Dalam bab ini dijelaskan mengenai karakteristik responden, analisis data, dan pembahasan hasil persamaan regresi linier berganda.
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan, saran, dan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pembeli atau pasar. Tujuan pemasaran adalah untuk mendapatkan laba, untuk berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuan perusahaan tergantung pada keahlian di bidang pemasaran, yang tentu saja tidak terlepas dari produksi, keuangan serta personalia.
Kegiatan dalam pemasaran secara umum terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu produk, harga, saluran distribusi, dan promosi yang semuanya saling berhubungan. Mengingat betapa pentingnya pemasaran bagi perusahaan, maka para ahli pemasaran berusaha mempelajari dan mengemukakan pendapatnya mengenai pemasaran.
Pemasaran menurut Stanton adalah “suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada ataupun pembeli potensial” (Swastha dan Irawan, 2005:5).
Jadi, pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukkan untuk merencanakan, menentuan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.
B. Manajemen Pemasaran
Kegiatan pemasaran perlu dikoordinasikan dan dikelola dengan baik, pengelolaan pemasaran disebut dengan manajemen pemasaran.
Menurut Kotler manajemen pemasaran adalah ”penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju, dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi” (Swastha dan Irawan, 2005:7).
Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap kelangsungan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang kedepan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan datang termasuk disini adalah pengembangan program, kebijaksanaan, dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran.
Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan sangat penting agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan tepat. Dari segi lain penerapan merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana. Sedangkan fungsi terakhir dari menejemen adalah pengawasan, yaitu fungsi mengendalikan segala macam aktivitas agar tidak terjadi penyimpangan. Jadi fungsi ini untuk menghindari adanya penyimpangan, atau memperkecil penyimpangan yang mungkin terjadi.
C. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sebuah “falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan” (Swastha dan Irawan, 2005:10)
Tujuan dari konsep pemasaran adalah untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuan pembeli atau konsumen. Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang keberhasilan bisnis yang dilakukan. Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan 3 faktor dasar yaitu:
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan harus berorientasi pada konsumen. 2. Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep
pemasaran, artinya laba diperoleh dengan melalui pemuasan konsumen. 3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi untuk memberikan kepuasan konsumen.
Tabel II.1
Perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran yaitu:
Konsep Titik mulai Fokus Alat Sasaran
Penjualan Pabrik Produk yang ada sekarang Penjualan promosi Laba melalui penjualan
Pemasaran Konsumen Kebutuhan/ keinginan konsumen Pemasaran terpadu Laba melalui kepuasan konsumen
Jadi dengan konsep pemasaran perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumennya, serta mengembangkan produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen sekaligus memperoleh laba.
D. Marketing Mix (bauran pemasaran)
Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah “perangkat alat pemasaran taksis yang dapat dikendalikan yaitu produk, harga, distribusi dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam proses sasaran” (Kotler dan Amstrong, 2001:48).
Marketing mix terdiri dari empat kelompok variabel yang dikenal dengan sebutan 4P yaitu:
1. Product (produk)
Produk adalah “apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk dapat berupa suatu benda (obyek), jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasai dan gagasan (Kotler,1995:52).
2. Price (harga)
Harga adalah “jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk” (Kotler dan Amstrong, 2001:48).
3. Promotion (promosi)
Promosi adalah “aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya” (Kotler dan Amstrong, 2001:49). Yang termasuk kegiatan promosi antara lain:
a. Periklanan
Periklanan merupakan salah satu variabel promosi yang berfungsi menyebarluaskan bentuk komunikasi non pribadi tentang ide, gagasan, barang, dan jasa. Komunikasi yang dilakukan oleh sponsor pada umumnya bersifat massal karena menggunakan media elektronik maupun media cetak seperti televisi, majalah, koran dan tabloid.
b. Promosi Penjualan
Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi yang mempunyai daya tarik yang lebih ampuh karena selain komunikasi yang disampaikan juga memberikan daya tarik seperti adanya barang konsumsi langsung untuk dinikmati. Bentuk kegiatan ini antara lain pendirian posko, hadiah, pameran.
4. Place (tempat)
Saluran distribusi adalah “serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi” (Kotler, 2001:140).
E. Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.
Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu (Swastha dan Handoko, 2000:10).
Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok, maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang di awali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembeli
Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.
1. Faktor kebudayaan
mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:
a. Budaya
Kebudayaan adalah simbol dari fakta yang kompleks, diciptakan oleh manusia diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat.yang ada.
Kebudayaan ini akan berubah setiap waktu sesuai kemajuan atau perkembangan jaman. Seperti halnya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya pada keadaan tertentu masyarakat akan mengganti nasi dengan alternatif lain yang dianggap lebih praktis misalnya mie instan.
b. Sub budaya
Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub budaya membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang khusus dibuat untuk kebutuhan konsumen.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata nilai, minat, dan prilaku yang mirip. Kelas
sosial mengacu pada pengelompkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonominya di dalam masyarakat.
2. Faktor sosial a. Kelompok acuan
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional, dan serikat pekerja.
b. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Anggota keluarga dapat berpengaruh kuat pada pembelian produk karena setiap anggota keluarga mnemiliki selera dan keinginan yang berbeda. Misalnya di pagi hari keluarga biasa mengkonsumsi mie instan sebagai sarapan yang dianggap praktis dan cepat saji dari nasi, maka konsumsi mie instan akan menjadi kebiasaan dalam sebuah keluarga.
c. Peran dan status sosial
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
3. Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
a. Usia dan tahap siklus hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
b. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.
c. Keadaan ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapat pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.
d. Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
e. Kepribadian dan konsep pribadi
Kepribadian adalah sifat individu yan dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Meskipun kepribadian seseorang tidak selalu mencerminkan tindakan membeli namun para ahli percaya bahwa kepribadian mempengaruhi keputusanbeli seseorang. Konsep diri adalah cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri dan pada saat itu juga ia mempunyai gambaran terhadap orang lain.
4. Faktor psikologi
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh
dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting:
a. Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. b. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu proses bagaimana pembeli menyadari dan mengintreprestasikan keadaan lingkungan sekitar.
c. Pengalaman Belajar
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman didapat dari masa lalu atau dapat dipelajari sebab dengan belajar seseorang dapat mempeoleh pengalaman. Penafsiran dan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk mengetahui perilaku pembelinya.
d. Sikap dan Kepercayaan.
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik maupun kurang baik secara konsisten. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian.
G. Tipe-Tipe Prilaku Pembeli
Pembuatan keputuasan yang dilakukan konsumen berbeda-beda dengan tipe keputusan pembeli. Assael membedakan prilaku membeli konsumen berdasarkan derajat perbedaan di antara beberapa merek (Kotler, 1997:160). 1. Perilaku pembeli yang kompleks
Hal ini terjadi jika mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeliu dan menyadari perbedaan penting di antara beberapa merek produk yang ada dan biasanya produk yang akan dibeli itu mahal dan amat berkesan.
2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan terjadi dibawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaab yang besar. Bila konsumen membeli merek yang sama biasanya lebih merupakan kebiasaan ketimbang loyalitas yang tinggi terhadap merek. Para konsumen tidak membentuk sikap terhadap sebuah merek tetapi memilihnya karena merek tersebut sudah biasa dikenalnya.
4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman.
Keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Konsumen seringkali mengganti merek dalam mengkonsumsi produk pergantian merek terjadi semata-mata untuk memperoleh keragaman bukan karena ketidak puasan.
H. Keputusan Pembelian.
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum konsumen sampai pada keputusan pembelian suatu produk:
1. Motif dalam pembelian
Ada 4 macam motif pembelian (Swastha dan Handoko, 1997:77-79). a. Motif pembelian primer
Yaitu motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum pada suatu produk.
b. Motif pembelian selektif
Yaitu motif yang mempengaruhi kepuasan tentang model dan meek dari kelas-kelas produk atau macam penjualan yang di pilih untuk suatu pembelian.
c. Motif pembelian rasional
Yaitu motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen.
d. Motif pembelian emosional
Yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan, dan kepraktisan.
2. Proses pembelian
Pembelian merupakan suatu proses. Proses pembelian terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan terhadap kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas 5 tahap (Swastha dan Handoko, 2000:94).
a. Pengenalan kebutuhan
Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan, dimana untuk mengetahui adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan eksternal.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin lebih banyak mencari informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produknya dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkin akan membelinya.
Konsumen dapat memperoleh info dari berbagai sumber, antara lain: 1. Sumber pribadi: keluarga, temann, tetangga, kenalan.
pajangan.
3. Sumber publik: media masa, organisasi penilai konsumen. 4. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
c. Evaluasi alternatif
Tahap dimana ketika konsumen menggunakan info untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Bagaimana konsumen
mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli. d. Keputusan membeli
Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Sedangkan pada tahap keputusan membeli konsumen benar-benar membeli produk.
e. Tingkah laku pasca pembelian
Tahap dimana ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas serta akan terlibat dalam tingkah laku pasca pembelian yang menarik perhatian pemasaran. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen akan merasa puas. 3. Struktur keputusan pembelian
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli
mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen antara lain (Swastha dan Irawan, 2005: 118-119):
a..Keputusan tentang jenis produk b. Keputusan tentang bentuk produk c. Keputusan tentang merek produk d. Keputusan tentang penjualan e. Keputusan tentang jumlah produk f. Keputusan tentang waktu pembelian g. Keputusan tentang cara pembayaran
J. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang disesuaikan atau dibentuk sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dibawah ini merupakan kerangka pemikiran teoritis yang dipakai dalam penelitian.
Keterangan:
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap
(Y) Produk (X1)
Harga (X2) Distribusi (X3)
= Menunjukkan pengaruh secara simultan variabel-variabel independent terhadap variabel dependent.
= Menunjukkan pengaruh secara parsial variabel-variabel independent terhadap variabel dependent.
K. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.
2. Harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.
3. Distribusi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.
4. Promosi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.
5. Produk, harga, distribusi, dan promosi secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.
6. Promosi menjadi prioritas utama berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus yaitu penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Iqbal, 2002:15).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan waktu penelitian dilakukan pada bulan November – Desember 2009.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi merupakan sobjek penelitian yang akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian tersebut. Dalam penelitian ini populasi adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dipakai untuk menyimpulkan populasi, dan sebagian dari populasi tersebut benar-benar mewakili populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejumlah 100 mahasiswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik
purposive sampling yaitu sebuah sampel non probabilitas yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu atau berdasarkan ketentuan peneliti dalam memilih individu yang dijadikan sampel.
Purposive sampling ini juga disebut judgmental sampling, karena digunakan pertimbangan-pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur tertentu. Peneliti menentukan 100 sampel, agar penelitian ini lebih valid dan memudahkan perhitungan peneliti dalam melakukan penelitian.
Metode purposive sampling yang digunakan peneliti ditentukan dengan kriteria:
1. Responden adalah mahasiswa atau mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Responden adalah konsumen yang mengkonsumsi mie instan merek Sedaap.
E. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah para mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mengkonsumsi mie instan merek Sedaap.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel produk, harga, distribusi, dan promosi yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.
F. Sumber Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan secara langsung, Arikunto (2002:107). Untuk itu penulis melakukan pengumpulan data dengan cara kuesioner.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek yang diteliti, Arikunto (2002:107). Data ini dapat diperoleh dari literatur, catatan-catatan perusahaan, internet, artikel dan lain-lain.
G. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Hadi dalam Arikunto (2002:94) variabel adalah gejala yang bervariasi.
Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
1. Variabel bebas (independent) (X) : Produk, harga, distribusi, dan promosi.
2. Variabel terikat (dependent) (Y) : Keputusan pembelian mie instan merek Sedaap.
H. Definisi operasional
Agar penelitian memenuhi sasaran penelitian, dibutuhkan sejumlah data yang disebut variable penelitian. Variabel yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Rasa
Merupakan suatu jaminan mutu yang terdiri dari berbagai perpaduan rasa pedas, asin, manis dari produk mie instan merek Sedaap sesuai dengan rasa yang ditawarkan.
2. Aroma
Bau atau harum yang keluar atau ditimbulkan dari mie instan merek Sedaap.
3. Kemasan
Merupakan wadah atau pembungkus suatu produk dan menjadikannya lebih mudah dan aman digunakan. Kemasan produk menggunaka desain, warna, bentuk, bahan dan keterangan-keterangan yang tercantum dalam pembungkus untuk mencoba mempengaruhi pendapat konsumen dan perilaku konsumen.
4. Merek
Merupakan suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gambaran keempatnya. 5. Kualitas
Jaminan atau daya tahan suatu mie instan merek Sedaap yang diberikan karena mempunyai mutu baik.
6. Produk
Merupakan variasi produk yaitu keanekaragaman pilihan rasa yang ditawarkan yang membedakan dengan produk mie instan perusahaan lain. 7. Harga
Harga mie instan merek Sedaap yang dapat dijangkau serta daya beli konsumen terhadap produk.
8. Distribusi
Kemudahan dalam mendapatkan produk mie Sedaap baik di warung kecil, toko-toko maupun swalayan.
9. Promosi
Merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk mie instan merek Sedaap di kalangan masyarakat atau konsumen.
10. Keputusan pembelian
Dalam penelitian ini didefinisikan sebagai jumlah bungkus mie instan merek Sedaap yang dikonsumsi dalam waktu 1 bulan.
I. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan metode yang mampu mengungkap data sesuai dengan pokok permasalahan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian banyak sekali macamnya misalnya: wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi (Arikunto, 2002: 126) Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengungkap data tentang pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan