BAB III METODOLOGI PENELITIAN
F. Analisis Data
Data penelitian ini menggunakan analisis statistik. Pertanyaan penelitian pertama tentang tingkat karakter kepemimpinan siswa dijawab melalui konversi skor responden dengan skor ideal yang berpedoman pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) untuk mendapatkan gambaran karakter kepemimpinan siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung, Tahun Ajaran 2012-2013.
Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula seperti pada Tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.6
Penyusunan Skala Konversi Skala Lima
Skala Sigma
Skala Angka Keterangan
+1,5 µ +1,5σ < X Kategori sangat tinggi +0,5 µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi
-1,5 µ - 0,5σ < X ≤ µ -1,5σ Kategori rendah
X ≤ µ-1,5σ Kategori sangat rendah
Keterangan:
X maksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh dalam skala
X minimum teoritik : skor terendah yang mungkin diperoleh dalam skala
σ : standar deviasi, yaitu luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran µ : Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis dari
skor maksimum dan minimum
Adapun deskripsi masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
1. Sangat Tinggi
Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya, yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkannya
dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan sangat baik. Pada kategori ini, seseorang dengan sangat baik memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai karakter kepemimpinan, serta mewujudkan dalam bentuk perilaku nyata.
2. Tinggi
Kategori tinggi menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkannya dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Pada kategori ini, seseorang dengan baik memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai karakter kepemimpinan, serta mewujudkan dalam perilaku sehari-hari.
3. Sedang
Kategori sedang menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh
diwujudkannya dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini seseorang dengan baik memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai karakter kepemimpinan, serta mewujudkan dalam perilaku sehari-hari tetapi belum baik, dan jarang dipraktikkan.
4. Rendah
Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya, yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan yang membedakannya dengan orang lain. Namun, belum diwujudkannya secara baik dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini, pemahaman, perasaan, dan penginternalisasian akan nilai-nilai karakter kepemimpinan kurang. Nilai-nilai karakter kepemimpinan tersebut juga belum diwujudkan dalam perilaku sehari-hari secara baik.
5. Sangat Rendah
Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya, yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk memimpin atau menjalin hubungan baik dengan orang lain yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas
diwujudkannya secara baik dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini, pemahaman, perasaan, dan penginternalisasian akan nilai-nilai karakter kepemimpinan sangat kurang. Nilai-nilai karakter kepemimpinan tersebut juga tidak diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Pertanyaan kedua pada penelitian ini tentang kefektifan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 dilakukan dengan teknik statistik uji dua data sampel berpasangan. Uji t berpasangan digunakan untuk menganalisis perbedaan keefektifan program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 antara pretest dan posttest pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012-2013 yang mengikuti program bimbingan dan konseling. Uji t berpasangan menggunakan SPSS versi 16.0.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan studi ini telah memenuhi tujuannya yaitu menghasilkan Program bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknik role playing untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswa, berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran umum karakter kepemimpinan siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2012-2013 berada pada kategori tinggi, artinya siswa telah memiliki karakter kepemimpinannya yang baik. Namun demikian, masih ada sebagian kecil siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2012-2013 berada pada kategori “rendah” dan “sedang”. Artinya, mereka masih memerlukan pendampingan untuk meningkatkan dan memantapkan karakter kepemimpinan siswa tersebut.
2. Dari enam aspek karakter kepemimpinan, yaitu kearifan, keberanian, kepedulian, optimis, kontrol diri dan komunikasi, aspek keberanian menjadi aspek yang paling rendah persentasinya dibandingkan dengan lima aspek yang lain. Sementara, tiga indikator yang paling rendah adalah (1) indikator “Siswa mampu mengatur diri sendiri” pada aspek keberanian, (2) indikator “Siswa mengasihi orang lain”, pada aspek kemanusiaan, dan (3) indikator “Siswa mampu menunjukkan sikap peduli
terhadap orang lain untuk kemurahan hati orang lain tersebut” juga pada aspek kemanusiaan.
3. Program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswa secara signifikan efektif meningkatkan karakter kepemimpinan siswa. Hasil penelitian juga menunjukkan peningkatan karakter kepemimpinan setelah pemberian treatmen dengan menggunakan program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing menunjukkan persentase yang cukup tinggi untuk setiap aspek dan indikator.
B. Rekomendasi
Berdasarkan analisis terhadap temuan penelitian dan pembahasan maka dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi Kepala Sekolah
Program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswa merupakan program yang perlu melibatkan stakeholder pendidikan dan membutuhkan waktu dan dana yang besar. Agar program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka kepala sekolah perlu memahami program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing dalam kerangka pendidikan karakter siswa. Lebih lanjut, kepala sekolah perlu mengeluarkan kebijakan yang mendukung program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing, baik terkait pelaksanaan, penyediaan
sarana dan prasarana, kesiapan SDM, dan juga pendanaan. Misalnya, kebijakan untuk mengadakan buku harian atau buku jurnal siswa yang digunakan para siswa selama mengikuti program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing. Buku harian atau jurnal siswa ini berfungsi sebagai dokumentasi pengalaman siswa yang dapat juga digunakan sebagai data dalam pembinaan siswa selanjutnya, serta sebagai data untuk evaluasi kegiatan dalam rangka perencanaan program selanjutnya.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing merupakan salah satu bentuk program bimbingan yang ditujukan untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswa. Program ini digunakan untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain, dan diharapkan bisa didesiminasi ke tingkat pendidikan yang lain atau ke sekolah-sekolah lain. Selanjutnya, program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing dapat disosialisasikan melalui seminar dan workshop serta membuat buku program bimbingan dan konseling.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Terdapat dua rekomendasi kepada peneliti selanjutnya: a. Pengembangan instrumen penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah Skala Karakter Kepemimpinan berdasarkan teori Peterson (2004) tentang karakter
kepemimpinan. Peneliti selanjutnya perlu mengkaji dan mengembangkan lebih mendalam Skala Karakter Kepemimpinan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang mendasari karakter kepemimpinan.
b. Pengembangan program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing.
Program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing yang disusun dalam penelitian merupakan program yang disusun secara kolaborasi antara peneliti dan sekolah. Agar program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing murni didasarkan atas kajian ilmiah peneliti, maka peneliti selanjutnya perlu mengembangkan program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing berdasarkan kajian ilmiah peneliti dengan mengacu pada kaidah-kaidah penyusunan program bimbingan dan konseling. Peneliti selanjutnya meneliti program bimbingan dan konseling menggunakan teknik role playing tidak hanya terbatas pada bidang pribadi-sosial, tetapi juga bidang belajar, dan karir, serta menggunakan semua strategi dalam bimbingan dan konseling komprehensif, tidak hanya strategi layanan dasar. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat meneliti karakter secara utuh dengan satu pendekatan pada satu tingkat pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Bandung: Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.
Alwasilah, Chaedar.A. (2008). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogykarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2005). Reliabilitas dan Validitas. Yogykarta: Pustaka Pelajar. Azizah, Nur. “Perilaku Moral dan Religiusitas Siswa Berlatar Belakang
Pendidikan Umum dan Agama”. Jurnal Psikologi Volume 33 No.2 Desember 2006. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyu. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.
Brooks, D. (2005). Increasing Test Score and Character Education The Natural
Connection. (Online). Tersedia:
http://www.youngpeoplespress.com/Testpaper.pdf. [10 Juli 2012].
Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Alih bahasa: Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Cartlede & Milburn, J.F. (1993). Teaching Social Skill to Children and Youth Innovative Approaches (2 ed). Massachusset:Allyn and Bacon.
Cavanagh, Michael. (1982). The Counseling Experience. California: Brooks Cole Publishing Company.
Creswell, John.W. (2010). Qualitative Inquiry and Research Design. Thousand Oaks: Sage Publication Inc.
Cobin & Donna. (2003). Ego Strength Developmentof Adolescents Involved in Adult-Sponsored Structured Activities. Journal of Youth and Adolescence, Vol.34, Nc.2,April 2005,pp.85-95(2005). DOI: 10.1007/s 10964-005-3208-8
Corey, Gerad. (2005). Alih Bahasa E. Koeswara. Teori dan Praktek Konseling &Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.
Dahlan, M.D. (1988). Posisi Bimbingan dan Penyuluhan Pendidikan dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
Dammon, Willian. (2002). Bringing in New Era in Character Education. California: Hoover Institution Press.
Debdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. DEPKES RI. (2008). Tindak Kekerasan Siswa Di Sekolah. Bandung: Harian
Umum Pikiran Rakyat.
Fleet, Van. (2001). Definisi Bermain Peran. (Online) Tersedia: http://artikelpsikologi.blogspot.com. [7 Januari 2013].
Furqon. (2002). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabet.
Gall, M.D dan Borg, W.R (2003). Educational Research An Introduction. United States of America: Pearson Education.
Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.
Ginnot. (1961). Definisi dan Fungsi Bermain Peran. (Online). Tersedia di http://www.lead.sabda.org. (1 April 2013).
Golemen, Daniel. (2007). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Utama. Gunarsa, Singgih. (1981). Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius.
Gunarto. (2004). Implementasi Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hidayat, Asep Saepul. (2011). Manajemen Sekolah Berbasis Karakter. Desertasi pada Program Studi Administrasi Pendidikan, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: tidak diterbitkan.
Hadi. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hajar, Ibnu. (1996). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindopustaka.
Hill, T.A. (2005). Character First Kimray Inc. (online) Tersedia:http://www.charactercities.org/downloads/publications/Whatischar acter.[7 Juli 2012].
Hurlock, E. B. (2004). Alih Bahasa. Istiwidayanti dan Soedjarwo. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Jacobs, EF. et al. (1987). Leadership. London. Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Kadir, Abdul. (2001). Membangun Karakter Kepemimpinan. Yogyakarta: Andi Offset.
Kasman, Rusdi. (2010). Program Bimbingan Pribadi-Sosial untuk Meningkatkan Kecerdasan Moral Siswa. Tesis Program Studi Bimbingan dan Konseling SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum. (2010) Bahan Pelatihan. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.
Kartadinata, Sunaryo. (2000). Pendidikan Untuk Pengembangan Sumberdaya Manusia Bermutu Memasuki Abad XXI, Implikasi Bimbingannya. Bandung: FIP UPI.
Klann (2007). Education for Character. New York: Bantam Books.
Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Kohlberg, Lawrence. (1991). (Alih Bahasa: Istiwidayanti). Tahap Perkembangan Moral. Yogyakarta: Kanisius.
Kolb. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. New Jersey: Prentice Hall.
Lickona, Thomas. (1991). Education for Character, How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.
Lubis, Mochtar. (2001). Manusia Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Lwin, May dan kawan-kawan(Alih Bahasa: Soejarwo) (2007). How to Multiply
Your Child’s Intelligence. Cara Mengembangkan berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: Indeks.
Magniz-Suseno. (1987). Hati Nurani. (Online) Tersedia: http://hatinurani.blogspot.com. [7 Oktober 2012].
Mahardayani, H.I & Latifah Nur Ahyani.(2010). Identifikasi Perilaku Bullying Pada Remaja Di Kabupaten Kudus. (Online) Tersedia: http://Jurnal.Umk.Ac.Id/Jurnal/2010/Sosbud juni 2010/Identifikasi perilaku bullying pada remaja.Pdf. [7 Juli 2012].
Makmun, Abin Syamsudin. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Makmun, Abin Syamsudin.(2003). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung:Rosda.
Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter. Solusi yang Tepat Membangun Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Fondation.
Mulyasa. (2007). Definisi Bermain Peran. (Online). Tersedia di http://www.lead.sabda.org. (1 April 2013).
NN, (2009). Tawuran Antara Pelajar DKI Jakarta. (Online) Tersedia: http://tawuran-kelompokbsi.blogspot.com. [7 Juli 2012].
NN. (2010). Penelitian Mengenai Kekerasan di Sekolah (2008). (Online) Tersedia: http://sejiwa.org/penelitian-mengenai-kekerasan-di-sekolah-2008/. [7 Juni 2012].
NN. (2010). 32 Persen Remaja Indonesia Pernah Berhubungan Seks. (Online)
Tersedia: http://
metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/05/17/105501/32-Persen-Remaja-Indonesia-Pernah-Berhubungan-Seks. [7 Juni 2012]
NN. (2010). BKKBN: 51 Persen Remaja Jabodetabek Tidak Perawan. (Online) Tersedia: http://www.antaranews.com/berita/1290923462/bkkbn-51-persen-remaja-jabodetabek-tidak-perawan. [7 Juni 2012].
NN. (2011). 65 Persen Siswa di Ciawi, Bogor Pernah Berhubungan Seks.
(Online). Tersedia:
ttp://news.okezone.com/read/2011/11/03/338/524380/65-persen-siswa-di-ciawi-bogor-pernah-berhubungan-seks. [7 Juni 2012].
NN. (...). Experiential Leraning. (Online). Tersedia: http://www.Psychology.wiki.com/wiki/experiential learning. [10 Juli 2012].
Natawidjaia, Rochman. (1987). Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok I. Bandung: Diponegoro.
Nazir, Moh., (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurgiantoro, dkk. 2002. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurhayati. (1998). Program Layanan Bimbingan dan Konseling Kesehatan Seksual Remaja. Skripsi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nurihsan, A. Juntika. (2007). Bimbingan dan Konseling, Dalam Berbagai Latar Belakang Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Nurihsan, A, Juntika dan A. Sudianto. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA Kurikulum 2004. Jakarta: PT. Gramedia.
Nurihsan, A. Juntika. (2002). Pengantara Bimbingan dan Konseling. Bandung: PPB FIB dan UPC LBK UPI.
Nugraha, B.D. (2004) Waspadai Seks Bebas Kalangan Remaja. (Online). Tersedia: http://www.solusisehat.net. [18 Mei 2012].
Oktavianti, Ridha. (2008). Penggunaan Teknik Bermain Peran (Role Playing) untuk mengembangkan konsep diri siswa. Skripsi di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Oxford University Press. (2006). Concis Oxford English Dictonary. New York: Oxford University Press. Inc.
Park, Nansook.(2009). Bulding Strengths of Character: Keys to Positive Youth Development. Jurnal of Reclaiming Children and Youth.18 (2), 42-47. Peterson, C. & Seligman, M. E. P. (2004). Character Strengths and Virtues: A
Handbook and Classification. New York: Oxford University Press
Prayitno, dkk. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.
Prayitno. (1997). Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Puluhulawa, Meiske. (2012). Program Bimbingan untuk Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa SD. Studi Pengembangan Program Bimbingan di
Kelas Tinggi (IV-V) SD Lab UNG.Tesis Program Studi Bimbingan dan Konseling SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Rahman, Fathur. (tt). Pendidikan Profesi Guru Bimbingan Dan Konseling/Konselor (PPGBK). Modul Ajar Pengembangan dan Evaluasi Program BK. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Ridwan. (2004). Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: Rasda. Santrock, John W. (2007). Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soejarwo.
Perkembangan Anak, edisi ke tujuh, jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. (2003). Alih Bahasa: Istiwidayanti dan Soejarwo. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sasongko. Luddy Bambang. 2004. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Relasi dan Grafik di Kelas 2 SMP. Tesis Magister SPS UNESA Surabaya: tidak diterbitkan.
Sedanayasa. (2010). “Model Bimbingan Sosial Kolaboratif Berbasis Multi-kultur untuk Peningembangan Kohesivitas Sosial SMP”. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Edisi April 2010. Malang: Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Malang dan ABKIN, 96-103
Sinaga, Juster Donal. (2012). Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) (Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran 2011-2012). Tesis di Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sinurat, R.H.Dj. (1996). Hand-out Bimbingan Kelompok. Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: tidak diterbitkan.
Sjarkawi. (2009). Pembentukan Kepribadian Anak-Peran Moral, intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun diri. Jakarta: Bumi Aksara
Slamet. (2002). Management Kepemimpinan. Tersedia: http://ebookslamet.wordpress.com/author/slamet. Diakses pada: 30 Oktober 2012.
Sternberg, RJ. (Ed.) (2000), Intelligen Handbook, 2nd ed.
Sudrajat, Ahmad. (2010). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suherman AS, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Madani Production.
Suherman dan Dadang Sudrajat. (1998). Evaluasi dan Pengembangan Porogram Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: PPB FIP IPI
Sumanto. (1990). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.
Supraktiknya, A. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Suparno,dkk.(2002).Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah.Yogyakarta: Kanisius. Surya, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung:Pustaka Bani Qurasy.
Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
UNESCO Principal Regional Office for Asia and the Pacific. (1998). Learning to Live Together in Peace and Harmony, Values Education for Peace, Human Right, Democracy and Substainable Development for The Asia Fasific Education. Bangkok: UNESCO Principal Regional Office for Asia and the Pacific.
Yus, Anita.(2008).Pengembangan Karakter Melalui Hubungan Anak-Kakek-Nenek. Tinjauan Beberapa Aspek Character Building.Yogyakarta: Kerjasama Lembaga Penelitian Unversitas Negeri Yogyakarta dan Tiara Wacana.
Yusuf, Syamsu.(2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung: Rizqi Press.
Yusuf, Syamsu, & Juntika Nurihsan, (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan Rosda.
Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.