• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Rumah Sakit Ngesti Waluyo Parakan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Heni Wijayanti Sutiyanto NIM: 062214119

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Rumah Sakit Ngesti Waluyo Parakan

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Heni Wijayanti Sutiyanto NIM: 062214119

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka

terlaksanalah segala rencanamu”

Amsal 16:3

“ Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan

kebenarannya, maka semuanya itu akan

ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu

kuatir akan hari besok, karena hari besok

mempunyai kesusahanya sendiri. Kesusahan

sehari cukuplah untuk sehari”

Matius 6:33-34

 

   

 

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Papa dan mama tercinta

Adikku Handy

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 November 2011

Penulis,

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Heni Wijayanti Sutiyanto

Nomor Mahasiswa : 062214119

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Berdasarkan perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun pemberian royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 30 November2011

Yang menyatakan

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena segala berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan

judul “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, dan Iklim Organisasi

terhadap Kinerja Karyawan”. Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi

sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukan semata-mata

merupakan usaha penulis sendiri, namun juga dikarenakan adanya bantuan,

dorongan, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah

penulis mengucapakn terima kasih kepada:

1. Dr. Ir.P. Wiryono P.S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

sabar dan menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat,

dorongan, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan

bimbingan, nasihat, dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

(9)

6. Para dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Para staf karyawan Rumah Sakit Ngesti Waluyo Parakan yang telah bersedia

menjadi responden dan meluangkan waktunya mengisi kuesioner dalam

penelitian ini.

8. Kedua orangtuaku, papa mama dan adik tercinta, yang senantiasa

memberikan doa, kasih sayang, perhatian serta dukungan yang sangat

berharga buatku. Love you all...

9. Keluarga besar Fx. Rudy Murpiyanto, sebagai keluarga baru yang selalu

memberikan kebahagiaan yang belum pernah penulis rasakan selama ini.

10. My little angel, Dellas Asmara Putra yang selalu meluangkan waktunya untuk

mendengarkan keluh kesah penulis, dan selalu memberikan kasih sayangnya.

11. Teman-teman seperjuangan serta sahabat dalam “Genk Mie Ayam” (Apri,

Dini, Dewi, Cici, Oky, Toro, Dwi, Rama, Andika, Jono, Daru Solo, Daru

kriwil, Putri, Charles, Yanto).

12. Dan semua pihak-pihak lain yang telah membantu, yang tidak dapay penulis

sebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Maha Kasih akan membalas segala budi baik dan

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

Yogyakarta, 30 November 2011 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

D. Pengertian Lingkungan Kerja Fisik ... 16

E. Iklim Organisasi ... 18

F. Pengertian Kinerja Karyawan... 23

(11)

H. Kerangka Konseptual ... 27

I. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 32

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 32

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Pengukuran Variabel ... 34

F. Populasi dan Sampel ... 35

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 35

H. Sumber Data ... 35

I. Teknik Pengumpulan Data ... 36

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 36

K. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN RSK NGESTI WALUYO A. Sejarah Singkat ... 44

B. Profil Lembaga ... 45

C. Visi dan Misi ... 46

D. Falsafah ... 46

E. Tujuan, Peran, Motto, dan Slogan ... 47

F. Badan Hukum ... 48

G. Organ Yayasan ... 49

(12)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Uji Kualitas Instrumen ... 55

B. Analisis Data ... 59

C. Pembahasan ... 67

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

C. Keterbatasan ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Kepemimpinan ... 54

Tabel V.2 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Fisik ... 54

Tabel V.3 Hasil Uji Validitas Iklim Organisasi ... 55 

Tabel V.4 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 55

Tabel V.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 56

Tabel V.6 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Coefficients ... 57

Tabel V.7 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Summary ... 57

Tabel V.8 Hasil Estimasi Regresi Linear Berganda Anova ... 58

Tabel V.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 59

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 59

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Kuesioner ... 73

LAMPIRAN 2 Tabulasi Data ... 77

LAMPIRAN 3 Validitas dan Reliabilitas ... 86

LAMPIRAN 4 Output Data ... 91

(16)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, Parakan, Temanggung

Heni Wijayanti Sutiyanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, Parakan Temanggung. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo, Parakan Temanggung. Pengambilan sampel menggunakan teknik

Non Random Sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dilakukan pada bulan Agustus 2011. Sebelum dianalisis, terlebih dahulu instrumen telah diuji validitas dan reliabilitas, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, uji F, dan uji t. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa: (1) kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. (2) kepemimpinan dan iklim organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. (3) variabel kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi menjelaskan bahwa sebesar 22,5 % telah mempengaruhi kinerja karyawan. (4) variabel lingkungan kerja fisik adalah variabel yang menpunyai pengaruh terbesar terhadap keputusan kinerja karyawan.

(17)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEADERSHIP, PHYSICAL WORK ENVIRONMENT, AND ORGANIZATIONAL CLIMATE TOWARDS

EMPLOYEE PERFORMANCE

A case study at the Christian hospital Ngesti Waluyo, Parakan Temanggung

Heni Wijayanti Sutiyanto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study purposes to determine the influence of leadership, physical work environment, and organizational climate towards employee performance. The type of research is a case study at Ngesti Waluyo Cristian Hospital, Parakan Temanggung. The population of this research is the employees Ngesti Waluyo Christian Hospital, Parakan Temanggung. The sample was taken using Non Random Sampling technique, with the respondents as many as 100. The data were collected using questionaires, conducted in August 2011. Prior to analysis, the instrument was tested using validity and reliability test. Then the data were analyzed using multiple regression analysis, F test, and t test. The result of data analysis showed that: (1) leadership, physical work environment, and organizational climate simultaneous influenced the performance of employees. (2) leadership and organizational climate partially did not influence employee performance. (3) variables of leadership, physical work environment, and organizational climate explained only 22.5% of the performance of employees. (4) physical work environment variables were the variables that had the greatest influence on the decision of the employees performance.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi situasi persaingan pasar yang semakin berat,

untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan perusahaan perlu melakukan

pembenahan dalam berbagai aspek. Perusahaan perlu memandang karyawan

tidak hanya sebagai tenaga kerja tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang

sangat penting untuk dikelola dengan baik. Dengan adanya kemajuan ilmu

pengetahuan yang semakin cepat pada dewasa ini terutama dalam bidang

teknologi, telah mengakibatkan menurunnya persentase penggunaan tenaga

kerja manusia dalam bidang industri. Dengan ditemukannya mesin-mesin dan

teknologi komputer telah mendesak fungsi tenaga manusia dalam bekerja.

Meskipun demikian peran tenaga manusia tetap memegang peranan penting

karena mesin-mesin juga masih harus diatur oleh manusia.

Dalam era globalisasi dan pasar bebas saat ini setiap perusahaan

dihadapkan pada situasi lingkungan bisnis yang semakin tidak pasti dan

persaingan yang semakin ketat untuk menjadi yang terbaik dalam bisnisnya.

Untuk menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk

meningkatkan kinerja perusahaan pada semua aspek yang ada. Begitu juga

dengan sumber daya manusianya, perusahaan menginginkan sumber daya

manusia yang terampil dan handal. Sumber daya manusia yang dimaksudkan

(19)

dalam perusahaan. Dan perusahaan akan terhindar dari pengeluaran biaya

yang tidak perlu karena kerusakan mesin yang disebabkan oleh karyawan.

Kinerja pada umumnya diartikan sebagai kesuksesan seseorang dalam

melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya. Kinerja karyawan meliputi kualitas dan kuantitas output serta

keandalan dalam bekerja. Karyawan dapat bekerja baik jika memiliki kinerja

yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula dan

diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam organisasi pemimpin

merupakan salah satu faktor penting karena dapat memberikan pengaruh yang

berarti terhadap kinerja karyawan karena pemimpin yang merencanakan,

menginformasikan, membuat, dan mengevaluasi berbagai keputusan yang

harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Faktor yang berhubungan

dengan sikap, gaya, dan perilaku kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap

karyawan yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah

faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang

berada di sekeliling dan melingkupi kerja karyawan di kantor. Kondisi

lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan,

sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan

(20)

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila

manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan

nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka

waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan kerja yang kurang baik dapat

menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung

diperolehnya rencangan sistem kerja yang efisien.

Selain kepemimpinan dan lingkugan kerja yang berperan penting

dalam menentukan kinerja karyawan adalah iklim organisasi. Iklim organisasi

terkait erat dengan proses menciptakan lingkungan kerja yang kondusif,

sehingga dapat tercipta hubungan dan kerjasama yang harmonis di antara

seluruh anggota organisasi. Pengertian Iklim organisasi dapat didekati dari

dua pengertian yaitu organisasi dan iklim organisasi. Hal ini seperti

diungkapkan Boone dan Kurtz, dikutip Basu Swastha (2002: 130) yang

memberikan definisi dari organisasi sebagai proses tersusun yang

orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan iklim organisasi

merupakan kualitas dari proses tersebut dalam suatu organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kepemimpinan,

Lingkungan Kerja Fisik, dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan. Studi kasus pada Rumah Sakit Kristen (RSK) Ngesti

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan?

2. Apakah kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini mempunyai beberapa batasan, yaitu:

1. Gaya kepemimpinan yang otoriter, demokratis, kendali bebas/ laissez

faire dan partisipatif.

2. Lingkungan kerja fisik yang langsung berhubungan dengan karyawan

seperti, temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan,

kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

3. Iklim organisasi menurut Litwin dan Stinger, iklim organisasi dibagi

dalam lima dimensi yaitu responsibility (tanggung jawab), Identity

(identitas), Warmth (kehangatan), Support (dukungan), Conflict (konflik).

4. Kinerja karyawan secara psikologis yaitu, melihat kemampuan karyawan

dari segi pendidikan, profesi dan keterampilan untuk ditempatkan pada

pekerjaan / jabatan yang sesuai.

D.Tujuan Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara simultan pengaruh

kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi terhadap

(22)

2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara parsial pengaruh

kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi terhadap

kinerja karyawan.

E.Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar hasil dari penelitian yang dilaksanakan ini dapat

memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Organisasi

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi RSK. Ngesti Waluyo,

Parakan, Temanggung untuk membantu dalam memperhatikan masalah

kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi demi

kesejahteraan karyawannya.

2. Universitas

Penelitian ini dapat memberikan referensi bagi perpustakaan Universitas

Sanata Dharma dan sebagai pembanding bagi mahasiswa yang melakukan

penelitian sejenis.

3. Penulis

Menambah wawasan bagaimana Kepemimpinan, lingkungan kerja, dan

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen

Menurut Stoner (dalam Handoko, 1998:8) manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Tisnawati dan Saefullah

(2005:6) mendefinisikan bahwa manajemen merupakan sebuah proses yang

dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan

berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian

orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Bila menurut Hasibuan (dalam

Dewi, 2004:6) manajemen adalah ilmu/seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien.

Efektif merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat untuk

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisien merupakan

kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar. Dari beberapa

pengertian diatas maka manajemen berarti bekerja dengan orang-orang untuk

menentukan, mengintepretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi

dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan

(24)

B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana

mengatur hubungan dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh individu

secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga

tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Manajemen

sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya

manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi

satuan kerja yang efektif. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian

dari manajemensumber daya manusia:

1. Menurut Simamora (2004:4) manajemen sumber daya manusia adalah

pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan

pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.

2. Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:194) manajemen sumber daya

manusia adalah proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan,

memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang

diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.

3. Menurut Tulus (dalam Rudhito, 2004:7) manajemen sumber daya manusia

adalah sumber daya yang paling penting dalam suatu organisasi untuk

mencapai tujuan dimana bersama unsur lainnya seperti modal, dan bahan

baku terkadang merupakan input yang dirubah melalui proses manajemen

menjadi output yang berupa barang/jasa dalam upaya mencapai tujuan

(25)

4. Menurut Achmad S. Rucky (dalam Anakciremai) manajemen sumber daya

manusia adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis,

pendayagunaan, pengembangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki

sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan

sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam

mencapai tujuan-tujuannya.

Dari beberapa pendapat di atas maka sumber daya manusia dapat diartikan

sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan

pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Manajemen

sumber daya manusia mempunyai empat tujuan, yaitu:

a. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya

manusia dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas

organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya

manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian

para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.

Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam

menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia.

b. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departeman pada tingkat

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi

tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria

(26)

c. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap

kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan

meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi

dalam menggunakan sumber dayanya bagi keutungan masyarakat dapat

menyebabkan hambatan-hambatan.

d. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya,

minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual

terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika

para karyawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika

tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan

dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

Untuk menyusun berbagai aktifitas manajemen sumber daya manusia ada

6 (enam) model manajemen sumber daya manusia yaitu:

1). Model Klerikal

Dalam model ini fungsi departemen sumber daya manusia yang terutama

adalah memperoleh dan memelihara laporan, data, catatan-catatan dan

melaksanakan tugas-tugas rutin. Fungsi departemen sumber daya manusia

menangani kertas kerja yang dibutuhkan, memenuhi berbagai peraturan

dan melaksanakan tugas-tugas kepegawaian rutin.

2). Model Hukum

Dalam model ini, operasi sumber daya manusia memperoleh kekuatannya

(27)

yang berawal dari hubungan perburuhan, di masa negosiasi kontrak,

pengawasan dan kepatuhan merupakan fungsi pokok disebabkan adanya

hubungan yang sering bertentangan antara manajer dengan karyawan.

3). Model Finansial

Aspek finansial manajemen sumber daya manusia belakangan ini semakin

berkembang karena para manajer semakin sadar akan pengaruh yang besar

dari sumber daya manusia ini meliputi biaya kompensasi tidak langsung

seperti biaya asuransi kesehatan, pensiun, asuransi jiwa, liburan dan

sebagainya, kebutuhan akan keahlian dalam mengelola bidang yang

semakin komplek ini merupakan penyebab utama mengapa para manajer

sumber daya manusia semakin meningkat.

4). Model Manajerial

Model manajerial ini memiliki dua versi yaitu versi pertama manajer

sumber daya manusia memahami kerangka acuan kerja manajer lini yang

berorientasi pada produktivitas. Versi kedua manajer ini melaksanakan

beberapa fungsi sumber daya manusia.

Departemen sumber daya manusia melatih manajer lini dalam keahlian

yang diperlukan untuk menangani fungsi-fungsi kunci sumber daya

manusia seperti pengangkatan, evaluasi kinerja dan pengembangan.

Karena karyawan pada umumnya lebih senang berinteraksi dengan

manajer mereka sendiri dibanding dengan pegawai staf, maka beberapa

departemen sumber daya manusia dapat menunjukkan manajer lini untuk

(28)

5). Model Humanistik

Ide sentral dalam model ini adalah bahwa, departemen sumber daya

manusia dibentuk untuk mengembangkan dan membantu perkembangan

nilai dan potensi sumber daya manusia di dalam organisasi. Spesialis

sumber daya manusia harus memahami individu karyawan dan

membantunya memaksimalkan pengembangan diri dan peningkatan karir.

Model ini menggambarkan tumbuhnya perhatian organisasi terhadap

pelatihan dan pengembangan karyawan mereka.

6). Model Ilmu Perilaku

Model ini menganggap bahwa, ilmu perilaku seperti psikologi dan perilaku

organisasi merupakan dasar aktivitas sumber daya manusia. Prinsipnya

adalah bahwa sebuah pendekatan sains terhadap perilaku manusia dapat

diterapkan pada hampir semua permasalahan sumber daya manusia bidang

sumber daya manusia yang didasarkan pada prinsip sains meliputi teknik

umpan balik, evaluasi, desain program dan tujuan pelatihan serta

manajemen karir.

C. Pengertian Kepemimpinan

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam

hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.

Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam

kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk

(29)

Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga

kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding

makhluk Tuhan lainnya. Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir,

kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang

buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola

lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan

baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah

dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang

berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,

kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan

masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang

pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan

dengan baik.

Dibawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian kepemimpinan:

1. Menurut Terry (dalam Sukmawati, 2008:182) kepemimpinan adalah

aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang untuk diajak ke arah mencapai

tujuan organisasi.

2. Menurut Siagian (dalam Sukmawati, 2008:182) kepemimpinan adalah

keterampilan dan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain,

melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan

(30)

pengertian dan kesadaran bersedia mengikuti kehendak-kehendak

pemimpin tersebut.

3. Menurut Davis dan Newstrom (1994:152) kepemimpinan adalah proses

mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias

mencapai tujuan.

Dari beberapa pendapat diatas maka kepemimpinan diartikan sebagai

berikut kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam

mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kehendak pemimpin

tersebut untuk mencapai tujuan organisasi.

Untuk memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya

untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah

dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas

organisasi secara keseluruhan. Dibawah ini akan dibahas tentang teori

kepemimpinan.

a. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan

perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di

Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu

dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan

”The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya, teori ini mendapat

pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan

bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi

(31)

antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan empat sifat umum yang berpengaruh

terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:

1). Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan

yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan

mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena

pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

2). Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan

internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil

mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat

pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan

pendirian yang diyakini kebenarannya.

3). Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri

yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat

ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan

efisien.

4). Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga

(32)

b. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang

mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah dua hal.

1). Yang disebut dengan konsiderasi, yaitu kecenderungan seorang

pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.

Contohnya adalah membela bawahan, memberi masukan kepada

bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

2). Disebut Struktur Inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin

yang memberikan batasan kepada bawahan. Contohnya adalah ,

bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,

bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah

bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi

kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

c. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,

sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi

perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga

orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh

pemimpin.

d. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan

(33)

kedewasaan bawahan.

e. Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran

yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

D. Pengertian Lingkungan Kerja Fisik

Menurut Nitisemito (2000:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang diembankan. Menurut Sedarmayati (2001:1),

lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi

lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan.

Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu

perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap

para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan

kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja.

Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan

kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila

manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan

nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka

(34)

baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak

mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang efisien.

Lingkungan kerja fisik sendiri adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar para pekerja berupa keadaan atau kondisi fisik yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya. Konradus (dalam Sukmawati, 2008:186) memberikan pengertian

bahwa lingkungan kerja fisik merupakan kualitas pengaturan ruang kerja

yang dapat memberikan rasa nyaman bagi para karyawan dalam

melaksanakan tugas-tugas rutin. Oleh karena itu, sejak awal pengaturan tata

ruang kantor harus mempertimbangkan luas ruangan, jumlah karyawan, dan

peralatan. Sedangkan menurut Kussriyanto (dalam Sukmawati, 2008:186)

lingkungan kerja fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja seorang karyawan. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan

kerja fisik yang mendukungnya untuk bekerja secara optimal akan

menghasilkan kinerja yang baik. Sebaliknya jika karyawan bekerja di

lingkungan fisik yang tidak memadai dan mendukungnya untuk bekerja

secara optimal akan cepat lelah sehingga kinerja karyawan tersebut akan

rendah. Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja

fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat

kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung seperti ruang

kerja, meja dan kursi kerjanya, maupun yang secara tidak langsung seperti

(35)

E. Iklim Organisasi

Dalam Wirawan, istilah iklim organisasi pertama kali dipakai oleh

Kurt Lewin pada tahun 1930-an. Kemudian istilah ini dipakai oleh R. Tagiuri

dan G. Litwin. Dalam suatu iklim terdapat musim dan cuaca yang berubah

secara rutin. Sebagai contoh, Indonesia yang merupakan negara yang beriklim

tropis karena terletak di khatulistiwa. Iklim tropis Indonesia mempunyai dua

musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Begitu pula, organisasi pun

memiliki iklim, musim dan cuaca organisasi. Dibawah ini akan dijelaskan

beberapa pengertian mengenai iklim organisasi:

1. Menurut Tagiuri dan Litwin (dalam Wirawan, 2007:121) yang

mendefinisikan iklim organisasi sebagai “.. a relatively enduring quality

of the internal environment of an organization that (a) is experienced by

its members, (b) influences their behavior, and can be described in term

of the values of a particular set of characteristics (or attributes) of the

organization.”, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa

iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang

secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi,

mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian

satu set karakteristik atau sifat organisasi.

2. Menurut Litwin dan Stringer (dalam Wirawan,2007:121) mendefinisikan

iklim organisasi sebagai “.. a concept describing the subjective nature or

quality of the organizational environment. Its properties can be

(36)

by them in an appropriate questionmaire.”, begitu juga pengertian diatas,

dalam bahasa Indonesia dapat diartikan bahwa iklim organisasi

merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas

lingkungan organisasi. Unsur-unsurnya dapat dipersepsikan dan dialami

oleh anggota organisasi dan dilaporkan melalui kuesioner yang tepat.

3. Menurut Keith Davis (dalam Gurutisna, 2009), mengemukakan bahwa

pengertian iklim organisasi sebagai ”The human environment within an

organization’s employees do their work”. Pernyataan Davis tersebut

mengandung arti bahwa iklim organisasi itu adalah yang menyangkut

semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam

suatu organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaannya.

4. Pengertian iklim organisasi dapat didekati dari dua pengertian yaitu

organisasi dan iklim organisasi. Hal ini seperti diungkapkan Boone dan

Kurtz (dalam Swastha, 2002:130, dalam Vivi dan Rorlen, 2007:52) yang

memberikan definisi dari organisasi sebagai proses tersusun yang

orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan iklim

organisasi merupakan kualitas dari proses tersebut dalam suatu organisasi

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Menurut Poole (dalam Monks, 2002:120, dalam Vivi dan Rorlen,

2007:52) yang menjelaskan secara keseluruhan bahwa iklim organisasi

lebih merupakan sifat budaya dari pada suatu pengganti budaya. Dari

beberapa pendapat diatas, maka iklim organisasi dapat diartikan sebagai

(37)

berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di

lingkungan organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan

perilaku organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian

menentukan kinerja organisasi.

James dan Jones (dalam Toulson dan Smith, 1994;455) membagi

iklim organisasi dalam tiga pendekatan, yaitu:

a. Multiple Measurement-Organizational Approach

Pendekatan ini memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian

karakteristik deskriptif dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu

relatif tetap selama periode tertentu, berbeda antara organisasi satu

dengan organisasi lainnya, serta mempengaruhi perilaku orang yang

berada dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor utama yang

mempengaruhi adalah ukuran, struktur, kompleksitas sistem, gaya

kepemimpinan, dan arah tujuan organisasi.

b. Perseptual Measurement-Organizational Attribute Approach

Pendekatan ini juga memandang iklim organisasi sebagai atribut

organisasi, tetapi pendekatan ini lebih menekankan penggunaan

pengukuran persepsi daripada pengukuran secara obyektif seperti ukuran

dan struktur organisasi.

c. Perseptual Measurement-Individual Approach

Pendekatan ini memandang iklim sebagai serangkaian ringkasan atau

persepsi global yang mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian

(38)

Pendekatan ini menekankan pada atribut organisasi yang nyata ke sebuah

ringkasan dari persepsi individu. Dengan pendekatan ini, variabel

intervensi yang disebabkan oleh kejadian-kejadian baik yang dialami

oleh individu maupun organisasi dapat mempengaruhi perilaku

individu-individu tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Iklim Organisasi, yaitu:

1). Manajer/Pimpinan

Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer

mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan,

kebijakan-kebijakan, dan prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang

berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya

komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik

dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok,

interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki

karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan

kesejahteraan karyawan.

2). Tingkah Laku Karyawan

Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim melalui kepribadian mereka,

terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan

untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan

bagian penting dalam membentuk iklim. Cara seseorang berkomunikasi

menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar manusia.

(39)

dapat menambahnya menjadi iklim yang positif atau dapat juga

mengurangi menjadi negatif.

3). Tingkah Laku Kelompok Kerja

Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan

persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok

dalam organisai. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi

dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja, dan

informal sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.

4). Faktor Eksternal Organisasi

Sejumlah faktor eksternal organisasi mampengaruhi iklim pada organisasi

tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi

iklim. Contohnya dalam perekonomian dengan inflasi yang tinggi,

organisasi berada dalam tekanan untuk memberikan peningkatan

keuntungan sekurang-kurangnya sama dengan tingkat inflasi. Seandainya

pemerintah telah menetapkan aturan tentang pemberian upah dan harga

yang dapat membatasi peningkatan keuntungan, karyawan mungkin

menjadi tidak senang dan bisa keluar untuk mendapatkan pekerjaan pada

perusahaan lain. Dilain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong

penjualan dan kemungkinan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan

(40)

F. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual,

karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda

dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan

atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari masing-masing karyawan.

Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari

banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu

juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual,

karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam

mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara

kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Dibawah ini akan

dijelaskan beberapa pengertian dari kinerja karyawan:

1. Whitmore (dalam Vivi dan Rorlen, 2007:54) menyebutkan bahwa kinerja

memiliki asal kata “kerja” yang artinya aktivitas yang dilakukan oleh

seseorang atau organisasi dalam menjalankan tugas yang menjadi

pekerjaanya. Kinerja artinya suatu perbuatan, suatu prestasi atau

penampilan umum dari keterampilan.

2. Mangkunegara (dalam Vivi dan Rorlen, 2007:54), mengatakan bahwa

istilah kinerja berasal dari kata “job performance” atau “actual

performance” yaitu unjuk kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab

(41)

3. Menurut Timpe (dalam Sukmawati, 2008:185) kinerja adalah tingkat

prestasi seseorang atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan

yang dapat meningkatkan produktivitas.

4. Menurut Prawirosentono (dalam Sukmawati, 2008:184) mendefinisikan

kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan

dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian

hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi

atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu

kebijakan operasional dari beberapa pendapat diatas maka kinerja karyawan

dapat diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Cara-cara untuk meningkatkan

kinerja:

a. Diagnosis

Suatu diagnosis yang berguna dapat dilakukan secara informal oleh

setiap individu yang tertarik untuk meningkatkan kemampuannya dalam

mengevaluasi dan memperbaiki kinerja. Teknik-tekniknya adalah

refleksi, mengobservasi kinerja, mendengarkan komentar-komentar

orang lain tentang mengapa segala sesuatu terjadi, mengevaluasi kembali

(42)

harian kerja yang dapat membantu memperluas pencarian manajer

penyebab-penyebab kinerja.

b. Pelatihan

Setelah gaya atribusional dikenali dan dipahami, pelatihan dapat

membantu manajemen bahwa pengetahuan ini digunakan dengan tepat.

c. Tindakan

Tidak ada program dan pelatihan yang dapat mencapai hasil sepenuhnya

tanpa dorongan untuk menggunakannya. Analisa atribusi kausal harus

dilakukan secara rutin sebagai bagian dari tahap-tahap penilaian kinerja

formal.

G. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitan pertama dilakukan oleh Ferina Sukmawati dengan judul

pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kompensasi terhadap

kinerja karyawan di PT. PERTAMINA (persero) UPMS III terminal

transit utama Balongan, Indramayu. Penelitian ini menguji pengaruh

kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan kompensasi terhadap kinerja

karyawan, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka disimpulkan

bahwa variabel kompensasi memiliki koefisien regresi yang paling besar

sebesar 0,271 dibandingkan dengan variabel bebas lainnya, yang

menunjukkan bahwa kompensasi memberikan kontribusi yang paling

besar. Secara parsial variabel kepemimpinan, variabel lingkungan kerja

(43)

kinerja karyawan di PT. PERTAMINA (persero) UPMS III terminal

transit utama Balongan, Indramayu.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh Vivi dan Rorlen dengan judul pengaruh

iklim organisasi dan kedewasaan terhadap kinerja karyawan pada PT.

Graha Tungki Arsitektika Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

a. Pengaruh Iklim Organisasi dengan Kinerja Karyawan:

Secara keseluruhan Iklim Organisasi pada PT. Graha Tungki

Arsitektika mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja

karyawan. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan nilai koefisien regresi

yang menunjukkan pola pengaruh positif antara iklim organisasi dan

kinerja karyawan, dan dari nilai uji t yang menunjukkan ditolaknya

Ho.

b. Pengaruh Kedewasaan dengan Kinerja Karyawan

Secara keseluruhan kedewasaan karyawan PT. Graha Tungki

Arsitektika, mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja

karyawan. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan koefisien regresi yang

menunjukkan pola pengaruh positif antara iklim organisasi dan kinerja

karyawan, dan dari nilai uji t yang menunjukkan ditolaknya Ho.

c. Pengaruh Iklim Organisasi dan Kedewasaan terhadap Kinerja

Karyawan

Dari perhitungan regresi berganda terbukti bahwa terdapat pengaruh

(44)

kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan nilai koefisien

regresi dan dari nilai uji F yang menunjukkan ditolaknya Ho.

H. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kesimpulan sementara dari tinjauan teoritis

yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti.

Berdasarkan landasan teori diatas maka kerangka konseptual dalam penelitian

ini adalah kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi dapat

mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja. Seorang pemimpin yang baik

akan menjadi teladan bagi bawahannya sehingga akan menciptakan semangat

dan kegairahan untuk menghasilkan kinerja yang baik. Indikator-indikator

kepemimpinan yang baik misalnya, pemimpin mampu berinteraksi dengan

karyawan, pemimpin mampu memberikan arahan kepada karyawan, dan

pemimpin mampu memberikan suatu inovasi baru.

Pengaturan lingkungan kerja fisik yang baik akan membuat para

karyawan merasa aman, tenang, dan betah dalam melaksanakan pekerjaan

sehingga mengakibatkan kinerja mereka dapat meningkat sesuai dengan

keinginan perusahaan. Indikator-indikator lingkungan kerja fisik misalnya,

suasana umum didalam organisasi sudah baik, fasilitas yang tersedia sudah

baik, alat-alat medis sudah dipilih yang terbaik. Iklim organisasi baik secara

langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh kepada karyawan dan

pekerjaannya dengan asumsi dapat mempengaruhi kinerja karyawan karena

(45)

memandang organisasi tersebut. Indikator-indikator iklim organisasi, misalnya

karyawan dapat mengontrol pekerjaanya sendiri, karyawan diberi fasilitas

yang dapat mendukung pekerjaannya, dan aturan kerja yang mudah dipahami.

Dari penjelasan diatas maka kerangka konseptual dapat digambarkan seperti

(46)

Pengaruh Simultan

Pengaruh Parsial Kepemimpinan

¾ Pemimpin mampu berinteraksi

dengan karyawan.

¾ Pemimpin mampu memberikan

arahan kepada karyawan.

¾ Pemimpin mampu memberikan

suatu inovasi baru.

Kinerja Karyawan

¾ Karyawan teliti pada

pekerjaan.

¾ Karyawan bertanggung

jawab pada pekerjaan.

¾ Karyawan dapat bekerja

sama dengan karyawan lain.

Lingkungan Kerja Fisik

¾ Suasana umum diwilayah kerja

sudah baik.

¾ Fasilitas yang tersedia sudah baik.

¾ Alat-alat medis sudah dipilih yang

terbaik.

Iklim Organisasi

¾ Karyawan dapat mengontrol

pekerjaanya sendiri.

¾ Karyawan diberi fasilitas yang dapat

mendukung pekerjaanya.

(47)

I. Hipotesis

Dalam penelitian ini, akan dijelaskan bagaimana kepemimpinan,

lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi dapat berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Kepemimpinan diduga dapat mempengaruhi kinerja

karyawan karena seorang pemimpin yang baik dapat menjadi teladan bagi

bawahannya yang akan menciptakan semangat dan kegairahan bagi karyawan

untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika pimpinan tidak bisa

memberi contoh yang baik bagi bawahannya maka hal tersebut juga akan

berpengaruh buruk bagi kinerja karyawan. Lingkungan kerja diduga dapat

mempengaruhi kinerja karyawan karena pengaturan lingkungan kerja yang

baik, akan membuat para karyawan merasa aman, tenang, dan betah dalam

melakukan pekerjaan sehingga mengakibatkan kinerja mereka dapat

meningkat sesuai dengan keinginan perusahaan.

Sebaliknya jika lingkungan kerja buruk akan membuat karyawan

tidak betah dan terganggu dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan

kepadanya. Sedangkan iklim organisasi diduga dapat mempengaruhi kinerja

karyawan karena iklim organisasi terkait erat dengan proses menciptakan

lingkungan kerja yang kondusif, sehingga dapat tercipta hubungan dan

kerjasama yang harmonis diantara seluruhan aggota organisasi. Upaya untuk

menciptakan iklim organisasi yang kondusif, khususnya hubungan kerja

antara karyawan yang satu dengan yang lain dalam hubungan karyawan

dengan pimpinan, diarahkan terwujudnya kerjasama kerja yang serasi.

(48)

yang semakin lebih baik pada diri karyawan. Berdasarkan pemikiran dalam

penelitian ini faktor kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim

organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja. Hipotesis

dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan. Hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai

berikut:

H : Kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan.

H : Kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi

kasus yaitu penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu.

Kesimpulan yang diambil dalam studi kasus ini hanya akan berlaku pada

objek yang diteliti saja, dan tidak berlaku pada kasus-kasus yang lain.

B. Subjek dan objek penelitian

1. Subjek adalah orang atau responden yang diberi pertanyaan agar dapat

memberikan informasi. Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah

para karyawan tetap RSK. Ngesti Waluyo, Parakan.

2. Objek penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti oleh penulis yaitu

kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, iklim organisasi dan kinerja

karyawan.

C. Waktu dan lokasi penelitian 1. Waktu penelitian:

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2011.

2. Lokasi penelitian:

Lokasi penelitian dilakukan di sebuah Rumah Sakit, yaitu Rumah Sakit

(50)

D. Variabel penelitian 1. Identifikasi variabel

Variabel terikat / dependen (Y), disebut sebagai variabel output,

criteria, konsekuen. Karena merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja

karyawan.

Variabel bebas / independen (X), disebut variabel stimulus,

predictor, antecedent. Karena merupakan variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi.

2. Definisi Variabel

Kepemimpinan merupakan keseluruhan aktivitas dalam rangka

mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja secara sukarela untuk

mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama. Lingkungan

kerja fisik merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja

berupa keadaan atau kondisi fisik yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Iklim organisasi

merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus

berlangsung, dialami oleh anggota organisasi; mempengaruhi perilaku

mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau

sifat organisasi. Kinerja karyawan merupakan sebuah aksi, bukan kejadian.

Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan

(51)

kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap

karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan

tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha,

dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan

hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan

penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode

waktu tertentu.

E. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel merupakan suatu acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Pengukuran variabel ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Instrument penelitian yang menggunakan

skala Likert dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist, dengan

pemberian nilai/ bobot pada setiap pernyataan sebagai berikut:

Sangat Setuju : 5

Setuju : 4

Netral : 3

Tidak Setuju : 2

(52)

F. Populasi dan sampel

Populasi merupakan keseluruhan subyek yang diteliti, yaitu para karyawan

RSK. Ngesti Waluyo, Parakan, Temanggung. Sedangkan untuk sampel

merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti yaitu sebanyak 100

responden.

G. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Non Probability

Sampling yang dengan cara ini semua populasi tidak memiliki peluang yang

sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Hal ini dikarenakan ada bagian

tertentu yang tidak dimasukan dalam pemilihan populasi. Cara seperti ini juga

bisa disebut pengambilan sampel berdasar pertimbangan karena dalam

pelaksanaanya digunakan pertimbangan tertentu oleh peneliti.

Teknik Non Probability Sampling ini menggunakan teknik convenience

sampling atau cara dipermudah karena peneliti memiliki kebebasan untuk

memilih siapa saja yang akan dijadikan sebagai sampel.

H. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data primer karena data

diperoleh langsung dari subyek yang diteliti dan data sekunder karena data

(53)

I. Teknik pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, karena penulis

memberikan kuesioner atau angket yang berisi beberapa item pertanyaan

kepada responden untuk kemudian diisi guna memperoleh data.

J. Teknik pengujian instrumen

Salah satu persoalan penting dalam suatu penelitian adalah perlunya

dilakukan pengetesan apakah suatu alat instrumen (alat ukur) dalam

pengambilan data untuk penelitian itu valid dan reliable. Maka dari itu sebuah

penelitian harus melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji validitas

Uji Validitas adalah alat pengukuran yang menunjukkan seberapa jauh

suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan

fungsi ukurnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment.

Uji ini merujuk pada konsistensi hasil atau pengukuran yang dilakukan

pada waktu berbeda, artinya membandingkan beberapa hasil pengukuran

dari populasi yang sama pada waktu yang berbeda atau oleh peneliti yang

lain. Perbandingan tersebut dihitung untuk mencari koefisien korelasinya.

Validitas tercapai bila koefisien korelasi antara pengukuran pertama dan

kedua menunjukkan angka positif yang tinggi.

Rumus Product Moment (Wijaya, 2009):

(54)

di mana :

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)

X : Nilai jawaban dari masing-masing nomor dari responden

Y : Total butir dari jawaban responden

∑ X : Jumlah skor butir

∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y

N : Banyaknya sampel uji coba

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya

sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen tersebut dikatakan valid. b. Jika r hitung < r tabel maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid. 2. Uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengujian yang mengacu kepada

konsistensi / keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna

kecermatan pengukuran untuk memperoleh koefisien kendala digunakan

rumus sperman brown:

Keterangan:

koefisien realibitas

koefisien korelasi produk moment

(55)

K. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis

deksriptif dan analisis verifikatif, sedangkan alat analisis statistik yang

digunakan adalah analisis regresi berganda.

1. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh

dua variable prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau

untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua

buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim

organisasi terhadap kinerja karyawan.

Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

dimana:

Y : kinerja karyawan

a : Bilangan Konstanta

b1 – b3 : Koefisien Regresi

X1 : kepemimpinan

X2 : lingkungan kerja fisik

X3 : iklim organisasi

(56)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi

benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif.

Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali,2001:57).

Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem

multikoliniearitas pada model regresi tersebut. Deteksi adanya

multikoliniearitas dengan melihat besaran VIF (variance inflation

factor) dan Tolerance. Model regresi yang bebas multikoliniearitas

adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka

tolerance mendekati 1, dan besaran korelasi antar variabel bebas.

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliniearitas adalah

koefisien korelasi antar variabel bebas haruslah lemah di bawah 0,05.

Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikoliniearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastis dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2001: 69). Model regresi

(57)

heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara nilai prediksi variable terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID) di mana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya). Dasar analisis dari uji heteroskedastis melalui grafik

plot adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal. Distribusi normal akan membentuk satu

garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang

menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

(58)

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan

dari uji normalitas adalah:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

3. Uji F atau Uji Simultan

Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh

variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F

kritis (Ftabel) dengan Fhitung yang terdapat pada tabel analysis of

variance. Untuk menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df =

n-k dan k-1 dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji yang digunakan

adalah jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, dan apabila Fhitung <

Ftabel, maka Ho diterima. H0 : b1, b2, b3=0, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel independen

(x1, x2, x3) terhadap variabel dependen (Y). Ha : minimal salah satu dari

b1,b2,b3 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama antara variabel independen (x1,x2,x3) terhadap variabel dependen

(59)

4. Uji t atau Uji Parsial.

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari

variabel independennya. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel,

ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df =

n-k-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel.

Jika thitung > ttabel (n-k-1), maka Ho ditolak. Jika thitung < ttabel (n-k-1),

maka Ho diterima.

5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukkan

seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel

bebasnya. Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda maka

masing- masing variabel independent yaitu, kepemimpinan, lingkungan

kerja fisik, dan iklim organisasi secara simultan dan secara parsial

mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja karyawan yang dinyatakan

dengan R2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar

pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja fisik, dan iklim organisasi

terhadap variabel kinerja karyawan. Sedangkan r2 untuk menyatakan

koefisien determinasi parsial variabel independent terhadap variabel

dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1.

Semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel

independent terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin

(60)

dependen). Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka dapat

dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi

variabel independent terhadap variabel terikat.

 

 

 

 

 

 

(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM RSK NGESTI WALUYO

A. Sejarah Singkat

Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo yang terletak di kecamatan

Parakan, Kabupaten Temanggung, propinsi Jawa Tengah merupakan salah

satu unit kerja Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) Cabang

Temanggung yang mulai melayani sejak tanggal 1 September 1955. Pada awal

berdirinya tahun 1922, Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo hanya merupakan

sebuah Balai Pengobatan yang ditangani oleh para mantri kesehatan dan

bidan. Karena kualitas pelayanan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan

kesehatan semakin meningkat, maka pada tanggal 1 September 1955 tersebut

dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit. Sejak berdiri hingga sekarang

rumah sakit telah mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak 6 (enam)

periode yaitu :

1. Dr. Wardoyo 1955-1959

2. Dr. G.J Dreckmeier 1959-1963

3. Dr. C. Braakman 1963-1967

4. Dr. Wibowo Hanindito 1967-1978

5. Dr. Timotius Widyanto, M.Kes. 1978-2000

6. Dr. Regowo, M.Kes. 2000-2010

(62)

B. Profil Lembaga

Rumah Sakit Kristen Ngesti Waluyo

Jl. Pahlawan, Parakan 56254

0293-596008 (hunting)

0293-596410

ngestiwaluyo@indo.net.id

Surat Ijin Penyelenggaraan Perpanjangan Rumah

Sakit berdasarkan Keputusan Menkes RI Nomor :

YM.02.04.3.5.142 tanggal 10 Januari 2005.

Madya (Setingkat C)

Dr. Lilik Setyawan

Gambar

Gambar  Judul
Tabel V.2 Hasil Uji Validitas Lingkungan Kerja Fisik
Tabel V.4 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan
Tabel V.5 Hasil Uji Reliabilitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Cara orang tua yang mempunyai anak autis dapat menangani masalah anaknya tersebut dan membuat anak dapat seperti anak normal lainnya.. Yang sebagaimana peran orang tua sangatlah

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah (1) untuk mengkaji jumlah pembelian bahan baku madu secara optimal pada periode produksi 2014-2016, (2) untuk mengkaji jumlah

Menurut Slater dan Horsman (dalam Omari , 2010) mengatakan bahwa menerapkan strategi.. pertanyaan membantu siswa mengembangkan kemampuan menulis mereka. Dengan

Dalam kesempatan ini, kita akan mohon kepada Tuhan, bersama Bunda Maria dan Santa Elizabeth, juga Bapa Yoseph, Zakharia serta Santo Yohanes, bersama santo‐santa pelindung kita, agar

Berdasarkan latar belakang tersebut, batasan masalah yang disajikan pada penulisan ini adalah untuk menyelesaikan masalah pemrograman non linear khususnya pemrograman kuadratik

Penggunaan plat elektroda Alumunium dapat menyisihkan penurunan konsentrasi nikel dan tembaga diatas 90 pada menit ke 60 sedangkan plat elektroda besi penurunan diatas

Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat sebagaimana tersebut bawah ini, yaitu pada tanggal Dua bulan November Tahun Dua ribu lima belas, sampai dengan laporan polisi

a) Menu ini digunakan oleh Teller untuk melayani transaksi setoran tunai dengan tujuan rekening tabungan tanpa buku. b) Dengan menu ini, yang diinput oleh Teller adalah