• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Analisis Data Hasil Proses Bimbingan dan Konseling Islam Dengan

94

bimbingan konseling, diperoleh kesesuaian dan persamaan yang mengarah pada proses Bimbingan dan Konseling Islam.

B. Analisis Data Hasil Proses Bimbingan dan Konseling Islam Dengan

Family Therapy Dalam Menangani Kesenjangan Komunikasi Antara

Anak Dengan Ayah

Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan family therapy dalam menangani kesenjangan komunikasi antara anak dengan ayah (studi kasus kesenjangan komunikasi antara anak dengan ayah yang menikah lagi). Tingkat keberhasilan berdasarkan proses konseling yang telah dilakukan, terdapat perubahan pada diri klien pada saat sebelum dan sesudah dilaksanakan proses konseling. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Analisis kondisi klien sebelum dan sesudah proses konseling No. Sebelum Konseling Sesudah Konseling

Kondisi Klien A B C Kondisi Klien A B C 1. Sering membentak-bentak ayahnya  Sering membentak-bentak ayahnya  2. Sering mengacuhkan nasihat ayahnya  Masih mengacuhkan nasihat ayahnya  3. Ketika terjadi komunikasi antara Yoga dengan ayahnya, Yoga selalu berbicara tanpa maksud dan tujuan, ia  Ketika terjadi komunikasi antara Yoga dengan ayahnya, Yoga selalu berbicara tanpa maksud 

95 selalu melebarluaskan pembicaraan dan tujuan, ia selalu melebarkan pembicaraan 4. Mudah emosi dan tersinggung dengan pembicaraan ayahnya  Mudah emosi dan tersinggung dengan pembicaraan ayahnya  5. Kurang sabar dan kurang memahami keadaan ayahnya  Kurang sabar dan kurang memahami keadaan ayahnya  Keterangan:

A : Nampak atau dirasakan

B : Kadang-kadang nampak atau kadang-kadang dirasakan C : Tidak nampak atau tidak dirasakan

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dianalisis bahwa tingkat keberhasilan proses konseling yang telah dilaksanakan dengan teknik family

therapy dalam menangani kesenjangan komunikasi antara anak dengan ayah

di Desa Bohar Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, dapat dikatakan telah terjadi perubahan. Hal itu jelas dalam tabel di atas bahwa perubahan yang terjadi pada klien yang sebelumnya ada lima ciri kesenjangan komunikasi yang di antaranya dua nampak atau dirasakan oleh klien dan tiga yang sudah tidak nampak dan tidak dirasakan oleh klien lagi.

Adapun perubahan sebelum konseling, terdapat lima yang nampak atau dirasakan klien di antaranya sering membentak-bentak ayahnya, sering mengacuhkan nasehat-nasehat ayahnya, ketika terjadi komunikasi antara klien dengan ayahnya, klien selalu berbicara tanpa maksud dan tujuan ia selalu melebarluaskan pembicaraan, mudah emosi dan tersinggung dengan

96

pembicaraan ayahnya, serta kurangnya kesabaran dan pemahaman klien kepada ayahnya. Kemudian, setelah adanya proses konseling dengan menggunakan family therapy ini, yang nampak atau dirasakan oleh klien sudah tidak ada lagi dan berubah menjadi kadang-kadang nampak atau kadang-kadang dirasakan oleh klien dan tidak nampak atau tidak dirasakan oleh klien. Di antaranya untuk yang kadang nampak atau kadang-kadang dirasakan klien ada dua, yaitu sering mengacuhkan nasehat-nasehat ayahnya dan mudah emosi serta tersinggung dengan pembicaraan ayahnya. Sedangkan untuk yang sudah tidak nampak atau tidak dirasakan oleh klien yakni sering membentak-bentak ayahnya, ketika terjadi komunikasi antara klien dengan ayahnya, klien selalu berbicara tanpa maksud dan tujuan ia selalu melebarluaskan pembicaraan, serta kurangnya kesabaran dan pemahaman tentang keadaan ayahnya.

Berdasarkan dari tabel di atas, konselor dapat melihat tingkat keberhasilan atau kegagalan penggunaan family therapi dengan teknik pemeragaan, family sculpting, homework, dan genogram dalam proses konseling, maka peneliti dapat mengkategorikan cukup berhasil.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut ini :

1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan family

therapy dalam menangani kesenjangan komunikasi antara anak dengan

ayah (studi kasus kesenjangan anak dengan ayah yang menikah lagi) di Desa Bohar Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, ada beberapa upaya pada proses bimbingan konseling dengan lancar terdapat penggalian data atau observasi yang mana konselor mengambil data dari klien agar mengetahui lebih dalam dan lebih menjiwai klien. Selain itu konselor juga mengarahkan sikap irasional klien untuk diperbaiki dan dirasionalkan kembali. Selain itu konselor juga mengarahkan klien untuk kembali menyayangi ayahnya seperti sediakala, menyarankan klien untuk berfikir secara dewasa agar ia memahami keadaan ayahnya yang saat ini telah menikah lagi dengan seorang janda, memberi nasehat kepada klien agar tidak lagi membentak-bentak ayahnya dan dalam proses bimbingan konseling islam melalui beberapa langkah yaitu dengan :

a. Identifikasi masalah yang meliputi langkah mengidentifikasi masalah yakni mengumpulkan data-data dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh konselor.

98

b. Diagnosis permasalahan yang dihadapi klien. Yakni kurangnya intensitas komunikasi antara anak dengan ayah yang disebabkan karena ayahnya telah menikah lagi dan memilih untuk tinggal berpisah dengan anaknya.

c. Prognosis (perencanaan pemberian bantuan kepada klien) dan langkah pemberian treatmen yakni family therapy kepada klien di mana ada pengembangan rapport yang harus terjalin suasana yang akrab sehingga menimbulkan keterbukaan antara anak dengan ayah.

d. Teratmen/terapi yakni dengan menggunakan teknik genogram di mana

konselor melihat pola hubungan di dalam keluarga, serta teknik

homework, yakni mengajarkan keluarga agar dapat saling berdiskusi

dengan baik dan saling berkomunikasi. Kemudian menerapkan teknik

family sculpting di mana cara ini untuk mendekatkan diri dengan

anggota keluarga yang lain dengan cara nonverbal.

e. Follow up (evaluasi) dalam langkah akhir ini konselor melakukan

wawancara dengan ayah klien serta kakak kandung klien untuk mengetahui perkembangan selanjutnya tentang klien setelah adanya proses konseling terhadap dirinya.

2. Hasil dari proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan family therapy dalam menangani kesenjangan komunikasi antara anak dengan ayah (studi kasus kesenjangan komunikasi antara anak dengan ayah yang menikah lagi) di Desa Bohar Kecematan Taman Kabupaten Sidoarjo, berdasarkan hasil dari pelaksanaan atau hasil proses dapat disimpulkan bahwa dalam

99

pemberian proses konseling islami yang dilakukan konselor dapat dikatakan cukup berhasil.

3. Saran

Untuk melengkapi hasil penelitian ini, penulis memberi saran yang ditujukan kepada beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian dan pembuatan skripsi ini di antaranya :

1. Bagi pihak keluarga khususnya ayah klien

Seharusnya lebih memiliki rasa kasih sayang terhadap klien agar klien lebih bisa dengan mudah memahami kenyataan bahwa ayahnya telah menikah lagi. Serta selalu memantau perkembangan sikap klien dan tetap menjaga komunikasi antara ayah dengan anak.

2. Bagi klien

Hendaknya selalu berusaha untuk menjalani dengan tulus serta penuh keikhlasan dan jangan enggan menjalin komunikasi yang baik dengan ayahnya. Hal yang sekiranya kurang irasional dan tidak baik hendaknya jangan sampai dilakukan, lebih bisa memilih apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Dan jangan pernah mengulang kejadian yang dipandang sebelahmata oleh ayah seperti membentak-bentaknya.

Disarankan pula untuk lebih bisa mengendalikan dirinya agar hal-hal yang buruk yang dilakukan sebelum adanya proses konseling berlangsung tidak terulang kembali. Klien juga harus dapat mengevaluasi dirinya sendiri secara obyektif, positive thingking, dan diusahakan agar

100

jangan mudah terombang-ambing dengan suasana hati yang mudah berubah-ubah suatu saat.

3. Bagi konselor

Disarankan untuk membantu serta memberikan motivasi kepada klien agar klien lebih baik dari hari-hari sebelumnya serta memberikan semangat dalam menghadapi masa depan dan konselor diharapkan untuk bisa menambah wawasannya terutama dalam bidang konseling tentang

family therapy, agar dalam memberikan bantuan terhadap klien baik remaja

atau pun dewasa dapat terlaksana dengan lebih baik lagi. 4. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada para pembaca, untuk mengembangkan proses pelaksanaan konseling dengan terapi yang sesuai dalam menangani kesenjangan komunikasi ataupun masalah yang lain. Penulis juga berharap agar tulisan ini dapat digunakan sebagai kajian atau rujukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai family therapy dalam menangani kesenjangan komunikasi. Kemudian penulis juga merasa bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis berharap kepada peneliti selanjutnya agar lebih baik untuk menyempurnakan penelitian ini. Dan untuk para pembaca pada umumnya jangan pernah membiarkan sebuah masalah menjadi sebuah beban yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain, dan jangan pernah menjadikan masalah orang lain sebagai sebuah beban untuk kita. Sebab apabila kita meringankan beban orang lain maka Allah senantiasa meringankan beban kita.