• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

H. Kerangka Konsep

Pemerintah daerah merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus jalannya pemerintahan pada daerah tersebut. Dalam memudahkan penelitian ini menggunakan alur kerangka konsep yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Laporan Realisasi APBD Kabupaten Enrekang

Hasil Analisis APBD Kabupaten Enrekang Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang

24 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik data yang tengah berlangsung pada saat penelitian untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data berupa laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang mulai tahun 2016-2020.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan di Badan Keuangan Dan Asset Daerah (BKAD) Kab. Enrekang, Jl. Jendral Sudirman No. 1 Enrekang Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini telah di lakukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu mulai bulan Agustus sampai bulan September 2021.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Anggaran adalah kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.

2. Pendapatan merupakan semua penerimaan rekening kas umum Negara/daerah yang menambah ekuitas lancar dalam periode tahun

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

3. Belanja daerah merupakan semua pengeluaran kas daerah atau kewajiban yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

4. Varians adalah selisih antara target dengan realisasi anggaran. Hampir selalu terjadi varians untuk semua komponen anggaran, yakni pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

5. Pertumbuhan adalah peningkatan anggaran yang terjadi tiap tahunnya apakah terjadi pertumbuhan yang positif atau negatif. Dan menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi APBD pada Badan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2016-2020.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan dan belanja daerah pada Badan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang tahun anggaran 2016-2020.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan untuk menyusun laporan penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode penelitian dan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian lapangan, untuk mengumpulkan data lapangan dapat menggunakan teknik atau metode observasi, yaitu mengamati secara langsung objek penelitian dengan cara membuat sejenis konsep mengenai masalah yang berhubungan dengan judul penelitian.

2. Untuk memperoleh data, dapat menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi yaitu melakukan penghimpunan data-data sekunder berupa laporan realisasi anggaran pemerintah daerah tahun 2016-2020.

F. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis metode kuantitatif.

Proses analisa data dilakukan dengan cara menganalisis, menafsirkan dan mengolah data pada Badan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang menggunakan beberapa analisis sebagai berikut:

1. Analisis Varians Pendapatan

Analisis varians pendapatan daerah dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target anggaran). Sebaliknya, apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui, maka

hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian (Mahmudi, 2016). Analisis selisih ini dapat dihitung menggunakan analisis varians pendapatan sebagai berikut:

Untuk menghitung persentase tingkat ketercapaian Pendapatan:

Berdasarkan selisih baik (favourable) atau kurang baik (unfavourable) realisasi dengan anggaran pendapatan maka penilaian kinerja dari analisis varians pendapatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Kinerja Varians Pendapataan

Kriteria Varians Pendapatan Ukuran

Baik (favourable) Realisasi Pendapatan > Anggaran Pendapatan

Kurang Baik (unfavourable) Realisasi Pendapatan < Anggaran Pendapatan

(Sumber: Mahmudi, 2016)

2. Analisis Varians Belanja

Selisih menguntungkan terjadi saat realisasi belanja lebih kecil dari anggaran sedangkan selisih yang tidak menguntungkan terjadi jika realisasi belanja lebih besar dari anggarannya (Mahmudi, 2015). Analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan anggaran belanja dapat dihitung dengan menggunakan analisis varians belanja yaitu sebagai berikut:

Varians Belanja = Realisasi Belanja – AnggaranBelanja Varians Pendapatan = Realisasi Pendapatan – Anggaran Pendapatan

Untuk menghitung persentase tingkat ketercapaian belanja:

Berdasarkan selisih baik (favourable) dan kurang baik (unfavorable) realisasi dengan anggaran belanja maka penilaian kinerja dari analisis varians belanja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Kinerja Varians Belanja

Kriteria Varians Belanja Ukuran

Baik (favourable) Realisasi Belanja < Anggaran Belanja Kurang Baik (unfavourable) Realisasi Belanja > Anggaran Belanja (Sumber: Mahmudi, 2015)

3. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Analisis pertumbuhan pendapatan memiliki tujuan yang diantaranya adalah guna memahami dalam suatu tahun anggaran apakah terjadi pertumbuhan yang negatif atau positif dalam kinerja anggaran (Mahmudi, 2016). Secara ideal, pendapatan tersebut dapat tumbuh dan diharapkan bisa cenderung meningkat serta hasil yang positif. Namun, apabila hasil negatif yang ada atau tumbuh, hal tersebut akan mengindikasikan terjadinya kinerja yang turun serta harus dapat diketahui faktor yang memicu hal itu. Analisis pertumbuhan pendapatan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan pertumbuhan realisasi pendapatan baik berupa kenaikan atau penurunan pendapatan selama kurun waktu tertentu maka, kriteria penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Kinerja Pertumbuhan Pendapatan Kriteria Pertumbuhan Pendapatan Ukuran

Naik Positif

Turun Negatif

(Sumber: Mahmudi, 2016)

4. Pertumbuhan Belanja

Analisis pertumbuhan belanja bermanfaat untuk mengetahui perkembangan belanja dari tahun ke tahun. Analisis pertumbuhan belanja dilakukan untuk mengetahui berapa besar pertumbuhan masing-masing belanja, apakah pertumbuhan tersebut rasional dan dapat dipertanggungjawabkan (Mahmudi, 2015).

Pertumbuhan anggaran belanja tertentu bisa saja negatif atau lebih kecil dari tahun sebelumnya jika memang belanja tersebut tidak prioritas untuk tahun sekarang. Prinsip pertumbuhan belanja harus terencana dan terkendali dengan baik agar kesinambungan dan stabilitas fiskal terjaga.

Analisis pertumbuhan belanja dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan pertumbuhan realisasi belanja baik berupa kenaikan atau penurunan belanja selama kurun waktu tertentu maka, kriteria penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Kinerja Pertumbuhan Belanja Kriteria Pertumbuhan Belanja Ukuran

Naik Positif

Turun Negatif

(Sumber: Mahmudi, 2015)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Nama dan Sejarah Singkat Badan Keuangan Dan Asset Daerah (BKAD) Kabupaten Enrekang

Badan Keuangan Dan Asset Daerah adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah pemerintah Kabupaten Enrekang yang merupakan satuan kerja pengelola keuangan daerah. Cikal bakal dari Badan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang sebelumnya adalah berasal dari Bagian Keuangan Sekretariat Daerah sehubungan dengan semakin kompleksnya tugas-tugas pengelola keuangan daerah, maka dibentuklah suatu organisasi perangkat daerah yang khusus menangani pengelolaan keuangan daerah yang diberi nama Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) yang ditetapkan dengan peraturan daerah Kabupaten Enrekang Nomor 03 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Enrekang dan keputusan Bupati Enrekang Nomor 20 tahun 2005 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Enrekang.

Pada tahun 2008 pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. Dengan diterbitkannya peraturan pemerintah tersebut maka dilakukan perubahan kembali terhadap organisasi perangkat daerah di Kabupaten Enrekang sehingga Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berubah nama menjadi Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Daerah kabupaten Enrekang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Enrekang termasuk dalam peraturan daerah ini melebur Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) dan bagian Asset Sekretariat Daerah menjadi bagian dari struktur/susunan organisasi dari Dinas pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPKAD) Kabupaten Enrekang sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Enrekang Nomor 21 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata kerja Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang.

Pada tahun 2016, Pemerintah kembali menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan penetapan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Enrekang. Dengan berlaku peraturan tersebut maka kembali dilakukan perubahan terhadap organisasi perangkat daerah di Kabupaten Enrekang termasuk Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah. Kembali menjadi Badan Pengelola Keuangan Daerah. Pada perubahan ini Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah dimekarkan menjadi tiga Organisasi Perangkat Daerah yaitu Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD). Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) dan khusus untuk Bidang Asset kembali menjadi salah satu Bagian di Sekretariat Daerah. Pada awal tahun 2021 dilakukan perubahan kembali terhadap organisasi perangkat daerah di Kabupaten Enrekang sehingga Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berubah nama menjadi Badan Keuangan Dan Asset Daerah (BKAD).

2. Visi dan Misi Organisasi

a. Visi Badan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang:

“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah yang efisien, efektif, ekonomis, transparansi dan akuntabel. Untuk gerakan membangun Enrekang maju, aman dan sejahtera”.

b. Misi Badan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang:

1) Mengoptimalkan seluruh pendapatan daerah berdasarkan potensi yang dimiliki.

2) Meningkatkan pengendalian pengelolaan keuangan dan asset daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

3) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur agar penatausahaan pengelolaan keuangan dan asset daerah dapat berjalan secara efektif, efisien dan akuntabel.

3. Struktur Organisasi dan Job Description 1. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Enrekang yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Enrekang Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja, sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi BKAD

2. Susunan dan Tugas Pokok (Job Description) Organisasi Badan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang terdiri dari:

1) Kepala BKAD

Badan Keuangan Dan Asset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksankan Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan Pemerintah Daerah di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah lingkup Anggaran, Perbendaharaan, Verifikasi, dan Akuntansi. Kepala Badan Keuangan Dan Asset Daerah mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

KEPALA SUB BIDANG

a. Memberikan petunjuk kepada Sekretariat dan Kepala Bidang baik secara tertulis maupun lisan agar tugas-tugas dapat diselesaikan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Mengkoordinir kegiatan Sekretariat dan Kepala Bidang lingkup Badan Keuangan Dan Asset Daerah sesuai petunjuk dan ketentuan yang berlaku.

c. Menandatangani naskah dinas dalam bentuk nota dinas, konsep naskah dinas, surat tugas, surat perintah perjalanan dinas, surat undangan, nota dinas, disposisi dan daftar hadir serta surat-surat lainnya.

d. Melaksanakan koordinasi dengan Sekretariat Daerah serta unsur terkait.

e. Melaksanakan konsultasi baik secara horizontal maupun dengan instansi yang lebih tinggi.

f. Menetapkan rencana strategis badan berdasarkan RPJM, Visi dan Misi serta program Bupati di bidang pengelolaan keuangan daerah.

g. Menetapkan usulan program, rencana kerja dan anggaran tahunan berbasisi kinerja dan berdasarkan rencana strategis serta masukan dari Sekretariat dan Bidang-bidang lingkup badan.

h. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD.

i. Mengkoordinasikan penyusunan Rancangan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD.

j. Melaksanakan fungsi Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

k. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD).

l. Melaksanakan fungsi Bendahara Anggaran dan Pembantu Pengelola Barang Milik Daerah.

m. Menetapkan kebijakan operasioanl pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan evaluasi pengelolaan keuangan daerah.

n. Menyiapakan kebijakan dan pelaksanaan APBD dan melakukan pengendalian pelaksanaan APBD.

o. Melakukan evaluasi perkembangan penyelenggaraan program dan kegiatan pengelola keuangan daerah.

p. Melaporkan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengelola keuangan daerah.

q. Menilai dan mengevaluasi kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada pada Badan Keuangan Dan Asset Daerah.

2) Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris dan mempunyai tugas membantu Kepala Badan menyiapkan bahan dalam rangka penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan sub bagian umum dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan serta memberikan pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkup Badan Keuangan Dan Asset Daerah.

a. Sub Bagian Perencanaan: Sub bagian Perencanaan dipimpin oleh Kepala Sub bagian mempunyai tugas membantu sekretaris dalam

melakukan perencanaan, pengendalian data, pembinaan evaluasi program / kegiatan Badan Keuangan dan Aset Daerah.

b. Sub Bagian Keuangan: Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian: Sub bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh kepala Sub bagian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan bahan dan melakukan pengelolaan administrasi ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

3) Bidang Perencanaan Anggaran

Bidang Perencanaan anggaran dipimpin oleh seorang kepala bidang, mempunyai membantu Kepala Badan dalam melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis di Bidang Perencanaan Anggaran. Adapun pembagian kepala sub bidang pada Bidang Anggaran yaitu:

a. Kepala Sub Bidang Perencanaan Anggaran I b. Kepala Sub Bidang Perencanaan Anggaran II c. Kepala Sub Bidang Perencanaan Anggaran III 4) Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang kepala bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian

bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi kebijakan teknis Bidang Pengelolaan kas, belanja tidak langsung dan pembiayaan dan belanja modal. Adapun pembagian kepala sub bidang pada Bidang Perbendaharaan yaitu :

a. Kepala Sub Bidang Pengelolaan Kasda b. Kepala Sub Bidang Belanja Operasi c. Kepala Sub Bidang Belanja Modal 5) Bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam Bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Adapun pembagian kepala sub bidang pada Bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yaitu:

a. Kepala Sub Bidang Akuntansi Penerimaan: Sub bidang Akuntansi Penerimaan dipimpin oleh Kepala Sub bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dalam melaksanakan tugas lingkup Subbidang Akuntansi Penerimaan.

b. Kepala Sub Bidang Akuntansi Pengeluaran: Sub bidang Akuntansi Pengeluaran dipimpin oleh Kepala Sub bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dalam lingkup Sub bidang Akuntansi Pengeluaran.

c. Kepala Sub Bidang Konsolidasi dan Pelaporan: Sub bidang Konsolidasi dan Pelaporan dipimpin oleh Sub bidang, yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Akuntansi dan

Pelaporan Keuangan dalam menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi kebijakan teknis Bidang Konsolidasi dan Pelaporan.

6) Bidang pengelolaan Barang Milik Daerah

Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi kebijakan teknis di Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Adapun pembagian kepala sub bidang pada Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah yaitu :

a. Kepala Sub Bidang Analisis Kebutuhan Barang Milik Daerah b. Kepala Sub Bidang Analisi Pemanfaatan, Pengawasan, dan

Penghapusan Barang Milik Daerah

c. Kepala Sub Bidang Inventarisasi dan Pelaporan B. Hasil Penelitian

1. Deskriptif Data

Menurut Mardiasmo (2018:98) menjelaskan bahwa anggaran adalah suatu pekerjaan yang pada suatu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan Negara pada masa depan dan pihak yang lain perkiraan pendapatan (penerimaan) yang mungkin akan diterima dalam masa tertentu.

Tabel 4.1

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang

T.A 2016-2020

Tahun Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

2016

PENDAPATAN 1,103,986,718,250.00 1,032,816,629,667.45

Pendapatan Asli Daerah 63,863,375,385.00 56,383,446,988.95

Pendapatan Transfer 1,037,274,320,323.00 975,149,855,136.50

Lain-lain pendapatan Yang Sah 2,849,022,542.00 1,283,327,542.00

BELANJA 1,206,155,278,726.00 1,091,335,511,816.00

Belanja Operasi 707,040,121,137.00 665,508,874,587.00

Belanja Modal 402,667,852,342.00 329,905,317,517.00

Belanja Tidak terduga 750,000,000.00 227,700,000.00

Transfer 95,697,305,265.00 95,693,619,712.00

2017

PENDAPATAN 1,057,719,428,195.00 1,000,408,602,312.37

Pendapatan Asli Daerah 136,152,091,582.00 99,669,276,952.37

Pendapatan Transfer 915,230,706,613.00 894,212,079,102.00

Lain-lain pendapatan Yang Sah 6,336,630,000.00 6,527,246,258.00

BELANJA 1,094,641,986,176.00 987,600,100,370.00

Belanja Operasi 707,508,330,458.00 667,326,043,707.00

Belanja Modal 239,221,872,318.00 200,088,477,045.00

Belanja Tidak terduga 250,000,000.00 70,050,000.00

Transfer 147,661,783,400.00 120,115,529,618.00

2018

PENDAPATAN 1,088,923,277,552.00 1,014,028,741,574.23

Pendapatan Asli Daerah 129,615,128,867.00 66,043,333,304.23

Pendapatan Transfer 925,308,150,685.00 916,237,210,284.00

Lain-lain pendapatan Yang Sah 34,000,000,000.00 31,748,197,966.00

BELANJA 1,086,284,012,289.00 1,006,485,625,084.78

Belanja Operasi 717,941,986,575.00 690,870,509,277.60

Belanja Modal 212,301,479,614.00 160,111,439,072.00

Belanja Tidak terduga 750,000,000.00 230,399,818.18

Transfer 155,290,547,100.00 155,273,276,917.00

2019

PENDAPATAN 1,159,314,356,011.00 1,064,637,616,007.58

Pendapatan Asli Daerah 134,973,760,140.00 73,225,816,038.35

Pendapatan Transfer 974,594,495,971.00 949,009,943,554.23

Lain-lain pendapatan Yang Sah 49,746,100,000.00 42,388,327,915.00

BELANJA 1,165,226,745,882.00 1,050,617,490,495.42

Belanja Operasi 760,417,874,923.00 713,289,858,563.42

Belanja Modal 230,273,065,363.00 163,345,177,245.00

Belanja Tidak terduga 750,000,000.00 183,444,100.00

Transfer 173,785,805,596.00 173,785,804,596.00

2020

PENDAPATAN 1,157,683,880,934.00 1,101,162,425,886.06

Pendapatan Asli Daerah 118,959,749,845.00 78,247,324,549.96

Pendapatan Transfer 94,298,147,122.00 90,270,174,824.10

Lain-lain pendapatan Yang Sah 43,800,000,000.00 37,967,050,000.00

BELANJA 1,207,525,985,172.00 1,101,347,120,795.53

Belanja Operasi 750,838,707,715.00 697,915,103,852.37

Belanja Modal 270,438,941,099.00 224,033,079,623.80

Belanja Tidak terduga 15,300,000,000.00 8,450,600,961.36

Transfer 170,948,336,358.00 170,948,336,358.00

Sumber: Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang

Dari tabel diatas, dapat diketahui pada anggaran dan realisasi pendapatan dan belanja daerah 2016-2020 mengalami kenaikan dan penurunan (fluktuasi) tiap tahunnya. Hal ini terjadi akibat perubahan harga (inflasi) yang langsung muncul di masyarakat karena patokan nilai yang diberikan oleh pemerintah menyebabkan harga barang menjadi berubah. Sehingga alokasi anggaran lebih besar dan tidak sesuai dengan yang telah dianggarkan. Sebaliknya bisa saja

penyerapan anggaran yang tidak ekonomis disebabkan kinerja yang kurang baik atau adanya program yang tidak dijalankan sehingga menimbulkan permasalahan yang menyebabkan kinerja instansi tidak berjalan sesuai rencana.

2. Analisis Data

a. Analisis Varians Pendapatan

Analisis varians pendapatan adalah selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan.

Tabel 4.2

Perhitungan Varians Pendapatan Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2016-2020

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Varians Pendapatan (Rp) (%) Kriteria 2016 1,103,986,718,250.00 1,032,816,629,667.45 (71,170,088,582.55) 93.55 Kurang Baik 2017 1,057,719,428,195.00 1,000,408,602,312.37 (57,310,825,882.63) 94.58 Kurang Baik 2018 1,088,923,277,552.00 1,014,028,741,574.23 (74,894,535,977.77) 93.12 Kurang Baik 2019 1,159,314,356,011.00 1,064,637,616,007.58 (94,676,740,003.42) 91.83 Kurang Baik 2020 1,157,683,880,934.00 1,101,162,425,886.06 (56,521,455,047.94) 95.12 Kurang Baik Rata-Rata 1,113,525,532,188.40 1,042,610,803,089.54 (70,914,729,098.86) 93.64 Kurang Baik

Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Untuk menghitung selisih dan persentase tingkat ketercapaian Pendapatan:

1. Tahun 2016

Varians Pendapatan = Rp1.032.816.629.667,45 - Rp1.103.986.718.250,00

= -Rp71.170.088.582,55

= 93,55 %

2. Tahun 2017

Varians Pendapatan = Rp1.000.408.602.312,37 - Rp1.057.719.428.195,00

= -Rp57.310.825.882,63

= 94,58 % 3. Tahun 2018

Varians Pendapatan = Rp1.014.028.741.574,23 - Rp1.088.923.277.552,00

= -Rp74.894.535.977,77

= 93,12 % 4. Tahun 2019

Varians Pendapatan = Rp1.064.637.616.007,58 - Rp1.159.314.356.011,00

= -Rp94.676.740.003,42

= 91,83 % 5. Tahun 2020

Varians Pendapatan = Rp1.101.162.425.886,06 - Rp1.157.683.880.934,00

= -Rp56.521.455.047,94

= 95,12 %

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui, rata-rata anggaran pendapatan tahun 2016-2020 sebesar Rp1.113.525.532.188,40 dengan tingkat realisasi sebesar Rp1.042.610.803.089,54 dengan persentase sebesar 93,64%.

Varians ini dapat dikategorikan kurang baik (unfavourable) karena realisasi pendapatan lebih kecil dari anggaran yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini tidak mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Mahmudi (2016) yaitu pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan. Hal ini berarti pemerintah belum mampu mengelola dan mengoptimalkan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil dan kinerja.

b. Analisis Varians Belanja

Analisis varians belanja adalah analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi belanja dengan yang dianggarkan.

Tabel 4.3

Perhitungan Varians Belanja Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2016-2020

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Varians Belanja (Rp) (%) Kriteria 2016 1,206,155,278,726.00 1,091,335,511,816.00 (114,819,766,910.00) 90.48 Baik 2017 1,094,641,986,176.00 987,600,100,370.00 (107,041,885,806.00) 90.22 Baik 2018 1,086,284,012,289.00 1,006,485,625,084.78 (79,798,387,204.22) 92.65 Baik 2019 1,165,226,745,882.00 1,050,617,490,495.42 (114,609,255,386.58) 90.16 Baik 2020 1,207,525,985,172.00 1,101,347,120,795.53 (106,178,864,376.47) 91.21 Baik Rata-Rata 1,151,966,801,649.00 1,047,477,169,712.35 (104,489,631,936.65) 90.95 Baik

Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Untuk menghitung selisih dan persentase tingkat ketercapaian belanja:

1. Tahun 2016

Varians Belanja = Rp1.091.335.511.816,00 - Rp1.206.155.278.726,00

= -Rp114.819.766.910,00

= 90,48 % 2. Tahun 2017

Varians Belanja = Rp987.600.100.370,00 - Rp1.094.641.986.176,00

= -Rp107.041.885.806,00

= 90,22 % 3. Tahun 2018

Varians Belanja = Rp1.006.485.625.084,78 - Rp1.086.284.012.289,00

= -Rp79.798.387.204,22

= 92,65 % 4. Tahun 2019

Varians Belanja = Rp1.050.617.490.495,42 - Rp1.165.226.745.882,00

= -Rp114.609.255.386,58

= 90,16 % 5. Tahun 2020

Varians Belanja = Rp1.101.347.120.795,53 - Rp1.207.525.985.172,00

= -Rp106.178.864.376,47

= 91,21 %

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui, rata-rata anggaran belanja tahun 2016-2020 sebesar Rp1.151.966.801.649,00 dengan tingkat realisasi sebesar Rp1.047.477.169.712,35 dengan persentase sebesar 90,95%. Varians ini dapat dikategorikan baik (favourable) karena realisasi belanja tidak melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Mahamudi (2016:155) yaitu pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan belanja yang baik apabila realisasi belanja tidak melebihi dari yang di anggarankan. Hal ini berarti Pemerintah Daerah dapat mengendalikan dan melakukan penghematan belanja sehingga tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan.

c. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Analisis pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui pertumbuhan realisasi pendapatan dari tahun ke tahun.

Tabel 4.4

Perhitungan Pertumbuhan Pendapatan Pada Badan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Enrekang T.A 2016-2020

Tahun Anggaran Realisasi Pertumbuhan

Pendapatan (%) Kriteria 2016 1,103,986,718,250.00 1,032,816,629,667.45 12.28 Positif 2017 1,057,719,428,195.00 1,000,408,602,312.37 (3.14) Negatif 2018 1,088,923,277,552.00 1,014,028,741,574.23 1.36 Positif 2019 1,159,314,356,011.00 1,064,637,616,007.58 4.99 Positif 2020 1,157,683,880,934.00 1,101,162,425,886.06 3.43 Positif Rata-Rata 1,113,525,532,188.40 1,042,610,803,089.54 3.78 Positif

Sumber: Data diolah Penulis (2021)

Untuk mengetahui pertumbuhan realisasi pendapatan dari tahun ke tahun:

1. Tahun 2016

= 12,28%

2. Tahun 2017

= -3,14%

3. Tahun 2018

= 1,36%

4. Tahun 2019

= 4,99%

5. Tahun 2020

= 3,43%

Dari hasil analisis di atas dapat diketahui, analisis pertumbuhan pendapatan pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif sebesar 12,28% yang artinya kinerja pemerintah daerah dalam mengelola anggaran pendapatan sudah baik sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dari tahun sekarang, pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -3,14% yang artinya pemerintah daerah belum mampu menggali potensi pendapatan asli daerah dalam menambah sumber pendapatan sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan tahun 2017, pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,36% yang artinya kinerja pemerintah daerah dalam mengoptimalkan sumber pendapatan sudah baik sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dari tahun sekarang, pada tahun 2019 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,99% yang artinya kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan sumber pendapatan sudah baik sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dari tahun sekarang, dan pada tahun 2020 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,43% hal ini menunjukkan kemampuan kinerja pemerintah daerah untuk mempertahankan dan meningkatkan

penggunaan anggaran yang sudah dicapai dari satu periode ke periode berikutnya dengan pertumbuhan yang baik untuk setiap komponen pendapatan sehingga realisasi pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan tahun setelahnya.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat Fitra (2019) yaitu pertumbuhan pendapatan yang positif menunjukkan kinerja yang bagus karena realisasi pendapatan tahun sekarang lebih tinggi dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya.

d. Analisis Pertumbuhan Belanja

Analisis pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui perkembangan realisasi

Analisis pertumbuhan bermanfaat untuk mengetahui perkembangan realisasi

Dokumen terkait