• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

2. Analisis Data

Analisis Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Kota Medan dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian mengenai tingkat kemajuan pencapaian pelaksanaan pekerjaan/kegiatan Pemerintah Kota Medan dalam bidang keuangan untuk kurun waktu 2011-2015. Rasio yang digunakan oleh

peneliti dalam menganalisis kinerja keuangan daerah Pemerintah Kota Medan pada penelitian ini adalah: Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Efektivitas, Rasio Efisiensi Keuangan Daerah, Rasio Keserasian dan Rasio Pertumbuhan.

Data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pemerintah Kota Medan yang didapat dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah Kota Medan. Dari data tersebut nantinya dapat diketahui Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Medan. Adapun hasil dari Analisis Rasio tersebut adalah :

a) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah (RKKD) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rasio Kemandirian = x 100% Tahun 2011 = . . . . . . . . . x 100% = 36,2% Tahun 2012 = . . . . . . . . . . x 100%

= 38,3% Tahun 2013 = . . . . . . . . . . x 100% = 36,8% Tahun 2014 = . . . . . . . . . . x 100% = 34,2% Tahun 2015 = . . . . . . . . . . x 100% = 33,8% Tabel 4.1

Rasio Kemandirian Pemerintah Kota Medan

Sumber : Data diolah (2016)

Dilihat dari tabel 4.1, maka untuk Rasio kemandirian Pemerintah Kota Medan yang diukur dalam 5 tahun, dimana untuk tahun 2011 rasio kemandirian sebesar 36,2%, yang termasuk dalam kategori rendah dan termasuk dalam pola hubungan konsultatif karena berada diantara 25% dan 50%, untuk tahun 2012 rasio kemandirian mengalami peningkatan menjadi 38,2%, yang juga masih termasuk dalam kategori rendah dan termasuk dalam pola hubungan konsultatif karena berada diantara 25% dan 50%, untuk tahun

Tahun PAD Total Pendapatan Rasio Ekonomis

2011 Rp. 995.072.572.141 Rp. 2.747.359.034.421 36,2%

2012 Rp. 1.147.901.461.607 Rp. 2.998.203.912.475 38,3%

2013 Rp. 1.206.169.709.147 Rp. 3.276.344.285.139 36,8%

2014 Rp. 1.384.246.114.729 Rp. 4.042.115.828.231 34,2%

2013 sampai tahun 2015 rasio kemandirian mengalami penurunan menjadi 36,8%, 34,2% dan 33,8%, dimana perhitungan ini juga masih termasuk dalam kategori rendah dan termasuk dalam pola hubungan konsultatif karena berada diantara 25% dan 50%.

Dimana maksud dari pola konsultatif adalah pola hubungan antara campur tangan pemerintah pusat sudah mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu, melaksanakan otonomi.

rasio ekonomis mengalami peningkatan menjadi 76,1%, tetapi masih termasuk dalam kategori kurang ekonomi karena diantara 60% sampai 80%. Ditahun 2014 rasio ekonomis mengalami peningkatan menjadi 80,5%, yang termasuk dalam kategori cukup ekonomi karena berada diantara 80% dan 90%,

Penurunan yang terjadi untuk tingkat rasio kemandirian pemerintah daerah Kota Medan, hal ini terjadi dikarenakan meningkatnya pemberian dana pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Kota Medan, yang artinya Pemerintah Daerah Kota Medan dapat dikatakan belum mampu dalam menggunakan dana dari Pendapatan Asli Daerah yang digunakan untuk mengelola keuangan daerah tersebut. Dengan kata lain Pemerintah Daerah Kota Medan masih bergantung dengan dana dari pemerintah pusat guna menjalankan kegiatan daerah. Rasio Kemandirian yang masih rendah menggambarkan kemampuan keuangan daerah Pemerintah Kota Medan dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah masih sangat tergantung bantuan dari pemerintah pusat. Jadi Kemandirian Keuangan Pemerintah Kota Medan secara keseluruhan dapat dikatakan masih rendah,

hal ini menggambarkan bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern masih sangat tinggi. Daerah belum mampu mengoptimalkan PAD untuk membiayai pembangunan daerahnya.

b) Rasio Efektivitas

Efektivitas merupakan rasio yang menggambarkan akibat dari dampak (outcome) dari output program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

Kinerja Pemerintah Daerah Kota Medan dikatakan efektif apabila rasio yang dihasilkan atau dicapai adalah lebih dari 100%. Semakin tinggi nilai rasio efektivitas maka semakin baik kinerja Pemerintah Daerah Kota Medan.

Dalam penelitian ini pengukuran efektivitas dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Efektivitas = x 100% Tahun 2011 = . . . . . . . . . . x 100% = 89,1% Tahun 2012 = . . . . . . . . . . x 100% = 74,3%

Tahun 2013 = . . . . . . . . . . x 100% = 79,8% Tahun 2014 = . . . . . . . . . x 100% = 88,6% Tahun 2015 = . . . . . . . . . . x 100% = 82,8% Tabel 4.2

Efektivitas Pendapatan Pemerintah Kota Medan

Sumber : Data diolah (2016)

Dapat dilihat dari tabel 4.2 rasio efektivitas atas pendapatan daerah untuk tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan, tetapi untuk tahun 2012 dan tahun 2015 rasio efektivitas mengalam penurunan. Untuk tahun 2011 rasio efektivitas sebesar 89,1%, yang termasuk dalam kategori tidak efektif karena berada dibawah 100%. Sedangkan untuk tahun 2012 mengalami penurunanmenjadi 74,3% yang juga termasuk dalam kategori tidak efektif karena berada dibawah 100%. Untuk tahun 2013 sampai tahun 2014 juga mengalami peningkatan menjadi 79,8% dan 88,6%, tetapi masih termasuk dalam kategori tidak efektif karena berada dibawah 100%,

Tahun Realisasi Anggaran Efektivitas

2011 Rp. 2.747.359.034.421 Rp. 3.083.140.290.623 89,1%

2012 Rp. 2.998.203.912.475 Rp. 4.034.121.333.860 74,3%

2013 Rp. 3.276.344.285.159 Rp. 4.106.900.462.377 79,8%

2014 Rp. 4.042.115.828.231 Rp. 4.560.412.529.543 88,6%

sedangkan untuk tahun 2015 rasio efektivitas mengalami penurunan menjadi 82,8%, yang juga termasuk dalam kategori tidak efektif karena berada dibawah 100%

Melalui analisis efektivitas dapat diketahui seberapa besar realisasi pendapatan daerah terhadap target yang seharusnya dicapai pada periode tertentu. Dengan adanya penargetan realisasi pendapatan daerah dimaksudkan agar mendorong kinerja pemerintah daerah dalam mencapai penerimaan daerah yang tinggi

Untuk target pendapatan daerah setiap tahunnya mengalami peningkatan, sedangkan untuk tingkat realisasi atas pendapatan daerah cenderung mengalami penurunan, hal ini dibuktikan dengan tingkat rasio efektivitas atas pendapatan daerah yang mengalami penurunan. Dengan menurunnya rasio efektivitas atas pendapatan daerah, menunjukkan bahwa bahwa kinerja dari pendapatan daerah mengalami penurunan pada Pemerintah Kota Medan.

3) Rasio Efisiensi

Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antar output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang seminimum mungkin.

Kinerja pemerintah daerah Kota Medan dikatakan efisien apabila rasio yang dihasilkan atau dicapai adalah < 1 atau tidak lebih dari 100%. Semakin

kecil nilai rasio efisiensi maka semakin baik kinerja pemerintah daerah Kota Medan.

Dalam penelitian ini pengukuran efisien dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Efisiensi = 100% Tahun 2011 = . . . . . . . . . . x 100% = 110,7% Tahun 2012 = . . . . . . . . . . x 100% = 100,7% Tahun 2013 = . . . . . . . . . . x 100% = 98,4% Tahun 2014 = . . . . . . . . . . x 100% = 92,1% Tahun 2015 = . . . . . . . . . . x 100% = 103,2% Tabel 4.3

Efisiensi Penerimaan Pemerintah Kota Medan

Tahun Belanja Daerah Pendapatan Daerah Efisien

Sumber : Data diolah (2016)

Dapat dilihat dari tabel 4.3 untuk belanja Pemerintah Daerah Kota Medan setiap tahunnya mengalami peningkatan, hanya ditahun 2012 belanja daerah mengalami penurunan, dan untuk tingkat realisasi Pendapatan Daerah mengalami peningkatan. Untuk tahun 2011 rasio efesiensi sebesar 110,7% yang termasuk dalam kategori tidak efisien karena berada diatas 100%.

Sedangkan untuk tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 100,7% tetapi masih termasuk dalam kategori tidak efisien karena berada diatas 100%. Untuk tahun 2013 dan tahun 2014 rasio efisiensi mengalami penurunan menjadi 98,4% dan 92,1%, yang termasuk dalam kategori efisien karena berada dibawah 100%. Sedangkan untuk tahun 2015 rasio efisiensi mengalami peningkatan menjadi 103,2%, yang termasuk dalam kategori tidak efisien karena berada diatas 100%.

Melalui analisis efisien dapat diketahui seberapa besar efisien dalam belanja daerah dalam meningkatkan pendapatan daerah Kota Medan. Dengan perhitungan rasio efisiensi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar belanja daerah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Medan dalam meingkatkan pendapatan daerah.

Untuk belanja daerah dalam memperoleh pendapatan daerah untuk tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami penurunan, sedangkan ditahun 2015 mengalami peningkatan, hal ini tidak baik bagi Pemerintah Kota Medan. Dengan meningkatnya rasio efisiensi atas Pendapatan Pemerintah

2012 Rp. 3.021.172.391.041 Rp. 2.998.203.912.475 100,7%

2013 Rp. 3.224.449.048.408 Rp. 3.276.344.285.159 98,4%

2014 Rp. 3.723.643.299.085 Rp. 4.042.115.828.231 92,1%

Daerah Kota Medan, menunjukkan bahwa kinerja dari pendapatan daerah Kota Medan mengalami penurunan karena besarnya belanja yang dikeluarkan Pemerintah Daerah Kota Medan, untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Kota Medan.

4) Rasio Belanja Modal

Rasio belanja modal merupakan perbandingan antara total realisasi belanja modal dengan total belanja daerah. Belanja modal memberikan manfaat jangka menegah dan panjang juga bersifat rutin. Pada umumnya proporsi belanja modal dengan belanja daerah adalah antara 5-20%. Rasio belanja modal ini dirumuskan sebagai berikut:

Rasio Belanja Modal =

x 100% Tahun 2011 = . . . . . . . . . x 100% = 22,4% Tahun 2012 = . . . . . . . . . x 100% = 18,5% Tahun 2013 = . . . . . . . . . x 100% = 19,6% Tahun 2014 = . . . . . . . . . x 100% = 21,1%

Tahun 2015 = . . . .

. . . . . x 100% = 21,2%

Tabel 4.4

Rasio Belanja Modal Penerimaan Pemerintah Kota Medan

Sumber : Data diolah (2016)

Dapat dilihat dari tabel 4.4 untuk belanja modal yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Medan untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami peningkatan, hanya ditahun 2012 belanja modal mengalami penurunan. Begitu juga untuk belanja daerah Pemerintah Daerah Kota Medan setiap tahunnya mengalami peningkatan, hanya ditahun 2012 belanja daerah mengalami penurunan. Untuk tahun 2011 rasio belanja modal sebesar 22,4% dalam keadaan cukup baik dikarenakan proporsinya berada lebih besar dari 20%. Untuk tahun 2012 rasio belanja modal mengalami penurunan menjadi 18,5% yang juga dapat dikatakan cukup baik dikarenakan proporsinya masih berada diantara 5-20%.

Untuk tahun 2013 sampai tahun 2015 rasio belanja modal mengalami peningkatan menjadi 19,6%, 21,1% dan 21,2% yang juga dapat dikatakan cukup baik dikarenakan proporsinya berada lebih besar dari 20%.

Melalui analisis rasio modal Pemerintah Kota Medan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah Kota

Tahun Belanja Modal Belanja Daerah Rasio Belanja

Modal 2011 Rp. 681.884.041.203 Rp. 3.041.037.853.628 22,4% 2012 Rp. 558.428.737.784 Rp. 3.021.172.391.041 18,5% 2013 Rp. 630.802.958.785 Rp. 3.224.449.048.408 19,6% 2014 Rp. 783.883.177.721 Rp. 3.723.643.299.085 21,1% 2015 Rp. 915.103.568.576 Rp. 4.316.645.669.627 21,2%

Medan guna untuk membiayai modal perusahaan dalam menjalankan kegiatan pengelolaan di Kota Medan.

Untuk pengeluaran dana yang dilakukan oleh pemerintah Kota Medan untuk tahun 2011 sampai tahun 2015 masih dapat dikatakan cukup baik, hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Medan dalam pembelanjaan modal cukup mampu dalam menjalankan kegiatan untuk kebutuhan pembangunan daerah tersebut.

5) Rasio Pertumbuhan

Rasio Pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui apakah pemerintah daerah dalam tahun anggaran bersangkutan atau selama periode anggaran, Kinerja Keuangan APBD-nya mengalami pertumbuhan secara positif ataukah negatif. Tentunya diharapkan pertumbuhan pendapatan secara positif dan kecenderungannya (trend) meningkat. Sebaliknya jika terjadi pertumbuhan yang negatif, maka hal itu akan menunjukkan terjadi penurunan Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah.

Rumus untuk menghitung Rasio Pertumbuhan pendapatan adalah sebagai berikut : r = ( ) ( Tahun 2011 = . . . . . . . x 100% = 0%

Tahun 2012 = . . . . . . . . . . . . . . x 100% = 9,1% Tahun 2013 = . . . . . . . . . . .. . . . . x 100% = 9,3% Tahun 2014 = . . . . . . . . . . . . . . x 100% = 23,4% Tahun 2015 = . . . . . . . . . . . . . . x 100% = 3,5% Tabel 4.5

Rasio Pertumbuhan Pendapatan Pemerintah Kota Medan

Sumber : Data diolah (2016)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat untuk tahun 2011 sampai tahun 2014 tingkat pertumbuhan pendapatan daerah mengalami peningkatan, tetapi untuk tahun 2015 tingkat pendapatan daerah mengalami penurunan yang signifikan. Tahun 2012 tingkat pendapatan daerah sebesar 9,1%, ditahun 2013 mengalami pendapatan daerah mengalami peningkatan menjadi 9,3%, Tahun Pendapatan Awal Pendapatan Akhir Pertumbuhan

Pendapatan 2011 Rp. 0 Rp. 2.747.359.034.421 0% 2012 Rp. 2.747.359.034.421 Rp. 2.998.203.912.475 9,1% 2013 Rp. 2.998.203.912.475 Rp. 3.276.344.285.159 9,3% 2014 Rp. 3.276.344.285.159 Rp. 4.042.115.828.231 23,4% 2015 Rp. 4.042.115.828.231 Rp. 4.182.763.354.874 3,5%

dan untuk tahun 2014 pendapatan daerah mengalami peningkatan menjadi 23,4%, tetapi untuk tahun 2015 tingkat pertumbuhan pendapatan daerah mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi 3,5%

Rasio pertumbuhan bermanfaat untuk mengatahui apakah pemerintah daerah dalam tahun anggaran bersangkutan atau selama beberapa periode anggaran, kinerja anggarannya mengalami pertumbuhan pendapatan secara positif atau negatif.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pendapatan daerah yang terjadi pada pemerintah Kota Medan untuk tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan, hal ini terjadi dikarenakan kurang maksimalnya jumlah pendapatan yang diterima Pemerintah Kota Medan.

Dokumen terkait