• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Analisis Data

Data dari penelitian ini adalah data mentah berupa data yang diperoleh dari masing-masing siklus. Data mentah tersebut berupa data kuantitatif dan kualitatif.

Tabel 3.1 Analisis data

Jenis data Alat Pengambilan data Sumber data Cara analisis data 1. Hasil belajar 2. Motivasi

Pre-test dan Post-test

Lembar observasi motivasi belajar siswa dan kuesioner

motivasi siswa Siswa Siswa Analisis kuantitatif Analisis kualitatif

Analisis secara kuantitatif adalah analisis yang menggunakan angka-angka ataupun statistik yang kompleks. Analisis ini biasanya digunakan untuk menganalisis data utama yang diperoleh dari siswa melalui hasil tes. Sementara hasil observasi dan kuesioner dianalisis dengan analisis kualitatif.

Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 2 ranah, yaitu ranah kognitif dan afektif. Setiap ranah memiliki pedoman penilaian yang berbeda. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa ranah kognitif berpedoman pada hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan teka-teki silang, sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar dan motivasi belajar berpedoman pada lembar observasi dan kuesioner. Penghitungan hasil belajar setiap ranah adalah sebagai berikut.

1. Ranah Kognitif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah ini menggunakan tes tertulis. Panduan skoring dapat dilihat pada lampiran . Adapun teknik penskoran adalah :

 Ketuntasan individu

Setiap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dikatakan tuntas jika memperoleh nilai ≥ 65. Tes kognitif dilaksanakan setiap akhir

siklus, yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Keterangan :

Ki = ketuntasan individu

∑x = jumlah jawaban yang benar

∑xi = skor maksimum

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, secara individual digunakan uji komparasi, dalam prosesnya, dilakukan uji untuk nilai rerata kelas dari nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.

 Ketuntasan kelas

Dalam ketuntasan klasikal, akan dikatakan mencapai target dari indikator keberhasilan jika ≥ 75 % siswa mencapai KKM.

%

100

1

x

n

n

KK

Keterangan : KK = Ketuntasan Klasikal

n1 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

n = Jumlah siswa yang ikut tes (banyaknya siswa)

Ki =

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal digunakan uji yang sama dengan ketuntasan individu, yaitu dengan menggunakan uji komparasi. Dalam uji ini akan dibandingkan nilai ketuntasan dari hasil sebelum tindakan, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II.

 Rerata kelas

Rerata kelas dihitung dengan menggunakan rumus

Keterangan :

̅ = rerata hitung

∑ = jumlah skor siswa

N = banyaknya data (jumlah siswa) 2. Ranah Afektif

Data dari ranah afektif diambil dari 2 data yakni data lembar observasi dan kuesioner.

a. Lembar Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2009 :149). Dalam penelitian kali ini, observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas VII A dalam pembelajaran. Data hasil observasi kemudian

digunakan sebagai bahan analisis apakah siswa termotivasi untuk belajar menggunakan media animasi dan video. Penghitungan terhadap data motivasi digunakan untuk mengukur skor kelompok, dan persentase siswa yang termotivasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung skor kelompok dan persentase siswa yang termotivasi adalah :

p =

%

Keterangan :

p = persentase skor hasil observasi kelompok siswa

Tabel 3.2

Klasifikasi skor observasi kelompok siswa

Persentase skor yang diperoleh Kategori

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi

33,34% ≤p≤ 66,67% Sedang

0% ≤ p≤ 33,33% Rendah

(Suharsimi, 2007)

Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memiliki skor observasi 66,68 % - 100 % masuk dalam kategori tinggi. Siswa yang memiliki skor observasi antara 33,34 % - 66,67 % masuk dalam kategori sedang, sementara siswa yang memperoleh skor 0 % - 33,33 % masuk dalam kategori rendah.

b. Kuesioner atau Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,

1998: 140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar-daftar butir pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dan media animasi dan video.

Pada penelitian ini, kuesioner motivasi belajar siswa yang digunakan terdiri dari 30 item. Tiap-tiap pernyataan disediakan empat alternatif jawaban dimana siswa harus memilih salah satu jawaban. Empat alternatif jawaban tersebut antara lain sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari item positif dan item negatif.

Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Penetapan skor kuesioner

Pilihan Jawaban

Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Skor yang diperoleh dari masing-masing kuesioner motivasi belajar siswa kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan skor maksimal dikali ∑ pernyataan dan dikali 100 %.

p =

%

Keterangan :

p = persentase skor motivasi siswa

Skor ini digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor motivasi belajar awal (kuesioner dibagi pada akhir siklus I) dan skor motivasi belajar akhir (setelah dibagi kuesioner pada siklus II) untuk masing masing siswa seperti termuat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Skor motivasi belajar akhir (sesudah diberi tindakan)

Nama Siswa

nomor pernyataan Total Skor

1 2 3 4 ... Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 dst. Tabel 3.5

Klasifikasi hasil persentase skor motivasi belajar siswa

Persentase skor yang diperoleh Kategori

66,68% ≤ p≤ 100% Tinggi

33,34% ≤p≤ 66,67% Sedang

0% ≤ p≤ 33,33% Rendah

(Suharsimi, 2007)

Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memiliki skor motivasi 0 % - 33,33 % masuk dalam kategori rendah. Siswa yang memiliki skor motivasi antara 33,34 % - 66,67 % masuk dalam kategori sedang, sementara siswa yang memperoleh skor motivasi 66,68 % - 100 % masuk dalam kategori tinggi.

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dalam belajar IPA terpadu pada materi ekosistem dengan menggunakan media animasi dan video, maka data di analisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T (uji T). Test T

digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent, atau satu kelompok yang di test dua kali (Suparno, 2007 : 97).

Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :

| | =

∑ −( )

(1)

Dimana :

X1 : skor motivasi awal kuisioner X2 : skor motivasi akhir kuisioner

D : perbedaan antara skor tiap subyek (X1-X2) N : jumlah pasangan skor

Df : N-1

Tcritical dicari atau diperoleh dari tabel dengan level

signifikan α = 0,05 Jika ǀTrealǀ > Tcriticalǀ maka signifikan, berarti

terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Jika ǀTrealǀ < Tcriticalǀ

maka tidak signifikan, berarti tidak terjadi peningkatan motivasi belajar.

Dokumen terkait