BAB III METODE PENELITIAN
III.5. Analisis Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan metode Regresi Linier sederhana, yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun klausal satu variabel independent dengan satu variabel dependen.
Hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent
ditunjukan dengan persamaan : ( Sugiyono, 2005 : 221).
Teori yang digunakan yaitu yang dapat memperlihatkan pengaruh antara
variabel bebas (produk positioning) terhadap variabel tertikat (loyalitas adience)
pada Riau Media Televisi Pekanbaru. Yang ditunjukkan oleh persamaan regresi
linier sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana : Y = Loyalitas Audience.
A = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)
b = Koefisien
X = Product Positioning
Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X1, terhadap variasi Y
digunakan uji Koefisien Determinasi Berganda (R2). Nilai R2 ini mempunyai
range 0 (nol) sampai 1 (0 < R2 > 1). Semakin besar nilai R2 maka semakin baik
hasil regresi tersebut dan semakin besar mendekati 0 (nol) maka variabel secara
keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel terikat.
Selanjutnya untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji T yaitu dengan cara
membandingkan T hitung dengan T tabel pada tingkat signifikan 0,05. jika T hitung > T tabel maka variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.
Oleh karena data yang didapat dari peneliti bersifat kualitatif, maka data yang bersifat kualitatif itu diberi skala sehingga menjadi data-data yang bersifat kuantitatif. Kategori yang digunakan berdasarkan skala likers, dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1) Sangat setuju (SS) diberi nilai 5 2) Setuju (S) diberi nilai 4
3) Ragu-ragu (RG) diberi nilai 3 4) Tidak setuju (TS) diberi nilai 2
5) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi Skor 1
Untuk pertanyaan yang negative (*) penilaian dilakukan dengan cara sebaliknya, seperti pertanyaan untuk alternatif jawaban sangat setuju diberi nilai 5 dan untuk tidak setuju diberi nilai 1.
Untuk menentukan batas-batas kebenaran ketepatan alat ukur (kuesioner) suatu nindikator variabel penelitian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji Validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. (Umar, 2008 : 54).
2. Uji Reliabitas
Uji Reliabitas dilakukan dalam sebuah penelitian dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar tingkat keabsahan sehingga dapat
menghasilkan data yang memang benar-benar sesuai dengan kenyataan dan dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda, pengujian ini menggunakan metode alpha.
3. Uji Asumsi Klasik
Agar model persamaan regresi dapat diterima secara ekonometrik, maka harus memenuhi asumsi klasik.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independent atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.
b. Uji Homoginitas
Uji Homoginitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sample diperoleh dari populasi yang bervarians homogin atau tidak.
c. Uji Linieritas Garis Regresi
Uji linieritas digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih metode regresi yang akan digunakan. Untuk menyatakan apakah garis regresi tersebut linier atau tidak dapat digunakan harga koefisien signifikansi. Model regresi dikatakan berbentuk linier jika nilai signifikansi dari deviation from linierity lebih besar alpha yang ditetapkan (Sudarmanto, 2005).
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu (error) pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya, jika ada berarti terdapat autokorelasi. Pengujian ini dilakukan dengan
Durbin-Watson Test (tabel DW) dasar pengambilan keputusannya
adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0) Ha : ada autokorelasi (r # 0) e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan alat uji dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
4. Uji Regresi
Uji regresi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel terikat (Y) dan Variabel bebas (X).
Dalam penelitian ini perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS dan hasilnya akan disajikan dalam bab pembahasan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
IV.1. Sejarah Berdirinya PT. Riau Media Televisi (Rtv) Pekanbaru
Sebagai ibukta provinsi Riau, kota Pekanbaru merupakan wilayah
dengan posisi strategis, berada dikawasan pulau Sumatra. Kota Pekanbaru
merupaka wilayah terbuka lintas Timur dan Barat Sumatra. Tak heran jika
perkembangan kota ini dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan yang
sangat sinitifikan. Ini dapat dilihat dari angka perkembangan penduduk, sosial
ekonomi, dan budaya. Data badan pusat statistik (BPS) provinsi Riau tahun
2002, jumlah penduduk mencapai 585.440 jiwa. Namun demikian berdasarkan
data BPS Riau yang diambil dari pendapatan penduduk pemilu legeslatif dan
pemilu presiden/wakil presiden tahun 2004, jumlah penduduk mencapai angka
700.000 jiwa.
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi terjadi secara pesat. Dikota
Pekanbaru tumbuh dan berkembang sejumlah perusahaan raksasa, misalnya
persusahaan minyak bumi OT Caltex Pacific Indonesia (Pekanbaru, kabupaten
Siak, kabupaten Bengkalis, kabupaten Rokan Hilir), perusahaan Plus dan Kertas,
seperti PT. Indah Kiat Plup dan Paper (perawang, kabupaten Siak) dan PT. Riau
Andalan Plup dan Paper (kabupaten Pelalawan), persusahaan perkebunan kelapa
sawit PT. Perkebunan Nusantar V (kantor pusat Pekanbaru, perkebunan
dikabupaten Kampar dan kabupaten Rokan Hulu), serta pabrik Mie Instan PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk (Pekanbaru), dan lain-lain.
Perkembangan pesat inilah yang menjadi dasar pemerintah Pekanbaru
menetaplan visi kota Pekanbaru 2020, Pekanbaru sebagai pusat pemerintahan
provinsi Riau, Pekanbaru sebagai pusat perdagangan jasa, serta Pekanbaru
menjadi pusat pengembangan budaya melayu. dalam konteks tersebu, industri
televisi diyakini sebagai media yang mampu menampilkan informasi, berita, dan
hiburan secara audio visual, industri televisi juga menjadi agen of change yang
berperan penting diarea informatika serta globalisasi saat ini.
Guna mendukung program pemerintah kota Pekanbaru dengan masyarakat
yang heterogen dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 8,9 % setahun
(melebihi angka pertumbuhan ekonomi provinsi Riau), dipandang perlu dan
penting adanya keberadaan media massa khususnya televisi swasta yang berbasis
stasiun lokal yang mengusung semangat melestarikan budaya melayu
dipekanbaru, maka tak dapat dihindari cepat atau lambat, sebuah kepastian bahwa
masyarakat Pekanbaru akan semakin mengalami keasingan terhadap budaya
mereka sendiri. Kehadiran televisi lokal dengan muatan lokal, akan menguatkan
ketahanan budaya melayu masyarakat. Oleh karena itu PT. Riau Media Televisi
(Rtv) hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pekanbaru dan sekitarnya
untuk menampilkan program-program yang mempunyai khas melayu sesuai
dengan budaya masyarakat Pekanbaru, dimana masyarakat Pekanbaru dapat
menonton “dirinya “ sendiri.
Jangkauan siaran Rtv tidak hanya di kota Pekanbaru, tetapi menjangkau
beberapa kabupaten dan kota lain, seperti kota Dumai yang berpenduduk 173.188
berpenduduk 238.768 jiwa, kabupaten Rokan Hulu yang berpenduduk 265.730
jiwa, dan kabupaten Pelalawan yang berpenduduk 152.949 jiwa.
PT Riau Media Televisi hadir dengab VISI menjadikan Riau sebagai pusat
perekonomian dan pengembangan kebudayaan melayu dalam masyarakat yang
agamis di Asia Tenggara 2020. Untuk mewujudkan visi tersebut, Rtv menyiapkan
langkah-langkah strategi berupa MISI yaitu :
1. Membuat dan menayangkan program-program siaran sebagai barometer
tercepat dan terakurat melalui program-program berita yang ditayangkan
dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.
2. Membuat dan menayangkan program-program siaran yang mampu
meningkatkan ketahanan budaya melayu dalam menghadapi era
globalisasi.
3. Membuat dan menayangkan program-program siaran pemersatu
budaya-budaya daerah Riau dalam rangka memperkuat budaya-budaya nasional dalam
NKRI.
4. Menjadi sarana untuk dokumentasi budaya-budaya melayu yang sudah
langka.
5. Membuat dan menayangkan program-program siaran yang mampu
memperkuat melaksanakan otonomi daerah dan masyarakat madani di
Riau.
6. Mengembangkan dan menayangkan beragam program siaran sebagai
media informasi, pendidikan hiburan yang sehat, dan mempunyai kontrol
Latar belakang Rtv telah menggambarkan mengenai alasan didirikannya
lembaga penyiaran berbasiskan stasiun lokal di Pekanbaru dihubungkan dengan
kondisi dan segmentasi masyarakat setempat yang berbudaya melayu. Maka, jelas
terlihat bahwa Rtv memiliki ciri khas masyarakat Pekanbaru yang mempunyai
budaya melayu yang terkuat.
Berdasarkan uraian latar belakang, Rtv juga mempunyai misi kedepan
yaitu pada tahun 2020 menjadi pusat kebudayaan melayu. Visi Rtv dapat
mewujudkan fungsi lembaga penyiaran sebagai media informsi, media pendidikan
media hiburan, dan perekat sosial yang dapat dilihat dari adanya keberagaman
program siaran yang disesuaikan dengan segmentasi masyarakat di daerah Riau,
khususnya kota Pekanbaru. Misi Rtv pun telah menjawab bagaimana mewujudka
visinya sebagai lembaga penyiaran swasta berbasisi stasiun televisi lokal dengan
adanya langkah-langkah strategis tersebut di atas. Sejak tanggal 20 Mei Rtv sudah
melayani masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya dengan program-program acara
yang memang berpihak pada budaya dan kearifan lokal masyarakat Pekanbaru
yaitu budaya melayu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak Mei 2001, Rtv sudah
menyelenggarakan siaran dengan cakupan wilayah siaran wilayah administratif
Pekanbaru dan sekitarnya, yang oleh ketentuan pasal 60 ayat (2) UU No. 342
tahun 2002 tentang penyiaran tetap mendapatkan fungsinya dan wajib
menyesuaikan dengan ketentuan undang-undang ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak undang-undang ini diundangkan. Dengan demikian PT. Riau Media
penyiaran televisi yang ber basiskan stasiun lokal di Pekanbaru yang sah, yang
cakap, yang layak dan yang patut serta memenuhi kriteria dan persyaratan yang di
haruskan oleh undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran untuk
mendapat izin penyelenggaraan, sebagaimana dibuktikan dengan panjang lebar
dan didukung dokumen hukum yang valid dan sah dalam laporan studi kelayakan
ini secara lengkap pada bagian-bagian selanjutnya.