• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Analisis Data

a. Analisis Varians Pendapatan

Analisis varians pendapatan adalah selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan.

Tabel 4.2

Perhitungan Varians Pendapatan Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2016-2020

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Varians Pendapatan (Rp) (%) Kriteria 2016 1,103,986,718,250.00 1,032,816,629,667.45 (71,170,088,582.55) 93.55 Kurang Baik 2017 1,057,719,428,195.00 1,000,408,602,312.37 (57,310,825,882.63) 94.58 Kurang Baik 2018 1,088,923,277,552.00 1,014,028,741,574.23 (74,894,535,977.77) 93.12 Kurang Baik 2019 1,159,314,356,011.00 1,064,637,616,007.58 (94,676,740,003.42) 91.83 Kurang Baik 2020 1,157,683,880,934.00 1,101,162,425,886.06 (56,521,455,047.94) 95.12 Kurang Baik Rata-Rata 1,113,525,532,188.40 1,042,610,803,089.54 (70,914,729,098.86) 93.64 Kurang Baik

Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Untuk menghitung selisih dan persentase tingkat ketercapaian Pendapatan:

1. Tahun 2016

Varians Pendapatan = Rp1.032.816.629.667,45 - Rp1.103.986.718.250,00

= -Rp71.170.088.582,55

= 93,55 %

2. Tahun 2017

Varians Pendapatan = Rp1.000.408.602.312,37 - Rp1.057.719.428.195,00

= -Rp57.310.825.882,63

= 94,58 % 3. Tahun 2018

Varians Pendapatan = Rp1.014.028.741.574,23 - Rp1.088.923.277.552,00

= -Rp74.894.535.977,77

= 93,12 % 4. Tahun 2019

Varians Pendapatan = Rp1.064.637.616.007,58 - Rp1.159.314.356.011,00

= -Rp94.676.740.003,42

= 91,83 % 5. Tahun 2020

Varians Pendapatan = Rp1.101.162.425.886,06 - Rp1.157.683.880.934,00

= -Rp56.521.455.047,94

= 95,12 %

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui, rata-rata anggaran pendapatan tahun 2016-2020 sebesar Rp1.113.525.532.188,40 dengan tingkat realisasi sebesar Rp1.042.610.803.089,54 dengan persentase sebesar 93,64%.

Varians ini dapat dikategorikan kurang baik (unfavourable) karena realisasi pendapatan lebih kecil dari anggaran yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini tidak mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Mahmudi (2016) yaitu pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan. Hal ini berarti pemerintah belum mampu mengelola dan mengoptimalkan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil dan kinerja.

b. Analisis Varians Belanja

Analisis varians belanja adalah analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan yang dianggarkan.

Tabel 4.3

Perhitungan Varians Belanja Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2016-2020

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Varians Belanja (Rp) (%) Kriteria 2016 1,206,155,278,726.00 1,091,335,511,816.00 (114,819,766,910.00) 90.48 Baik 2017 1,094,641,986,176.00 987,600,100,370.00 (107,041,885,806.00) 90.22 Baik 2018 1,086,284,012,289.00 1,006,485,625,084.78 (79,798,387,204.22) 92.65 Baik 2019 1,165,226,745,882.00 1,050,617,490,495.42 (114,609,255,386.58) 90.16 Baik 2020 1,207,525,985,172.00 1,101,347,120,795.53 (106,178,864,376.47) 91.21 Baik Rata-Rata 1,151,966,801,649.00 1,047,477,169,712.35 (104,489,631,936.65) 90.95 Baik

Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Untuk menghitung selisih dan persentase tingkat ketercapaian belanja:

1. Tahun 2016

Varians Belanja = Rp1.091.335.511.816,00 - Rp1.206.155.278.726,00

= -Rp114.819.766.910,00

= 90,48 % 2. Tahun 2017

Varians Belanja = Rp987.600.100.370,00 - Rp1.094.641.986.176,00

= -Rp107.041.885.806,00

= 90,22 % 3. Tahun 2018

Varians Belanja = Rp1.006.485.625.084,78 - Rp1.086.284.012.289,00

= -Rp79.798.387.204,22

= 92,65 % 4. Tahun 2019

Varians Belanja = Rp1.050.617.490.495,42 - Rp1.165.226.745.882,00

= -Rp114.609.255.386,58

= 90,16 % 5. Tahun 2020

Varians Belanja = Rp1.101.347.120.795,53 - Rp1.207.525.985.172,00

= -Rp106.178.864.376,47

= 91,21 %

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui, rata-rata anggaran belanja tahun 2016-2020 sebesar Rp1.151.966.801.649,00 dengan tingkat realisasi sebesar Rp1.047.477.169.712,35 dengan persentase sebesar 90,95%. Varians ini dapat dikategorikan baik (favourable) karena realisasi belanja tidak melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Mahamudi (2016:155) yaitu pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan belanja yang baik apabila realisasi belanja tidak melebihi dari yang di anggarankan. Hal ini berarti Pemerintah Daerah dapat mengendalikan dan melakukan penghematan belanja sehingga tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan.

c. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Analisis pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui pertumbuhan realisasi pendapatan dari tahun ke tahun.

Tabel 4.4

Perhitungan Pertumbuhan Pendapatan Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2016-2020

Tahun Anggaran Realisasi Pertumbuhan

Pendapatan (%) Kriteria 2016 1,103,986,718,250.00 1,032,816,629,667.45 12.28 Positif 2017 1,057,719,428,195.00 1,000,408,602,312.37 (3.14) Negatif 2018 1,088,923,277,552.00 1,014,028,741,574.23 1.36 Positif 2019 1,159,314,356,011.00 1,064,637,616,007.58 4.99 Positif 2020 1,157,683,880,934.00 1,101,162,425,886.06 3.43 Positif Rata-Rata 1,113,525,532,188.40 1,042,610,803,089.54 3.78 Positif

Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Untuk mengetahui pertumbuhan realisasi pendapatan dari tahun ke tahun:

1. Tahun 2016

= 12,28%

2. Tahun 2017

= -3,14%

3. Tahun 2018

= 1,36%

4. Tahun 2019

= 4,99%

5. Tahun 2020

= 3,43%

Dari hasil analisis di atas dapat diketahui, analisis pertumbuhan pendapatan pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 12,28% yang artinya kinerja pemerintah daerah dalam mengelola anggaran pendapatan sudah baik sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dari tahun sekarang, pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -3,14% yang artinya pemerintah daerah belum mampu menggali potensi pendapatan asli daerah dalam menambah sumber pendapatan sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan tahun 2017, pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,36% yang artinya kinerja pemerintah daerah dalam mengoptimalkan sumber pendapatan sudah baik sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dari tahun sekarang, pada tahun 2019 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,99% yang artinya kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber pendapatan sudah baik sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dari tahun sekarang, dan pada tahun 2020 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,43% hal ini menunjukkan kemampuan kinerja pemerintah daerah untuk mempertahankan dan meningkatkan

penggunaan anggaran yang sudah dicapai dari satu periode ke periode berikutnya dengan pertumbuhan yang baik untuk setiap komponen pendapatan sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan tahun setelahnya.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat Fitra (2019) yaitu pertumbuhan pendapatan yang positif menunjukkan kinerja yang bagus karena realisasi pendapatan tahun sekarang lebih tinggi dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya.

d. Analisis Pertumbuhan Belanja

Analisis pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui perkembangan realisasi belanja dari tahun ke tahun.

Tabel 4.5

Perhitungan Pertumbuhan Belanja Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2016-2020

Tahun Anggaran Realisasi Pertumbuhan

Belanja (%) Kriteria 2016 1,206,155,278,726.00 1,091,335,511,816.00 20.84 Positif 2017 1,094,641,986,176.00 987,600,100,370.00 (9.51) Negatif 2018 1,086,284,012,289.00 1,006,485,625,084.78 1.91 Positif 2019 1,165,226,745,882.00 1,050,617,490,495.42 4.38 Positif 2020 1,207,525,985,172.00 1,101,347,120,795.53 4.83 Positif Rata-Rata 1,151,966,801,649.00 1,047,477,169,712.35 4.49 Positif

Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Untuk mengetahui pertumbuhan realisasi belanja dari tahun ke tahun:

1. Tahun 2016

= 20.84%

2. Tahun 2017

= -9,51%

3. Tahun 2018

= 1,91%

4. Tahun 2019

= 4,38%

5. Tahun 2020

= 4,83%

Berdasarkan hasil analisis di atas analisis pertumbuhan belanja pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 20,84% yang artinya kinerja pemerintah daerah dalam menggunakan anggaran belanja sudah baik sehingga realisai pada tahun sekarang lebih besar dari tahun sebelumnya, pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -9,51% yang artinya kinerja pemerintah daerah belum optimal dalam mengelola anggaran belanja sehingga

realisasi pada tahun 2016 lebih besar dibandingkan tahun 2017, pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,91% yang artinya kinerja keuangan pemerintah daerah sudah baik dalam melakukan penghematan yang tidak mengurangi proporsi pembelanjaan sehingga realisasi pada tahun sekarang lebih besar dari pada tahun sebelumnya, pada tahun 2019 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,38% yang artinya kinerja pemerntah daerah dalam mengupayakan penghematah anggaran belanja sudah baik sehingga realisasi pada tahun sekarang lebih besar dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2020 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,83% hal ini menunjukkan kinerja pemerintah daerah dalam mengalokasikan belanja dalam APBD semakin baik karena realisasi belanja pada tahun sebelumnya lebih kecil dari tahun sekarang.

Hasil peneltian ini mendukung pendapat yang dikemukakan Mahmudi (2016:158) yaitu analisis pertumbuhan belanja daerah berguna untuk mengetahui pertumbuhan belanja dari tahun ketahun. Belanja daerah biasanya memiliki kecenderungan untuk naik, kenaikan tersebut terjadi karena adanya penyesuaian dengan inflasi perubahan nilai tukar rupiah, perubahan cakupan pelayanan, dan penyesuaian faktor makro ekonomi.

Dokumen terkait