BAB II LANDASAN TEORI
D. Hipotesis
Ha : Ada hubungan antara status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak.
Ho : Tidak ada hubungan antara status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak.
Status Gizi Interaksi Sosial
Pola Asuh Anak
Pendidikan Ibu
Perkembangan Kognitif
Anak
Faktor Internal Kognitif : a. Hereditas
b. Kematangan organ c. Minat dan bakat
Faktor Eksternal Kognitif : a. Lingkungan
b. Pembentukan diri c. Kebebasan
commit to user
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I. Waktu penelitian mulai bulan April-Juni tahun 2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi target adalah anak usia pra sekolah di Kabupaten Karanganyar.
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah anak usia prasekolah dengan rentang umur 60 - 72 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar berjumlah 895 anak (laki-laki = 435 dan perempuan = 460).
2. Teknik Sampling dan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling.
Ukuran sampel diperkirakan menurut desain analisis data yang akan dilakukan, yaitu analisis multivariat yang melibatkan 4 variabel independen. Dalam model analisis multivariat dibutuhkan 15-20 subjek penelitian per sebuah variabel independen. Jadi dalam penelitian ini minimal dibutuhkan 4 x (15 hingga 20 subjek) = 60 hingga 80 subjek penelitian (Murti, 2013). Pada penelitian ini jumlah sampel yang dibutuhkan peneliti adalah sebanyak 80 ibu dan 80 anak prasekolah.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini :
a. Ibu yang mempunyai anak usia 60-72 bulan b. Anak laki-laki maupun perempuan
c. Anak sehat lahir normal
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini :
a. Ibu yang pindah rumah dari Kebakkramat saat penelitian
b. Anak yang mengalami gangguan kesehatan seperti down syndrome, autis c. Anak mengalami kesakitan saat penelitian berlangsung commit to user
Untuk menentukan jumlah sampel dari keseluruhan populasi dengan menggunakan metode alokasi proporsional yaitu dengan rumus :
n n
Keterangan :
ni = besar sampel pada masing-masing desa Ni = jumlah anak pada masing-masing desa N = besar populasi
n = besar sampel
Berdasarkan rumus diatas,jumlah sampel dari masing-masing desa di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I yaitu :
1. Desa Kemiri : 173/895 x 80 = 15,5 = 16
1. Variabel bebas adalah status gizi, interaksi sosial, pola asuh, dan pendidikan ibu.
2. Variabel terikat adalah perkembangan kognitif anak.
E. Definisi Operasional
Definisi : hubungan timbal balik anak dengan orang lain Alat ukur : kuesioner
Skala data : kategorik
Klasifikasi : baik (nilai skor ≥ 7), kurang (nilai skor < 7). commit to user
3. Pola asuh ibu
Definisi : penerapan cara ibu dalam mendidik dan mengasuh anak Alat ukur : kuesioner
Skala data : kategorik
Klasifikasi : pola asuh demokratis, permisif, otoriter.
4. Pendidikan ibu
Definisi : pendidikan formal ibu yang pernah dicapai berdasar kepemilikan ijazah terakhir yang diakui pemerintah.
Alat ukur : checklist Skala data : kategorik
Klasifikasi : dasar (SD-SMP), menengah(SMA), tinggi (PT/Akademi) 5. Perkembangan kognitif
Definisi : kemampuan berpikir anak Cara ukur : kuesioner
Klasifikasi : kognitif baik (nilai skor ≥ 7) dan kognitif kurang (nilai skor < 7).
F. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner meliputi data identitas ibu dan anak, interaksi sosial, pola asuh dan tingkat pendidikan ibu.
Data antropometri anak diperoleh dengan mengukur berat badan menurut BB per umur dengan menggunakan timbangan ketelitian 0,1 kg.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dan Puskesmas Kebakkramat 01 yang berhubungan dengan lokasi penelitian.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur dengan cara subjek diberikan beberapa pertanyaan kepada responden (Hidayat, 2007).Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari :
1. Kuesioner karakteristik responden yang terdiri dari nama ibu, umur ibu, tingkat pendidikan ibu, nama anak, umur anak.
2. Status gizi anak berdasarkan BB/U anak ditimbang dan dicatat langsung.
commit to user
3. Kuesioner pola asuh ibu terdiri dari 30 item pernyataan favourable dan unfavourable. Penilaian pilihan pernyataan favourable yaitu 1 bila ya dan 0 bila tidak, sedangkan pada pernyataan unfavourable yaitu 1 bila tidak dan 0 bila ya.
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner variabel pola asuh
Variabel Indikator Favourable Unfavourable Jumlah Pola Asuh pernyataan unfavourable yaitu 1 bila tidak dan 0 bila ya.
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner variabel interaksi sosial
Variabel Indikator Favourable Unfavourable Jumlah Interaksi
5. Kuesioner perkembangan kognitif anak terdiri dari 10 item pernyataan.
Kuesioner ini diadopsi dari instrumen paper and pencil test oleh Bakken berdasarkan teori Piaget. Penilaian pertanyaan yaitu nilai 1 bila jawaban benar dan niai 0 bila jawaban salah.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total.
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan jumlah 20 responden.
Untuk perhitungan tiap-tiap item pernyataan akan dibandingkan dengan tabel nilai product moment. Jika r hitung ≥ koefisien nilai tabel kritis r yaitu pada taraf signifikan 5 % maka instrumen yang diuji dinyatakan valid (Sugiyono, 2012). Berdasarkan hasil uji validitas ditemukan 2 item pertanyaan tentang pola asuh ibu yang mempunyai nilai r hitung < r tabel product moment dengan taraf signifikansi 5 % r tabel, N = 20 (0,444) yaitu pertanyaan nomor 5 (-0,290 <
0,444) dan nomor 11 (-0,350 < 0,444). Dengan demikian dua pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid dan gugur. Selanjutnya dalam penelitian ini yang digunakan item pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32.
Uji validitas pernyataan interaksi sosial ditemukan 2 item pernyataan mempunyai nilai r hitung < r tabel Product Moment dengan taraf signifikansi 5
% r tabel, N = 20 (0,444) yaitu item pernyataan nomor 4 (0,030 < 0,444) dan 9 (0,026 <0 0,444). Dengan demikian dua pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid atau gugur. Selanjutnya dalam penelitian ini yang digunakan item pertanyaan nomer 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12.
2. Uji Reliabilitas
Pada uji reliabilitas pengujian instrumen dilakukan dengan tekhnik Alpha cronbach. (Arikunto, 2010). Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya mempunyai karakteristik sama dengan tempat penelitian yang akan dilaksanakan, dengan tujuan distribusi hasil pengukuran mendekati normal.
Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai alfa minimal sebesar 0,7 (Riwidikdo, 2009). Hasi uji validitas dalam penelitian ini pada kuesioner pola asuh anak dan commit to user
interaksi sosial anak masing-masing sebesar 0,9 dan 0,793 sehingga kedua kuesioner tersebut dikatakan reliabel karena masing masing besarnya > 0,7.
I. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan melalui beberapa tahap sebagai berikut :
1. Editing
Untuk mengoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian dan kejelasan jawaban. Koreksi dilakukan di lapangan setelah pengisian kuesioner selesai. Hal ini bertujuan agar kesalahan atau kekurangan data yang ditemukan dengan segera dapat dilakukan perbaikan.
2. Coding
Coding dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, untuk selanjutnya dimasukkan dalam tabel kerja untuk mempermudah pembacaan.
3. Scoring
Scoring dilakukan dengan memberikan nilai pada data sesuai dengan skor yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang tersusun kemudian memberikan total score dari semua jawaban.
4. Tabulating
Menyusun data ke dalam tabel untuk memudahkan dalam menganalisa data ke program SPSS versi 17.0.
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dari masing-masing variabel bebas yaitu status gizi anak, interaksi sosial anak, pola asuh ibu dan pendidikan ibu. Data dikumpulkan kemudian dikelompokkan menurut jenis data masing-masing dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.
Perhitungan distribusi frekuensi dapat dilakukan dengan rumus : P = x100%
n x
commit to user
Keterangan :
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment apabila data berdistribusi normal. Apabila data berdistribusi tidak normal analisis bivariat dengan uji chi-square dengan ketentuan apabila nilai sig (p)< 0,05 maka dikatakan ada hubungan yang signifikan dan apabila nilai sig (p)> 0,05 maka dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan.
Tujuan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak, hubungan interaksi sosial dengan perkembangan kognitif anak, hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan kognitif anak, hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak.
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yaitu untuk mengetahui hubungan status gizi anak, interaksi sosial anak, pola asuh ibu dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak.
Uji statistik yang digunakan untuk perolehan data yaitu dengan menggunakan regresi logistik. Adapun rumus regresi logistik adalah sebagai berikut :
Keterangan :
P = Probabilitas untuk kognitif baik 1-P = Probabilitas untuk kognitif kurang
X1 = Status gizi ( 0 : buruk ; 1 : kurang; ; 2: baik ; 3 : lebih)
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Sampel Penelitian
1. Umur Ibu
Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi umur Ibu dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Sumber : data primer, 2015
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa mayoritas subjek berusia antara 20 tahun sampai 34 tahun yaitu termasuk kategori usia reproduktif. Periode reproduksi sehat pada wanita berada pada rentang umur 20 – 35 tahun (Manuaba, 2002).
2. Pendidikan Ibu
Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi tingkat pendidikan Ibu dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu
Pendidikan n %
Pendidikan Tinggi 18 22,4
Pendidikan Menengah 35 43,8
Pendidikan Dasar 27 33,8
Jumlah 80 100
Sumber : data primer, 2015
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa mayoritas subjek memiliki tingkat pendidikan menengah sehingga lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan anak karena tidak ada responden yang buta huruf.
3. Pekerjaan Ibu
Hasil analisis karakteristik subjek berdasarkan distribusi pekerjaan ibu dapat dilihat padaTabel 4.3.
commit to user
Tabel 4.3. Distribusi Pekerjaan Ibu
Sumber : data primer, 2015.
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas subjek merupakan Ibu Rumah Tangga yang secara formal tidak bekerja tetapi mereka bisa bekerja di rumah selama 24 jam/hari.
4. Status Gizi Anak
Hasil pengukuran status gizi anak dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Kategori Status Gizi Anak
Status Gizi n %
Gizi lebih 2 2,5
Gizi baik 67 83,8
Gizi kurang 11 13,8
Jumlah 80 100
Sumber : data primer, 2015.
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata anak memiliki status gizi baik berdasarkan pengukuran BB/U. Namun, satus gizi tersebut hanya berlaku pada waktu penelitian (April-Juni 2015) karena pengukuran BB/U bersifat sesaat.
5. Interaksi Sosial Anak
Hasil kategori interaksi sosial anak dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Interaksi Sosial Anak
Interaksi Sosial Anak n %
Baik 52 65,0
Kurang 28 35,0
Jumlah 80 100
Sumber : data primer, 2015.
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa mayoritas interaksi sosial anak pada kategori baik yaitu sebanyak 52 orang (65%). Anak dengan interaksi sosial yang kurang mempunyai hubungan timbal balik yang belum baik dengan orang lain, pengaruh lingkungan sosial juga berkontribusi terhadap cara anak berinteraksi dengan orang lain.
commit to user
6. Pola Asuh Anak
Hasil kategori pola asuh anak dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Pola Asuh Anak
Sumber : data primer, 2015.
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa rata-rata pola asuh ibu kepada anak termasuk pola asuh demokratis yaitu orang tua mampu menjalin hubungan yang baik dengan anak.
B. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Bivariat
a. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil analisis Chi Square hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif Anak hubungan status gizi dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, apabila status gizi anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik.
b. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil analisis Chi Square hubungan interaksi sosial dengan perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna.
commit to user
Tabel 4.8 Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif interaksi sosial dengan perkembangan kognitif. Artinya apabila interaksi sosial anak baik maka perkembangan kognitif anak juga baik.
c. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil analisis Chi Square hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak secara statistik menunjukkan bermakna.
Tabel 4.9. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
Pola asuh anak perkembangan kognitif anak juga akan baik.
d. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak Hasil analisis Chi Square hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif secara statistik menunjukkan bermakna.
commit to user
Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Artinya, pendidikan ibu tinggi maka perkembangan kognitif anak juga akan baik.
2. Regresi Logistik Ganda
Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda untuk mengetahui hubungan status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak, tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Analisis regresi logistik ganda status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak Variabel
OR CI 95% p Uji
Wald Batas bawah Batas atas
Status Gizi Anak 11,65 1,76 77,18 0,011
Interaksi Sosial Anak 71,69 9,61 534,61 0,000
Pola Asuh Anak 3,16 1,12 8,90 0,030
Tingkat pendidikan Ibu 4,14 1,22 14,05 0,023
N observasi 80
-2 log likelihood 43,06 Nagelkerke R 2 71,1%
Sumber : data primer, 2015.
Nilai Odd Ratio variabel status gizi sebesar 11,65 berarti bahwa anak dengan status gizi yang baik mempunyai kemungkinan 11,65 kali lebih besar untuk mendapatkan perkembangan kognitif yang baik daripada anak dengan status gizi kurang atau lebih. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (OR= 11,65; CI=95%; 1,76 hingga 77,18; p = 0,011).
commit to user
Nilai Odd Ratio variabel interaksi sosial anak sebesar 71,69 berarti bahwa anak dengan interaksi sosial yang positif mempunyai kemungkinan 71,69 kali lebih besar dalam perkembangan kognitif daripada anak dengan interaksi sosial yang negatif. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (OR= 71,69;
CI=95%; 9,61 hingga 534,61; p = 0,000).
Nilai Odd Ratio variabel pola asuh anak sebesar 3,16 berarti bahwa pola asuh demokratis mempunyai kemungkinan 3,16 kali lebih baik dalam perkembangan kognitif anak daripada pola asuh otoriter. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (OR= 3,16; CI=95%; 1,12 hingga 8,90; p = 0,030).
Nilai Odd Ratio variabel tingkat pendidikan ibu sebesar 4,14 berarti bahwa ibu dengan tingkat pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 4,14 kali lebih besar dalam perkembangan kognitif anak daripada ibu dengan pendidikan dasar.
Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (OR= 4,14; CI=95%;
1,22 hingga 14,05; p = 0,023).
Nilai NegelkerkeR2 sebesar 71,1% berarti bahwa keempat variabel bebas (status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak dan tingkat pendidikan ibu) mampu menjelaskan perkembangan kognitif pada anak sebesar 71,1% dan sisanya yaitu sebesar 28,9% dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.
C. Pembahasan
1. Hubungan Status Gizi Anak dengan Perkembangan Kognitif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), dimana kebutuhan gizi berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Kondisi gizi yang tidak baik dapat mempengaruhi perkembangan otak anak sebelum dan sesudah kelahiran sehingga akan menganggu perkembangan kognitifnya (Chowdhury & Gosh,
2009). commit to user
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Perignon et al (2014), bahwa tingkat kognitif anak sekolah, berhubungan signifikan dengan status gizi dan infeksi parasit. Penelitian lain yang mendukung adalah Park et al (2011) dimana, malnutrisi akut maupun kronis secara signifikan mempengaruhi status perkembangan serta tingkat perbaikan skor perkembangan kognitif dan psikomotor.
Sedangkan hasil penelitian Khomsan et al (2013), status gizi mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap perkembangan kognitif dimana anak dengan status gizi yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif nya.
2. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini berarti bahwa semakin baik interaksi sosial anak dengan orang lain maupun lingkungan dimana anak tersebut tinggal makan semakin baik pula perkembangan kognitifnya (Khomsan, et al., 2013).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Marques et al (2008) yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif awal ditentukan banyak faktor dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial anak, baik faktor terdekat maupun terjauh. Diantara aspek dalam faktor terdekat adalah keberadaan materi permainan (disesuaikan umur anak) dan adanya pendidikan usia dini adalah prediktor paling penting dalam perkembangan kognitif anak.
Peran interaksi sosial dalam perkembangan anak telah memberikan catatan penting dalam perkembangan psikologi sebagai proses sosial yang dimulai sejak periode usia pra sekolah dimana anak mulai dikenalkan dengan lingkungan diluar rumah dan mulai menghabiskan waktu bersama temannya. Pada masa ini, panca indera dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik (Monks dkk, 2003., Psaltis & Duvven, 2006). Dengan melakukan interaksi, anak akan mampu mendapatkan gambaran mengenai apa yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya. Semakin anak sering berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak
commit to user
akan semakin mudah mengerti apa yang menjadi harapan lingkungan sosialnya (Ibung, 2009).
3. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan (p = 0,030), pola asuh mempunyai kontribusi terhadap perkembangan anak, termasuk perbedaan pola asuh juga mempunyai hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap anak. Pola asuh anak merupakan semua aktivitas yang dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan fisik dan otak (Musaheri, 2007).
Rahayu, dkk (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh mengenai pola pengasuhan anak terhadap tingkat kemampuan kognitif anak, hal ini berarti bahwa semakin baik pola pengasuhan ibu maka semakin baik pula kemampuan kognitif anaknya. Ibu yang selalu bisa memberikan waktu luang untuk anaknya dapat memperhatikan setiap tahap tumbuh kembang anaknya sehingga dapat memilih cara atau gaya dalam pengasuhan yang fleksibel sesuai dengan tahap perkembangan anak, karakter anak dan situasi yang sedang dihadapi (Lestari, 2012).
4. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan (p = 0,000), hal ini berarti bahwa Ibu yang berpendidikan lebih tinggi berupaya untuk mencari informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, terutama dalam pengasuhan anak (Hastuti, dkk, 2010). Orangtua dengan pendidikan tinggi cenderung mudah untuk menangkap informasi serta mengaplikasikannya ke dalam perubahan perilaku. Tingkat pendidikan orangtua yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak. Pendidikan yang rendah diduga berhubungan linier dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi kepada anak (Ariani dan Yosoprawoto, 2012).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Khomsan et al (2013), bahwa pendidikan ibu yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif anak. commit to user
D. Keterbatasan Penelitian
Populasi bersifat homogen karena yang diteliti hanya pada kelompok umur 60-72 bulan saja dimana sama-sama kelompok usia pra sekolah dan subjek diambil secara proportional sampling akibatnya hasil penelitian ini tidak bisa menggambarkan kondisi semua populasi di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I. Jadi, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dimana tidak memberikan intervensi kepada subjek penelitian karena hanya diukur dari status gizi sesaat berdasarkan BB/U bukan TB/U. Outcome penelitian ini belum dapat dijadikan pedoman kebijakan dalam perbaikan status gizi berdasarkan BB/U dengan perkembangan kognitif anak, karena tidak dapat melihat riwayat pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak secara keseluruhan hanya pada satu waktu tertentu.
commit to user
40 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Umur ibu rata-rata berada pada rentang 20-34 tahun (80,0 %) dan merupakan kategori usia reproduktif. Pendidikan ibu sebagian besar merupakan pendidikan menengah yaitu SMA/SMK (46,3%), sehingga ibu mudah mengakses informasi mengenai kesehatan anak. Pekerjaan ibu sebagian besar tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga (55,0%) sehingga ibu mempunyai banyak waktu luang untuk mengasuh anaknya. Pola asuh anak rata-rata menunjukkan pola asuh demokratis (46,3%), dimana hubungan interaksi antara orang tua dan anak bisa terjalin dengan baik. Status gizi anak sebagian besar berada pada kategori gizi baik (83,8%) berdasarkan pengukuran BB/U. Interaksi sosial anak masih ada yang kurang (35%) artinya anak memiliki hubungan timbal balik yang belum baik dengan orang lain.
2. Ada hubungan antara status gizi anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.Ada hubungan antara pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,003 < 0,05. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak dengan p = 0,000 < 0,05.
3. Ada hubungan yang positif dan secara statistik signifikan dari status gizi anak (OR= 14,44; CI=95%; 1,11 hingga 188,44; p = 0,042), pola asuh anak (OR=
8,28; CI=95%; 1,91 hingga 35,99; p = 0,005), interaksi sosial anak (OR= 0,09;
CI=95%; 0,02 hingga 0,52; p = 0,006), tingkat pendidikan ibu (OR= 2,95;
CI=95%; 1,14 hingga 7,59; p = 0,025) dengan perkembangan kognitif anak.
commit to user
B. Implikasi
1. Implikasi Teori
Penelitian ini memiliki implikasi teoritis bahwa teori Piaget dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak, dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak. Proses perkembangan yang melibatkan faktor hereditas, pengalaman, transmisi sosial dan ekuilibrasi sudah tercakup dalam variabel penelitian.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat memberikan kontribusi dalam kebijakan pembangunan SDM yang terkait dengan peningkatan perkembangan kognitif anak. Dalam penelitian ini secara metodologi diperlukan pertimbangan dengan bantuan dari guru TK untuk membacakan kuesioner karena anak usia 5-6 tahun masih membutuhkan komunikasi dari orang-orang yang dikenalnya secara dekat.
C. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai