• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA 1.Partisipan 1

Dalam dokumen T1 802008012 Full text (Halaman 28-43)

a. Gambaran Umum Partisipan 1 Identitas

Nama : AWB

TTL : Boyolali, 03 Oktober 2001 Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Pekerjaan : - Agama : Islam

Alamat : Wonosegoro, Boyolali Anak ke : 4 dari 4 bersaudara Lama tinggal di PA : 6 bulan

AWB merupakan anak keempat dari empat bersaudara. AWB memiliki dua kakak laki-laki dan satu kakak perempuan. Kedua kakak laki-lakinya bekerja sebagai buruh bangunan di Jakarta, sedangkan kakak perempuannya masih menuntut ilmu di SMA. Ayah AWB bekerja sebagai buruh bangunan dan Ibu AWB bekerja sebagai petani di desa mereka tinggal.

Pelajar berumur tiga belas tahun ini duduk dibangku satu SMP atau kelas tujuh di salah satu SMP Muhamadiyah di Salatiga. Dalam harapannya, AWB menginginkan untuk menyelesaikan pendidikannya hingga keperguruan tinggi dan menjadi orang yang sukses dikemudian hari.

Dalam hubungan dengan keluarga, remaja berambut cepak bergelombang ini sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Setiap AWB memiliki masalah dengan teman di Panti Asuhan, AWB mencoba terbuka kepada orang tua AWB dan keputusan mereka cukup berpengaruh dalam keputusan yang dibuat AWB.

Relasi AWB dengan lingkungan sosialnya menjadi semakin berkurang, setelah AWB tinggal di Panti Asuhan. Hal tersebut dikarenakan peraturan-peraturan di Panti Asuhan yang membatasi AWB untuk bersosialiasi dengan lingkungan sekitar.

Selanjutnya, sebelum tinggal di Panti Asuhan AWB tinggal bersama orang tuanya di Boyolali. Karena perekonomian keluarga yang kurang mampu untuk menyekolahkan AWB, membuat orang tua AWB memberikan pilihan untuk AWB tetap dapat sekolah namun tinggal di Panti Asuhan. Demi masa depan, AWB memilih untuk tetap dapat bersekolah.

b. Laporan Observasi Saat Wawancara

Kunjungan pra-penelitian dilakukan peneliti pada tanggal 12 Desember 2014 di Panti Asuhan dengan tujuan perkenalan dan menjalin rapport karena sebelumnya peneliti belum mengenal AWB. Sebelumnya, peneliti meminta ijin kepada pengasuh dan peneliti diijinkan untuk bertemu AWB di ruang aula. AWB menyambut peneliti dengan berjabat tangan dan memperkenalkan diri kepada peneliti sambil tersenyum. AWB duduk berhadapan dengan peneliti sambil menggenggam menaruh kedua tangan di atas meja. AWB mengenakan celana pendek jeans berwarnagelap dengan atasan kaos berwarna kuning. Peneliti menjelaskan tujuan kedatangannya dan

memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan identitas AWB. AWB dengan santai menjawab serta sedikit bercerita mengenai keluarganya dan Panti Asuhan.

Wawancara pertama dilakukan peneliti pada tanggal 18 Desember 2014 bertempat di ruang rapat Panti Asuhan. AWB terlihat siap untuk diwawancara dan berjabat tangan dengan peneliti. AWB menggunakan kaos biru muda dan celana panjang berwarna hitam. Sebelum peneliti melakukan wawancara kepada AWB, peneliti memberikan sedikit penjelasan terkait pelaksanaan wawancara. AWB mempersilakan dan duduk bersebelahan dengan peneliti. Saat dilakukan wawancara AWB terlihat santai, namun AWB sering kali menundukkan kepala. Ketika proses wawancara AWB beberapa saat terdiam dan terlihat sedang berpikir lalu tersenyum. Dikarenakan lokasi ruang rapat berjarak tidak jauh dengan jalanan, sering terdengar suara motor dan mobil melintas sehingga sedikit membuat AWB bernada tinggi.

Bertempatkan di ruang tengah (ruang belajar) Panti Asuhan, peneliti melakukan wawancara kedua pada tanggal 06 Februari 2015. Pada wawancara ini AWB menggunakan kemeja berwarna gelap dan kain sarung bermotif. Sebelum dilakukan wawancara, AWB selesai melaksanakan ibadah sholat jumat di Masjid. Kali ini AWB terlihat santai, sering berkontak mata dengan peneliti saat ia di wawancarai. AWB duduk berhadapan dengan peneliti, suara AWB terdengar jelas, dan lebih tenang. Tempat pelaksanaan wawancara sangat mendukung, sehingga AWB terlihat nyaman. Namun, terkadang AWB masih terlihat diam sejenak lalu melanjutkan kata-katanya.

Wawancara ketiga dilaksanakan tanggal 22 Februari 2015 di teras tempat tunggu PA. Saat itu minggu pagi akan dilakukan kegiatan kerja bakti di panti asuhan, AWB memakai kaos oblong berwarna hitam bergambar dan bercelana kain warna gelap. Peneliti memulai proses wawancara dengan sapaan yang dibalas oleh AWB dengan ramah. Ketika proses wawancara AWB sering menundukkan kepala ke bawah dan jarang untuk menatap mata peneliti. Namun AWB terlihat santai dan tenang, berbicara dengan nada yang stabil dan jelas.

c. Analisis Verbatim Partisipan

Makna Verbatim

Gaya berpenampilan yang sopan, berlogika, simple, dan sederhana.

Gaya berpenampilan yang sopan santun, yang berlogika, dan sederhana (P1W1 2-3).

Gaya yang berlogika itu bergaya dengan sopan, misalnya gaya memakai baju yang panjang dan memakai celana yang panjang (P1W1 6-8). Gaya penampilan saya yang simple, tidak suka celana pendek, tidak berbaju pendek atau berbaju yang simple (P1W1 10-11).

Gaya yang simple yaitu yang berbaju rapi, sopan, sederhana. Misalnya saya menyukai berpakaian yang sopan dan tidak ketat (P1W1 13-15). Tidak suka gaya berpenampilan yang tidak rapi. Yang tidak suka dari mereka misalnya baju

seragam yang tidak dimasukkan, sudah sering diingatkan tapi tidak mau dimasukkan bajunya (P1W1 20-22).

Lingkungan sekitar menilai P berpenampilan yang sederhana dan sopan.

Menurut teman-teman sekolah, penampilan saya itu penampilan yang agak sederhana (P1W1 19-20).

Menurut teman-teman panti asuhan, saya berpenampilan yang agak sederhana, misalnya ada yang memakai celana jeans dan ada yang memakai baju panjang dan lain-lain (P1W1 23-26).

Menurut pengasuh, penampilan saya itu sopan, berpenampilan sopan kepada anak panti, kepada orang lain, dan lain-lain (P1W1 26-28).

Melakukan penyesuaian sosial dengan sesama melalui melakukan kegiatan bersama.

Penyesuaian saya terhadap teman seumuran, saya dengan teman seumuran saya, saya mengajak teman saya makan siang, makan pagi, dan makan malam. Caranya mengajak dengan baik dan mengajak piket serta bersih-bersih rumput (P1W1 31-35).

Ada perbedaan komunikasi ketika P berada di luar panti asuhan dan di dalam panti asuhan.

Penyesuaian saya dengan yang lebih dewasa, saya kagum terhadap mereka. Misalnya ada yang kelas tiga dan ada yang kuliah, dia yang menyapa saya karena dia tinggal di panti asuhan juga. Saya dengan teman saya diajak untuk belajar bersama (P1W1 39-43).

Penyesuaian saya diluar lingkungan itu tidak sama dengan lingkungan di panti. Saya berkata yang sopan dan menyapa dengan kata-kata yang

baik (P1W1 46-48). Masing-masing anak menyelesaikan tugas-tugas

di panti asuhan.

Tugas-tugas di panti ini ada banyak yaitu bangun pagi lalu mandi, piket, disiplin, menata rapi kasur, pakaiannya dan menyabuti rumput (P1W1 51-53).

Sejak pertama kali masuk disini, ada tugas- tugas dan peraturan. Misalnya tugas membersihkan lantai, mengepel, dan lain sebagainya (P1W1 82-84).

Terdapat peraturan untuk mengatur yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Ada peraturan-peraturan untuk tidak diperbolehkan keluar pada malam atau siang hari. Jadi ada kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan dan harus dilaksanakan (P1W1 56-58).

Ada kegiatan yang harus dilaksankan, contohnya piket membersihkan lantai, mengepel, dan lain sebagainya (P1W1 60-62).

Contoh hukuman ketika melanggar peraturan di panti asuhan.

Hukuman yang diberikan kepada kita itu membersihkan WC, menyabuti rumput, mengepel lantai, dan mem bersihkan kaca-kaca kotor ataupun rusak (P1W1 65-67).

Awalnya P merasa ragu dan sedih ketika tinggal di panti asuhan namun akhirnya P merasa senang layaknya tinggal di rumah.

Saat saya tinggal dirumah, saya senang namun setelah tinggal di panti, saya ragu-ragu tetapi setelah tinggal di panti saya merasa senang. Sejak pertama kali saya masuk disini, saya menangis ke orang tua. Tapi saya senang tinggal disini, dirumah pun juga (P1W1 72-76).

Sebelum tinggal disini saya tinggal dirumah, saya disini senang (P1W1 81-82).

Gambaran tugas-tugas P ketika di rumah. Waktu tinggal dirumah, tugas-tugas saya misalnya mencuci pakaian, menggosok pakaian, membersihkan rumah, membersihkan rumput-rumput, dan membersihkan halaman (P1W1 86-89).

Kekerasan verbal dari senior sehingga membuat P tidak senang tinggal di panti asuhan.

Perasaan saya tinggal di panti asuhan, saya agak tidak senang , kadang ada anak panti yang mengajak berantem membuat saya tidak suka. Misalnya anak kelas tiga mengajak berantem anak kelas satu, membuat saya tidak suka (P1W1 92-96).

Saya diejek dan diajak berantem, tapi saya tidak suka. Ada teman yang saya suka, yang bergaul baik dengan saya (P1W1 99-101).

Pengalaman P ketika di panti asuhan membuat P menjadi lebih baik.

Pengalaman saya tinggal disini, saya dapat bermain futsal dan menjadi baik kepada orang tua, dan sebagainya (P1W1 104-106).

Makna Verbatim

P melakukan kewajiban sebagai umat muslim. Ceramahan mengenai perlunya sholat lima waktu yang wajib dan harus dilakukan bagi umat muslim. Tidak boleh lupa, harus kita selalu tunaikan (P1W2 7-9).

Kadang bolong sholatnya, tapi diusahakan untuk menunaikan sholat lima waktu tiap saat. Karna itu wajib hukumnya (P1W2 11-13).

P berpakaian sopan, sederhana, dan bersih sesuai tempatnya.

Pakaian yang sopan, sederhana, sesuai dimana tempat (P1W2 16-17).

Yang tidak terlihat kotor, lalu rapi, bersih, dan baik. Biasanya saya pakai baju, kemeja, atau kaos yang rapi. Dengan celana panjang jika diluar panti, tapi kalau di dalam panti sering pakai celana pendek. Yang penting sesuai tempatnya (P1W2 20-24).

Tidak ada perbedaan berpenampilan P di panti asuhan atau pun di rumah.

Selama ini masih belum ada bedanya, pakaian kaos dan sering pakai celana pendek, yang sederhana saja (P1W2 29-30).

Penilaian gaya berpenampilan P dari orang di sekitar.

Biasanya pengasuh menegur kalau saya pakai pakaian tidak rapi atau kusut. Kalau teman-teman di panti itu tidak begitu suka komentar, paling diketawakan jika penampilan saya tidak rapi atau sopan (P1W2 33-36).

Karna di sekolah memakai seragam, paling tidak begitu diperhatikan, tapi kalau baju tidak dimasukkan dan ketahuan guru, pasti dapat teguran (P1W2 38-40).

Ya disuruh rapikan dan masukkan baju seragam dengan baik, dan agar tidak diulangi lagi (P1W2 42-43).

Perasaan enak dan tidak enak setelah tinggal di panti asuhan.

Ya ada enaknya dan ada tidak enaknya. Karna beda saja tidak seperti saat masih tinggal dirumah (P1W2 45-46).

Di panti itu enaknya bisa sekolah tanpa dipunggut biaya, lalu dapat tempat tinggal, bisa makan bersama-sama, memasak bareng. Kalau tidak enaknya ya kurang bebas, ada peraturan, harus meminta ijin bila pergi keluar, lalu tidak bisa sering nonton TV, waktu hari libur saja.

Terus pakai HP juga waktu hari libur, sabtu-minggu. Bersih-bersih halaman panti, kamar, dan ruangan di panti (P1W2 48-55).

Kebebasan yang diperoleh P ketika di rumah. Lebih bebas, bisa nonton TV sepuasnya, bisa main kapan pun sama teman (P1W2 57-58). Contoh hukuman dari pengasuh ketika melanggar

peraturan di panti asuhan.

Kena hukuman dari pengasuh, seperti mengepel lantai, membersihkan WC, kamar, membersihkan halaman panti (P1W2 63-65).

Bukan marah, hanya menegur jika melanggar peraturan yang ada di panti (P1W2 67-68). Contoh tugas-tugas bergilir yang berlaku bagi

penghuni panti asuhan.

Seperti memasak kita bergantian, membersihkan ruangan, bersihkan WC juga. Tapi kalau bersih-bersih diluar di halaman panti kita bareng-bareng. Bersihkan kamar itu tugas masing-masing. Kalau mengepel lantai dan menyapu itu kita bergantian juga (P1W2 72-76).

Pengasuh juga ikut membantu kalau bersih-bersih halamanan, kalau tugas lainnya kita yang mengerjakan (P1W2 78-79).

Pengalaman dan kebersamaan P dengan temannya yang tinggal di panti asuhan.

Kebersamaan, selama tinggal di panti kita semua ya serba barengan, seperti belajar, makan, cuci pakaian, bersih-bersih, berangkat sekolah, sholat (P1W2 81-83).

Oh di panti kita dapat belajar bahasa Inggris dari para donatur yang ada disini, dari luar negeri. Kadang tiap sore kira-kira jam empat, kita belajarnya dengan mereka di ruang rapat (P1W2 92-95).

Perasaan P tinggal di panti asuhan. Lama kelamaan ya nyaman, tidak seperti dulu yang masing merasa asing, tidak kenal. Tapi sekarang hmm hilang, sudah suka dan menikmati (P1W2 85-87).

P merasakan asing dan tidak nyaman di panti asuhan.

Ya aneh saja, kan belum kenal sama yang lainnya, jadi merasa asing dan kurang nyaman (P1W2 89-90).

Ilmu yang diperoleh ketika belajar bahasa inggris dengan donatur.

Ya kata benda, kata kerja, perkenalan, yang kita masih kurang tau, dan pelajaran itu jadi membantu kita saat di sekolah juga pas mata pelajaran bahasa Inggris (P1W2 97-99).

Makna Verbatim Kegiatan kerja bakti di panti asuhan setiap hari

minggu.

Maaf sebelumnya, nanti ada kerja bakti di panti jadi tidak bisa lama-lama ngobrolnya, tidak enak dengan yang lainnya. Kalau hari minggu di panti ada kerja bakti bersih-bersih gitu (P1W3 4-7). Perasaan P ketika melanggar peraturan dan

melakukan kesalahan di panti asuhan.

Ya kalau melakukan kesalahan atau melanggar peraturan pasti merasa bersalah, sedih. Karna dapat hukuman juga dari pengasuh, namun itu bikin saya jera agar tidak melakukannya lagi (P1W3 15-18).

Perasaan P ketika mendapatkan teguran dari pengasuh.

Selagi teguran itu baik dan untuk kebaikan saya, saya menerima, saya senang, karna ada yang masih mau memperhatikan saya (P1W3 21-23). Respon dan reaksi P ketika mendapatkan

penilaian tentang berpenampilan P dari teman.

Paling saya tanya ke mereka kenapa kok ketawa gitu, jika ada yang tidak sesuai, ya perbaiki, ya biasa saja, dari pada di tertawakan oleh orang yang tidak dikenal mending di tertawakan sama teman sendiri (P1W3 27-30).

Ya agak malu-malu, tapi tidak begitu jadi masalah (P1W3 32).

Aktivitas P sehari-hari di panti asuhan. Ya melakukan aktivitas, entah belajar atau main sama teman-teman, biar tidak merasa bosan karna tidak ada hiburan (P1W3 36-38).

P mengatasi perasaan asing dan kurang nyaman. Waktu itu ya jadi sering sendirian, tapi ya teman-teman disini ngajak ngobrol duluan, jadinya ya tidak merasa asing lagi atau tidak nyaman lagi. Karna pas itu juga merasa agak kurang nyaman, tapi sudah tidak (P1W3 42-45).

Tidak ada perbedaan tugas-tugas yang dilakukan P ketika di panti asuhan atau di rumah.

Tidak jauh beda sama di panti ini, ya bersih-bersih, lalu mengepel dan menyapu lantai, seperti itu (P1W3 50-51).

2. Partisipan 2

a. Gambaran Umum Partisipan 2 Identitas

Nama : DM

TTL : Salatiga, 03 Desember 1999 Umur : 15 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP Pekerjaan : - Agama : Islam

Alamat : Noborejo, Salatiga Anak ke : 1 dari 2 bersaudara Lama tinggal di PA : 6 bulan

DM merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adik perempuan DM berusia 13 tahun. Usia DM lebih tua dua tahun dari adik perempuannya. Ayah DM bekerja sebagai buruh dan Ibu DM bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Remaja berusia 15 tahun ini duduk dikelas 1 disalah satu SMP Muhamadiyah di Salatiga.

Hubungan dalam keluarga DM kurang mendapatkan kasih sayang yang utuh, karena orang tua DM sudah sekitar satu tahun lebih telah berpisah (divorce). DM dan adik perempuannya tinggal bersama Ibunya. Ibu DM yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga menjadi penopang kehidupan mereka yang serba kekurangan dalam perekonomian, sehingga DM terpaksa harus tinggal di Panti Asuhan untuk dapat melanjutkan sekolahnya.

Selanjutnya, sejak DM tinggal di Panti Asuhan hubungan dengan lingkungan sekitar menjadi terbatas. Hal ini dikarenakan peraturan-peraturan yang mengikat di Panti Asuhan sehingga membuat DM kurang cukup bisa bersosialisasi. Waktu luang DM dihabiskan berkumpul dengan remaja-remaja lain yang tinggal di Panti Asuhan saja.

b. Laporan Observasi Saat Wawancara

Kunjungan pra-penelitian dilakukan peneliti pada tanggal 12 Desember 2014 di Panti Asuhan dengan tujuan perkenalan dan menjalin rapport karena sebelumnya peneliti belum mengenal DM. Sebelumnya, peneliti meminta ijin kepada pengasuh

dan dipersilakan peneliti untuk bertemu DM di ruang aula. DM menyambut peneliti dengan berjabat tangan dan memperkenalkan diri kepada peneliti sambil tersenyum. DM duduk berhadapan dengan peneliti sambil bersandar dikursi. DM memakai kaos oblong warna hitam dan celana bahan pendek. Peneliti menjelaskan tujuan kedatangannya dan memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan identitas DM. DM bercerita kepada peneliti saat DM masih tinggal dirumah dan sekarang tinggal di Panti Asuhan.

Wawancara pertama dilakukan peneliti pada tanggal 16 Desember 2014 bertempat di ruang rapat Panti Asuhan. DM terlihat siap untuk diwawancara dan berjabat tangan dengan peneliti. DM menggunakan kaos berkerah lengan pendek berwarna coklat muda dan celana panjang berwarna coklat tua. Sebelum peneliti melakukan wawancara kepada DM, peneliti memberikan sedikit penjelasan terkait pelaksanaan wawancara. DM duduk disebelah kanan peneliti. Saat dilakukan wawancara DM terlihat santai dan tenang. Ketika proses wawancara DM beberapa detik diam dan seperti berpikir. Dikarenakan lokasi ruang rapat berjarak tidak jauh dengan jalanan, sering terdengar suara motor dan mobil melintas sehingga membuat DM beberapa kali mengulang kata-kata.

Peneliti melakukan wawancara kedua pada tanggal 07 Februari 2015 di ruang serba guna Panti Asuhan. Wawancara dilakukan siang hari, DM masih menggunakan seragam pramuka. DM terlihat gerah setelah mengikuti kegitan pramuka di sekolah. Saat peneliti melakukan wawancara, DM duduk berhadapan dengan peneliti. DM terlihat sesekali butuh menghela nafasnya, namun DM berusaha tetap tenang dan tidak terburu-buru. Beberapa saat DM di wawancarai sambil minum air putih dan tersenyum. Nada suara DM terdengar jelas dan sedikit kurang tenang karena kegerahan.

Peneliti melakukan wawancara ketiga di ruang tamu PA, tanggal 23 Februari 2015. DM baru pulang sekolah dan masih memakai seragam sekolah warna putih dan biru tua. DM terlihat lelah dan capek, DM merasa berkeringat dan gerah kepanasan karena cuaca yang panas. Saat peneliti melakukan proses wawancara DM terlihat tenang, namun sering melakukan perpindahan posisi duduk dan kipas-kipas dengan

salah satu buku pelajarannya. Sorotan mata DM terlihat kurang nyaman, sehingga nada bicara DM terdengar tidak stabil, kadang pelan, kadang jelas.

c. Analisis Verbatim Partisipan

Makna Verbatim

Gaya berpenampilan yang simple dan memakai pakaian yang tidak ribet.

Gaya berpenampilan menurut saya yaitu cara seseorang bergaya memakai pakaian ya seperti memakai celana, baju, dan sebagainya (P2W1 2-4).

Memakai pakaian yang simple, yang ngga ribet. Saya suka pakai pakaian yang seperti sehari-hari memakai celana pendek, kaos. Ya kalau mau berpergian memakai celana panjang dan memakai kemeja (P2W1 7-10).

P tidak suka memakai gelang, atau kalung, atau topi, kacamata namun suka berpenampilan yang simple.

Penampilan saya itu ya baik, simple. Saya itu tidak suka memakai gelang atau kalung, atau topi, kacamata. Suka yang simple saja, pakai celana pendek, kaos sudah itu (P2W1 12-14).

Definisi P tentang penampilan yang simple. Yang biar gak ribetlah, kayak yang cepat memakainya, yang gak ribet pokoknya (P2W1 17-18).

Opini orang-orang di sekitar P tentang penampilan P.

Menurut teman-teman saya di panti, penampilan saya itu simple, biasa, gak aneh-aneh seperti orang lain. Kalau orang lain biasanya terlalu ribet memakai pakaiannya (P2W1 22-25).

Kalau menurut teman sekolah, baik-baik saja. Suka becandaan, kalau potongan rambut saya bagus, mereka suka gitu. Kata teman, setelah potong rambut saya lebih ganteng, kayak gitu (P2W1 27-30).

Penampilan P ketika di acara keagamaan. Ya kalau ada acara pengajian, disuruh memakai pakaian yang lebih baik. Memakai baju atau kemeja yang baik, bersih, dan celana panjang yang baik bersih (P2W1 33-35).

Penyesuaian sosial P dengan teman-teman di panti asuhan.

Ya saya itu orang suka guyon, biasa kalau saya lagi ketemu atau kenal gitu, saya menyapa mereka, lalu dibalas. Saya ajak omong-omong, kenalan, diajak cerita gitu (P2W1 38-41).

Pengalaman-pengalaman P yang menyenangkan dan menyedihkan.

Biasanya cerita tentang pengalaman-pengalaman, seperti itulah (P2W1 43-44).

Pengalaman yang menyenangkanlah, yang menyedihkan juga bisa (P2W1 46-47).

saya alami, waktu saat di sekolah, tidak mengerjakan PR Bahasa Indonesia. Disuruh keluar kelas, disuruh untuk mengerjakan seratus kali (P2W1 50-53).

Pengalaman yang menyenangkan ya waktu piknik sama teman-teman, sekeluarga (P2W1 56-57).

Pengalamannya itu seperti tadi ya, kalau di sekolah itu saya pernah tidak mengerjakan PR Bahasa Indonesia disuruh mengerjakan seratus kali. Lalu, kalau di panti saya pernah melanggar peraturan keluar ngga ijin, terus dimarahi sama pengasuh. Kemudian saya itu diberi hukuman disuruh bersih-bersih kamar mandi sendiri (P2W1 131-136).

Penyesuaian sosial P dengan orang yang senior ketika di dalam dan di luar lingkungan panti asuhan.

Diluar panti asuhan ya biasanya saya suka menyapalah, selamat pagi, selamat siang. Terus kalau didalam panti menyapa pengasuhnya, selamat pagi pak. Lalu tanya kabar bagaimana, kabarnya baik, gitu (P2W1 61-64).

Kayak menyapa, lebih dahulu menyapa. Kemudian mendekatkan diri untuk menyesuaikan diri dengan pengasuh atau pembina yang lebih dewasa dari pada kita (P2W1 67-70).

Kegiatan masing-masing anak di panti asuhan dan menyelesaikan tugas-tugas mereka.

Biasanya itu subuh sekitar jam empat, bangun, sikat gigi, kemudian sholat subuh. Setelah sholat kita belajar atau mengaji sebentar, bersih-bersih kamar atau persiapan untuk sekolah, lalu mandi. Setelah mandi, lalu makan bersama. Setelah makan, kita berangkat ke sekolah sekitar jam setengah tujuh berangkat sekolah. Kalau pelajaran biasa, biasanya pulang jam dua. Setelah jam dua pulang, makan siang bareng-bareng, kemudian sholat adzar. Setelah sholat itu kalau ada uang perlu dibersihkan, bersih-bersih bersama. Kalau ngga ada ya kita santai-santai.

Dalam dokumen T1 802008012 Full text (Halaman 28-43)

Dokumen terkait