BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
B. Data-data Hasil Penelitian Lapangan
2. Analisis Data Lapangan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah maka diperoleh data responden sebagai berikut:
a. Pendidikan Agama
1. Keimanan
Tabel 4
Respon orang tua terhadap Variabel Keimanan
No. Pern ataan SS S TS STS Skor Ranking
1 Saya mengadankan anak-anak saya ketika mereka lahir
15 15 - - 135 4
2 Saya sering mengatakan kepada anak-anak bahwa Allah mengawasi kita
23 7 - - 143 1
3 Saya tidak pernah mengenalkan Allah kepada anak-anak
1 - 13 16 130 6
4 Saya mengajarkan kepada anak-anak tentang malaikat yang harus di imani
18 9 1 2 129 7
5 Saya belum pernah memberi tahu anak-anak tentang malaikat
- - 24 6 126 8
6 Saya tidak mengetahui tentang Rasul Allah
1 1 20 8 123 9
perilaku Nabi Muhammad
8 Saya mengajarkan anak-anak untuk memahami isi Al-Quran
21 9 - - 141 2
9 Anak-anak saya belum pernah diberi tahu tentang isi Al-Quran
1 1 9 19 133 5
10 Saya memberitahu anak-anak tentang hari kiamat
3 23 3 1 114 11
11 Saya belum pernah menceritakan tentang hari kiamat
1 3 21 5 116 10
Analisis dari tabel 4 adalah tentang dasar-dasar dari keimanan, dan tentang bagaimana responden mengajarkan tentang keimanan tersebut kepada anak-anak dari sedini mungkin.
Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang responden sering mengatakan kepada anak-anak bahwa Allah mengawasi kita dengan hasil skor 143 dengan dugaan hasil di lapangan bahwa para orang tua mengajarkan kepada anak-anak mereka bahwa tuhan yang harus ditaati adalah Allah dan kita senantiasa harus taat dan patuh kepada Allah karena Allah selalu mengawasi segala tingkah laku umatnya. Seperti untuk tidak berbohong, selalu berbuat baik kepada orang tua dan teman dan sebagainya.
Hal ini sejalan dengan tuntunan Alquran yang memuat pesan Luqman al-Hakim kepada anaknya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah merupakan kealiman yang amat besar. (QS 31: 12). Dalam informasi Alquran ini terungkap bagaimana seharusnya seorang bapak menuntun dan membimbing anak-anak mereka mengenai Tuhannya. Anak mengenal Tuhan melalui bimbingan orang tua mereka.
Kemudian upaya membimbing pengenalan terhadap Tuhan dan agama hendaknya dilakukan dengan penuh kasih sayang. Tidak dengan perintah, melainkan melalui teladan orang tua.2
Dengan demikian orang tua dapat mengajarkan tentang keimanan kepada anak degan cara memberi bahwa Allah adalah tuhan yang patut disembah dan Allah selalu mengawasi umatnya.
2. Ibadah
Tabel 5
Respon responden terhadap Variabel Ibadah
No. Pernataan SS S TS STS Skor Ranking
1 Saya selalu
melaksanakan shalat berjamaah dengan anak-anak
22 6 2 - 138 4
2 Saya selalu
mengingatkan anak-anak untuk shalat 5 waktu
23 6 1 - 141 3
3 Saya tidak tahu anak-anak shalat atau tidak
1 1 11 17 132 6
4 Saya mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan Ramadhan
26 4 - - 146 1
5 Saya tidak mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan Ramadhan
4 - 10 16 125 7
6 Saya mengajarkan anak-anak saya untuk membaca Al-Quran
22 8 - - 143 2
7 Saya tidak pernah mengajarkan anak-anak saya untuk membaca Al-Quran
1 - 11 18 136 5
Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan responden mengajarkan anak-anak untuk berpuasa wajib dibulan ramadhan dengan hasil skor
2
146 dengan dugaan hasil di lapangan bahwa responden mengajarkan anak-anaknya untuk melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan dengan mendapatkan contoh dari orang tua mereka. Hal ini peneliti duga karena pemahaman agama yang orang tua miliki berada pada taraf pemahaman dasar yang sederhana.
Hasil dugaan diatas sesuai dengan teori dari Zakiah Daradjat yang mengungkapkan bahwa pendidikan agama dalam keluarga terjadi sebelum anak masuk sekolah, terjadi dengan cara tidak formal. Pendidikan agama dalam keluarga ini melalui semua pengalaman anak, baik melalui ucapan yang didengarnya, tindakan, perbuatan dan sikap yang dilihatnya maupun perlakuan yang dirasakannya. Oleh karena itu, keadaan orang tua dala kehidupan anak sehari-hari mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membina kepribadian anak.3
Dengan demikian orang tua dapat mengajarkan anaknya tentang ibadah dengan salah satu cara yaitu mengajarkan anak tentang berpuasa wajib dibulan Ramadhan.
3. Akhlak
Tabel 6
Respon responden terhadap Variabel Akhlak
No. Pernataan SS S TS STS Skor Ranking
1 Saya mengajarkan anak-anak untuk berbagi dengan temannya
18 12 - - 138 4
2 Saya tidak mengajarkan anak-anak saya untuk berbagi
- - 25 5 126 6
3
3 Saya membiasakan mengucap salam setiap masuk rumah
21 9 - - 141 1
4 Saya tidak pernah
membaca salam
sebelum masuk rumah
1 - 12 17 134 5
5 Saya mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong dengan temannya
21 9 - - 141 2
6 Saya tidak mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong
- - 12 18 139 3
Peneliti menduga tingginya skor pada pernyataan responden membiasakan mengucap salam setiap masuk rumah dan pada pernyataan responden mengajarkan anak-anak untuk saling tolong menolong dengan temannya dengan skor 141 dengan dugaan orang tua mengajarkan anak-anak untuk selalu mengucapkan salam ketika anak hendak masuk maupun pergi meninggalkan rumah. Dan juga orang tua mengajarkan anak-anak untuk berperilaku yang baik dan saling tolong menolong dengan orang lain.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Tim Dosen IKIP Malang, dalam buku pengantar ilmu pendidikan, bahwa pendidikan keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang seorang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan yang menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anak-anak.4
4
Dengan demikian salah satu cara orangtua untuk mengajarkan tentang akhlak kepada anak dengan cara membiasakan anak-anak untuk mengucap salam setiap masuk rumah dan saling tolong menolong dengan temannya.
4. Etika dalam Pergaulan
Tabel 7
Respon responden terhadap Variabel Etika dalam Pergaulan
No. Pernataan SS S TS STS Skor Ranking
1 Saya suka tersenyum jika bertemu dengan orang
15 15 - - 135 1
2 Saya biasa bicara dengan nada yang keras kepada anak-anak
1 3 21 5 116 3
3 Saya membiarkan anak untuk bermain dengan siapa saja
2 21 7 - 108 4
4 Saya meminta kepada anak-anak saya untuk tidak bermain dengan anak daerah lain
- - 28 2 119 2
Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang responden suka tersenyum jika bertemu dengan orang lain dengan skor 135 dengan dugaan hasil di lapangan bahwa orang tua memberikan contoh kepada anak untuk bersikap ramah terhadap orang lain, dan agar anak dapat bersosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitarnya.
Hal ini sejalan dengan teori dari Elisabeth B. Hurlock yang mengatakan pada masa anak (2-11 tahun). Anak masih immature (belum matang) dengan tanda-tanda khas: usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga ia
merasa bahwa bahwa dirinya merupakan sebagian dari lingkungan yang ada. Penyesuaian sosial dilaksanakan dengan pergaulan dan berbagai pertanyaan. Segala hal mulai ditanyakan, diragukan. Ketika usia anak mencapai 3 tahun, masa ini dikenal sebagai masa Sturm um Drang dan periode haus nama. Usia 6 tahun merupakan masa penting untuk proses sosialisasi.5
Dengan demikian salah satu cara orang tua untuk mengajarkan tentang etika dalam pergaulan adalah dengan cara orang tua suka tersenyum jika bertemu dengan orang lain.
b. Pembentukan Konsep Diri
1. Konsep Diri Positif
Tabel 8
Respon Orang tua terhadap Variabel konsep diri positif
No. Pernyataan SS S TS STS Skor Ranking
1 Saya membantu
anak-anak untuk menyelesaikan masalah mereka 12 17 1 - 130 3 2 Saya selalu mendiskusikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anak
3 26 1 - 123 11
3 Saya mengajarkan anak-anak saya untuk tidak merasa minder terhadap anak lain
8 21 1 - 126 9
4 Anak saya minder terhadap anak lain
1 1 26 2 117 13
5 Pujian dan reward saya berikan didepan anak
2 14 3 11 83 15
5
saya
6 Setiap anak saya melakukan kebaikan saya selalu memujinya
7 23 - - 127 7
7 Saya tidak pernah memuji anak saya
2 - 15 13 127 8
8 Saya memberitahukan anak-anak mengenai perilaku apa saja yang tidak di setujui masyarakat
14 14 1 1 129 4
9 Saya membiarkan anak berperilaku apa saja
1 2 11 16 129 5
10 Saya mau mendengarkan anak saya ketika menceritakan kesusahan hidupnya
16 13 1 - 134 2
11 Anak-anak tidak dibiarkan untuk berkeluh kesah
4 21 4 1 113 14
12 Saya membiasakan anak-anak untuk bertanggung jawab
8 22 - - 128 6
13 Saya tidak membiasakan anak untuk bertanggung jawab
1 1 22 6 121 12
14 Jika mengalami kegagalan saya akan menyemangati anak untuk memperbaikinya
20 10 - - 140 1
15 Saya membiarkan anak saya ketika ia mengalami kegagalan
- 1 23 6 124 10
Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang jika mengalami kegagalan saya akan menyemangati anak untuk memperbaikinya dengan skor 140 dengan dugaan hasil dilapangan bahwa responden atau orang tua
memberikan motivasi terhadap anak untuk tidak mudah putus asa dan mau terus berusaha. Dalam buku Psikologi Perkembangan telah dijelaskan motivasi terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu mempengaruhi dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang bertindak atau berbuat untuk memenuhi kebutuhannya atau mencapai tujuan tertentu. Adapun yang bersifat eksternal yaitu terkait dengan pengaruh atau eksistensi orang lain diluar diri individu, misalnya pengaruh dari orang tua, guru, teman yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.6
Dengan demikian salah satu cara orang tua dalam menanamkan konsep diri yang positif terhadap anak adalah dengan cara orang tua selalu memberikan semangat kepada anak untuk memperbaiki kekurangnnya.
2. Konsep Diri Negatif
Tabel 9
Respon Orang tua terhadap konsep diri negatif
No. Pernataan SS S TS STS Skor Ranking
1 Saya biasa menyebutkan kekurangan yang dimiliki oleh anak saya secara terus terang
2 27 1 - 107 12
2 Kekurangan anak saya tidak pernah saya ceritakan kepada orang lain
21 6 2 2 123 6
3 Pujian pada anak, saya berikan secara berlebihan
1 - 27 2 119 9
4 Pujian yang saya berikan dalam batas wajar
4 26 - - 123 7
5 Saya selalu mengeluh mengenai hidup saya di depan anak-anak
- 2 8 20 135 2
6 Saya tidak pernah mengeluh di depan anak-anak
14 10 3 3 123 8
7 Saya membiarkan anak-anak saya mencela orang lain
- - 13 17 138 1
6
8 Saya menasihati anak saya jika ia mencela orang lain
17 11 1 1 132 4
9 Anak saya memiliki banyak teman dari golongan apa saja
3 23 3 1 114 10
10 Anak saya hanya bergaul dengan anak-anak lapak saja
2 3 23 2 110 11
11 Anak saya sering mengikuti perlombaan
12 16 2 - 128 5
12 Anak saya tidak boleh mengikuti perlombaan apapun
1 - 11 18 135 3
Peneliti menduga tingginya skor pada butir pernyataan tentang responden membiarkan anak-anak untuk mencela orang lain hasil perolehan skor 138 dengan dugaan hasil di lapangan bahwa orang tua tidak mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak mencela orang lain. Hal ini terlihat dari skor dari sangat tidak setuju yang mendapat 17 poin. Mengindikasikan orang tua sangat tidak setuju apabila anak-anak mereka mencela orang lain, karena perbuatan mencela orang lain adalah perbuatan yang tidak terpuji.
Dugaan tersebut sesuai dengan teori Pavlov tentang teori belajar asosiatif, Pavlov menyimpulkan bahwa perilaku itu dapat dibentuk melalui kondisioning atau kebiasaan. Misalnya anak dibiasakan mencuci kaki sebelum tidur, atau membiasakan menggunakan tangan kanan untuk menerima sesuatu pemberian dari orang lain. Dalam eksperimen Pavlov, anjing yang semula tidak mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi bel, sekalipun tidak ada makanan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kondisioning, dengan mengaitkan suatu stimulus dengan responnya.7
7
C. Uji Regresi
1. Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di olah dengan menggunakan bantuan software SPSS 19.0 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 10
Koefisien Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Unstandardied Coefficients Standardied Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. (Constant) 35.403 10.769 3.288 .003 1 pemahaman_agama .671 .090 .815 7.437 .000
a. Dependent Variable: konsep_diri
Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa pendidikan agama keluarga berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anak, dapat dilihat dengan nilai Sig <0,05 (Sig = 0,000) maka dengan kata lain Ho ditolak. Artinya pendidikan agama keluarga berpengaruh positif terhadap pembentukan konsep diri anak secara signifikan.
Berdasarkan model persamaan regresi dapat diperoleh sebagai berikut: Y = 35.403 + 0,671X
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa dari setiap pendidikan agama yang diberikan oleh keluarga maka akan diikuti kenaikan nilai konsep diri sebesar 0.671.
Tabel 11 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .815a .664 .652 5.715
a. Predictors: (Constant), konsep_diri b. Dependent Variable: pemahaman_agama
Berdasarkan tabel 10, terlihat bahwa menunjukan nilai R yang merupakan simbol nilai dari koefisien korelasi. Nilai korelasi diatas adalah 0,815. Nilai ini dapat di interpretasikan bahwa hubungan penelitian ada di kategori
Melalui tabel ini pula diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi yang menunjukan seberapa bagus madel regresi yang dibentuk oleh interaksi variable bebas dan terikat. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah 0,664%. Yang dapat di tafsirkan bahwa variabel X memiliki pengaruh 66,4% terhadap variable Y dan 33.6% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah orang tua yang mengajarkan anaknya tentang keimanan bagaimana orang tua mengenalkan Allah sebagai tuhan yang patut disembah, orang tua mengajarkan anak untuk senantiasa beribadah kepada Tuhan-Nya salah satunya dengan melaksanakan shalat lima waktu dan puasa wajib di bulan Ramadhan, orang tua mengajarkan anak tentang akhlak dan bagaimana etika dalam pergaulan dengan cara mengajarkan anak untuk saling tolong menolong dengan sesame dan snantiasa bersikap ramah terhadap orang lain.
2. Uji Koefisien Regresi sederhana (Uji-T)
Berdasarkan hasil uji T-test dilihat pada tabel 11 dapat dijelaskan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel, dimana nilai signifikannya a<1%, maka Ho
ditolak. Sehingga hipotesis yang berbunyi, terhadap variable pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel pendidikan agama keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga komunitas pemulung Jurang Mangu Barat.
Tabel 12
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 30 98.00 138.00 122.8667 9.65878 Valid N (listwise) 30
Rentangan penyebaran skor skala pendidikan agama anak adalah 28 – 140, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor terendah 1 x 28 = 28 dan skor tertinggi 5 x 28 = 140. Dari 28 butir angket tentang pendidikan agama yang telah disebar mendapatkan hasil mean sebesar 122.87 dengan nilai minimum sebesar 98.00 dan nilai maximum sebesar 138.00 dan dengan nilai standar deviasi sebesar 9.66.
Untuk mengetahui tingkat pendidikan agama, peneliti menggunakan kategori tingkat tersebut ke dalam tingkatan tersebut ke dalam tiga kategori pendidikan, yaitu pendidikan agama tinggi, pendidikan agama sedang, pendidikan agama kurang. Skala ini terdiri dari 28 item. Setiap itemnya diberi skor 5 untuk sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Dengan luas jarak 140 – 28 = 112.
Tabel 13
Klasifikasi Skor Skala Pendidikan Agama
Kategori Nilai Angka
Tinggi X ≥ (M + SD) X ≥ 132.53
Sedang (M + SD) ≤ X ≤ (M + SD) 113.21 ≤ X ≤ 132.53
Pada halaman sebelumnya telah dinyatakan bahwa pendidikan agama berada pada kategori tinggi, dengan skor perolehan 132.53. dengan demikian jika dikaitkan dengan tabel 12 dengan skor mean sebesar 122.87 maka dapat dinyatakan pendidikan agama ada pada tingkat tinggi.
Mengkategorikan hasil yang didapat
a. Dikatakan Pendidikan Agama tinggi jika X + SD hasilnya lebih tinggi atau sama dengan standar deviasi.
b. Dikatakan Pendidikan Agama sedang jika X hasilnya berada diantara nilai tinggi dan rendah dari standar deviasi.
c. Dikatakan Pendidikan Agama kurang jika X – SD hasilnya lebih rendah dari standar deviasi.
Tabel 14
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 30 92.00 123.00 111.2667 8.02124 Valid N (listwise) 30
Rentangan penyebaran skor skala pembentukan konsep diri anak adalah 27 – 135, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor terendah 1 x 27 = 27 dan skor tertinggi 5 x 27 = 135. Dari 27 butir angket tentang pembentukan konsep diri yang telah disebar mendapatkan hasil Mean sebesar 111.27 dengan nilai minimum sebesar 92.00 dan nilai maximum sebesar 123.00 dan dengan nilai standar deviasi sebesar 8.02.
Untuk mengetahui tingkat pembentukan konsep diri, peneliti menggunakan kategori tingkatan tersebut ke dalam tiga kategori konsep diri, yaitu konsep diri tinggi, konsep diri sedang, dan konsep diri kurang. Skala ini terdiri
dari 27 item. Setiap itemnya diberi skor 5 untuk sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Dengan luas jarak 135 – 27 = 108.
Tabel 15
Klasifikasi Skor Skala Pembentukan Konsep Diri
Kategori Nilai Angka
Tinggi X ≥ (M + SD) X ≥ 119.28794 Sedang (M + SD) ≤ X ≤ (M + SD) 103.24546 ≤ X ≤ 119.28794 Rendah X ≤ (M – 1 SD) X ≤ 103.24546
Pada halaman sebelumnya telah dinyatakan bahwa pembentukan konsep diri berada pada kategori sedang, karena skor peroleh berada pada kisaran skor antara 119.28794 – 103.24546. dengan demikian jika dikaitkan dengan table 14 dengan skor mean sebesar 111.2667 maka dapat dikatakan pembentukan konsep diri anak ada pada tingkatan sedang.
Mengkategorikan hasil yang didapat
a. Dikatakan Pembentukan Konsep Diri tinggi jika X + SD hasilnya lebih tinggi atau sama dengan standar deviasi.
b. Dikatakan Pembentukan Konsep Diri sedang jika X hasilnya berada diantara nilai tinggi dan rendah dari standar deviasi.
c. Dikatakan Pembentukan Konsep Diri kurang jika X – SD hasilnya lebih rendah dari standar deviasi.
64
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan di Komunitas Pemulung Jurang Mangu Pondok Aren tentang pengaruh pendidikan agama keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Tingkat pendidikan agama pada komunitas pemulung Jurang Mangu tergolong pada kategori tinggi dengan skor perolehan berada pada kisaran skor anatara 113.21 – 132.53 dan dengan skor mean 122.87.
2. Tingkat pembentukan konsep diri anak pada komunitas pemulung Jurang Mangu tergolong pada kategori sedang dengan skor perolehan berada pada kisaran skor antara 1119.28794 – 103.24546 dan dengan skor mean 111.2667. hal ini dipengaruhi oleh adanya pendidikan agama yang cukup yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anak.
3. Pendidikan agama keluarga berpengaruh positif terhadap pembentukan konsep diri anak pada keluarga pemulung di komunitas pemulung Jurang Mangu. Hal ini dapat dilihat pada hasil t-test (parsial) nilai sig = 0,000 korelasi parsial pendidikan agama keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak pada keluarga di komunitas pemulung Jurang Mangu Barat adalah sebesar 0.815 atau 81.5%. Dari hasil perhitungan tersebut ternyata bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel dimana nilai signifikansinya 0.000 < 0.05. Sehingga hipotesis yang berbunyi yaitu terhadap pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan konsep diri anak di keluarga pemulung Jurang Mangu Barat.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, ada beberapa saran dan masukan yang penulis pendang sebagai hal yang positif. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat lebih berperan aktif dalam memperhatikan kesejahteraan pemulung, karena pemerintah sebagai pemegang kebijakan memiliki tugas-tugas yang salah satunya adalah memberantas kemiskinan yang di alami oleh rakatnnya.
2. Orang tua dapat lebih berperan aktif dalam pendidikan agama dalam keluarga, jangan sampai orang tua lengah dan menyebabkan penyimpangan perilaku terhadap anak-anak. Penerapan pendidikan agama dalam keluarga dapat mengurangi permasalahan penyimpangan perilaku pada anak-anak.
A. Buku
Agustiani, Hendriati, Psikologi Perkembangan. (Bandung: PT Refika Aditama 2006)
Arifin, Muayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Arifin, M. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Lingkungan
Keluarga (Jakarta: Bulan Bintang, 1984)
Braja, Abu Bakar, Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspeknya, (Jakarta: Studi Press 2005)
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2005) Burn, R. B. Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku,
(Jakarta: Arcan, 1993)
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005)
_______, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977) Dister, Nico Syukur, Pengalaman dan Motivasi Beragama Pengantar Psikologi
Agama, (Jakarta: LEPPEHAS, 1982)
Ekosusilo, Madyo, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang: Effhar, 1990)
Gunarsa, Singgih D. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002)
Gunawan, Ary H, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: BINA AKSARA, 1986)
Hadi, Aslam, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali, 1986) Hasan, Tholib, Dasar-dasar Pendidikan (Jakarta: Studia Press, 2005)
Hurlock, Eliabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga 1980) Idris, Zahara, Dasar Dasar Kependidikan, (Bandung: ANGKASA, 1981)
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005) Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2011)
Manaf, Mudjahid Abdul, Sejarah Agama-Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996)
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006)
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Beberapa Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985)
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008)
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2010)
Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2004)
Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989)
Siregar, Syofian, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)
Sobur, Alex, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: CV Pusaka Setua, 2010)
Soehartono, Irawan, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : CV. Alfabeta, 2009)
_______, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2008) _______, Statistika untuk Penelitian,(Bandung : CV.ALFABETA, 2008) Suharso, Puguh, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Indeks, 2009) Syafaat, TB. Aat, dkk. Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada,2008)
Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)
Umar, M. dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998)
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004) William A. Haviland, Antropologi, (Jakarta: Erlangga 1985)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
Chaplin James P. Kamus Lengkap Psikologi. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001)
C. Skripsi
Andayani, Dwi Restu, Hubungan Konsep Diri dengan Motifasi Menabung pada Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, 2006)
Zakiah, Pengaruh Pendidikan Agama (Islam) dalam Keluarga Terhadap Konsep Diri Pada Remaja , (Skripsi S1 Fakultas Psikologi)
Santoso, Ahsit, Hubungan antara Konsep Diri dengan Gaya Hidup Konsumtif Siswa SMA Islam, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)
4 4 4 4 1 4 4 1 5 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 5 1 4 1 4 5 4 5 95 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 118 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 108 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 95 2 5 5 1 2 5 1 2 1 4 5 4 1 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 92 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 2 5 5 5 4 4 5 4 5 5 1 4 5 1 1 5 5 110 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 4 105 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 1 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 112 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 1 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 5 112 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 104 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 2 5 4 4 1 106 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 2 5 5 2 1 5 4 5 5 5 5 2 2 4 4 111
5 4 4 4 4 4 1 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 2 4 5 114
4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 111 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 124 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 132 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 131 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 111 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 4 4 108 1 2 2 1 5 1 5 4 5 4 5 1 5 4 5 1 5 4 98 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 131 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 118 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 118 2 5 5 5 5 1 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 2 4 114 2 5 5 5 5 1 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 2 4 114 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 112 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 122 4 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 113 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 138
4 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118
4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 123
5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 2 4 128
4 5 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 117
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summar
N %
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Cases
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliabilit Statistics Cronbach's Alpha N of Items .895 55 Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 4.5000 .50855 30 VAR00002 4.7667 .43018 30 VAR00003 4.3333 1.02833 30 VAR00004 4.3000 1.11880 30 VAR00005 4.2000 .40684 30 VAR00006 4.1000 .84486 30 VAR00007 4.6000 .49827 30 VAR00008 4.7000 .46609 30 VAR00009 4.4333 .93526 30 VAR00010 3.8000 .88668 30 VAR00011 3.8667 .93710 30 VAR00012 4.6000 .81368 30 VAR00013 4.7000 .65126 30 VAR00014 4.4000 .93218 30 VAR00015 4.8667 .34575 30 VAR00016 4.1667 1.34121 30 VAR00017 4.7667 .43018 30 VAR00018 4.5333 .81931 30 VAR00019 4.6000 .49827 30
VAR00021 4.7000 .46609 30 VAR00022 4.4667 .81931 30 VAR00023 4.7000 .46609 30 VAR00024 4.6333 .49013 30 VAR00025 4.5000 .50855 30 VAR00026 3.8667 .93710 30 VAR00027 3.6000 .93218 30 VAR00028 3.9667 .41384 30 VAR00029 4.3333 .66089 30 VAR00030 4.1000 .30513 30 VAR00031 4.2000 .61026 30 VAR00032 3.9000 .71197 30 VAR00033 2.7667 1.52414 30 VAR00034 4.2333 .43018 30 VAR00035 4.2333 1.00630 30 VAR00036 4.3000 .91539 30 VAR00037 4.3000 1.02217 30 VAR00038 4.4667 .68145 30 VAR00039 3.7667 .97143 30 VAR00040 4.2667 .44978 30 VAR00041 4.0333 .80872 30 VAR00042 4.6667 .47946 30 VAR00043 4.1333 .57135 30 VAR00044 3.5667 1.10433 30 VAR00045 4.1000 1.15520 30