• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data dan Pembahasan .1 Analisa Metode Berjalan

Dalam dokumen BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 87-92)

+ + BB4 (kedua) = x1627,41kg 500,89kg 657 526 526 526 = + + Rimek = x1627,41kg 625,63kg 657 526 526 657 = + +

5.3 Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1 Analisa Metode Berjalan

Penjadwalan produksi untuk produk Mixagrip, Fatigon, Fatigon Spirit, dan Mixadin yang ada di PT. Dankos Laboratories, Tbk saat ini belum memiliki metode yang jelas. Berdasarkan wawancara dengan manajer produksi I dan asisten manajer produksi I, pengurutan produk yang akan diproduksi saat ini adalah berdasarkan

pengalaman kerja, waktu penyelesaian produk diperkirakan sendiri oleh manajer produksi I. Perkiraan secara umum untuk menentukan urutan produk yang akan diproduksi adalah dengan cara memperhatikan jumlah produk yang akan diproduksi dan batas waktu (due date) yang diberikan. Misalkan due date pesanan yang diberikan hanya sedikit waktu, sedangkan jumlah yang dipesan adalah banyak, maka produk tersebut akan diprioritaskan diproduksi terlebih dahulu. Namun, apabila produk yang jumlah pesanannya hanya sedikit menurut manajer produksi I, dan waktu due date yang diberikan sedikit pula, maka produk tersebut juga kemungkinan diprioritaskan pertama.

Sebagai contoh PO tanggal 30 Mei 2005, produk Mixagrip dipesan sebanyak 8.697.600 tablet, sehingga harus diproduksi sebanyak 8 batch, jumlah pesanan Mixagrip ini adalah jumlah yang terbesar di antara jumlah pesanan lainnya, dan memiliki due date yang paling cepat, maka produk Mixagrip adalah prioritas pertama untuk produksi. Sedangkan Fatigon dan Fatigon Spirit yang memiliki due date yang sama. Namun jumlah permintaan Fatigon lebih banyak daripada permintaan Fatigon Spirit, maka produk Fatigon akan diprioritaskan ke urutan kedua dan produk Fatigon Spirit diprioritaskan dalam urutan ketiga untuk diproduksi, kemudian disusul dengan produk Mixadin. Perkiraan penentuan urutan produk ini menyebabkan beberapa produk menjadi terlambat. Informasi ini dapat dilihat pada tabel lampiran 1:

Metode penjadwalan untuk mesin percetakan, pihak perusahaan cenderung menitikberatkan pekerjaan ke mesin yang memiliki kapasitas produksi yang terbesar bila mesin pencetakan produk tersebut berjumlah dua atau lebih dan memiliki kapasitas produksi yang berbeda.

Penjadwalan produksi dituliskan dalam bentuk Rencana Kerja Harian Produksi I. Namun, Rencana Kerja Harian Produksi I hanya menjadwalkan urutan produk yang

akan diproduksi dengan operator mesin yang bertanggungjawab pada proses mesin tersebut. Sedangkan hal detil seperti tanggal mulai, jam mulai produksi, tanggal selesai dan jam selesai produksi tiap mesin tidak dicantumkan.

5.3.2 Analisa Metode Usulan

Metode penjadwalan produksi usulan yang diberikan kepada perusahaan mencakup 4 metode. Langkah pertama adalah menggunakan metode Earliest Due Date. Dengan metode EDD ini, keempat produk akan diurutkan menurut due date yang paling awal hingga paling akhir. Hal ini dilakukan karena pada tahap pertama, mesin yang digunakan adalah sama untuk semua produk tersebut, yaitu Turbo Mixer sehingga metode EDD digunakan dengan maksud untuk menentukan produk mana yang masuk proses mesin tersebut terlebih dahulu. Kemudian di tahap selanjutnya, keempat produk akan masuk pada mesin-mesin yang berlainan.

Masalah timbul ketika produk Fatigon dan Fatigon Spirit memiliki due date yang sama, sehingga kedua produk ini perlu ditentukan urutan produksinya melalui metode lain. Metode lain yang diusulkan adalah metode Campbell, Dudek and Smith (CDS), yang dibandingkan dengan metode ASLAN’S Frequency, dan ASLAN’S Point. Ketiga metode ini bertujuan sama, yaitu menentukan urutan dari banyak pekerjaan yang ada dengan memperhatikan makespan mesin yang paling kecil. Ketiga metode ini digunakan dengan syarat bahwa mesin-mesin yang digunakan pada setiap tahapan proses untuk semua pekerjaan adalah sama. Produk Fatigon dan Fatigon Spirit memiliki jumlah pesanan yang banyak dapat dibagi menjadi beberapa batch-batch besar. Dalam pembahasan sebelumnya, beberapa batch yang disatukan dinamakan sebagai job. Dari kumpulan job yang ada, masing-masing job diurutkan dan diperbandingkan

makespan-nya dengan metode masing-masing. Kemudian urutan terpilih dari masing-masing ketiga metode diperbandingkan kembali untuk mendapatkan urutan dengan makespan yang terkecil pula.

Untuk mesin pencetakan produk Mixagrip, Fatigon, dan Fatigon Spirit Pembagian masukan bahan ke mesin pencetakan Mixagrip diprioritaskan pada mesin Rimek, karena mesin Rimek berkapasitas input yang lebih besar daripada kapasitas meisn BB4 meskipun kedua jenis mesin memiliki waktu proses yang sama untuk kapasitas maksimumnya. Pada akhirnya batch yang terakhir masuk ke dalam mesin pencetakan akan dibagi sama rata dengan mesin BB4. Hal ini dilakukan untuk memperkecil makespan pekerjaan pada mesin pencetakan Sedangkan untuk mesin pencetakan Fatigon dan Fatigon Spirit, pembagian masukan bahan cetakan adalah sama untuk tiap mesin pencetakan yang ada, yaitu dengan cara membagi sama rata bahan masukan sesuai dengan perbandingan tingkat kapasitas mesin yang ada. Hal ini dapat menyebabkan makespan sama untuk pekerjaan di mesin-mesin pencetakan yang ada, tujuannya adalah makespan yang diperoleh akan lebih kecil dibandingkan dengan penitikberatan pada salah satu jenis mesin pencetakan.

Metode usulan yang dibahas pada kasus sebelumnya dapat ditunjukkan dalam Gantt Chart berikut:

Gambar 5.1 Gantt Chart Penjadwalan Produksi Produk Mixagrip dengan Metode Usulan untuk PO 30 Mei 2005

Gambar 5.2 Gantt Chart Penjadwalan Produksi Produk Fatigon dan Fatigon Spirit dengan Metode Usulan untuk PO 30 Mei 2005

5.3.3 Perbandingan Metode Usulan dengan Metode Berjalan.

Metode berjalan saat ini yang mengurutkan produksi berdasarkan jumlah pesanan terbanyak dengan pengaruh due date tercepat ternyata memperpanjang waktu proses, sehingga menyebabkan keterlambatan waktu penyelesaian. Keterlambatan ini dapat diatasi dengan metode Earliest Due Date, yaitu pekerjaan yang jatuh temponya paling pendek akan dipilih lebih dulu.

Untuk due date yang sama, seperti produk Fatigon dan Fatigon Spirit, dan kedua produk memiliki serangkaian tahapan proses dengan melalui mesin-mesin yang sama, dapat diurutkan produksinya berdasarkan metode usulan Campbell, Dudek and Smith (CDS), ASLAN’S Frequency, dan ASLAN’S Point. Ketiga metode ini mampu menghasilkan makespan pekerjaan yang lebih kecil dibandingkan dengan metode berjalan yang mengurutkannya berdasarkan intuisi pihak perusahaan.

Berdasarkan tabel lampiran 1 dan lampiran 2, dapat dibandingkan kedua hasil metode. Terbukti bahwa metode usulan mampu memperkecil waktu penyelesaian produk yang ada. Metode berjalan yang saat ini digunakan perusahaan masih menghasilkan keterlambatan penyelesaian pada beberapa produk, dan keterlambatan tersebut mampu diatasi dengan metode usulan.

5.3.4 Usul Penerapan Metode Usulan

Penerapan metode usulan dengan penjadwalan produksinya secara detil, seperti jam mulai produksi, jam selesai produksi, tanggal mulai produksi dan tanggal selesai produksi dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah sistem. Adapun pengembangan sistem penjadwalan produksi dengan metode usulan ini akan dibahas pada subbab berikut.

Dalam dokumen BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 87-92)

Dokumen terkait