• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data

Dalam dokumen Tidak Ada (Halaman 46-54)

BAB III METODE PENELITIAN

III.5. Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan metode Regresi Linier sederhana, yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun klausal satu variabel independent dengan satu variabel dependen.

Hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent

ditunjukan dengan persamaan : ( Sugiyono, 2005 : 221).

Teori yang digunakan yaitu yang dapat memperlihatkan pengaruh antara

variabel bebas (produk positioning) terhadap variabel tertikat (loyalitas adience)

pada Riau Media Televisi Pekanbaru. Yang ditunjukkan oleh persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana : Y = Loyalitas Audience.

A = Harga Y bila X = 0 (harga konstanta)

b = Koefisien

X = Product Positioning

Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X1, terhadap variasi Y

digunakan uji Koefisien Determinasi Berganda (R2). Nilai R2 ini mempunyai

range 0 (nol) sampai 1 (0 < R2 > 1). Semakin besar nilai R2 maka semakin baik

hasil regresi tersebut dan semakin besar mendekati 0 (nol) maka variabel secara

keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel terikat.

Selanjutnya untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji T yaitu dengan cara

membandingkan T hitung dengan T tabel pada tingkat signifikan 0,05. jika T hitung > T tabel maka variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikatnya.

Oleh karena data yang didapat dari peneliti bersifat kualitatif, maka data yang bersifat kualitatif itu diberi skala sehingga menjadi data-data yang bersifat kuantitatif. Kategori yang digunakan berdasarkan skala likers, dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan nilai yang telah ditetapkan sebagai berikut :

1) Sangat setuju (SS) diberi nilai 5 2) Setuju (S) diberi nilai 4

3) Ragu-ragu (RG) diberi nilai 3 4) Tidak setuju (TS) diberi nilai 2

5) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi Skor 1

Untuk pertanyaan yang negative (*) penilaian dilakukan dengan cara sebaliknya, seperti pertanyaan untuk alternatif jawaban sangat setuju diberi nilai 5 dan untuk tidak setuju diberi nilai 1.

Untuk menentukan batas-batas kebenaran ketepatan alat ukur (kuesioner) suatu nindikator variabel penelitian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Uji Validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. (Umar, 2008 : 54).

2. Uji Reliabitas

Uji Reliabitas dilakukan dalam sebuah penelitian dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar tingkat keabsahan sehingga dapat

menghasilkan data yang memang benar-benar sesuai dengan kenyataan dan dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda, pengujian ini menggunakan metode alpha.

3. Uji Asumsi Klasik

Agar model persamaan regresi dapat diterima secara ekonometrik, maka harus memenuhi asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independent atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.

b. Uji Homoginitas

Uji Homoginitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sample diperoleh dari populasi yang bervarians homogin atau tidak.

c. Uji Linieritas Garis Regresi

Uji linieritas digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih metode regresi yang akan digunakan. Untuk menyatakan apakah garis regresi tersebut linier atau tidak dapat digunakan harga koefisien signifikansi. Model regresi dikatakan berbentuk linier jika nilai signifikansi dari deviation from linierity lebih besar alpha yang ditetapkan (Sudarmanto, 2005).

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu (error) pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya, jika ada berarti terdapat autokorelasi. Pengujian ini dilakukan dengan

Durbin-Watson Test (tabel DW) dasar pengambilan keputusannya

adalah :

Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0) Ha : ada autokorelasi (r # 0) e. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan alat uji dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

4. Uji Regresi

Uji regresi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel terikat (Y) dan Variabel bebas (X).

Dalam penelitian ini perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS dan hasilnya akan disajikan dalam bab pembahasan.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV.1. Sejarah Berdirinya PT. Riau Media Televisi (Rtv) Pekanbaru

Sebagai ibukta provinsi Riau, kota Pekanbaru merupakan wilayah

dengan posisi strategis, berada dikawasan pulau Sumatra. Kota Pekanbaru

merupaka wilayah terbuka lintas Timur dan Barat Sumatra. Tak heran jika

perkembangan kota ini dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan yang

sangat sinitifikan. Ini dapat dilihat dari angka perkembangan penduduk, sosial

ekonomi, dan budaya. Data badan pusat statistik (BPS) provinsi Riau tahun

2002, jumlah penduduk mencapai 585.440 jiwa. Namun demikian berdasarkan

data BPS Riau yang diambil dari pendapatan penduduk pemilu legeslatif dan

pemilu presiden/wakil presiden tahun 2004, jumlah penduduk mencapai angka

700.000 jiwa.

Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi terjadi secara pesat. Dikota

Pekanbaru tumbuh dan berkembang sejumlah perusahaan raksasa, misalnya

persusahaan minyak bumi OT Caltex Pacific Indonesia (Pekanbaru, kabupaten

Siak, kabupaten Bengkalis, kabupaten Rokan Hilir), perusahaan Plus dan Kertas,

seperti PT. Indah Kiat Plup dan Paper (perawang, kabupaten Siak) dan PT. Riau

Andalan Plup dan Paper (kabupaten Pelalawan), persusahaan perkebunan kelapa

sawit PT. Perkebunan Nusantar V (kantor pusat Pekanbaru, perkebunan

dikabupaten Kampar dan kabupaten Rokan Hulu), serta pabrik Mie Instan PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk (Pekanbaru), dan lain-lain.

Perkembangan pesat inilah yang menjadi dasar pemerintah Pekanbaru

menetaplan visi kota Pekanbaru 2020, Pekanbaru sebagai pusat pemerintahan

provinsi Riau, Pekanbaru sebagai pusat perdagangan jasa, serta Pekanbaru

menjadi pusat pengembangan budaya melayu. dalam konteks tersebu, industri

televisi diyakini sebagai media yang mampu menampilkan informasi, berita, dan

hiburan secara audio visual, industri televisi juga menjadi agen of change yang

berperan penting diarea informatika serta globalisasi saat ini.

Guna mendukung program pemerintah kota Pekanbaru dengan masyarakat

yang heterogen dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 8,9 % setahun

(melebihi angka pertumbuhan ekonomi provinsi Riau), dipandang perlu dan

penting adanya keberadaan media massa khususnya televisi swasta yang berbasis

stasiun lokal yang mengusung semangat melestarikan budaya melayu

dipekanbaru, maka tak dapat dihindari cepat atau lambat, sebuah kepastian bahwa

masyarakat Pekanbaru akan semakin mengalami keasingan terhadap budaya

mereka sendiri. Kehadiran televisi lokal dengan muatan lokal, akan menguatkan

ketahanan budaya melayu masyarakat. Oleh karena itu PT. Riau Media Televisi

(Rtv) hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pekanbaru dan sekitarnya

untuk menampilkan program-program yang mempunyai khas melayu sesuai

dengan budaya masyarakat Pekanbaru, dimana masyarakat Pekanbaru dapat

menonton “dirinya “ sendiri.

Jangkauan siaran Rtv tidak hanya di kota Pekanbaru, tetapi menjangkau

beberapa kabupaten dan kota lain, seperti kota Dumai yang berpenduduk 173.188

berpenduduk 238.768 jiwa, kabupaten Rokan Hulu yang berpenduduk 265.730

jiwa, dan kabupaten Pelalawan yang berpenduduk 152.949 jiwa.

PT Riau Media Televisi hadir dengab VISI menjadikan Riau sebagai pusat

perekonomian dan pengembangan kebudayaan melayu dalam masyarakat yang

agamis di Asia Tenggara 2020. Untuk mewujudkan visi tersebut, Rtv menyiapkan

langkah-langkah strategi berupa MISI yaitu :

1. Membuat dan menayangkan program-program siaran sebagai barometer

tercepat dan terakurat melalui program-program berita yang ditayangkan

dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir.

2. Membuat dan menayangkan program-program siaran yang mampu

meningkatkan ketahanan budaya melayu dalam menghadapi era

globalisasi.

3. Membuat dan menayangkan program-program siaran pemersatu

budaya-budaya daerah Riau dalam rangka memperkuat budaya-budaya nasional dalam

NKRI.

4. Menjadi sarana untuk dokumentasi budaya-budaya melayu yang sudah

langka.

5. Membuat dan menayangkan program-program siaran yang mampu

memperkuat melaksanakan otonomi daerah dan masyarakat madani di

Riau.

6. Mengembangkan dan menayangkan beragam program siaran sebagai

media informasi, pendidikan hiburan yang sehat, dan mempunyai kontrol

Latar belakang Rtv telah menggambarkan mengenai alasan didirikannya

lembaga penyiaran berbasiskan stasiun lokal di Pekanbaru dihubungkan dengan

kondisi dan segmentasi masyarakat setempat yang berbudaya melayu. Maka, jelas

terlihat bahwa Rtv memiliki ciri khas masyarakat Pekanbaru yang mempunyai

budaya melayu yang terkuat.

Berdasarkan uraian latar belakang, Rtv juga mempunyai misi kedepan

yaitu pada tahun 2020 menjadi pusat kebudayaan melayu. Visi Rtv dapat

mewujudkan fungsi lembaga penyiaran sebagai media informsi, media pendidikan

media hiburan, dan perekat sosial yang dapat dilihat dari adanya keberagaman

program siaran yang disesuaikan dengan segmentasi masyarakat di daerah Riau,

khususnya kota Pekanbaru. Misi Rtv pun telah menjawab bagaimana mewujudka

visinya sebagai lembaga penyiaran swasta berbasisi stasiun televisi lokal dengan

adanya langkah-langkah strategis tersebut di atas. Sejak tanggal 20 Mei Rtv sudah

melayani masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya dengan program-program acara

yang memang berpihak pada budaya dan kearifan lokal masyarakat Pekanbaru

yaitu budaya melayu.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak Mei 2001, Rtv sudah

menyelenggarakan siaran dengan cakupan wilayah siaran wilayah administratif

Pekanbaru dan sekitarnya, yang oleh ketentuan pasal 60 ayat (2) UU No. 342

tahun 2002 tentang penyiaran tetap mendapatkan fungsinya dan wajib

menyesuaikan dengan ketentuan undang-undang ini paling lama 3 (tiga) tahun sejak undang-undang ini diundangkan. Dengan demikian PT. Riau Media

penyiaran televisi yang ber basiskan stasiun lokal di Pekanbaru yang sah, yang

cakap, yang layak dan yang patut serta memenuhi kriteria dan persyaratan yang di

haruskan oleh undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran untuk

mendapat izin penyelenggaraan, sebagaimana dibuktikan dengan panjang lebar

dan didukung dokumen hukum yang valid dan sah dalam laporan studi kelayakan

ini secara lengkap pada bagian-bagian selanjutnya.

Dalam dokumen Tidak Ada (Halaman 46-54)

Dokumen terkait