i
Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Oleh:
Gidion Ardi Prasetya NIM: 052214022
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Jesus Christ Orang tuaku Koko &Cici Kekasihku Sahabat-sahabatku
Moto
v
tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Mei 2010 Penulis
vi Nama : Gidion Ardi Prasetya NIM : 052214022
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Pengaruh Faktor Informatif, Persuasif, dan Pengingat pada Iklan Tarif AXIS di Televisi terhadap Minat Beli Konsumen.Studi Kasus pada Mahasiswa yang Berdomisili di Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalty selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 31 Mei 2010 Yang menyatakan
vii
Studi Kasus pada Mahasiswa yang Berdomisili di Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gidion Ardi Prasetya UniversitasSanata Dharma
Yogyakarta 2010
viii
A case study on thestudents who live at Mrican Hamlet, Catur Tunggal Village, Depok Subdistrict, Sleman Regency, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gidion Ardi Prasetya Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
ix
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Informatif, Persuasif, dan Pengingat pada Iklan Tarif AXIS di Televisi Terhadap Minat Beli Konsumen”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, petunjuk, dan nasehat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi bimbingan, arahan serta memberikan saran-saran yang sangat berharga dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang
x
kesabaran, bimbingan, kepercayaan, saran, nasehat, dan financial selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ci Andri, Ko Deddy, Ci Yenny, dan Ci Nita, terimakasih buat semua kasih sayang dan berbagai bentuk.dukungan.
8. My Special One: Fit, terimakasih telah memberikanku cinta, perhatian, kesabaran, kasih sayang, semangat, doa, dan telah menemaniku dalam suka dan duka.
9. My second fam ”Lunatic Basketball Squad”
10. Da Jhon Brotha (Jhon Dika, Jhon Didit) dan semua teman Manajemen A ’05 11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis Percaya bahwa Kasih Setia Tuhan selalu Menyertai semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannyauntuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 31 Mei 2010
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
B. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 10
C. Marketing Mix ... 10
J. Pengaruh Iklan Terhadap Minat Beli ... 25
K. Faktor Informatif, Persuasif, dan Pengingat ... 25
xii
E. Definisi Operasional Variabel ... 31
F. Pengukuran Variabel Penelitian ... 31
G. Populasi dan Sampel ... 33
M.Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda ... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PADUKUHAN MRICAN, DESA CATUR TUNGGAL, KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN SLEMAN DAN AXIS A. Gambaran Umum Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Sleman ... 44
B. Gambaran Umum AXIS ... 45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Instrumen Penelitian ... 51
B. Uji Asumsi Klasik ... 53
C. Teknik Analisis Data ... 57
xiii
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENULIS
A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 62 C. Keterbatasan Penelitian ... 63 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Pengukuran Tabel Penelitian ... 31
Tabel III.2 Skala Likert ... 33
Tabel IV.1 Tarif AXIS ... 47
Tabel IV.2 Skema Tarif Paket Super SMS ... 49
Tabel IV.3 Skema Tarif Paket Super Internetan ... 49
Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 51
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan . 52 Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu yang Dihabiskan untuk Menonton TV dalam Sehari ... 52
Tabel V.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 54
Tabel V.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 55
Tabel V.7 Hasil UjiAsumsi Klasik Multikolinieritas ... 56
Tabel V.8 Hasil UjiAsumsi Klasik Autokorelasi ... 59
Tabel V.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 59
Tabel V.10 Hasil Koefisien Determinasi (R2)... 60
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 27
Gambar V.1 Scatterplot ... 55
Gambar V.2 Hasil Uji Normalitas ... 56
1 A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan danteknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukuppesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampumembantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidupmanusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat.
Semakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembanganjaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat komunikasi, disebuttelepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaanpenyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru darikeinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.
BadanRegulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI)memperkirakan jumlah pengguna ponsel di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 30 juta lebih.Melihat peluang pasar di Indonesia yang begitu besar, perusahaan-perusahaan yangbergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mencoba memasuki pasar komunikasi di Indonesia.
PT Natrindo Telepon Seluler selaku pemegang brand AXIS merupakan salah satu operator penyedia layanan seluler GSM di Indonesia. AXIS mulai beroperasi pada tahun 2001 di Jawa dan Sumatera, dan saat ini sedang gencar mengembangkan jaringan 2G dan 3G-nya ke beberapa wilayah lain di Indonesia. Dalam menjalankan perusahaan AXIS didukung oleh dua operator terkemuka di Asia: Saudi Telecom Company, penyedia layanan telekomunikasi nasional Arab Saudi; dan Maxis Communications Berhad, penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia.
Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikapkonsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikapterhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikapterhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan. Sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan haltersebut. Assael (2001: 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan adalahkecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baikterhadap iklan tertentu.
Di bidang pertelevisian sejak dilarangnya iklan di TVRI pada tahun 1981 dan munculnya televisi swasta sejak awal tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan mempunyai lahan baru untuk mempromosikan produknya. Iklan di televisi mempunyai beberapa keunggulan antara lain menggabungkan aspek audio dan aspek visual yang kedua-duanya secara bersamaan tidak dimiliki oleh media radio dan media cetak. Keunggulan yang kedua ialah jangkauan televisi sangat luas. Hal ini menjadi salah satu penyebab media pertelevisian masih merupakan media periklanan yang efektif di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Faktor Informatif, Persuasif, dan Pengingat pada Iklan Tarif AXIS di Televisi terhadap
Minat Beli Konsumen” Studi Kasus pada Mahasiswa yang Berdomisili
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis membuat beberapa rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu:
1. Apakah faktor informatif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen?
2. Apakah faktor persuasif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen?
3. Apakah faktor pengingat dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen?
4. Apakah faktor informatif, persuasif, pengingat dari iklan tarif AXIS di televisi secara bersama berpengaruh pada minat beli konsumen?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah agar penelitian ini menjadi fokus dan terarah. Adapun batasan masalah yang digunakan meliputi:
1. Iklan AXIS yang diteliti ialah iklan AXIS versi Gatotkaca, yang ditayangkan di televisi swasta.
2. Faktor informatif iklan dilihat dari aspek kelengkapan informasi yang diberikan, kelengkapan skema tarif, dan kemudahan informasi untuk dipahami.
konsumen, dan menimbulkan image yang baik pada produk dan perusahaan.
4. Faktor pengingat iklan dilihat dari apakah konsumen dapat mengingat keseluruhan iklan tersebut, konsumen dapat mengingat skema tarif yang ditawarkan.
5. Penelitian dilakukan pada mahasiswa yang berdomisili di Padukuhan Mrican, pernah menonton iklan AXIS versi Gatotkaca dan belum pernah membeli kartu AXIS.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah jawaban terhadap pertanyaan dasar penelitian yang telah diungkapkan dalam latar belakang penelitian (Gulo, 2002:102).
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah faktor informatif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen.
2. Untuk mengetahui apakah faktor persuasif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen.
3. Untuk mengetahui apakah faktor pengingat dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen.
iklan tarif AXIS di televisi secara bersama berpengaruh pada minat beli konsumen.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, universitas, maupun bagi penulis, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan bagi perusahaan.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi di perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Untuk menerapkan ilmu-ilmu manajemen, khususnya ilmu yang berhubungan dengan Manajemen Pemasaran dan Perilaku Konsumen yang diperoleh selama kuliah.
F. Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian kerangka konseptual penelitian dan hipotesis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, pengukuran variabel, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV: GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang ganbaran umum wilayah Padukuhan Mricandan gambaran umum mengenai provider
selulerAXIS.
BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB VI: KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
9 A. Pengertian pemasaran
Dalam usahanya, setiap perusahaan akan memasuki sebuah pasar yang ditujunya dan memasarkan produk atau jasanya pada konsumen sasarannya dalam pasar tersebut. Pemasaran ini dilakukan oleh perusahaan guna mendapatkan keuntungan yang maksimal sesuai dengan usaha yang dilakukannya dalam menghasilkan produk atau jasa tersebut dan memenuhi tujuan dari perusahaan itu sendiri. Definisi pemasaran menurut Kotler (2005:10) adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan The American Marketing Association (dalam Swastha, 2002:7) mengartikan pemasaran sebagai suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai.
B. Pengertian Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler (2005:11) adalah seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Manajemen pemasaran pada hakikatnya adalah penerapan manajemen dalam bidang pemasaran (applied management).
C. Marketing Mix
Definisi marketing mix menurut William J. Stanton, dalam Swastha dan Handoko (2000:124) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dana sistem distribusi.
Berikut dibahas empat elemen pokok dalam marketing mix tersebut, yakni sebagai berikut :
1. Produk
2. Harga
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.
3. Distribusi
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah:
a. Sistem transportasi perusahaan b. Sistem penyimpanan
c. Pemilihan saluran distribusi 4. Promosi
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan, personal selling,
promosi penjualan, dan publisitas.
D. Promosi (Promotion) 1. Pengertian promosi
Swastha (2002:237) memandang promosi sebagai arus informasi atau persuasi satu arah, yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
2. Tujuan promosi
a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need).
b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness).
c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude). d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand
purchase intention).
e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation).
f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning). 3. FungsiPromosi
Menurut Shimp (2000:7) Promosi memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Informing (Memberikan Informasi)
b. Persuading (Membujuk)
Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik.
c. Reminding (Mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.
d. Adding Value (Menambah nilai)
lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
e. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)
Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel.
Jika fungsi di atas ditujukan lebih kepada konsumen, maka sebenarnya fungsi promosi juga memiliki tujuan untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor.
E. Promotion Mix
yang akan datang, dan masyarakat umum. Setiap perusahaan mau tidak mau harus terjun ke dalam peran komunikator dan promotor.
Kotler dan Armstrong (2008:116) menyatakan bahwa bauran promosi adalah paduan spesifik periklanan, promosi, penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan. Definisi lima sarana promosi utama adalah (Kotler dan Armstrong, 2008:117):
1. Promosi penjualan: insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa..
2. Hubungan masyarakat dan publisitas: membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, berita, dan kejadian tidak menyenangkan. 3. Penjualan pribadi: presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk
tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan pelanggan. 4. Pemasaran langsung: hubungan langsung dengan konsumen individual
F. Periklanan
1. Pengertian periklanan
Periklanan ialah semua bentuk terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu (Kotler dan Armstrong, 2006:150). Sedangkan pengertian periklanan menurut Swastha dan Irawan (2005:245) adalah kombinasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu.
Dari dua pengertian di atas maka pengertian periklanan adalah kegiatan presentasi nonpribadi, promosi ide, barang, atau jasa dengan sejumlah biaya yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu melalui berbagai media.
2. Tujuan periklanan
Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi spesifik yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu (Kotler dan Armstrong, 2008:151). Tujuan utama periklanan dapat digolongkan menjadi tiga (Lee dan Johnson, 2004:10-11):
b. Periklanan menjalankan sebuah fungsi persuasi. Iklan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.
c. Periklanan menjalankan sebuah fungsi pengingat. Iklan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya.
Adapun tujuan lain dari periklanan menurut Swasta (2002:254) ialah: Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.
Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan/salesman dalam jangka waktu tertentu.
Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya.
Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru, Memperkenalkan produk baru.
Menambah penjualan industri
Mencegah timbulnya barang-barang tiruan
3. Klasifikasi periklanan
Oleh Lee dan Johnson (2004:4-10) periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar:
a. Periklanan produk, yaitu presentasi dan promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada, dan produk-produk hasil revisi. b. Periklanan eceran, yaitu periklanan yang bersifat lokal dan
berfokus pada toko, tempat di mana beragam produk dapat dibeli atau di mana satu jasa ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi , dan jam-jam operasi. c. Periklanan korporasi, yaitu periklanan yang berfokus pada
membangun identitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.
d. Periklanan bisnis-ke-bisnis, yaitu periklanan yang ditujukan kepada para pelaku industri.
e. Periklanan politik, yaitu periklanan yang digunakan para politisi untuk membujuk orang untuk memilih mereka.
f. Periklanan direktori, orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa. Bentuk terbaik direktori yang dikenal adalah Yellow Pages.
h. Periklanan pelayanan masyarakat, yaitu periklanan yang dirancang untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.
i. Iklan advokasi, yaitu periklanan yang berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat.
4. Pemilihan media
Sebelum mengadakan periklanan, perusahaan harus mempertimbangkan masalah media yang akan dipakai. Masalah ini sangat penting karena tidak semua media yang ada selalu cocok digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media periklanan adalah (Swastha, 2002:253):
a. Tujuan periklanan: misal perusahaan mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar, akan lebih tepat jika perusahaan menggunakan media radio atau suratkabar sebagai media periklanannya.
b. Sirkulasi media: sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola distribusi produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi pada segmen pasar yang dituju.
d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat: sering terjadi seseorang melihat sebuah iklan, kemudian dalam waktu singkat mengambil keputusan pembelian. Misalnya untuk iklan film, perusahaan dapat menggunakan suratkabar sebagai media periklanannya, sebab dengan melihat iklan film di suratkabar yang dipasang di tepi jalan seseorang yang ingin melihat film akan cepat mengambil keputusan tentang film yang akan dilihatnya.
e. Biaya advertensi: pertimbangan biaya ini berhubungan dengan jumlah dana yang tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi media tersebut, semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya.
f. Kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media: pada umumnya perusahaan lebih memilih untuk memilih media yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar.
g. Karakteristik media: misalnya radio merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui telinga misalnya iklan lagu terbaru, suratkabar menimbulkan keinginan melalui mata.
G. Media Televisi
Di bidang pertelevisian sejak munculnya televisi swasta pada awal tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan mempunyai lahan baru untuk mempromosikan produknya. Pada saat ini ada sepuluh stasiun televisi nasional di Indonesia. TVRI, RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, GLOBAL TV, dan TV One. Seiring berkembangnya teknologi informasi, stasiun televisi nasional juga harus bersaing dengan stasiun televisi internasional yang akhir-akhir ini semakin banyak peminatnya melalui media televisi berlangganan, selain itu stasiun televisi nasional juga bersaing dengan kemunculan stasiun-stasiun televisi lokal yang jangkauannya hanya mencakup daerah tertentu saja.
Kotler dan Susanto (2001:834) membagi jenis-jenis periklanan di televisi menjadi empat:
1. Iklan konvensional: berupa tayangan dengan slot 30 atau 60 detik. Jenis ini merupakan paling banyak dipakai.
2. Sponsorship (blocking time): membeli/menumpang sebuah program selama 30 menit. Misalnya Gebyar BCA, Mandiri Fiesta, Cita Rasa Nusantara Bango
3. Kuis: berupa permainan dan hiburan. Misalnya Kuis Bintang Ultra, 4. Build in: produk dilibatkan dalam sebuah program/acara. Misalnya:
H. Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) 1. Pengertian perilaku konsumen
Ilmu-ilmu sosial mengartikan perilaku konsumen hanyalah menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas atau mudah untuk diamati, tetapi perkembangan sekarang mengakui bahwa kegiatan yang jelas terlihat hanyalah merupakan satu bagian dari proses pengambilan keputusan (decision process). Jadi analisis perilaku konsumen yang realistis hendaknya menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati yang selalu terlibat dalam proses pembelian.
Menurut Swastha dan Handoko (2000:10) perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler dan Armstrong (2004:200) adalah:
a. Budaya yaitu serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang di pelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
b. Sosial yaitu merupakan pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota-anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
c. Pribadi yaitu merupakan perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
d. Psikologis, yang dimaksud dengan psikologis adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
I. Minat Beli Konsumen (Purchase Intention)
www.kerub.co.cc/2010/02/purchase-intention.html menyatakan bahwa “purchase intention represents to what
consumers think they will buy.”
Berdasar definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bawa minat beli konsumen ialah keputusan mental yang diambil konsumen berdasarkan berbagai pertimbangan untuk membeli suatu barang atau jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat, dikelompokkan menjadi 2 golongan (Winkel, 1991:27):
1. Minat secara intrinsik
Minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada pengaruh dari luar.
2. Minat secara ekstrinsik
Minat yang berdasarkan dorongan atau pengaruh dari luar diri individu, misalnya: iklan, pendapat teman, faktor keluarga, pengalaman.
J. PengaruhIklan terhadap Minat Beli
Ketertarikan pada sebuah produk dapat diawali pada sebuah iklan, iklan yang ditampilkan dapat memberikan minat yang besar terhadap calon konsumen sehingga mereka berminat serta timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci (Kasali, 1995: 84).
Efek iklan dapat mengubah persepsi konsumen terhadap sebuah merek. Iklan dapat juga mengubah image orang terhadap sebuah merek dengan mengaitkan merek tersebut dengan atribut (Sutherland & Sylvester, 2004:34).
Berdasar dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa iklan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen melalui pembentukan persepsi seseorang atas produk dan atribut-atribut lain yang dimunculkan dalam iklan.
K. Faktor Informatif, Persuasif, dan Pengingat
Ada tiga aspek dapat yang digunakan konsumen dalam menafsirkan suatu iklan, yaitu:
1. Faktor Informatif
2. Faktor Persuasif
Iklan televisi dengan teknik persuasi yang baik akan mampu mempengaruhi atau merubah persepsi penontonnya,memberikan alternatif yang tepat terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen serta menimbulkan gambaran yang baik pada produk dan perusahaan.
3. Faktor Pengingat
Faktor pengingat pada iklan didefinisikan sebagai kemampuan suatu iklan untuk mudah diingat, mengenai tema yang diangkat dan pesan ingin disampaikan oleh iklan tersebut. Iklan yang mudah diingat akan membantu menimbulkan minat beli konsumen.
Untuk membuat suatu iklan yang efektif, ketiga aspek diatas (faktor informatif, faktor persuasif dan faktor pengingat) harus ada dalam iklan, contohnya iklan yang hanya mengandung aspek informatif akan membosankan atau terlalu rumit dan mudah dilupakan konsumen.
L. Kerangka Pemikiran Teoritis
Informatif
Persuasif
Pengingat
Minat beli konsumen
IKLAN TELEVISI
Gambar II.1Kerangka Konseptual Penelitian
Dalam gambar di atas dijelaskan bagaimana iklan mempengaruhi minat beli konsumen. Iklan berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktorinformatif, faktor persuasif, dan faktorpengingat. Ketiga faktor iklan tersebut dapat mempengaruhi minat beli konsumen baik secara parsial, (ditunjukkan oleh panah dengan garis putus-putus pada gambar) maupun secara simultan (ditunjukkan oleh panah dengan garis tebal pada gambar).
M.Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara dari suatu penelitian yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian dan analisis data. Berikut ini adalah hipotesis untuk rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya:
2. Faktor persuasif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen.
3. Faktor pengingat dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen.
29
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan menggunakan studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu objek tertentu secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam analisis. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data ini hanya berlaku pada kasus yang diteliti.
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah responden yang terlibat langsung dalam penelitian, mereka berperan sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang berdomisili di Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Objek penelitian
C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang menunjukan kapan penelitian ini dilaksanakan. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009.
2. Lokasi penelitian
Lokasi adalah tempat di mana penelitian itu dilakukan. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti diPadukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah: faktor informatif, persuasif, dan pengingat.
E. DefinisiOperasional Variabel
Dalam penelitian ini penulis akan mendefinisikan pengertian dari variabel bebas (Faktor informatif, persuasif dan pengingat) dan variabel terikat (minat beli konsumen).
1. Faktor informatif adalah kemampuan iklan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pemirsa televisi mengenai AXIS sehingga dapat memunculkan minat beli konsumen.
2. Faktor persuasif adalah kemampuan iklan untuk mempengaruhi persepsi penontonnya dan menumbuhkan image yang baik mengenai perusahaan maupun produk, sehingga memunculkan minat beli.
3. Faktor pengingat adalah kemampuan suatu iklan untuk diingat mengenai tampilan maupun pesan yang disampaikan.
4. Minat beli adalah keinginan konsumen untuk melakukan pembelian kartu AXIS.
F. Pengukuran Variabel Penelitian
Tabel III.1Pengukuran Variabel Penelitian
Konsep Variabel Indikator Skala
Skema tarif yang disampaikan lengkap.
Iklan lebih mudah dipahami daripada iklan provider sebuah provider seluler.
Berminat membeli kartu
Dalam penelitian ini, pengaruh faktor informatif, persuasif, dan pengingat padaiklan tarif AXIS di televisi terhadap minat beli konsumenakan diukur dengan Skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2001 : 86).
Dalam penelitian ini, responden diminta mengisi kuesioner yang berisi pernyataan setuju maupun tidak setuju yang dibagi ke dalam lima bagian skala seperti pada tabel berikut ini:
Tabel III.2 Skala Likert
Pernyataan Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pernah menyaksikan iklan tarif AXIS versi Gatotkaca dan belum pernah membeli kartu AXIS.
2. Sampel
Sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi (Boedijoewono, 2001:130). Sampel yang diambil sebanyak 100 mahasiswa yang berdomisili di Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pernah menyaksikan iklan tarif AXIS versi Gatotkaca dan belum pernah membeli kartu AXIS.
H. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling (teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu)yang artinya pengambilan sampel hanya untuk mahasiswa yang berdomisili di Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pernah menyaksikan iklan tarif AXIS versi Gatotkaca dan belum pernah membeli kartu AXIS.
I. Sumber Data 1. Data Primer
responden mengenai faktor informatif, persuasif, dan pengingat pada iklan tarif AXIS versi Gatotkaca.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari pihak lain berupa dokumentasi, data yang telah diolah, maupun informasi mengenai suatu hal. Bentuk data sekunder dalam penelitian ini adalah data tentang gambaran produk AXIS.
J. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian (Indriantoro, 1999:152)
2. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara membuat sejumlah pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk memperoleh sejumlah data(Durianto, 2003:75).
3. Dokumentasi
K. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengukur validitas kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan korelasi product moment (Durianto, 2003: 72).
Rumus korelasi product moment:
r = X= Nilai dari tiap butir Y= Nilai total butir N= Jumlah sampel
Pada tingkat signifikan (α) = 5%, bila rhitung lebih besar dari rtabel maka koesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
hasilnya selalu konsisten (tetap sama), meskipun digunakan oleh orang lain atau ditempat lain untuk hal yang sama.
Setelah melakukan uji validitas maka instrumen itu perlu diuji lagi dengan uji reliabilitas. Untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian koefisien alpha Cronbach. Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0 – 1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0 – 10 atau 0 – 100 atau bentuk skala 1 – 3, 1 – 5, atau 1 – 7 dan seterusnya dapat
menggunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:96).
Rumus tersebut ditulis seperti berikut:
2
Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak digunakan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika rxy ≥ rtabel dengan taraf signifikasi 5% maka instrumen tersebut reliabel
Uji validitas dan reliabilitas instrumen di atas yang dipaparkan teknisnya secara manual, kiranya perlu dibantu dengan paparan teknis pengolahan melalui dukungan komputer, untuk lebih memudahkan dalam pengolahan data. Dalam mengolah data validitas dan reliabilitas ini penulis memanfaatkan software SPSS.
L. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian. Untuk membahas masalah yang terdapat pada rumusan masalah digunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2000: 250) dengan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 di mana:
Y = Minat beli konsumen a = Konstanta
b1, ..., bn = Koefisien dari variabel bebas X1 = Faktor informatif
Koefiesien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus:
Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan variabel bebas secara simultan terhadap variabel dependent. Bila Fhitung Ftabel, maka secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tergantung, sebaliknya bila Fhitung Ftabel maka secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tergantung.
F = F =
di mana:
n = Ukuran sampel
R2 = Koefisien determinasi K = Banyaknya variabel bebas
jika Fhitung ≤ Ftabel ( db1 , db2 ) maka terima H0 , sedangkan jika Fhitung >Ftabel ( db1 , db2 ) maka tolak H0
M.Uji Asumsi Klasik Model Regresi Berganda
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier berganda dalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik.
Model regresi linier berganda akan lebih tepat digunakan, jika memenuhi asumsi berikut ini ( Sunyoto, 2007 : 89-105) :
1. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas / independent variable ( X1, X2, X3), dimana akan di ukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan / pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi(r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3) lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,60 (r 0,60). 2. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi barganda perlu juga diuji mengenai sama atautidak variansidari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama/berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola tertentu.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.
3. Uji Asumsi Klasik Normalitas
Selain uji asumsi klasik multikolinieritas dan heteroskedastisitas, uji asumsi klasik yang lain adalah uji normalitas, dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Dalam menguji data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi normal atau tidak pada cara statistik ini melalui nilai kemiringan kurva (skewnesss = 3) atau nilai keruncingan kurva (kurtosis = 4) diperbandingkan dengan nilai Z tabel.
Rumus nilai Z untuk keruncingan kurva (kurtosis) : Z kurtosis = kurtosis / √ 24 / N atau Zα4 = α4 / √ 24 / N di mana :
N = banyak data Ketentuan analisis :
a) Variabel (bebas atau terikat) berdistribusi normal jika Z hitung (Z 3 atau Z 4) < Z tabel.
Misal diketahui 25 % = 1,96 ( Z tabel) lebih besar dari Z hitung atau dengan kata lain Z hitung lebih kecil dari Z tabel (1,96), dapat dituliskan Z hitung < 1,96.
b) Variabel berdistribusi tidak normal jika Z hitung (Z 3 atau Z 4) > Z tabel.
Misal no (1), dapat ditulis Z hitung > 1,96. 4. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t(berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).
a) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 (DW <-2) b) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan
+2 atau -2 DW +2
44
A. Gambaran Umum Padukuhan Mrican, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman
Mrican merupakan salah satu dari 20 Padukuhan yang terdapat di Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Padukuhan Mrican memiliki luas wilayah 45.333 Ha Padukuhan Mrican memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Batas sebelah Utara: Padukuhan Santren Batas sebelah Barat: Padukuhan Karangmalang Batas sebelah Selatan: Padukuhan Papringan Batas sebelah Timur: Sungai Gajah Wong.
Padukuhan Mrican terdapat 1.024 kepala keluarga, 591 kepala keluarga laki-laki dan 433 kepala keluarga perempuan yang terbagi ke dalam 8 RW dan 4 RT dan. Jumlah keseluruhan warga Mrican 3.964 orang. Secara agama, penduduk Padukuhan Mrican terbagi menjadi :
Islam: 2.926 orang Katolik: 710 orang Kristen: 307 orang
Budha: 14 orang Hindu: 7 orang
berjalan secara teratur. Setiap kegiatan memiliki pengurus yang bertugas menyelenggarakan dan mengatur, dan jalannya kegiatan tersebut agar dapat berjalan secara rutin dan lancar pada tiap pelaksanaanya. Dari mulai kegiatan PKK yang dikhususkan untuk kaum wanita yang telah menikah dan rutin dilaksanakan satu bulan sekali yaitu setiap tanggal 12. Kemudian ada juga kegiatan kemasyarakatan yang ditujukan untuk kaum ibu-ibu yang memiliki balita dan para lansia, agar para ibu tersebut mendapatkan bantuan berupa penyuluhan-penyuluhan mengenai cara merawat balita dan memberikan makanan yang bergizi tinggi serta penyuluhan mengenai asi eksklusif Taman Gizi Balita dan Lansia. yang selalu rutin dilaksanakan satu bulan sekali setiap tanggal 14. Ada juga kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan yaitu shalawatan yang rutin dilaksanakan setiap minggu dan kegiatan yang bergerak dalam bidang olah raga yaitu berupa team sepak bola “POM” yang pada saat ini berada pada Divisi Satu Liga Indonesia.
B. Gambaran Umum AXIS
Sedangkan misi AXIS adalah berkomitmen untuk menyediakan layanan telepon seluler GSM yang terjangkau untuk semuanya.
Dengan dukungan pemegang saham utamanya yakni Saudi Telecom Company dan Maxis Communications dua perusahaan operator telekomunikasi terkemuka di Timur Tengah dan Asia, AXIS bertekad memberikan kontribusi berarti bagi pembangunan dan pengembangan industri telekomunikasi di Indonesia.
Dalam menghadapi persaingan pertelekomunikasian di Indonesia, AXIS mencoba memposisikan diri sebagai provider seluler yang ekonomis untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi masyarakat Indonesia. Untuk mendukung usaha tersebut AXIS terus mengembangkan jangkauan layanan GSM dan teknologi 3G ke seluruh Indonesia dalam upaya menyediakan layanan komunikasi terdepan dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
1. Tarif AXIS
Rp 900 untuk 3 menit dan berulang untuk kelipatannya.
SMS Rp 100 ke semua operator
Tarif sudah termasuk PPN 10% Sumber: www.axisworld.com, 2010
2. Fitur AXIS
a. GPRS/UMTS (3G)
Dengan layanan AXIS, konsumen bisa menikmati akses internet kecepatan tinggi hingga 384 KB / detik. Online bisa dimulai dalam waktu 24 jam sejak pertama kali AXIS digunakan untuk menelpon. b. Voice Call
AXIS bisa digunakan untuk menelpon (voice call) ke semua operator seluler, nomer telepon rumah dan juga telepon ke luar negeri.
c. VideoCall
d. SMS
AXIS bisa digunakan untuk mengirim SMS (short message service) ke semua operator seluler, GSM atau CDMA. Namun sebelumnya pastikan setting nomer SMS center-nya adalah +628315000032. e. MMS
MMS (Multimedia Message Service) adalah layanan yang memungkinkan pengiriman gambar, suara dan video dengan menggunakan handphone berkemampuan MMS.
f. Ring Back Tone
Pelanggan AXIS bisa menggunakan lagu-lagu favorit sebagai nada sambung pribadi.
g. Call Forward/Divert
Dengan layanan ini, pelanggan AXIS bisa mengalihkan panggilan yang masuk ke nomer telepon lain.
h. Call Conference
Salah satu fitur AXIS yang memungkinkan hingga 5 orang untuk bertelepon secara bersama-sama.
i. Call Waiting
Layanan ini berguna ketika ada panggilan lain yang masuk pada saat pelanggan AXIS melakukan panggilan. Pelanggan AXIS bisa
3. Promo AXIS
a. Paket Super SMS
Dengan Paket Super SMS, pengguna AXIS dapat memilih skema tarif SMS yang sesuai dengan kebutuhannya.
Tabel IV.2
Skema Tarif Paket Super SMS
Pilihan Paket Tarif Kuota Tarif / sms Paket Super SMS berlaku tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Maret 2010
Harga sudah termasuk PPN 10% Sumber: www.axisworld.com, 2010
b. Paket Super Internetan
Karena internet telah menjadi kebutuhan sehari-hari, maka AXIS menyediakan berbagai pilihan paket yang bisa dipilih sesuai kebutuhan konsumen.
Tabel IV.3
c. Bonus Terima Telepon dari Semua Operator Lain
Setiap ditelepon dari semua operator lain di Indonesia, pelanggan AXIS bisa mendapat bonus pulsa hingga Rp 100 / menit. Bonus Rp 25 / menit untuk menerima panggilan dari menit pertama hingga menit kelima, Rp 50 / menit untuk menerima panggilan dari menit kelima hingga menit kesepuluh, Rp 100 / menit untuk menerima panggilan dari menit kesepuluh hingga seterusnya.
d. Twitter-an Sepuasnya
Program ini berupa layanan menggunakan situs micro blogging
Twitter via sms. Registrasi Twitter-an Sepuasnya dengan cara ketik sms REG<spasi>TWITT kirim ke 89887. Untuk menggunakan layanan ini pelanggan AXIS dikenakan biaya Rp 1.500 / minggu. e. Paket Facebook
Program ini ditujukan bagi pengguna situs social networking
51
Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran tentang responden yang diteliti, kemudian dilakukan pengolahan terhadap data kasar melalui perhitungan statistik deskriptif. Karakteristik responden ini diklasifikasikan berdasarkan :
1. Jenis Kelamin Responden
Tabel V.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 56 56%
Perempuan 44 44%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah, 2010.
Berdasarkan Tabel V.1 di atas, dapat dilihat bahwa responden laki-laki berjumlah 56 responden (56%) dan responden perempuan berjumlah 44 responden (44%).
2. Usia Responden
Tabel V.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden Jumlah Persentase
18-22 tahun 72 72%
Diatas 22 tahun 28 28%
Total 100 100%
BerdasarkanTabel V.2 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang berusia 18-22 tahun berjumlah 72 responden (72%) dan responden berusia diatas 22 tahun berjumlah28 responden (28%).
3. Uang Saku per Bulan
Tabel V.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan
Uang Saku per Bulan Jumlah Persentase
≤ Rp 400.000 16 16%
Rp 400.001 – Rp 800.000 40 40%
>Rp 800.000 44 44%
Total 100 100%
Sumber: Data primer diolah, 2010.
BerdasarkanTabel V.3 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki uang saku ≤ Rp 400.000 berjumlah 16 responden (16%), memiliki uang saku Rp 400.001 – Rp 800.000 berjumlah 40 responden (40%), memiliki uang saku >Rp 800.000 berjumlah 44 responden (44%).
4. Waktu yang dihabiskan untuk menonton TV dalam sehari Tabel V.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu yang Dihabiskan untuk Menonton TV dalam Sehari
Durasi Jumlah Persentase
< 1 jam 4 4%
1 – 2 jam 24 24%
2 – 4 jam 56 56%
>4 jam 16 16%
Total 100 100%
BerdasarkanTabel V.4di atas, dapat dilihat bahwa responden yang menonton TV <1 jam per hari berjumlah 4 responden (4%), menonton TV 1 – 2 jam per hariberjumlah 24 responden (24%), menonton TV 2 – 4 jam per hari berjumlah 56 responden (56%), dan yang menonton TV > 4 jam per hari berjumlah 16 responden (16%).
B. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian kuesioner untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai bahan penelitian itu layak atau tidak.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengungkapkan kemampuan instrumen dalam mengukur kebenaran hasil penelitian secara cermat dan tepat, yang sekaligus membuktikan bahwa suatu instrumen yang dalam hal ini adalah kuesioner sahih atau valid bila digunakan dalam penelitian. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus Corelation Product Moment.
Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrumen penelitian tentang pengaruh faktor informatif, persuasif dan pengingat terhadap minat beli konsumendari tabel data di lampiran:
Tabel V.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
VARIABEL rhitung rtabel Status
Sumber: Data Primer diolah, 2010.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus koefisienCronbach’s Alpha.
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan taraf signifikansi 5%, artinya bahwa instrumen dapat dikatakan reliabel bila rhitunglebih besar
darirtabel.Namun bila rhitunglebih kecil dari rtabel maka instrumen dapat dikatakan tidak reliabel. Hasil analisis reliabilitas instrumen yang didasarkan pada kriteria Cronbach’s Alpha disajikan dalam tabel di bawah ini (dari tabel data di lampiran):
Tabel V.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Dimensi Cronbach Alpha item keterangan Faktor Informatif Iklan 0,778 6 Reliabel
Faktor Persuasif Iklan 0,836 6 Reliabel Faktor Pengingat Iklan 0,908 6 Reliabel
Minat Beli 0,961 6 Reliabel
Sumber: Data Primer diolah,2010.
C. Uji Asumsi Klasik
Menurut Sunyoto (2007 : 89 – 105), persamaan regresi yang baik adalah persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut : tidak terjadi Multikolinieritas, tidak terjadi Heteroskedastisitas, dan data berdistribusi normal.
Berdasarkan pendapat Sunyoto di atas maka model dalam penelitian ini akan dilihat sejauh mana persamaan regresi tersebut memenuhi atau tidak memenuhi asumsi-asumsi.
1. Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Tabel V.7 Sumber : Data Primer diolah, 2010.
Dengan menggunakan tolerance = 5%, dengan VIF = 5, makaoutput VIF hitung (VIF Informatif=1,266; VIF Persuasif = 1,425; VIF Pengingat =1.313),semuanya lebih kecil dari VIF, maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi Multikolinieritas. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
atas sumbu Y, dan tidak mempunyai pola teratur, kesimpulannya variabel bebas tidak terjadi Heteroskedastisitas atau bersifat Homoskedastisitas.
Gambar V.1 Scatterplot
3. Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas
Gambar V.2 Hasil Uji Normalitas Histogram
D. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 17.0 diperoleh: Tabel V.9
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients(a)
Berdasarkan pembahasan analisis regresi berganda, diperoleh persamaan Y = -0,453 + 0,421X1 + 0,238 X2 + 0,439 X3 . Konstanta sebesar -0,453mengindikasikan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel X1, X2, X3 dalam arti masing-masing dianggap nol, maka Y bernilai sebesar -0,453.
a. Predictors: (Constant), Pengingat, Informatif, Persuasif b. Dependent Variable: Minat Beli
Hasil pengujian pengaruh bersama-sama (simultan) ketiga variabel X1, X2, X3 dengan uji F menghasilkan nilai Fhitung =23,824. Hal ini menunjukkan angka yang lebih besar dari pada angka Ftabel (Fhitung > Ftabel) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df1: 4-1= 3 dan df 2: 100-3-1=96) yang bernilai 2,699.Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (informatif, persuasif, dan pengingat) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y (Minat Beli Konsumen).
3. Pengujian Signifikansi Pengaruh Parsial dengan Uji t
Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X1 (informatif) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,421bertanda positif.Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0 diperoleh nilai thitung = 2,503. Karena memiliki nilai lebih besar dari pada angka ttabel (thitung>ttabel) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df: 100-3-1=96) yang bernilai 1,984984, maka variabel bebas X1 (informatif) secara individual berpengaruh terhadap Y (minat beli).
ttabel) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df: 100-3-1=96) yang bernilai 1,984984, maka variabel bebas X2 (persuasif) secara individual berpengaruh terhadap Y (minat beli).
Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X3 (pengingat) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,439bertanda positif.Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0 diperoleh nilai thitung = 4,645. Karena memiliki nilai lebih besar dari pada angka ttabel (thitung> ttabel) dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df: 100-3-1=96) yang bernilai 1,984984, maka variabel bebas X3 (pengingat) secara individual berpengaruh terhadap Y (minat beli).
Tabel V.11
Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
a. Predictors: (constant):Faktor Informatif, Persuasif, Pengingat b. Dependent Variable: Minat beli
E. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktorinformatif, persuasif, dan pengingat pada iklan AXIS versi Gatotkaca secara bersama-sama maupun terpisah berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Hal tersebut dapat diketahui dari uraian perhitungan yang telah dijabarkan di atas.
Analisis regresi berganda, diperoleh persamaan Y = -0,453 + 0,421X1 + 0,238 X2 + 0,439 X3, hal ini berartiminat beli akan timbul dalam diri konsumen saat melihat iklandengan faktor informatif, persuasif, dan pengingat yang baik. Namun sebaliknya, jika iklan suatu produk diiklankan dengan konsep yang biasa saja, tidak informatif, tidak persuasif, dansusah diingat, maka akan susah bagi konsumen untuk tertarik melihat, cepat bosan dan melupakan iklan tersebut sehingga rasa minat untuk membeli produk tersebut tidak akan timbul dalam diri konsumen.
64 BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil analisis data penelitian tentang pengaruh variabel bebas (Faktor Informatif, Persuasif, dan Pengingat) terhadap variabel terikat (Minat Beli Konsumen) dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor informatif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung (2,503) lebih besar dari nilai ttabel(1,984).
2. Faktor persuasif dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung (2,123) lebih besar dari nilai ttabel(1,984).
3. Faktor pengingat dari iklan tarif AXIS di televisi berpengaruh pada minat beli konsumen, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung (4,645) lebih besar dari nilai ttabel(1,984).
B.Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan-kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan penulis bagi pihak perusahaanantara lain:
1. Dari hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa iklan yang informatif dapat meningkatkan minat beli konsumen (0,421), akan tetapi dari hasil analisis kuesioner iklan AXIS versi Gatotkaca dianggap responden sebagai iklan yang kurang informatif (2,67).Saran peneliti, sebaiknya dalam beriklan AXIS memberikan informasi mengenai tarif atau program yang sedang ditawarkan dengan lebih lengkap, utuh dan mudah dipahami konsumen, agar konsumen dapat menangkap dan memahami pesan yang hendak disampaikan secara baik dan benar, sehingga dapat menimbulkan keinginan untuk beli produk AXIS.
2. Berdasarkan analisis kuesioner AXIS sudah menampilkan iklan dengan kualitas yang cukup dari segi persuasif (3,04), namun melihat kembali pada hasil analisis regresi berganda bahwa faktor persuasif (X2) memiliki pengaruh yang tidak besar terhadap minat beli (Y) maka saran peneliti ada baiknya AXIS cukup mempertahankan segi persuasif iklan yang telah dimiliki.
berbeda dengan iklan provider lain, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari agar mudah diingat oleh masyarakat.
4. Karena ada pengaruh antara faktor informatif, persuasif dan pengingat dari iklan AXIS di televisi secara simultan dengan minat beli konsumen, maka sebaiknya perusahaan meningkatkan segi informatif dan pengingat iklanyang dibuat, dan tetap menjaga kualitas persuasif iklan. Iklan yang informatif, persuasif dan mudah diingat merupakan salah satu cara meningkatkan minat beli konsumen, jika minat beli konsumen dapat ditingkatkan maka jumlah pelanggan dan keuntungan perusahaan juga akan meningkat.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari akan keterbatasan yang penulis lakukan dalam penelitian ini yaitu:
Assael, Henry. 2001. Consumer Behaviour and Marketing Action. Edisi keenam. New York: Thompson.
Boedijoewono, Nugroho. 2001. Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan, Yogyakarta: AMP YKPN.
Cooper, Donald R. Dan C. William Emory.1996. (terj. Ir. Widyono Soetjipto, M.A. dan Ir. Uka Wikarya) Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Jilid Kedua. Jakarta: Erlangga.
Durianto, Darmadi. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, jilid 1 (Alih bahasa: Benyamin Molan). Jakarta: Indeks.
Kotler, Philip dan A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. (terj. Bob Sabran, M.M.). Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Lee, Monle dan Carla Johnson. 2004. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global. Jakarta: Prenada.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 1996. Consumen Behaviour: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta : Amara Books.
Sutherland, M & Alice K. Sylvester. 2004. Advertising and The Mind Of The Consumer : Iklan yang Berhasil, yangGagal& Penyebabnya. (Andreas Haryono & Slamet, Alih bahasa). Jakarta: Pusat-PPM.
Swastha, Basu. 2002. Azas-azas Marketing. Edisi Ketiga. Jakarta: Liberty.
Swastha, Basu dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Swasta, B dan Irawan. 2001.Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Winkel. 1991. Bimbingan Konseling Pada Institusi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
www.axisworld.com
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
.
I. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan
keadaan Anda.
1. Jenis kelamin :
a. Pria
b. Wanita
2. Usia:
a. 18 – 22 tahun
b. Di atas 22 tahun
3. Uang saku per bulan:
a. Kurang atau sama dengan Rp 400.000
b. Rp 400.001 – Rp 800.000
c. Lebih dari Rp 800.000
4. Waktu yang di habiskan untuk menonton televisi dalam sehari:
a. Kurang dari 1 jam
b. 1 – 2 jam
c. 2 – 4 jam