• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITTIAN

4.4 Analisis Data

4.3.4 Biaya pembangunan hutan kota

Pembangunan hutan kota memiliki peran yang besar dalam menentukan nilai ekonomi hutan kota, karena data pembangunan yang meliputi biaya pembuatan dan pemeliharaan hutan kota adalah dasar dari nilai yang akan dihitung. Adapun data yang diambil diantaranya:

1. Biaya pembangunan atau pembuatan hutan kota serta pemeliharaannya. Data tersebut diambil dari pemda atau dinas terkait.

2. Alternatif data, biaya pembangunan dihitung dengan penggunaan pendekatan harga bibit, biaya penyiraman, pemupukan, penyiangan, penyulaman dan monitoring. Biaya tersebut diambil dari harga umum atau biaya untuk Gerakan Rehabilitasi Lahan (Gerhan). Penghitungan biaya hanya dilakukan pada pembangunan pohon-pohon, tidak menghitung pembangunan infrastruktur di TMR.

4.3.5. Valuasi ekonomi hutan kota

Penentuan nilai ekonomi hutan kota dari pendekatan biaya kesehatan membutuhkan beberapa data penunjang agar penentuan nilai ini dapat dilakukan. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan data selisih biaya pengobatan yang dikeluarkan Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Dampak pencemaran udara

Untuk mengetahui nilai ekonomi hutan kota berdasarkan biaya kesehatan dan pengaruh hutan kota terhadap kesehatan warga di lokasi penelitian, maka dilakukan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Pengaruh hutan kota dilihat dari asumsi pertama bahwa masyarakat yang hidup dekat dengan hutan kota lebih sehat dibandingkan dengan masyarakat yang jauh/tidak memiliki

Jumlah kendaraan di lokasi penelitian x emisi kendaraan

hutan kota di daerah tempat tinggalnya. Kedua biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan tentunya akan lebih besar di lokasi yang tidak memiliki hutan kota. Adapun analisis data yang dilakukan antara lain :

1. Pencemaran udara yang terjadi di lokasi penelitian

Untuk mengetahui pencemaran udara yang terjadi di lokasi penelitian dilakukan melalui pendugaan. Pendugaan dilakukan berdasarkan penghitungan jumlah kendaraan bermotor dan emisi yang dikeluarkan. Analsis tersebut dihitung dengan menggunakan rumus :

Ket : Total emisi yang dikeluarkan adalah pendugaan pencemaran yang terjadi di lokasi penelitian.

2. Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan

Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dianlisis dengan membandingkan dampak kesehatan di Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu akibat pencemaran udara. Analisis yang dilakukan antara lain :

a. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden mengenai beberapa penyakit yang diderita warga dan diduga diakibatkan pencemaran udara, dijumlahkan dan dibuat persentasenya (Tabel 6). Persentase yang dihasilkan di-extrapolasi kedalam jumlah warga yang terdapat di masing-masing kelurahan sehingga didapatkan data pendugaan jumlah warga yang terkena dampak pencemaran udara. Untuk memudahkan data ditabulasi kedalam Tabel 8.

Tabel 8. Pendugaan jumlah warga yang terkena dampak pencemaran udara

Ket : data hasil wawancara, mengacu hasil Tabel 6.

3. Biaya pengobatan yang harus dikeluarkan sebagai dampak pencemaran udara

Penghitungan dampak hanya menghitung dari sisi pengobatan tidak menghitung menurunnya produktivitas akibat pencemaran udara. Pengobatan dilakukan 3 x karena dengan estimasi tersebut pasien diharapkan sudah sembuh

Kelurahan

Ragunan Pasar Minggu

Jenis Penyakit

Jumlah warga penyakit a x Biaya pengobatan penyakit a

Besarnya biaya yang dikeluarkan akibat pencemaran udara dihitung dengan menggunakan rumus :

Untuk memudahkan data ditabulasi kedalam Tabel 9. Tabel 9 berisi data jenis penyakit, biaya pengobatan/orang dan jumlah penderita.

Tabel 9. Biaya pengobatan penyakit akibat pencemaran udara

Ragunan (Rp) Pasar Minggu (Rp) No Penyakit Jenis Biaya

pengobatan per orang (Rp) Jumlah penderita Biaya (Rp) Jumlah penderita Biaya (Rp) Total biaya Biaya/orang

4.4.2. Potensi Kemampuan Hutan Kota TMR

Potensi kemampuan hutan kota dalam mereduksi pencemaran udara dilakukan melalui pendugaan menggunakan data sekunder. Data dianalsisi dengan menggunakana rumus :

Ket :

B = Kemampuan hutan kota dalam menyerap pencemar udara (data yang digunakan berasal dari penelitian yang telah ada dan kemudian dikonversi kedalam kemampuan pohon yang terdapat di TMR)

C = Kemampuan menjerap /menyerap pohon Jd = Jumlah daun

Jp = Jumlah pohon Ld = Luas daun (m2)

Untuk memudahkan data dimasukkan kedalam Tabel 10. Tabel 10 berisi jenis pohon, jumlah pohon, jumlah daun, berat kering daun dan kemampuan pohon dalam menjerap/menyerap pencemar udara.

Tabel 10. Kemampuan beberapa pohon di TMR No Jenis Berat kering/daun (g) Kemampuan menjerap/berat kering daun (mg/g) Jumlah

daun Jumlah pohon Kemampuan TMR (mg)

Total jerapan

4.4.3. Persepsi masyarakat tentang manfaat hutan kota dalam menurunkan pencemaran udara

Data hasil wawancara pada Kelurahan Ragunan dan Pasar Minggu yang didapatkan, dijelaskan secara deskriptif. Pertanyaan yang diajukan menggunakan panduan wawancara (lampiran 1).

4.4.4. Biaya Pembangunan Hutan Kota TMR

Biaya ini diperlukan untuk mengetahui berapa nilai ekonomi yang melekat pada hutan kota dari biaya pembangunannya. Penghitungan pendekatan biaya pembangunan pohon beserta pemeliharaannya, dihitung mulai dari tahun ke-0 hingga tahun ke-10, hal ini dilakukan karena hutan kota diasumsikan pada tahun ke-10 baru dapat memberikan manfaatnya secara ekologis bagi penyehatan lingkungan. Biaya pembangunan dan pemeliharaan hutan kota dianalisis dengan biaya hari orang kerja (HOK) dan pengadaan bibit (Standar Gerhan). Adapun penghitungan dilakukan seperti Tabel 11 :

Tabel 11. Biaya pembangunan hutan kota

Tahun Jenis kegiatan Satuan volume Biaya

satuan (Rp) Total (Rp) Keterangan 0 Penanaman 1 Penyiraman Pemupukan+ penyiangan Penyulaman 2 Penyiraman Pemupukan+ penyiangan Monitoring 3 Penyiraman Pemupukan+ penyiangan Monitoring 4-10 Monitoring Pengadaan bibit 10% bibit penyulaman Pengadaan pupuk Total biaya

3.4.5. Valuasi Ekonomi Hutan Kota TMR

Penghitungan nilai atau valuasi ekonomi hutan kota dianalisis dengan mencari selsih biaya dampak pencemaran udara dari kedua lokasi penelitian. Selesih antara kedua nilai tersebut adalah nilai ekonomi bersih yang didapatkan untuk kelurahan yang berdekatan dengan TMR karena secara langsung mendapatkan manfaat positif dari kehadiran TMR. Untuk penghitungan Valuasi Ekonomi Hutan kota dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Ket :

VHK = Nilai Ekonomi Hutan kota

Z = Biaya dampak pencemaran udara di Kelurahan Ragunan

Z1 = Biaya dampak pencemaran udara di Kelurahan Pasar Minggu (tidak ada hutan kotanya)

Dokumen terkait