BAB IV GAMBARAN RSK NGESTI WALUYO
B. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Model Regresi Linier Berganda digunakan untuk menjawab hipotesis yaitu apakah kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo Parakan. Hasil analisis regresi linier berganda dapat ditunjukkan seperti pada tabel V.6 sebagai berikut:
Tabel V.6
Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda
Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,779 ,378 7,354 ,000 KP -,107 ,069 -,149 -1,543 ,126 LK ,345 ,102 ,362 3,372 ,001 IO ,183 ,095 ,222 1,924 ,057 a Dependent Variable: KK Tabel V.7 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,498(a) ,248 ,225 ,39827
Tabel V.8
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 5,025 3 1,675 10,560 ,000(a)
Residual 15,228 96 ,159
Total 20,252 99
a Predictors: (Constant), IO, KP, LK b Dependent Variable: KK
Dari hasil regresi didapatkan koefisien regresi yang dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y: 2,779 + (-0,107) x1 + 0,345 x2 + 0,183 x3
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas/ independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas, jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka terbebas dari multikolinieritas. Hasil nilai Variance Inflation Factor (VIF) dengan menggunakan SPSS Statistics 17.0 yaitu sebagai berikut: 1,193 (variabel kepemimpinan), 1,473 (variabel lingkungan kerja fisik), 1,697 (variabel iklim organisasi). Hasil ini berarti variabel terbebas dari asumsi klasik multikolinieritas, karena hasilnya lebih kecil dari 10.
Tabel V.9
Hasil Uji Multikoliniearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.779 .378 7.354 .000 Kp -.107 .069 -.149 -1,543 .126 .838 1.193 Lk .345 .102 .362 3.372 .001 .679 1.473 Io .183 .095 .222 1.924 .057 .589 1.697 a Dependent Variable: KK
Sumber: Data primer yang diolah, 2011 b. Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar V.1 di bawah ini:
Gambar V.1
-4 -3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value -4 -2 0 2 4 Re gres si on Studentiz ed Res idua l Dependent Variable: KK Scatterplot
Berdasarkan gambar V.1 terlihat bahwa grafik plot nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu *ZPRED dengan residualnya *SRESID tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada gambar V.2 di bawah ini.
Gambar V.2
Berdasarkan gambar V.2 di atas terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Uji F ini akan dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas (kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, iklim organisasi) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) secara simultan. Hasil uji hipotesis simultan (Uji F) dapat dilihat pada tabel V.8 di atas. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh maka akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
Ho1: kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Ha1: kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b. Untuk mengetahui besarnya Ftabel dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
dk pembilang = k
dk penyebut = (n – k – 1)
dk pembilang = 3 (nilai df untuk model regression) dk penyebut = (100 – 3 – 1 ) = 96
c. Berdasarkan tabel V.8 dapat diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 10,560.
d. Ketentuan kriteria pengujian yang digunakan dalam pengujian Fhitung
adalah sebagai berikut:
1) Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, artinya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
3) Nilai Fhitung (10,560) > Ftabel (2,70) maka Ho1 ditolak dan Ha1
diterima, artinya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
4. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Uji t ini akan dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas (kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) secara parsial. Hasil uji hipotesis parsial (Uji t) sudah tertera pada tabel V.6 diatas. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
Ho2: kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Ha2: kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisai secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b. Menentukan nilai kritis t (ttabel) dengan tingkat signifikansi α sebesar 0,05 dan derajat bebasnya (df) = n – k – 1. Berdasarkan Tabel t pada α
= 5% diketahui bahwa nilai ttabel dengan df = 100 – 3 – 1 = 96 adalah sebesar 1,984
c. Ketentuan kriteria pengujian yang digunakan dalam pengujian thitung
adalah sebagai berikut:
1) Jika −ttabel > thitung > ttabel, maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, artinya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2) Jika −ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, artinya kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
d. Kesimpulan dalam pengujian thitung adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan tabel V.6 diketahui bahwa nilai thitung variabel kepemimpinan (X1) sebesar -1.543 lebih kecil dari ttabel (1,984) dan signifikansi diatas 0,5 maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, artinya kepemimpinan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
(1,984) dan signifikansi dibawah 0,5 maka Ho2 ditolak dan Ha2
diterima, artinya lingkungan kerja fisiksecara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
3) Berdasarkan tabel V.6 diketahui bahwa nilai thitung variabel iklim organisasi (X3) sebesar 1,924 lebih kecil dari ttabel (1,984) dan signifikansi diatas 0,5 maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak, artinya iklim organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen (kinerja karyawan) dipengaruhi oleh variabel independen (kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi). Besar nilai koefisien determinasi berada diantara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 0, maka semakin kecil pengaruhnya. Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1, maka pengaruhnya semakin kuat. Hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel V.10 dibawah ini.
Tabel V.10
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,498(a) ,248 ,225 ,39827
a Predictors: (Constant), IO, KP, LK
b Dependent Variable: KK Sumber: Data primer yang diolah, 2011
Dari tabel di atas diketahui R square adalah 0,225 atau 22,5%. Hal ini berarti pengaruh dari variabel kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi terhadap kinerja karyawan adalah 22,5 % sedangkan sisanya 77,5% dipengaruhi oleh faktor lain.