• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil-hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB VI: KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran dan keterbatasan dalam penelitian ini.

9 A. Pengertian pemasaran

Dalam usahanya, setiap perusahaan akan memasuki sebuah pasar yang ditujunya dan memasarkan produk atau jasanya pada konsumen sasarannya dalam pasar tersebut. Pemasaran ini dilakukan oleh perusahaan guna mendapatkan keuntungan yang maksimal sesuai dengan usaha yang dilakukannya dalam menghasilkan produk atau jasa tersebut dan memenuhi tujuan dari perusahaan itu sendiri. Definisi pemasaran menurut Kotler (2005:10) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan The American Marketing Association (dalam Swastha, 2002:7) mengartikan pemasaran sebagai suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk dengan pihak lain, hal ini dilakukan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan masing-masing.

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler (2005:11) adalah seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Manajemen pemasaran pada hakikatnya adalah penerapan manajemen dalam bidang pemasaran (applied management).

C. Marketing Mix

Definisi marketing mix menurut William J. Stanton, dalam Swastha dan Handoko (2000:124) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dana sistem distribusi.

Berikut dibahas empat elemen pokok dalam marketing mix tersebut, yakni sebagai berikut :

1. Produk

Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasar.

2. Harga

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.

3. Distribusi

Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah:

a. Sistem transportasi perusahaan b. Sistem penyimpanan

c. Pemilihan saluran distribusi 4. Promosi

Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan, personal selling,

promosi penjualan, dan publisitas.

D. Promosi (Promotion) 1. Pengertian promosi

Swastha (2002:237) memandang promosi sebagai arus informasi atau persuasi satu arah, yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

2. Tujuan promosi

Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono, 2002:222) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:

a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).

b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness).

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude). d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand

purchase intention).

e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).

f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning). 3. FungsiPromosi

Menurut Shimp (2000:7) Promosi memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Informing (Memberikan Informasi)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada.

b. Persuading (Membujuk)

Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.

c. Reminding (Mengingatkan)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.

d. Adding Value (Menambah nilai)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar-benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan,

lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

e. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)

Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel.

Jika fungsi di atas ditujukan lebih kepada konsumen, maka sebenarnya fungsi promosi juga memiliki tujuan untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor.

E. Promotion Mix

Pemasaran modern memerlukan lebih daripada sekadar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuatnya dapat terjangkau. Perusahaan-perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan sekarang dan

yang akan datang, dan masyarakat umum. Setiap perusahaan mau tidak mau harus terjun ke dalam peran komunikator dan promotor.

Kotler dan Armstrong (2008:116) menyatakan bahwa bauran promosi adalah paduan spesifik periklanan, promosi, penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan. Definisi lima sarana promosi utama adalah (Kotler dan Armstrong, 2008:117):

1. Promosi penjualan: insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa..

2. Hubungan masyarakat dan publisitas: membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan. 3. Penjualan pribadi: presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk

tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. 4. Pemasaran langsung: hubungan langsung dengan konsumen individual

yang ditargetkan secara cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng – penggunaan surat langsung, telepon, televisi respons langsung, e-mail, internet, dan sarana lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu.

F. Periklanan

1. Pengertian periklanan

Periklanan ialah semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong, 2006:150). Sedangkan pengertian periklanan menurut Swastha dan Irawan (2005:245) adalah kombinasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu.

Dari dua pengertian di atas maka pengertian periklanan adalah kegiatan presentasi nonpribadi, promosi ide, barang, atau jasa dengan sejumlah biaya yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu melalui berbagai media.

2. Tujuan periklanan

Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi spesifik yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu (Kotler dan Armstrong, 2008:151). Tujuan utama periklanan dapat digolongkan menjadi tiga (Lee dan Johnson, 2004:10-11):

a. Periklanan menjalankan fungsi informasi. Iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualannya. Iklan memberitahu konsumen tentang produk-produk baru.

b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi persuasi. Iklan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.

c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi pengingat. Iklan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya.

Adapun tujuan lain dari periklanan menurut Swasta (2002:254) ialah: Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.

Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan/salesman dalam jangka waktu tertentu.

Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya.

Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru, Memperkenalkan produk baru.

Menambah penjualan industri

Mencegah timbulnya barang-barang tiruan

Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan umum melalui periklanan.

3. Klasifikasi periklanan

Oleh Lee dan Johnson (2004:4-10) periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar:

a. Periklanan produk, yaitu presentasi dan promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada, dan produk-produk hasil revisi. b. Periklanan eceran, yaitu periklanan yang bersifat lokal dan

berfokus pada toko, tempat di mana beragam produk dapat dibeli atau di mana satu jasa ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi , dan jam-jam operasi. c. Periklanan korporasi, yaitu periklanan yang berfokus pada

membangun identitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.

d. Periklanan bisnis-ke-bisnis, yaitu periklanan yang ditujukan kepada para pelaku industri.

e. Periklanan politik, yaitu periklanan yang digunakan para politisi untuk membujuk orang untuk memilih mereka.

f. Periklanan direktori, orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa. Bentuk terbaik direktori yang dikenal adalah Yellow Pages.

g. Periklanan respon langsung, yaitu periklanan yang melibatkan komunikasi dua-arah di antara pengiklan dan konsumen.

h. Periklanan pelayanan masyarakat, yaitu periklanan yang dirancang untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.

i. Iklan advokasi, yaitu periklanan yang berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat.

4. Pemilihan media

Sebelum mengadakan periklanan, perusahaan harus mempertimbangkan masalah media yang akan dipakai. Masalah ini sangat penting karena tidak semua media yang ada selalu cocok digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media periklanan adalah (Swastha, 2002:253):

a. Tujuan periklanan: misal perusahaan mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar, akan lebih tepat jika perusahaan menggunakan media radio atau suratkabar sebagai media periklanannya.

b. Sirkulasi media: sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola distribusi produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi pada segmen pasar yang dituju.

c. Keperluan berita: beberapa produk dalam periklanannya perlu disertai dengan gambar, misalnya iklan mobil, rumah, lemari es, dan sebagainya.

d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat: sering terjadi seseorang melihat sebuah iklan, kemudian dalam waktu singkat mengambil keputusan pembelian. Misalnya untuk iklan film, perusahaan dapat menggunakan suratkabar sebagai media periklanannya, sebab dengan melihat iklan film di suratkabar yang dipasang di tepi jalan seseorang yang ingin melihat film akan cepat mengambil keputusan tentang film yang akan dilihatnya.

e. Biaya advertensi: pertimbangan biaya ini berhubungan dengan jumlah dana yang tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media tersebut, semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya.

f. Kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media: pada umumnya perusahaan lebih memilih untuk memilih media yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar.

g. Karakteristik media: misalnya radio merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui telinga misalnya iklan lagu terbaru, suratkabar menimbulkan keinginan melalui mata.

h. Kebaikan dan keburukan media: faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media periklanan adalah kelebihan dan kekurangan dari media yang akan digunakan.

G. Media Televisi

Di bidang pertelevisian sejak munculnya televisi swasta pada awal tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan mempunyai lahan baru untuk mempromosikan produknya. Pada saat ini ada sepuluh stasiun televisi nasional di Indonesia. TVRI, RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, GLOBAL TV, dan TV One. Seiring berkembangnya teknologi informasi, stasiun televisi nasional juga harus bersaing dengan stasiun televisi internasional yang akhir-akhir ini semakin banyak peminatnya melalui media televisi berlangganan, selain itu stasiun televisi nasional juga bersaing dengan kemunculan stasiun-stasiun televisi lokal yang jangkauannya hanya mencakup daerah tertentu saja.

Kotler dan Susanto (2001:834) membagi jenis-jenis periklanan di televisi menjadi empat:

1. Iklan konvensional: berupa tayangan dengan slot 30 atau 60 detik. Jenis ini merupakan paling banyak dipakai.

2. Sponsorship (blocking time): membeli/menumpang sebuah program selama 30 menit. Misalnya Gebyar BCA, Mandiri Fiesta, Cita Rasa Nusantara Bango

3. Kuis: berupa permainan dan hiburan. Misalnya Kuis Bintang Ultra, 4. Build in: produk dilibatkan dalam sebuah program/acara. Misalnya:

H. Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) 1. Pengertian perilaku konsumen

Ilmu-ilmu sosial mengartikan perilaku konsumen hanyalah menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas atau mudah untuk diamati, tetapi perkembangan sekarang mengakui bahwa kegiatan yang jelas terlihat hanyalah merupakan satu bagian dari proses pengambilan keputusan (decision process). Jadi analisis perilaku konsumen yang realistis hendaknya menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati yang selalu terlibat dalam proses pembelian.

Menurut Swastha dan Handoko (2000:10) perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Menurut American Marketing Associationperilaku konsumen ialah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah kegiatan interaksi individu dimana di dalamnya terdapat proses pertukaran pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler dan Armstrong (2004:200) adalah:

a. Budaya yaitu serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang di pelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.

b. Sosial yaitu merupakan pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota-anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

c. Pribadi yaitu merupakan perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.

d. Psikologis, yang dimaksud dengan psikologis adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.

I. Minat Beli Konsumen (Purchase Intention)

Minat beli konsumen diartikan sebagai sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan (Winkel, 1991:533). Sedangkan Durianto (2003:109) mendefinisikan minat beli sebagai pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.Blackwell, Miniard, and Engel (2001) dalam

www.kerub.co.cc/2010/02/purchase-intention.html menyatakan bahwa “purchase intention represents to what consumers think they will buy.”

Berdasar definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bawa minat beli konsumen ialah keputusan mental yang diambil konsumen berdasarkan berbagai pertimbangan untuk membeli suatu barang atau jasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat, dikelompokkan menjadi 2 golongan (Winkel, 1991:27):

1. Minat secara intrinsik

Minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar.

2. Minat secara ekstrinsik

Minat yang berdasarkan dorongan atau pengaruh dari luar diri individu, misalnya: iklan, pendapat teman, faktor keluarga, pengalaman.

Perusahaan-perusahaan mencoba mempengaruhi minat beli konsumen dengan menggunakan media iklan. Kita sering melihat bagaimana ketatnya persaingan yang ditampilkan dalam sebuah iklan untuk menonjolkan produknya, tetapi bagaimana juga sebuah iklan harus dapat memberikan perbedaan dari iklan yang lain. Iklan yang ditayangkan di televisi berusaha membentuk minat beli konsumen yang diawali dengan mencoba menentukan bagaimana cara persepsi konsumen mengenai iklan dan perusahaan tersebut.

J. PengaruhIklan terhadap Minat Beli

Ketertarikan pada sebuah produk dapat diawali pada sebuah iklan, iklan yang ditampilkan dapat memberikan minat yang besar terhadap calon konsumen sehingga mereka berminat serta timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci (Kasali, 1995: 84).

Efek iklan dapat mengubah persepsi konsumen terhadap sebuah merek. Iklan dapat juga mengubah image orang terhadap sebuah merek dengan mengaitkan merek tersebut dengan atribut (Sutherland & Sylvester, 2004:34).

Berdasar dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa iklan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen melalui pembentukan persepsi seseorang atas produk dan atribut-atribut lain yang dimunculkan dalam iklan.

K. Faktor Informatif, Persuasif, dan Pengingat

Ada tiga aspek dapat yang digunakan konsumen dalam menafsirkan suatu iklan, yaitu:

1. Faktor Informatif

Faktor informatif iklan dapat diartikan, bagaimana sebuah iklan memberikan pengetahuan kepada konsumen tentang produk yang ditawarkan. Sebuah iklan yang baik harus dapat memberikan informasi yang jelas dan benar dari sebuah produk atau jasa.

2. Faktor Persuasif

Iklan televisi dengan teknik persuasi yang baik akan mampu mempengaruhi atau merubah persepsi penontonnya,memberikan alternatif yang tepat terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen serta menimbulkan gambaran yang baik pada produk dan perusahaan.

3. Faktor Pengingat

Faktor pengingat pada iklan didefinisikan sebagai kemampuan suatu iklan untuk mudah diingat, mengenai tema yang diangkat dan pesan ingin disampaikan oleh iklan tersebut. Iklan yang mudah diingat akan membantu menimbulkan minat beli konsumen.

Untuk membuat suatu iklan yang efektif, ketiga aspek diatas (faktor informatif, faktor persuasif dan faktor pengingat) harus ada dalam iklan, contohnya iklan yang hanya mengandung aspek informatif akan membosankan atau terlalu rumit dan mudah dilupakan konsumen.

L. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini adalah bagaimana faktor informatif, persuasif, dan pengingat pada iklan dapat mempengaruhi minat beli konsumen, seperti tertera pada gambar berikut:

Informatif Persuasif Pengingat Minat beli konsumen IKLAN TELEVISI

Gambar II.1Kerangka Konseptual Penelitian

Dalam gambar di atas dijelaskan bagaimana iklan mempengaruhi minat beli konsumen. Iklan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktorinformatif, faktor persuasif, dan faktorpengingat. Ketiga faktor iklan tersebut dapat mempengaruhi minat beli konsumen baik secara parsial, (ditunjukkan oleh panah dengan garis putus-putus pada gambar) maupun secara simultan (ditunjukkan oleh panah dengan garis tebal pada gambar).

M.Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian dan analisis data. Berikut ini adalah hipotesis untuk rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya:

1. Faktor informatif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh padaminat beli konsumen.

2. Faktor persuasif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen.

3. Faktor pengingat dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen.

4. Faktor informatif, persuasif, dan pengingat pada iklan tarif AXIS di televisi secara bersamaberpengaruh pada minat beli konsumen.

29

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu objek tertentu secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam analisis. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data ini hanya berlaku pada kasus yang diteliti.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah responden yang terlibat langsung dalam penelitian, mereka berperan sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Objek penelitian

Objek penelitian adalah berbagai variabel yang diteliti. Objek penelitian ini adalah faktor informatif, persuasif, pengingat dan minat beli konsumen.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah waktu yang menunjukan kapan penelitian ini dilaksanakan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009.

2. Lokasi penelitian

Lokasi adalah tempat di mana penelitian itu dilakukan. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti diPadukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah: faktor informatif, persuasif, dan pengingat.

2. Variabel dependen (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli konsumen.

E. DefinisiOperasional Variabel

Dalam penelitian ini penulis akan mendefinisikan pengertian dari variabel bebas (Faktor informatif, persuasif dan pengingat) dan variabel terikat (minat beli konsumen).

1. Faktor informatif adalah kemampuan iklan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pemirsa televisi mengenai AXIS sehingga dapat memunculkan minat beli konsumen.

2. Faktor persuasif adalah kemampuan iklan untuk mempengaruhi persepsi penontonnya dan menumbuhkan image yang baik mengenai perusahaan maupun produk, sehingga memunculkan minat beli.

3. Faktor pengingat adalah kemampuan suatu iklan untuk diingat mengenai tampilan maupun pesan yang disampaikan.

4. Minat beli adalah keinginan konsumen untuk melakukan pembelian kartu AXIS.

F. Pengukuran Variabel Penelitian

Tabel III.1Pengukuran Variabel Penelitian

Konsep Variabel Indikator Skala

Ukur Informatif Kelengkapan informasi yang diberikan, kelengkapan skema tarif, dan kemudahan informasi untuk dipahami.

Informasi yang disampaikan mudah dipahami.

Skema tarif yang disampaikan mudah dipahami. Informasi yang disampaikan lengkap. Skala Likert

Dokumen terkait