• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data dan Pembahasan

Pengambilan data dengan metode Dipole-dipole dilakukan dengan mengambil panjang lintasan sepanjang ± 155 meter dengan jarak elektroda 5 meter sedangkan variasi jarak antar elektroda arus (C2) dan elektroda potensial (P1) berturut-turut 5,

15, 25 meter. Titik lokasi pengambilan data ditentukan menggunakan GPS dan terbagi dalam 3 lintasan yang dapat diamati pada Tabel 4.1. dan Gambar 4.1

Tabel 4.1 Letak koordinat lokasi penelitian

Lintasan Koordinat LU Koordinat BT Jarak dari garis pantai I (Satu) 03o37‟479” 099o02‟102” 25 m

II (Dua) 03o37‟435” 099o02‟081” 34 m II (Tiga) 03o37‟440” 099o02‟135” 44 m

Resistivitas semu dipengaruhi oleh jenis batuan yang berada di bawah permukaan. Apabila batuannya lebih berongga maka nilai resistivitasnya akan lebih besar, sedangkan apabila batuan lebih kompak maka nilai resistivitasnya akan lebih kecil. Batuan yang lebih kompak akan lebih mudah mengalirkan arus daripada batuan yang berongga, sehingga nilai resistivitas batuan yang kompak akan lebih kecil. Resistivitas terhadap kedalaman tidak dapat kita peroleh hubungan secara langsung, karena masih tergantung dari jenis batuan yang dikandung di bawah permukaannya. Pada umumnya semakin ke dalam permukaan bumi maka batuan akan semakin kompak. Oleh karena itu resistivitas akan semakin kecil.

Dasar reintrerpretasi data-data geolistrik secara teoritis pada setiap batuan memiliki daya hantar listrik dan harga tahanan jenis yang berbeda-beda. Sebaliknya harga tahanan jenis yang sama bisa dimiliki oleh batuan-batuan yang tidak sama atau berbeda. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain komposisi litologi, kondisi batuan, komposisi mineral yang dikandung, kandungan benda cair dan faktor external lainnya.

Beberapa aspek yang berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis suatu batuan biasa digambarkan sebagai berikut :

1. Batuan sedimen yang bersifat lepas (urai) mempunyai nilai tahanan jenis lebih rendah bila dibandingkan dengan batuan sedimen padu dan kompak 2. Batuan beku dan batuan ubahan (metamorf) mempunyai nilai tahanan

jenis yang tergolong tinggi

3. Batuan yang basah dan mengandung air, nilai tahanan jenisnya rendah dan semakin rendah bila air yang dikandungnya bersifat payau atau asin

4. Kandungan logam yang berada di sekitar lokasi pendugaan sangat berpengaruh terhadap nilai tahanan jenis batuan.

Faktor-faktor luar seperti kabel, tiang listrik, dan tingkat kemiringan morfologi dapat mempengaruhi hasil pengukuran dilapangan. Disamping itu ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi harga tahanan jenis batuan seperti : jenis serta umur batuan, oleh karena itu ada beberapa metode pendekatan yang dilakukan seperti tabelisasi harga tahanan jenis batuan

Tebel 4.2 dibawah ini menerangkan jenis batuan berdasarkan nilai tahanan jenis batuan berdasarkan nilai tahanan jenis batuan, untuk penelitian ini range tahanan jenis yang digunakan berdasarkan (Telford, 1990) seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai Resistivitas Dari berbagai tipe batuan

Material Nilai resistivas (Ω.m)

Air laut

Air dalam akuifer alluvial

Air sumber

Air Tanah

Air dalam akuifer alluvial

Pasir dan Kerikil

Pasir dan kerikil dalam airtawar

Pasir dan kerikil terendam air laut

Lempung

Batu pasir berlempung

Tuf vulkanik

Skis grafit

Skis berlempung atau lapuk

Gneis, granit lapuk

0,2 10 – 30 50 – 100 0,5 – 300 20 - 30 1000 - 10000 20 – 500 0,5 – 5 2 – 20 50 – 300 20 – 100 0,5 – 5 100 – 300 100 – 1000 Sumber : (Telford,1990)

4.2.1 Lintasan I

Lintasan I terletak pada koordinat 99o02‟102‟‟ BT – 03o37‟479” LS yang membentang dari arah selatan-utara dan sejajar dengan garis pantai yang berjarak ± 25 meter dari pinggir pantai.

Dari hasil pengolahan data lintasan 1 diperoleh penampang harga relativitas semu dari hasil inverse seperti pada Gambar 4.2 yang memperlihatkan penampang melintang model inversi dengan kedalaman maksimal 31,2 m dan harga resistivitas berkisar antara 1,08 - 116 Ω.m dengan kesalahan iterasi 22,3 %.

Gambar 4.2. Penampang melintang reistivitas lapisan bawah permukaan bumi dengan konfigurasi DipoleDipole Lintasan 1.

Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat dilakukan pendugaan terhadap jenis material atau batuan yang ada sesuai dengan warna yang mewakilinya serta nilai resistivitasnya, dimana hasil pendugaan jenis material / batuan sementara dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Analisis Kondisi Bawah Permukaan Lintasan I

Warna

Kontur Jenis Material / Batuan

Nilai Resistivitas

(ohm m)

Biru tua- biru muda

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air laut

1,08 – 4,12

Hijau muda

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air tawar.

8,03

Hijau – hijau lumut

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air tawar.

15,7

Kuning – Coklat

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur(alluvial) yang terdiri dari campuran garam batu (rock salt), batu tulis (shales), alluvium (alluvium) dengan pasir berlempung.

30,5

Orange - merah

Lapisan pasir berlempung yang terendam air tawar pada lapisan air tanah permukaan (groundwater) yang terdiri dari garam batu (rock salt) dan aluvium (alluvium).

59,5

Ungu

Lapisan air tanah bawah permukaan (groundwater) yang terdiri dari campuran batu tulis (shales), pasir (sand), kerikil (gravel) dan alluvium (alluvium)

Apabila dilihat dari Gambar 4.1 hasil inversi menggunakan softwere Res2Dinv, lapisan yang paling atas memiliki nilai resistivits yang lebih tinggi dibandingkan lapisan yang berada dibawahnya. Berarti dapat diartikan bahwa lapisan yang paling atas terdiri dari bahan yang apabila diinjeksikan arus maka dia akan lebih menghambat arus tersebut. Bahan tersebut adalah batuan yang berada di lapisan di bawahnya.

Lapisan pertama dengan nilai resistivitas 59,5 – 116 Ωm yang diwakili oleh warna coklat muda hingga ungu menunjukkan bahwa resistivitasnya paling tinggi. Terletak pada kedalaman 0,854 – 1,5 m dan hampir disetiap bentangan, diduga merupakan lapisan air tanah permukaan (groundwater) dengan volume air yang sedikit bercampur dengan batuan pasir berlempung dan kerikil yang terendam air tawar. Lapisan ini juga diduga merupakan lapisan impermiabel sehingga diharapkan lapisan ini berfungsi untuk menahan air tanah agar tidak turun ke lapisan bawahnya.

Lapisan kedua dengan nilai resistivitas 8,03 –30,5 Ωm yang diwakili oleh warna hijau sampai coklat terletak hampir pada seluruh kedalaman dan bentangan diduga merupakan lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang bercampur dengan batuan lempung, juga terdapat lapisan campuran batuan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) yang terendam air tawar dengan volume air yang lebih banyak daripada lapisan pertama. Lapisan ini merupakan lapisan dengan susunan material yang lebih kompak sehingga memungkinkan untuk menyimpan air dalam volume yang lebih banyak daripada lapisan pertama dan posisi lapisan ini terletak dibawah lapisan pertama sehingga penguapan air sebagai akibat penyinaran matahari lebih kecil.

Lapisan ketiga dengan nilai resistivitas 1,08 –4,12 Ωm yang diwakili oleh warna biru tua sampai biru muda juga tersebar hampir diseluruh kedalaman dan bentangan, dengan kedalaman maksimal 26 meter diduga merupakan lapisan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) yang terendam air laut dengan volume yang cukup besar, lapisan ini diharapkan berfungsi sebagai lapisan akuifer. Hal ini karena batu pasir memiliki kandungan porus yang lebih banyak dibandingkan batuan yang lain sehingga ketebalan batu pasir akan sangat menentukan dimensi

akuifer. Hal ini juga sesuai dengan nilai resistivitasnya yang kecil dan lokasi yang tidak jauh dari garis pantai dan kemungkinan terjadinya intrusi sangat besar.

4.2.2 Lintasan II

Lintasan II terletak pada koordinat 99o02‟081‟‟ BT – 03o37‟435” LS yang membentang dari arah timur - barat dan tegak lurus dengan garis pantai yang berjarak ± 34 M dari pinggir pantai.

Dari hasil pengolahan data lintasan 1I diperoleh penampang harga relativitas semu dari hasil inverse seperti pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Penampang melintang resistivitas lapisan bawah permukaan bumi dengan konfigurasi Dipole-Dipole Lintasan 2.

Gambar 4.3 memperlihatkan penampang melintang model inversi dengan kedalaman maksimal 31,2 dan harga resistivitas berkisar antara 4,54 – 71,5 Ωm dengan kesalahan iterasi 21,3 %.

Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat dilakukan pendugaan terhadap jenis material batuan yang ada sesuai dengan warna yang mewakilinya serta nilai

resistivitasnya. Dan hasil pendugaan jenis material / batuan sementara dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Analisis Kondisi Bawah Permukaan Pada Lintasan 2

Warna

Kontur Jenis Material / Batuan

Nilai Resistivitas

(ohm m)

Biru tua- biru muda

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air laut

4,54 – 9,97

Hijau muda

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air tawar.

14,8

Hijau – hijau lumut

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand), garam batu (rock salt) dan lempung (clay) yang terendam air tawar dengan batuan tulis (shales).

21,9

Kuning – Coklat

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur(alluvial) yang terdiri dari campuran garam batu (rock salt), batu tulis (shales), alluvium (alluvium) dengan pasir berlempung.

32,5

Orange – merah

Lapisan pasir berlempung yang terendam air tawar pada lapisan air tanah permukaan (groundwater) yang terdiri dari garam batu (rock salt) dan aluvium (alluvium).

48,2

Ungu

Lapisan air tanah bawah permukaan (groundwater) yang terdiri dari campuran batu tulis (shales), pasir (sand), lempung (clay) dan alluvium (alluvium)

Lapisan pertama pada kedalaman ± 0,854 – 2,5 meter bentangan ± 7,5- 142,5 meter yang diwakili oleh hijau sampai ungu, diduga merupakan lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran batuan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) yang terendam air tawar dengan batuan pasir berlempung. Lapisan ini diduga berasal dari hasil pengikisan karang dan material laut lainnya dalam bentuk serpihan pasir halus yang kemudian terbawa ombak dan arus laut sampai ke daratan dan proses ini telah berlangsung cukup lama. Lapisan ini memiliki nilai resistivitas berkisar antara 21,9 – 71,5 Ωm dengan volume air tanah permukaan yang sedikit. Hal ini disebabkan karena lapisan-lapisan dibawahnya, terutama di lokasi pantai sebagai akibat penyinaran oleh matahari y ang terjadi secara langsung.

Lapisan kedua yaitu pada kedalaman ± 2,5-26 meter bentangan ± 7,5- 35 meter yang diwakili oleh warna biru tua sampai hijau dengan nilai resistivitas 4,54 – 21,9 Ωm diduga merupakan lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang bercampur dengan batuan lempung, lapisan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) yang terendam air laut dengan volume yang cukup besar sesuai dengan nilai resistivitasnya yang kecil. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh latar belakang lokasi ini yang pada awalnya merupakan bekas tambak dan rawa dengan air yang tidak mengalir bercampur dengan sisa-sisa zat organic yang berasal dari akar-akar pohon dan tanaman yang telah mati kemudian membusuk lalu bercampur dengan air laut yang telah merembes ke daratan telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

Lapisisan ketiga dengan resistivitas berkisar ± 32,5 – 71,5 Ωm yang diwakili oleh warna kuning hingga ungu pada kedalaman ± 26,1 – 31,2 meter bentangan ± 56,25 – 100 meter diduga merupakan lapisan air tanah permukaan (groundwater) dengan volume air yang sedikit bercampur dengan batuan pasir berlempung dan kerikil yang terendam air tawar serta kumpulan batuan marmer (marble) yang bercampur dengan serpihan vulkanik (tuf vulkanik) dengan volume air yang jauh lebih sedikit sesuai dengan peningkatan nilai resistivitas batuan didalamnya.

4.2.3 Lintasan III

Lintasan III terletak pada koordinat 99o02‟135‟‟BT - 03o37‟440” LS yang membentang dari arah selatan-utara dan sejajar dengan garis pantai yang berjarak ± 44 M dari pinggir pantai.

Dari hasil pengolahan data lintasan III diperoleh penampang harga relativitas semu dari hasil inverse seperti pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4. Penampang melintang reistivitas lapisan bawah permukaan bumi dengan konfigurasi Dipole-Dipole Lintasan 3

Gambar 4.4 memperlihatkan penampang melintang model inversi dengan kedalaman maksimal 31,2 dan harga resistivitas berkisar antara 0,512 – 53,1 Ω.m dengan kesalahan iterasi 22,5 %.

Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat dilakukan pendugaan terhadap jenis material/ batuan yang ada sesuai dengan warna yang mewakilinya serta nilai resistivitasnya. dimana hasil pendugaan jenis material / batuan sementara dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Analisis Kondisi Bawah Permukaan Lintasan 3

Warna

Kontur Jenis Material / Batuan

Nilai Resistivitas (ohm m) Biru tua- biru muda

lapisan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) dan

terendam air air laut 0,512- 1,93

Hijau muda

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air tawar.

3,74

Hijau – hijau lumut

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air tawar.

7,27

Kuning – Coklat

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand) dan lempung (clay) yang terendam air tawar..

14,1

Orange – merah

Lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran pasir (sand), garam batu (rock salt) dan lempung (clay) yang terendam air tawar dengan batuan tulis (shales).

27,4

Ungu

Lapisan pasir berlempung yang terendam air tawar pada lapisan air tanah permukaan (groundwater) yang terdiri dari garam batu (rock salt) dan aluvium (alluvium).

Lapisan pertama dengan nilai resistivitas berkisar antara 0,512 – 3,74 Ωm yang diwakili oleh warna biru tua sampai hijau pada kedalaman ± 0,854 – 19,3 meter dan bentangan ± 7,5 – 142,5 meter diduga merupakan lapisan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) dan terendam air air laut yang rekahanannya terindikasi terjadi intrusi air laut dengan volume yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan nilai resistivitasnya yang sangat kecil sehingga kemungkinan besar lokasi ini mengandung air payau sampai asin, hal ini disebabkan oleh latar belakang lokasi ini yang pada awalnya merupakan bekas tambak dan rawa dengan air yang tidak mengalir. Lapisan serupa terdapat pada kedalaman ± 30 - 31,2 meter dan bentangan ± 67,5 – 86 meter.

Lapisan kedua pada kedalaman ± 16,55 – 21 meter dan bentangan ± 40 – 115 meter yang diwakili oleh warna hijau lumut sampai coklat dengan nilai resistivitas 7,27 – 14,1 Ωm diduga merupakan lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang bercampur dengan batuan lempung, juga terdapat lapisan campuran batuan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) yang terendam air laut.

Lapisan ketiga dengan nilai resistivitas 27,4 – 53,1 Ωm pada kedalaman ± 13,5 – 26,9 meter bentangan ± 47,7 – 108 meter yang diwakili oleh warna orange sampai ungu diduga merupakan lapisan air tanah permukaan (groundwater) dalam akuifer tanah endapan lumpur (alluvial) yang terdiri dari campuran batuan pasir (sandstone) dan kerikil (gravel) yang terendam air tawar dengan batuan pasir berlempung. Lapisan ini diduga berasal dari hasil pengikisan karang dan material laut lainnya dalam bentuk serpihan pasir halus yang kemudian terbawa ombak dan arus laut sampai ke daratan dan proses ini telah berlangsung cukup lama.

4.3 Hasil interpretasi dengan software Res2dinv

Dokumen terkait