• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setiap Siklus 1. Siklus 1

2. ANALISIS DATA

Hasil penelitian dari siswa berupa tes, kuesioner dan observasi

masing-masing dianalisis secara sendiri. Hasil tes dianalisis menggunakan uji t

dengan bantuan SPSS 16 for Windows untuk menghitung data statistika.

Sedangkan untuk hasil kuesioner dan observasi dianalisis menggunakan

analisis deskripsi dan kesimpulan.

Pada hasil pre tes menunjukkan bahwa belum ada siswa yang

mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal. Untuk pos tes siklus pertama,

terdapat tiga siswa yang memiliki nilai di atas kriteria ketuntasan minimal.

Sedangkan untuk pos tes siklus kedua, terdapat 16 siswa memiliki nilai di

atas kriteria ketuntasan minimal. Jumlah siswa keseluruhan yaitu 25 siswa,

51.04% 44.79% 45.24% 43.45% 38.00% 40.00% 42.00% 44.00% 46.00% 48.00% 50.00% 52.00% SS S TS STS Series1

akan tetapi hanya 19 siswa yang mengikuti tes secara lengkap. Hal

tersebut dikarenakan siswa tidak hadir pada saat tes dilaksanakan.

Hasil kuesioner dan wawancara digunakan oleh pengajar untuk

menguatkan data hasil penelitian. Kuesioner dan wawancara ini ditujukan

untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw. Dengan kata lain, apakah siswa dapat menerima model

pembelajaran yang diterapkan atau tidak.

a. Anallisis Ranah Kognitif

Tabel 4.9

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 pre tes

52.5000 19 9.10128 2.08798

pos tes 1 65.2316 19 8.30837 1.90607 Pair 2 pos tes 1 65.2316 19 8.30837 1.90607

pos tes 2 81.3263 19 7.03332 1.61355 Table paired statistic menunjukkan bahwa nilai hasil tes

mengalami kenaikan dari rata-rata awal 52,5 menjadi 65,23 dan juga 65,23

menjadi 81.32.

Tabel 4.10

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 pre tes & pos tes 1 19 -.079 .748 Pair 2 pos tes 1 & pos tes 2 19 .516 .024

Table Paired Sampel Correlations digunakan untuk menganalisis

Hasil tabel menunjukkan bahwa korelasi pre tes dengan pos tes 1 sangat

lemah, yaitu 0.079, maka dapat disimpulkan bahwa korelasi tidak

signifikan karena nilai Sig. lebih besar daripada nilai korelasi. Sebaliknya,

nilai korelasi antara pos tes 1 dengan pos tes 2 kuat, yaitu 0.516, maka

dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang signifikan karena nilai

korelasi lebih besar daripada nilai Sig. (0.024).

Tabel 4.11

Paired Samples Test

Paired Differences Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

Pair 1 pre tes - pos tes 1 -1.27316E1 12.79848 2.93617 -18.90025 -6.56291 Pair 2 pos tes 1 - pos

tes 2 -1.60947E1 7.62528 1.74936 -19.77001 -12.41947

t df Sig. (2-tailed)

-4.336 18 .000

-9.200 18 .000

Hipotesis : pre tes dengan pos tes 1

Ho: kenaikan nilai hasil tes sebelum dan sesudah treatment tidak

H1: kenaikan nilai hasil tes sebelum dan sesudah treatment

signifikan

t hitung (4.336) > t tabel (18; 0.05) adalah 1.734 sehingga

Ho ditolak. Jadi kenaikan nilai hasil tes sebelum dan sesudah

treatment signifikan.

Hipotesis : pos tes 1 dengan pos tes 2

Ho: kenaikan nilai hasil tes pos tes 1 dan pos tes 2 tidak signifikan

H1: kenaikan nilai hasil tes pos tes 1 dan pos tes 2 signifikan

t hitung (9.200) > t tabel (18; 0.05) adalah 1.734 sehingga

Ho ditolak. Jadi kenaikan nilai hasil tes pos tes 1 dengan pos tes 2

signifikan.

b. Analisis Ranah Afektif 1) Kuesioner

Kuesioner yang digunakan oleh pengajar bertujuan untuk

mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran

kooperatif tipi Jigsaw. Berdasarkan tabel 4.10 rata-rata respon

siswa yaitu sangat baik, dengan skor rata-rat 50. Siswa memiliki

respon sangat setuju terhadap penerapan pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw untuk kelas VIII C.

Hal lain yang dapat menguatkan bahwa siswa memiliki

timbal balik positif terhadap penerapan pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw yaitu prosentase respon siswa. Rata-rata kategori setuju

dan sangat setuju untuk pernyataan positif yaitu 95,83 % siswa dan

setuju dengan rata-rata 88,69 % siswa. Rata-rata tersebut sangat

tinggi untuk hasil yang diperoleh dari kuesioner untuk respon

siswa.

Selain itu, siswa antusias dan merasa senang dengan

pembelajaran yang diterapkan oleh pengajar. Siswa terlihat aktif

berdiskusi dan juga aktif bertanya tentang hal yang belum

dipahami kepada pengajar. Interaksi yang terjadi bukan hanya

antara siswa dengan siswa, akan tetapi juga terjadi interaksi antara

siswa dengan guru secara baik.

2) Observasi

Berdasarkan hasil observasi selama siklus satu dan dua,

aktifitas siswa mengalami peningkatan yang baik. Rata-rata

aktifitas siswa dengan kategori baik meningkat dari 47% menjadi

75%. Hal tersebut memberikan arti bahwa pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa ketika

pembelajaran berlangsung. Selain itu, target minimal yang

diinginkan oleh pengajar telah tercapai, yaitu 70% dari jumlah

siswa aktif pada saat penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa keaktifan

tertinggi siswa terjadi pada saat siswa memperhatikan penjelasan

atau materi tambahan yang diberikan oleh pengajar, yaitu 80%.

Siswa dalam hai ini ingin memahami materi dengan baik yaitu

Hasil observasi ini menunjukkan tingkat perkembangan

siswa selama penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Dengan kata lain, siswa dapat aktif berdiskusi dengan teman

sebaya ketika pembelajaran berlangsung. Akan tetapi, tingkat

keaktifan siswa dalam hal bertanya masih kurang, belum

memenuhi target yang diinginkan oleh peneliti. Siswa yang aktif

memberikan tanggapan atau pertanyaan pada saat pembelajaran

hanya 67% dari jumlah siswa yang mengikuti pelajaran.

3) Wawancara

Hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis

memberikan kesimpulan bahwa siswa merasa senang dengan

diterapkannya model pmebelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Selain

itu, siswa berpendapat, pengajar sudah mampu menerapkan model

pembelajaran tersebut dengan baik.

Pendapat siswa yang lain yaitu pengajar terkesan masih

terburu-buru dalam menjelaskan materi/ memberikan materi

tambahan dalam membantu diskusi kelas. Dengan begitu, siswa

masih memerlukan pengulangan pada saat pengajar memberikan

mteri, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.

Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa menerima

dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, hasil belajar IPA Biologi dalam

materi Sistem Dalam Kehidupan Tumbuhan kelas VIII C SMP BOPKRI 1

Yogyakarta meningkat. Hal itu menunjukkan bahwa model pembelajaran

tersebut dapat diterapkan untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

Penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti tidaklah

langsung berpengaruh kepada siswa, memerlukan 2 siklus untuk mendapatkan

hasil yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya akan dibahas berdasarkan : (1)

peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, (2) aktivitas siswa di dalam kelas selama

proses belajar mengajar dan (3) respon siswa terhadap pembelajaran yang

dilakukan oleh pengajar.

Dokumen terkait