan pada permasalahan tersebut kemudian jika salah satu informasi dalam soal dihilangkan seperti nilai minimum yang remedi maka subjek tidak mampu memberikan suatu kesimpulan yang lainnya.

Berdasarkan analisis data tersebut disimpulkan bahwa subjek masih kesulitan dalam hal mengecek informasi penting yang tidak tercantum secara langsung dalam soal. Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam hal mengkritisi soal yang telah dirubah sedikit informasinya.

e. Kesulitan dalam kemampuan mencipta soal nomor 5

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, siswa tidak menjawab soal nomor 5 dikarenakan siswa tidak paham dengan maksud soal, kemudian siswa sulit untuk

menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan soal tersebut. Selain itu, siswa tidak mampu membuat suatu rumus baru berdasarkan rumus baku dalam mencari rata.

Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam hal merumuskan suatu rumus baru dari rumus baku dalam menyelesaikan soal, siswa juga sulit dalam merencanakan prosedur yang dapat digunakan untuk membuat suatu kesimpulan yang tepat pada permasalahan ini. Hal ini mengindikasikan bahw a siswa masih kesulitan pada level mencipta.

3. Subjek ADS

a. Kesulitan subjek dalam menganalisis soal nomor 1

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar. Namun, setelah dilakukan wawancara ditemukan bahwa siswa tidak dapat membuktikan rumus yang dipakai oleh subjek berkorelasi dengan jawabannya.

Dari hasil analasis data tersebut, disimpulkan bahwa siswa telah mampu dalam menganalisis informasi dalam soal dan menjabarkannya kedalam simbol-simbol yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Namun siswa masih merasa kesulitan dalam hal membuktikan korelasi antara rumus yang dipakai oleh siswa dengan kesimpulan yang didapatkan oleh siswa.

b. Kesulitan subjek dalam menganalisis soal nomor 2

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, ditemukan bahwa siswa tidak mampu membuat suatu barisan yang benar berdasarkan informasi dalam soal. Setelah dilakukan wawancara ditemukan bahwa subjek tidak mampu mengolah

informasi yang terdapat dalam soal untuk dijadikan sebagai kunci utama dalam membuat suatu kesimpulan yang tepat.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam hal membedakan informasi penting yang bisa dijadikan sebagai kunci dalam menyelesaikan soal tersebut. Siswa juga kesulitan dalam mengorganisasikan informasi yang terdapat dalam soal untuk membantunya dalam membuat suatu barisan yang benar.

c. Kesulitan siswa dalam mengevaluasi soal nomor 3

Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal nomor 3, karena siswa kebingungan terhadap maksud soal tersebut, sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Selain itu, siswa juga sulit dalam menentukan rumus yang tepat untuk melakukan pengambilan kesimpulan. Setelah diberikan suatu persamaan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal tersebut, siswa juga masih kesulitan dalam memikirkan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa masih kesulitan dalam hal mengecek informasi yang penting dalam soal yang dapat dijadikan sebagai informasi penting dalam soal, kemudian subjek juga kesulitan dalam mengkritisi soal untuk mendapatkan kesimpulan soal tersebut.

d. Kesulitan siswa dalam mengevaluasi soal nomor 4

Berdasarkan hasil tes dan wawancara menunjukkan bahwa subjek dapat menyelesaikan soal dengan benar namun dalam tes tersebut siswa tidak memberikan alasan dalam pengambilan kesimpulannya. Setelah dilakukan wawancara, ditemukan bahwa siswa hanya mampu memberikan 1 kesimpulan

pada permasalahan tersebut kemudian jika salah satu informasi dalam soal dihilangkan seperti nilai minimum yang remedi maka subjek tidak mampu memberikan suatu kesimpulan yang lainnya.

Berdasarkan analisis data tersebut disimpulkan bahwa subjek masih kesulitan dalam hal mengecek informasi penting yang tidak tercantum secara langsung dalam soal. Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam hal mengkritisi soal yang telah dirubah sedikit informasinya.

e. Kesulitan dalam kemampuan mencipta soal nomor 5

Berdasarkan hasil tes dan wawancara, subjek menjawab soal hanya setengah langkah. Namun langkah-langkahnya agak keliru. Setelah dilakukan wawancara, siswa mengatakan bahwa rumus yang ia buat berdasarkan pemikirannya saja. Namun ketika setelah beberapa langkah, ia tak dapat meneruskannya kembali dikarenakan siswa tidak tahu proses langkah selanjutnya dari rumus yang ia gunakan.

Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa sudah dapat membuat suatu rumus baru yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut, namun ia masih kesulitan dalam hal meneruskan prosedur selanjutnya dari rumus yang ia pakai. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa telah mampu berpikir untuk membuat suatu rumus baru dari rumus baku namun masih kesulitan dalam merencanakan prosedur yang harus diguanakan untuk menyelesaikan permasalahan pada soal tersebut.

87 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data, temuan penelitian, dan pembahasana penelitian mengenai analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skill materi statistika kelas XII SMAN 1 Takalar yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada soal nomor 1 yang mengukur kesulitan menganalisis, rata-rata subjek menjawab dengan benar. Hal ini mengindikasikan bahwa ketiga subjek telah memiliki kesulitan menganalisis soal sudah minim. Namun setelah dilakukan wawancara, subjek NA masih kesulitan dalam hal membedakan informasi yang berkorelasi dengan kesimpulan. Kesulitan dalam mengorganisasikan permasalahan tersebut dapat dilihat dari ketidakmampuan siswa dalam mencari letak kesalahan jawaban salah yang diberikan. Subjek ADR kesulitan dalam hal menganalisis informasi dalam soal dan menjabarkannya kedalam simbol-simbol yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Sedangkan subjek NAR masih merasa kesulitan dalam hal membuktikan korelasi antara rumus yang dipakai oleh siswa dengan kesimpulan yang didapatkan oleh siswa.

2. Pada soal nomor 2 yang mengukur kesulitan menganalisis, rata-rata subjek menjawab soal namun ketiga subjek masih keliru dalam membuat suatu barisan bilangan yang tepat. Hal ini disebabkan karena ketiga subjek masih kesulitan membedakan informasi penting dalam soal yang bisa dijadikan kunci penting untuk menyelesaikan soal, ketiga subjek juga masih kesulitan

dalam mengorganisasi informasi-informasi penting itu untuk membantu dalam membuat kesimpulan. Ketiga subjek masih kesulitan dalam membedakan informasi dan mengorganisasikannya hal ini mengindikasikan bahwa subjek masih kesulitan dalam hal menganalisis soal nomor 2.

3. Pada soal nomor 3 yang mengukur kesulitan mengevaluasi, rata-rata subjek kesulitan dalam menjawab soal dengan benar. Hal ini disebabkan karena ketiga subjek sulit memahami informasi yang terdapat dalam soal dan menjadikan informasi tersebut ke dalam sebuah simbol-simbol untuk membantu pada saat penarikan kesimpulan. Ketiga subjek kesulitan dalam mengecek informasi tersebut, serta subjek juga kesulitan dalam hal mengkritisi maksud dari soal tersebut dan ini mengindikasikan bahwa ketiga subjek masih kesulitan dalam hal mengevaluasi soal nomor 3.

4. Pada soal nomor 4 yang mengukur kesulitan mengevaluasi, rata-rata subjek menjawab dengan benar namun subjek masih kesulitan dalam mengecek beberapa informasi penting dalam soal. Hal ini diakibatkan karena ketiga subjek tidak mampu dalam membuat kesimpulan ketika beberapa informasi penting dalam soal dihilangkan dan subjek hanya terpaku membuat kesimpulan yang tampak pada soal saja.

5. Pada soal nomor 5 yang mengukur kesulitan mencipta, rata-rata subjek tidak menjawab soal ini. Hal ini disebabkan karena ketiga subjek tidak paham dengan maksud soal, sulit menganalisis setiap informasi dalam soal untuk dijadikan sebagai petunjuk dalam membuat kesimpulan, subjek hanya terpaku dengan rumus baku yang biasa digunakan untuk menyelesaikan soal dan tidak

berusaha untuk menciptakan suatu rumusan baru berdasarkan pemikirannya untuk menyelesaikan soal tersebut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang diajukan peneliti diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah dengan memberikan wacana kepada seluruh guru mengenai kesulitan-kesulitan siswa, terutama dari ranah higher order thinking skill.

2. Bagi guru

a. Metode yang digunakan guru saat mengajar hendaknya lebih memaksimalkan metode yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. b. Memberikan soal lebih banyak dan bervariasi, tidak hanya mencakup level

LOTS saja melainkan level MOTS dan HOTS juga. Sehingga pengetahuan dan keahlian siswa dalam menganalisis, mengevaluasi dan mencipta akan meningkat.

3. Bagi siswa

a. Siswa harus lebih aktif dan lebih banyak berlatih soal-soal terutama mengenai soal HOTS, agar dapat melatih kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mencipta siswa.

b. Sering-sering bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami dan mengenai soal-soal HOTS

c. Dalam belajar seharusnya siswa berusaha untuk memahami makna, rumus, dan pengertian statistika. Sehingga siswa tidak akan lupa jika mengerjakan soal-soal lingkaran.

4. Bagi peneliti lain

Hendaknya penelitian ini diajukan sebagai acuan untuk meneliti di tempat dan pada subjek yang lain dengan catatan kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini hendaknya direfleksikan untuk diperbaiki.

91

Amirono. 2016. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013. Jakarta: Gava Media.

Fanani, Zainal, Moh. 2018. Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Sill (HOTS) dalam Kurikulum 2013. Eeudeena. 2(1):57-76.

Fitria, Rahma, dkk. 2014. Penerapan Strategi The Firing Line pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Batipuh. Jurnal Pendidikan Matematika.3(1).18-22.

Forster, Margareth. Tanpa tahun. Higher Order Thinking Skill. ACER Press.1.

Hamidah, Luluk. 2018. Higher Order Thinking Skills (Seni Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri.

Hidayati, Ulfah, Arini. 2017. Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar.4(2):143-155.

Irnayanti, Latifah. 2017. Analisis Kesulitan Belajar Siswa SMP Kelas VII pada Kubus dan Balok. Skripsi Tesis tidak diterbitkan.Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Jaelani, Abdul, Kadir. 2013. Pengembangan Alat Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Geometri di Kelas VIII SMP. Tesis tidak diterbitkan. Makassar:Universitas Negeri Makassar.

Kiki, dkk . 2018. Penerapan Soal Model Penalarana dalam Ujian Nasional:Apa dan Mengapa?.Buletin BSNP. XIII(2):3-6.

Kristianti. 2017. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII SMP Institut Indonesia. Skripsi Tesis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kurniati, dkk. 2016. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP di Kabupaten Jember dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Pisa. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 20(2):142-155.

Lailly, dkk. 2015. Analisis Soal Tipe Higher Order Thinking Skill (HOTS). Kaunia. 11(1):27-39.

Lewis, Arthur, & David, Smith. 2015. Define Higher Order Thinking Skill. JSTOR: Taylor & Francis,Ltd. 32(3):131-137.

Lewy, dkk. 2009. Pengembangan Soal Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Matematika. 3(2):14-27.

Lukito agung, sisworo. 2013. Matematika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif.

Mahmudah, Wilda. 2018. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe HOTS Berdasar Teori Newmann. UJMC.5(1):49-56. Mitri, Hilaria. 2016. Analisisi Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata

Pelajaran Ekonomi Di SMAN 8 Yogyakarta. Skripsi Tesis. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PISA. 2016. Programme For International Student Assessment (PISA) Result From PISA 2015. OECD.1-8.

Puspitasari, dkk. Tanpa Tahun. Analisis Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV Di SMP Pontianak. Skripsi Tesis. Pontianak: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan.

Santana, Septiawan.2007. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Pusaka Obor Indonesia.

Sholekah, Laili Ma’atus. dkk. 2017. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ditinjau dari Koneksi Matematis Materi Limit Fungsi. Wacana Akademika. 1(2): 151-164.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumaryanta. 2018. Penilaian HOTS dalam Pembelajaran Matematika. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education.8(8):500-509.

Sunaryo, Wowo. 2011. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sunaryo, Wowo. 2011. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suryapuspitarini, Kurnia, dkk. 2018. Analisis Soal-Soal Matematika Tipe Higher

Order Thinking Skill (HOTS) Pada Kurikulum 2013 Untuk Menunjang Kemampuan Literasi Siswa. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika. Universitas Negeri Semarang. Semarang. 20 Oktober.

Untari, Hestin, Pernita. “Soal HOTS Di Protes, KPAI Dorong Kemendikbud

Evaluasi. UN (Online),

(https://www.google.co.id/amp/s/news.okezone.com/amp/2018/04/18/65/1888 385/soal-hots-diprotes-kpai-dorong-kemendikbud-evaluasi-un. diakses 26 November 2018).

Widana, Wayan. 2015. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Widana, Wayan. 2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill. Jakarta: Depdikbud.

Yulianto. 2015. Menangani Kesulitan Belajar Pada Anak Diskalkulia. Yogyakarta: Relasi Inti Media Group.

Yuniar, Maharani, dkk. 2015. Analisis HOTS (Higher Order Thinking Skill) Pada Soal Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas V SDN 7 Ciamis. Pedadidaktika. 2(2)

Dokumen terkait