Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2017 produk drip coffee terjual sejumlah 9.678 gelas dengan pendapatan Rp 116.136.000, produk french press coffee terjual sejumlah 5.623 gelas dengan pendapatan Rp 61.853.000 sedangkan kopi tubruk terjual sejumlah 4.186 gelas dengan besar pendapatan Rp 41.860.000. Jadi total keseluruhan pendapatan dari penjualan kopi droup out coffee sebesar Rp 219.849.000.
c. Pendapatan Lain-lain
Terdapat pendapatan lain yang di terima oleh D.O Coffee yaitu dari penyewaan tempat selama setahun sebesar Rp 10.800.000.
Biaya Bahan Penolong 7.263.000
Biaya Gas 6.905.000
Biaya Listrik 6.000.000
Biaya Penyusutan Peralatan 6.768.750
Biaya Gaji 58.800.000
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
7.878.600
Biaya Penyusutan Bangunan 6.000.000
Total Biaya Keseluruhan 112.820.350
Laba Produk D.O Coffee 107.028.650
Pendapatan Lain 10.800.000
Total Laba D.O Coffee 117.828.650
Sumber : Olah Data
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa laba operasi yang diperoleh Droup Out Coffee pada tahun 2017 sebesar Rp 107.028.650 a. Analisis Contribution Margin (CM) atau Margin Kontribusi
Contribution Margin (CM) merupakan selisih antara pendapatan total dan biaya variabel total. Margin kontribusi menunjukkan mengapa laba operasi berubah ketika unit yang terjual berubah. Berdasarkan dari data-data biaya dan penjualan yang diperoleh dari Droup Out Coffee, maka dapat dihitung rencana laporan laba dengan metode kontribusi yang dapat dilihat pada tabel 4.17 sampai 4.19
Contribution Margin (nilai uang) = penjualan – biaya variabel
Contribution Margin (unit) = harga jual per unit – biaya variabel perunit
Tabel 4.17
Perhitungan Contribution Margin Produk Drip Coffee Selama Tahun 2017
Drip Coffee
Total Per Unit
Penjualan Rp 116.136.000 Rp 12.000 Biaya Variabel Rp 14.875.800 Rp 1.537 Contribution
Margin Rp 101.260.200 Rp 10.463
Biaya Tetap Rp 41.257.314
Laba Bersih Rp 60.002.886
Sumber : Olah Data
Tabel 4.18
Perhitungan Contribution Margin Produk Prench Press CoffeeSelama Tahun 2017
Prench Press Coffee
Total Per Unit
Penjualan Rp 61.853.000 Rp 11.000 Biaya Variabel Rp 8.627.964 Rp 1.534 Contribution
Margin Rp 53.225.036 Rp 9.466 Biaya Tetap Rp 23.970.849
Rugi Bersih Rp 29.254.187
Sumber : Olah Data
Tabel 4.19
Perhitungan Contribution Margin Produk Kopi Tubruk Selama Tahun 2017
Kopi Tubruk
Total Per Unit
Penjualan Rp 41.860.000 Rp 10.000 Biaya Variabel Rp 6.247.836 Rp 1.493
Contribution Margin
Rp 35.612.164 Rp 8.507
Biaya Tetap Rp 17.844.918
Rugi Bersih Rp 17.767.246
Sumber : Olah Data
Drip Coffee = 1 −
BiayaVariabel Penjualan
= 1 − 14.875.800 116.136.000
= 0,87 atau 87 % Prench Press Coffee = 1 −
BiayaVariabel Penjualan
= 1 − 8.627.964 61.853.000
= 0,86 atau 86 % Kopi Tubruk = 1 −
BiayaVariabel Penjualan
= 1 − 6.247.836 41.860.000
= 0,85 atau 85%
Setelah adanya klasifikasi biaya, dapat memberikan kontribusi dalam perhitungan contribution margin yang terjadi pada Droup Out Coffee. Tahun 2017 Droup Out Coffee pada produk drip coffee memiliki contribution margin ratio sebesar 87%, hal ini berarti bahwa Droup Out Coffee merencanakan peningkatan penjualan sebesar Rp 116.136.000, manajemen dapat menentukan contribution margin sebesar Rp 101.260.200 dan per gelasnya Rp 10.863 dengan memperoleh laba sebesar Rp 60.002.886. Pada produk french press coffee memiliki contribution margin ratio sebesar 86%, hal ini berarti bahwa Droup Out Coffee merencanakan peningkatan penjualan sebesar Rp 61.853.000, manajemen dapat menentukan contribution margin sebesar Rp 53.225.036 dan per gelasnya Rp 9.466 dengan memperoleh laba sebesar Rp 29.254.187. Pada produk kopi tubruk memiliki contribution margin ratio sebesar 85%, hal ini berarti bahwa Droup Out Coffee merencanakan peningkatan penjualan sebesar Rp 41.840.000, manajemen dapat menentukan contribution margin sebesar Rp 35.612.164 dan per gelasnya Rp 8.507 dengan memperoleh laba sebesar Rp 17.767.246. Hal ini menunjukkan hasil bahwa contribution margin ratio dapat digunakan untuk menutup biaya tetap dan dapat memperoleh laba pada Droup Out Coffee.
b. Analisis Break Even point (BEP) atau Titik Impas
Analisis Break Even Point merupakan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Dibawah ini merupakan perhitungan Break Even Point pada Droup Out Coffee yaitu sebagai berikut :
a) Break Even Point untuk produk Drip Coffee:
nilai uang = Biaya Tetap 1 −Biaya Variabel
Penjualan
=Rp 41.257.314 1 − Rp 14.875.800 Rp116.136.000
=Rp 41.257.314 0,87
= Rp 47.422.200
unit = Biaya Tetap
Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit
= Rp 41.257.314 Rp 12.000 – Rp 1.537
= 3.943 gelas
b) Break Even Point untuk produk Prench Press Coffee:
nilai uang = Biaya Tetap 1 −
=Rp23.970.849 1 − Rp 8.627.964 Rp 61.853.000
=Rp 23.970.849 0,86
= Rp 27.873.080
unit = Biaya Tetap
Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit
= Rp 23.970.849 Rp 11.000 – Rp 1.534
= 2.532 gelas
c) Break Even Point untuk produk Kopi Tubruk:
nilai uang = Biaya Tetap 1 −
=Rp17.844.918 1 − Rp 6.247.836
Rp 41.860.000
=Rp 17.844.918 0,85
= Rp 20.994.021
unit = Biaya Tetap
Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit
= Rp 17.844.918 Rp 10.000 – Rp 1.493
= 2.098 gelas
Analisis break even point (titik impas) pada perhitungan yang terjadi sudah dapat dipastikan Droup Out Coffee pada tahun 2017 sudah berada pada posisi di atas titik impas. Berdasarkan pada perhitungan tersebut, titik impas perusahaan tercapai pada saat unit yang dijual mencapai 3.943 gelas drip coffee dengan total penjualan sebesar Rp 47.422.200 dan pada saat itu perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Untuk french press coffee memperoleh titik impas tercapai saat unit terjual mencapai 2.532 gelas dengan total penjualan sebesar Rp 27.873.080 dan untuk kopi tubruk memperoleh titik impas tercapai saat unit terjual mencapai 2.098 gelas dengan total penjualan sebesar Rp 20.994.021. Sedangkan pada penjualan aktual Droup Out Coffee pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 116.136.000 dengan unit yang telah terjual mencapai 9.678 gelas untuk drip coffee, untuk french press coffee yang terjual sebanyak 5.623 gelas
dengan penjualan aktual sebesar Rp 61.853.000, sedangkan untuk kopi tubruk yang terjual sebanyak 4.186 gelas dengan penjualan aktual sebesar Rp 41.860.000. Keadaan tersebut sudah menunjukkan keadaan bahwa Droup Out Coffee pada produk drip coffee, french press coffee maupun kopi tubruk telah berada di atas titik impas.
c. Analisis Margin of Safety atau Margin Keamanan
Analisis margin of safety memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan angka volume penjualan yang direncanakan yang tidak mengakibatkan kerugian dan elemen untuk mengukur keamanan perusahaan. Dibawah ini merupakan perhitungan margin of safety pada Droup Out Coffeeyaitu sebagai berikut :
a) Perhitungan Margin of Safety untuk Drip Coffee:
% = −
=Rp 116.136.000– Rp 47.422.200 Rp 116.136.000
= Rp 68.713.800 Rp 116.136.000
= 59 %
b) Perhitungan Margin of Safety untuk French Press Coffee:
Margin of Safety % =Total Penjualan Aktual − Penjualan TitikImpas Total Penjualan Aktual
=Rp 61.853.000– Rp 27.873.080 Rp 61.853.000
=Rp 37.979.920 Rp 61.853.000
= 55 %
c) Perhitungan Margin of Safety untuk Kopi Tubruk:
Margin of Safety % =Total Penjualan Aktual − Penjualan TitikImpas Total Penjualan Aktual
=Rp 41.860.000 – Rp 20.994.021 Rp 41.860.000
=Rp 20.865.979 Rp 41.860.000
= 50 %
Berdasarkan hasil perhitungan margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun agar droup out coffee tidak menderita rugi. Hasil Perhitungan untuk produk yang dijual yaitu drip coffee, maksimum penurunan yang boleh terjadi sebesar Rp 68.713.800 atau sebesar 59%
dari penjualan, untuk produk french press coffee maksimum penurunan yang boleh terjadi sebesar Rp 33.979.920 atau sebesar 55% dari penjualan, sedangkan untuk produk kopi tubruk maksimum penurunan yang boleh terjadi sebesar Rp 20.865.979 atau sebesar 50% dari penjualan.
d. Analisis Target Penjualan
Untuk menentukan tingkat penjualan yang dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang diharapkan. Mencari laba yang diharapkan meliputi perencanaan pendapatan. Perencanaan pendapatan menentukan pendapatan yang dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang diharapkanlebih terkendali, maka dapat dihitung target laba yang dibutuhkan.
a. Target penjualan untuk produk Drip Coffee:
Terget Penjualan = Fixed Cost + Target Laba Harga Jual − Variabel Cost Per Unit
= Rp 41.257.314+ Rp 75.000.000 Rp 12.000−Rp 1.537
= 11.111 gelas
b. Target penjualan untuk produk French Press Coffee:
Terget Penjualan = Fixed Cost + Target Laba Harga Jual − Variabel Cost Per Unit
=Rp 23.970.849+ Rp 30.000.000 Rp 11.000−Rp 1.534
= 5.702 gelas c. Target Penjualan untuk produk Kopi Tubruk:
Terget Penjualan = Fixed Cost + Target Laba Harga Jual − Variabel Cost Per Unit
=Rp 17.844.918+ Rp 15.000.000 Rp 10.000−Rp 1.493
=3.861 gelas
Berdasarkan hasil perhitungan Break Even Point dengan target penjualan ini memberikan informasi berapa volume penjualan yang direncanakan. Hasil Perhitungan untuk produk yang dijual yaitu drip coffee dengan target penjualan sebesar Rp 75.000.000 sehingga penjualan yang harus dicapai sebesar 11.111 gelas, untuk produk french press coffee dengan target penjualan sebesar Rp 30.000.000 penjualan yang harus dicapai sebesar 5.702 gelas, sedangkan untuk produk kopi tubruk dengan target laba sebesar Rp 15.000.000 maka penjualan yang harus dicapai sebesar 3.861 gelas.