• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah pengolahan data selesai maka dilakukan analisis data. Data yang diperoleh secara deskriptif kualitatif yang artinya hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian kalimat-kalimat yang mudah dibaca dan dimengerti untuk diinterpretasikan dan ditarik kesimpulan mengenai kebijakan hukum pidana pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Ketentuan Pelaksanaan Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana.

Berdasarkan pada analisis tersebut, kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif, yaitu suatu metode penarikan kesimpulan yang

didasarkan pada fakta yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum guna menjawab permasalahan berdasarkan penelitian ini dan selanjutnya dari kesimpulan tersebut akan dapat diajukan saran dalam rangka perbaikan.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sinkronisasi hukum positif pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 telah sinkron atau sesuai dengan ketentuan pemberian ganti kerugian dalam Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana, baik dalam hal asas, alasan pengajuan dan prosedur pengajuan tuntutan ganti kerugian. Namun, ketentuan pemberian ganti kerugian antara Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 983/KMK.01/1983 tentang Tata Cara Pembayaran Ganti Kerugian tidak sinkron atau tidak sesuai dalam hal dasar pengajuan ganti kerugian dan jangka waktu pembayaran ganti kerugian. Jangka waktu pembayaran ganti kerugian dalam Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 yaitu paling lama 14 hari sedangkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 983/KMK.01/1983 tentang Tata Cara Pembayaran Ganti Kerugian tidak memberikan pengaturan mengenai jangka waktu pembayaran ganti kerugian. Hal ini disebabkan karena pembentukan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 983/KMK.01/1983 tentang

Tata Cara Pembayaran Ganti Kerugian mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983.

2. Perbandingan hukum kebijakan pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap antara Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 mendapatkan hasil bahwa ketentuan pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 telah sesuai dengan keadaan saat ini. Berkaitan dengan perbandingan kebijakan pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap antara Negara Indonesia dengan Negara Belanda, dengan hukum perdata dan dengan hukum pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, didapat bahwa Pengaturan ganti kerugian terhadap korban salah tangkap telah cukup jelas dan tegas.

B. Saran

Adapun saran yang penulis berikan berkaitan dengan kebijakan pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap ini yaitu agar pemerintah secepatnya mengubah aturan pelaksana mengenai tata cara pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap yang sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015. Kesesuaian yang dimaksud yaitu berkaitan dengan prosedur pemberian ganti kerugian dan jaminan kepastian mengenai batas waktu pemberian ganti kerugian terhadap korban salah tangkap. Hal ini sangat diperlukan agar tercipta kepastian hukum dalam memberikan jaminan terhadap keadilan bagi korban salah tangkap.

BukuLiteratur:

Arief, Barda Nawawi. 1992. Bahan Bacaan Politik Hukum Pidana. Jakarta: Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

---. 2002. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

---. 2007.Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan.Jakarta: Kencana Media Group.

---.2013.PerbandinganHukumPidana.Jakarta: Rajawali Pers.

Atok, A. Rosyid Al. 2015. Konsep Pembentukan Peraturan Perundang- undangan. Malang: Setara Press.

Black, Henry Campbell. Black Law Dictionary. 1999.St. Paulminn West Publicing. C.O.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dirdjosisworo, Soedjono. 2012.Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Rajawali Pers. Fuady, Munir. 2010.Perbandingan Ilmu Hukum. Bandung: PT Refika Aditama. Hamdan, M.. 1997.Politik Hukum Pidana. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Harahap, M. Yahya. 2012. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP

(Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali). Jakarta: Sinar Grafika.

---. 2014. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan Penuntutan). Jakarta: Sinar Grafika.

Kusumah, Mulyana W.. 1986. Perspektif, Teori, dan Kebijaksanaan Hukum. Jakarta: Rajawali.

Latif, Abdul dan Hasbih Ali. 2011.Politik Hukum. Jakarta: PT Sinar Grafika. M. D., Moh. Mahfud. 1999. Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia.

Yogyakarta: Gama Media.

---. 2012.Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Muladi. 1995.Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana. Semarang: Undip.

---. Kebijakan Kriminal terhadap Cybercrime. Majalah Media Hukum Vol. 1 No. 3 tanggal 22 Agustus 2003.

Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1998. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana. Cet II. Bandung: Alumni.

Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah. 2005. Politik Hukum Pidana: Kajian Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminilisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahardjo, Satjipto. 2012.Ilmu Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Sasongko, Wahyu. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Soekanto, Soerjono. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

---. 1986.Pengantar Penelitian Hukum. Bandung: UI Press Alumni.

Sunarso, H. Siswanto. 2015. Filsafat Hukum Pidana: Konsep, Dimensi dan Aplikasi, Jakarta: Rajawali Pers.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2010. Penelitian Hukum Normatif.Jakarta: Rajawali Pers.

Sudarto. 2007.Hukum dan Hukum Pidana. Bandung: Alumni. ---. 1986.Kapita Selekta Hukum Pidana.Bandung: Alumni.

Syaukani, Imam dan A. Ahsin Thoari. 2010.Dasar-Dasar Politik Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Zuraida, Ida. 2012.Teknik Penyusunan Peraturan Daerah. Jakarta: Sinar Grafika. Internet: http://www.kompasiana.com/ashabulkahfi653/komjen-purn-oegroseno-korban- salah-tangkap-mestinya-jadi-milyarder_5562f5a7339373f14b6cffe1. http://icjr.or.id/icjr-pemerintah-segera-percepat-revisi-pp-27-tahun-1983-tentang- pelaksanaan-kuhap/. http://icjr.or.id/peraturan-pemerintah-no-92-tahun-2015-harus-dapat-mendorong- keadilan-bagi-korban-dan-profesionalitas-penegak-hukum/. http://kriminalitas.com/85722-2/. http://news.okezone.com/read/2014/08/15/512/1024949/kasir-karaoke-diputus- tidak-bersalah-setelah-13-bulan-dipenjara. http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/25/063722303/ganti-rugi-korban- salah-tangkap-sudah-naik-tapi-belum-adil. http://www.rmol.co/read/2016/02/25/237110/Ganti-Rugi-Korban-Salah-Tangkap- Tolong-Dipermudah-Dong,-Pak-

Dokumen terkait