• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

J. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dari masing-masing variabel bebas yaitu status gizi anak, interaksi sosial anak, pola asuh ibu dan pendidikan ibu. Data dikumpulkan kemudian dikelompokkan menurut jenis data masing-masing dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Perhitungan distribusi frekuensi dapat dilakukan dengan rumus : P = x100%

n x

commit to user

Keterangan :

Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment apabila data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi tidak normal analisis bivariat dengan uji chi-square dengan ketentuan apabila nilai sig (p)< 0,05 maka dikatakan ada hubungan yang signifikan dan apabila nilai sig (p)> 0,05 maka dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan.

Tujuan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak, hubungan interaksi sosial dengan perkembangan kognitif anak, hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan kognitif anak, hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak.

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yaitu untuk mengetahui hubungan status gizi anak, interaksi sosial anak, pola asuh ibu dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak.

Uji statistik yang digunakan untuk perolehan data yaitu dengan menggunakan regresi logistik. Adapun rumus regresi logistik adalah sebagai berikut :

Keterangan :

P = Probabilitas untuk kognitif baik 1-P = Probabilitas untuk kognitif kurang

X1 = Status gizi ( 0 : buruk ; 1 : kurang; ; 2: baik ; 3 : lebih)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian

1. Umur Ibu

Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi umur Ibu dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Sumber : data primer, 2015

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa mayoritas subjek berusia antara 20 tahun sampai 34 tahun yaitu termasuk kategori usia reproduktif. Periode reproduksi sehat pada wanita berada pada rentang umur 20 – 35 tahun (Manuaba, 2002).

2. Pendidikan Ibu

Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi tingkat pendidikan Ibu dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan n %

Pendidikan Tinggi 18 22,4

Pendidikan Menengah 35 43,8

Pendidikan Dasar 27 33,8

Jumlah 80 100

Sumber : data primer, 2015

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa mayoritas subjek memiliki tingkat pendidikan menengah sehingga lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan anak karena tidak ada responden yang buta huruf.

3. Pekerjaan Ibu

Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi pekerjaan ibu dapat dilihat padaTabel 4.3.

commit to user

Tabel 4.3. Distribusi Pekerjaan Ibu

Sumber : data primer, 2015.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas subjek merupakan Ibu Rumah Tangga yang secara formal tidak bekerja tetapi mereka bisa bekerja di rumah selama 24 jam/hari.

4. Status Gizi Anak

Hasil pengukuran status gizi anak dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Kategori Status Gizi Anak

Status Gizi n %

Gizi lebih 2 2,5

Gizi baik 67 83,8

Gizi kurang 11 13,8

Jumlah 80 100

Sumber : data primer, 2015.

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata anak memiliki status gizi baik berdasarkan pengukuran BB/U. Namun, satus gizi tersebut hanya berlaku pada waktu penelitian (April-Juni 2015) karena pengukuran BB/U bersifat sesaat.

5. Interaksi Sosial Anak

Hasil kategori interaksi sosial anak dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Interaksi Sosial Anak

Interaksi Sosial Anak n %

Baik 52 65,0

Kurang 28 35,0

Jumlah 80 100

Sumber : data primer, 2015.

Tabel 4.5. menunjukkan bahwa mayoritas interaksi sosial anak pada kategori baik yaitu sebanyak 52 orang (65%). Anak dengan interaksi sosial yang kurang mempunyai hubungan timbal balik yang belum baik dengan orang lain, pengaruh lingkungan sosial juga berkontribusi terhadap cara anak berinteraksi dengan orang lain.

commit to user

6. Pola Asuh Anak

Hasil kategori pola asuh anak dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Pola Asuh Anak

Sumber : data primer, 2015.

Tabel 4.6. menunjukkan bahwa rata-rata pola asuh ibu kepada anak termasuk pola asuh demokratis yaitu orang tua mampu menjalin hubungan yang baik dengan anak.

B. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Bivariat

a. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak

Hasil analisis Chi Square hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, apabila status gizi anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik.

b. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak

Hasil analisis Chi Square hubungan interaksi sosial dengan perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna.

commit to user

Tabel 4.8 Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif interaksi sosial dengan perkembangan kognitif. Artinya apabila interaksi sosial anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik.

c. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak

Hasil analisis Chi Square hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna.

Tabel 4.9. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak

Pola asuh anak perkembangan kognitif anak juga akan baik.

d. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil analisis Chi Square hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif secara statistik menunjukkan bermakna.

commit to user

Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, pendidikan ibu tinggi maka perkembangan kognitif anak juga akan baik.

2. Regresi Logistik Ganda

Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk mengetahui hubungan status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak, tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Analisis regresi logistik ganda status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak Variabel

OR CI 95% p Uji

Wald Batas bawah Batas atas

Status Gizi Anak 11,65 1,76 77,18 0,011

Interaksi Sosial Anak 71,69 9,61 534,61 0,000

Pola Asuh Anak 3,16 1,12 8,90 0,030

Tingkat pendidikan Ibu 4,14 1,22 14,05 0,023

N observasi 80

-2 log likelihood 43,06 Nagelkerke R 2 71,1%

Sumber : data primer, 2015.

Nilai Odd Ratio variabel status gizi sebesar 11,65 berarti bahwa anak dengan status gizi yang baik mempunyai kemungkinan 11,65 kali lebih besar untuk mendapatkan perkembangan kognitif yang baik daripada anak dengan status gizi kurang atau lebih. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (OR= 11,65; CI=95%; 1,76 hingga 77,18; p = 0,011).

commit to user

Nilai Odd Ratio variabel interaksi sosial anak sebesar 71,69 berarti bahwa anak dengan interaksi sosial yang positif mempunyai kemungkinan 71,69 kali lebih besar dalam perkembangan kognitif daripada anak dengan interaksi sosial yang negatif. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (OR= 71,69;

CI=95%; 9,61 hingga 534,61; p = 0,000).

Nilai Odd Ratio variabel pola asuh anak sebesar 3,16 berarti bahwa pola asuh demokratis mempunyai kemungkinan 3,16 kali lebih baik dalam perkembangan kognitif anak daripada pola asuh otoriter. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (OR= 3,16; CI=95%; 1,12 hingga 8,90; p = 0,030).

Nilai Odd Ratio variabel tingkat pendidikan ibu sebesar 4,14 berarti bahwa ibu dengan tingkat pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 4,14 kali lebih besar dalam perkembangan kognitif anak daripada ibu dengan pendidikan dasar.

Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (OR= 4,14; CI=95%;

1,22 hingga 14,05; p = 0,023).

Nilai NegelkerkeR2 sebesar 71,1% berarti bahwa keempat variabel bebas (status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak dan tingkat pendidikan ibu) mampu menjelaskan perkembangan kognitif pada anak sebesar 71,1% dan sisanya yaitu sebesar 28,9% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.

C. Pembahasan

1. Hubungan Status Gizi Anak dengan Perkembangan Kognitif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), dimana kebutuhan gizi berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Kondisi gizi yang tidak baik dapat mempengaruhi perkembangan otak anak sebelum dan sesudah kelahiran sehingga akan menganggu perkembangan kognitifnya (Chowdhury & Gosh,

2009). commit to user

Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Perignon et al (2014), bahwa tingkat kognitif anak sekolah, berhubungan signifikan dengan status gizi dan infeksi parasit. Penelitian lain yang mendukung adalah Park et al (2011) dimana, malnutrisi akut maupun kronis secara signifikan mempengaruhi status perkembangan serta tingkat perbaikan skor perkembangan kognitif dan psikomotor.

Sedangkan hasil penelitian Khomsan et al (2013), status gizi mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap perkembangan kognitif dimana anak dengan status gizi yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif nya.

2. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini berarti bahwa semakin baik interaksi sosial anak dengan orang lain maupun lingkungan dimana anak tersebut tinggal makan semakin baik pula perkembangan kognitifnya (Khomsan, et al., 2013).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Marques et al (2008) yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif awal ditentukan banyak faktor dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial anak, baik faktor terdekat maupun terjauh. Diantara aspek dalam faktor terdekat adalah keberadaan materi permainan (disesuaikan umur anak) dan adanya pendidikan usia dini adalah prediktor paling penting dalam perkembangan kognitif anak.

Peran interaksi sosial dalam perkembangan anak telah memberikan catatan penting dalam perkembangan psikologi sebagai proses sosial yang dimulai sejak periode usia pra sekolah dimana anak mulai dikenalkan dengan lingkungan diluar rumah dan mulai menghabiskan waktu bersama temannya. Pada masa ini, panca indera dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik (Monks dkk, 2003., Psaltis & Duvven, 2006). Dengan melakukan interaksi, anak akan mampu mendapatkan gambaran mengenai apa yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya. Semakin anak sering berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak

commit to user

akan semakin mudah mengerti apa yang menjadi harapan lingkungan sosialnya (Ibung, 2009).

3. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (p = 0,030), pola asuh mempunyai kontribusi terhadap perkembangan anak, termasuk perbedaan pola asuh juga mempunyai hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap anak. Pola asuh anak merupakan semua aktivitas yang dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan fisik dan otak (Musaheri, 2007).

Rahayu, dkk (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh mengenai pola pengasuhan anak terhadap tingkat kemampuan kognitif anak, hal ini berarti bahwa semakin baik pola pengasuhan ibu maka semakin baik pula kemampuan kognitif anaknya. Ibu yang selalu bisa memberikan waktu luang untuk anaknya dapat memperhatikan setiap tahap tumbuh kembang anaknya sehingga dapat memilih cara atau gaya dalam pengasuhan yang fleksibel sesuai dengan tahap perkembangan anak, karakter anak dan situasi yang sedang dihadapi (Lestari, 2012).

4. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini berarti bahwa Ibu yang berpendidikan lebih tinggi berupaya untuk mencari informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, terutama dalam pengasuhan anak (Hastuti, dkk, 2010). Orangtua dengan pendidikan tinggi cenderung mudah untuk menangkap informasi serta mengaplikasikannya ke dalam perubahan perilaku. Tingkat pendidikan orangtua yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak. Pendidikan yang rendah diduga berhubungan linier dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi kepada anak (Ariani dan Yosoprawoto, 2012).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Khomsan et al (2013), bahwa pendidikan ibu yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif anak. commit to user

D. Keterbatasan Penelitian

Populasi bersifat homogen karena yang diteliti hanya pada kelompok umur 60-72 bulan saja dimana sama-sama kelompok usia pra sekolah dan subjek diambil secara proportional sampling akibatnya hasil penelitian ini tidak bisa menggambarkan kondisi semua populasi di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I. Jadi, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana tidak memberikan intervensi kepada subjek penelitian karena hanya diukur dari status gizi sesaat berdasarkan BB/U bukan TB/U. Outcome penelitian ini belum dapat dijadikan pedoman kebijakan dalam perbaikan status gizi berdasarkan BB/U dengan perkembangan kognitif anak, karena tidak dapat melihat riwayat pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak secara keseluruhan hanya pada satu waktu tertentu.

commit to user

40 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Umur ibu rata-rata berada pada rentang 20-34 tahun (80,0 %) dan merupakan kategori usia reproduktif. Pendidikan ibu sebagian besar merupakan pendidikan menengah yaitu SMA/SMK (46,3%), sehingga ibu mudah mengakses informasi mengenai kesehatan anak. Pekerjaan ibu sebagian besar tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga (55,0%) sehingga ibu mempunyai banyak waktu luang untuk mengasuh anaknya. Pola asuh anak rata-rata menunjukkan pola asuh demokratis (46,3%), dimana hubungan interaksi antara orang tua dan anak bisa terjalin dengan baik. Status gizi anak sebagian besar berada pada kategori gizi baik (83,8%) berdasarkan pengukuran BB/U. Interaksi sosial anak masih ada yang kurang (35%) artinya anak memiliki hubungan timbal balik yang belum baik dengan orang lain.

2. Ada hubungan antara status gizi anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,003 < 0,05. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.

3. Ada hubungan yang positif dan secara statistik signifikan dari status gizi anak (OR= 14,44; CI=95%; 1,11 hingga 188,44; p = 0,042), pola asuh anak (OR=

8,28; CI=95%; 1,91 hingga 35,99; p = 0,005), interaksi sosial anak (OR= 0,09;

CI=95%; 0,02 hingga 0,52; p = 0,006), tingkat pendidikan ibu (OR= 2,95;

CI=95%; 1,14 hingga 7,59; p = 0,025) dengan perkembangan kognitif anak.

commit to user

B. Implikasi

1. Implikasi Teori

Penelitian ini memiliki implikasi teoritis bahwa teori Piaget dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Proses perkembangan yang melibatkan faktor hereditas, pengalaman, transmisi sosial dan ekuilibrasi sudah tercakup dalam variabel penelitian.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat memberikan kontribusi dalam kebijakan pembangunan SDM yang terkait dengan peningkatan perkembangan kognitif anak. Dalam penelitian ini secara metodologi diperlukan pertimbangan dengan bantuan dari guru TK untuk membacakan kuesioner karena anak usia 5-6 tahun masih membutuhkan komunikasi dari orang-orang yang dikenalnya secara dekat.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bagi Ibu

Disarankan untuk dapat memperhatikan tumbuh kembang anaknya, melakukan pola pengasuhan yang fleksibel sesuai dengan karakter anak dan keadaan anak sehingga dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.

2. Bagi Kader

Disarankan untuk mengadakan pemantauan pada anak usia pra sekolah mengenai status gizi maupun tumbuh kembangnya dalam upaya peningkatan kognitif anak melalui Kartu Menuju Sehat sebagai alat deteksi dini.

3. Bagi Puskesmas

Disarankan untuk melakukan monitoring dan evaluasi mengenai status gizi anak dan perkembangan kognitif anak di wilayah kerjanya dengan cara memberikan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) secara rutin dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan anak dan juga perkembangan kognitifnya.

commit to user

42

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Dedi & Ratna Muliawati. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Yogyakarta : Nuha Medika

Anastasi, Anne. 1999. 6th edition Psychological Testing. New York : Macmillan Publishing Co.,Inc.

Ariani dan Yosoprawoto, M. 2012. Usia Anak dan Pendidikan Ibu Sebagai Faktor Resiko Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran Brawijaya Volume 27 No 2 Agustus 2012.

Arikunto, S. 2010. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Chowdhury, S. D & Ghosh Tusharkanti. 2009. Nutritional And Socioeconomic Status in Cognitive Developmental of Santal Children of Purulia District, India. Department of Physiologi. University of Calcuta, India.

Dhamayanti, Meita & Herlina Murfariza. 2009. Skrining Gangguan Kognitif dan Bahasa dengan Menggunakan Capute Scales (Cognitive Adaptive Test/Clinical Linguistic & Auditory Milestone Scale-Cat/Clams). Bagian Ilmu Kedokteran Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sari Pediatri Volume 11 Nomor 3 Oktober 2009.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2013. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok : Rajagrafindo Persada.

Departemen Kesehatan, RI. 2000. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005.

Jakarta : Depkes RI.

____________________. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Dinas Kabupaten Karanganyar. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2009.

Diakses melalui www.dinkesjatengprov.go.id pada tanggal 30 Oktober 2014.

Dinas Pendidikan Povinsi Jawa Tengah. 2012. Kerangka Besar Pengembangan PAUD Terpadu Dengan Pendekatan Holistik Integratif Periode 2013-2018. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah – UNICEF.

Djiwandono, Sri E W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

______________. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.

Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama. commit to user

Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Ibung, Dian. 2009. Mengembangkan Nilai Moral Pada Anak. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Hasbullah. 2006. Dasar Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hastuti, dkk. 2010. Nilai Anak, Stimulasi Psikososial, dan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-3 Tahun pada Keluarga Rawan Pangan di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Ilmu Keluarga & Konseling, vol.3, no.1, hlm.27-34, ISSN :1907-6037.

Hermawan, Arief. 2006. Jaringan Saraf Tiruan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI.

Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medika.

________________. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Iswidharmawanjaya dkk. 2008. Panduan bagi Orang Tua Untuk Menyiapkan Anak Usia Dini. Jakarta : Elex Media Komputindo

Khomsan A. Faisal A, Neti H, Nani S, & Oktarina. 2013. Tumbuh Kembang dan Pola Asuh Anak. IPB Press, Bogor.

Klebanov, P. & Brooks-Gunn, J. 2006. Cummulative, Human Capital, and Psychological Risk in The Context of Early Intervention. Annals New York Academy of Sciences, 1094, 36-82

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta : Kencana.

Levitsky DA, Strupp BJ. 1995. Malnutrition And The Brain: Under-Nutrition And Behavioral Development In Children. J Nutr 125: 2212S – 2220S.

Manuaba, I Gede Bagus. 2002. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan.

McGregor SG, Cheung YB, Cueto S, Glewwe P, Richter L, Strupp B. Developmental Potential In the First 5 Years for Children in Developing Countries. Lancet, 2007;369(9555):60-70.

Monks, FJ, Knoers, AMP & Haditono, SR. 2003. Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya . Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Murti, Bhisma. 2013. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penlitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Musaheri. 2007. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta : IRC iSoD.

commit to user

Noordiati, Hakimi.M, Wibowo.T,. 2011. Hubungan Kepekaan Serta Ketanggapan Pengasuhan Ibu Terhadap Perkembangan Anak Prasekolah. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 27, No. 1, halaman 18-23.

Park, Hyun, Denise Bothe, Eva Holsinger, H. Lester Kirchner, Karen Olness and Anna Mandalakas. 2011. The Impact of Nutritional Status and Longitudinal Recovery of Motor and Cognitive Milestones in Internationally Adopted-Children. Diakses melalui www.ncbi.nlm.nih.gov

Paxson, C & Schady, N. 2007. Cognitive Development among Young Children in Ecuador: The Roles of Wealth, Health, and Parenting. The Journal of Human Resources, Vol. 42, No. 1 (Winter, 2007), pp. 49-84. University of Wisconsin Press Perignon, Marlene. 2014. Stunting, Poor Iron Status and Parasite Infection Are Significant Risk Factors For Lower Cognitive Performance in Cambodian School-Aged Children. Diakses melalui journals.plos.org

Psaltis, C. & Duveen, G. 2006. Social Relations and cognitive development: The influence of conversation types and representations of gender. European Journal of Social Psychology,36: 407-430.

Riskesdas. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Saffer, D.R. 2002. Developmental Psychology : Childhood & Adolescent. Sixth Edition.

USA : Wadsworth/Thomson Learning, Inc.

Santos L.M, Neves dos Santos D, Bastos AC, Assis AM, Prado MS, Barreto ML.. 2008.

Determinantsof Early Cognitive Development : Hierarchical Analysis of A Longitudinal Study. Cad. Saude Publica. Rio de Janeiro : Universidade Federal da Bahia, Brasil.

Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta : Kencana.

_____________. 2011. Psikologi Pendidikan Edisi Ketiga Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.

_____________. 2011. Masa Perkembangan Anak Children. Jakarta : Salemba Humanika.

Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories An Educational Perspective Sixth Edition.

United States of America : Pearson.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : CV Pustaka Setia.

Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Solihin, Rindu Dwi Malateki, Faisal Anwar & Dadang Suandar.. 2013. Kaitan Antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif, dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Prasekolah. Penelitian Gizi dan Makanan, vol.36, hlm. 62-72. commit to user

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Sulut, Befa. 2013. Intelligence Development Of Socio-Economically Disadvantaged Pre-School Children. Anales de Psicología, 2013, vol. 29.

Sunarti. 2013. Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status Gizi Anak Pra Sekolah di Sekolah dengan Model School Feeding dan Non Feeding School. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7, No 2.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Supariasa, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta : Prenada Media Group.

Syaodih, Ernawulan. 2008. Perkembangan Anak Usia Dini. www.scribd.com. Diunduh pada tanggal 11-9-2015 jam 12.00 WIB.

Syaodih, Ernawulan. 2008. Perkembangan Anak Usia Dini. www.scribd.com. Diunduh pada tanggal 11-9-2015 jam 12.00 WIB.

Dokumen terkait