• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI, DAN

PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM

PEMBELIAN MIE INSTAN MEREK SEDAAP

(Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Yoshep Windarko

052214036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI, DAN

PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM

PEMBELIAN MIE INSTAN MEREK SEDAAP

(Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Yoshep Windarko

052214036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristuas atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh produk, harga , distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap”. Studi kasus pada mahasiswa universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomo pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis sangat berterimakasih atas bantuan dari segala pihak yang telah mendukung penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Romo Dr. Paulus Wiryono Priyatamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE, MBA., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(9)

viii

5. Bapak Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si., selaku Dosen pembimbing II yang dengan sabar memberi waktu untuk membimbing, saran, masukan, dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas segala bantuan dan kerjasamanya kepada penulis selama proses perkuliahan.

8. Kedua orangtuaku: Ibuku di surga, terimakasih untuk semua yang telah kau berikan dalam hidupku dan Ayahku tercinta, terimakasih untuk doa, dukungan, cinta serta semua yang terbaik yang kau berikan sampai saat ini.

9. Kakekku tersayang untuk doa dan dukungannya

10. Adikku Windarti dan Lucia Tri Utami untuk semua dukungan canda tawa, keceriaan yang kalian berikan.

11. Semua responden mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu mengisi kuesioner yang disebarkan penulis.

(10)
(11)

x ABSTRAK

PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MIE

INSTAN MEREK ′SEDAAP′

Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Yosep Windarko

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek ′Sedaap′. Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 mahasiswa dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Uji Validitas dan Reliabilitas digunakan untuk menganalisis keandalan dari butir-butir pertanyaan kuesioner. Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui apakah keempat variabel independent tersebut berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek ′Sedaap′.

(12)

xi ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRODUCT, PRICE, DISTRIBUTION, AND PROMOTION TO THE CONSUMER DECISIONS IN PURCHASING

INSTANT NOODLES ′SEDAAP′

A Case Study On Students Of Sanata Dharma University Yogyakarta Yoshep Windarko

Sanata Dharma University Yoyakarta

2010

This study is to determine how the variables of the product, price distribution, and promotion influence consumer decisions in purchasing instant noodles ′Sedaap′. This research was conducted in Sanata Dharma University in Yogyakarta.

Data collection was conducted by distributing questionnaires to 100 students by was purposive sampling method. Validity and Reliability test was used to analyze the reliability of the questionnaire. Regression analysis was used to determine whether the four independent variables influenced consumer decisions to purchase instant noodles ′Sedaap′.

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

(14)

xiii

F. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembeli ... 12

G. Tipe-Tipe Prilaku Pembeli ... 18

H. Keputusan Pembeli ... 19

I. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 22

J. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

G. Identifikasi Variabel Penelitien ... 26

H. Definisi Operesional ... 27

I. Metode Pengumpulan Data ... 29

(15)

xiv

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum PT Karunia Alam Segar Dan PT Prakarsa

Alam Segar ... 40

B. Gambaran Produk Mie Instan Merek Sedaap ... 40

C. Pemasaran ... 43

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden ... 44

B. Analisis Kuantitatif ... 46

C. Pembahasan Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda 60 BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

C. Keterbatasan ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran ... 9

Tabel IV.1 Macam Rasa dan Harga Produk Mie Instan Merek Sedaap ... 42

Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 45

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan ... 46

Tabel V.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 47

Tabel V.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 48

Tabel V.6 Descriptive Statistics ... 59

Tabel V.7 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 51

Tabel V.8 Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ... 53

Tabel V.9 Hasil Uji Simultan ... 55

Tabel V.10 Hasil Uji Parsial ... 56

Tabel V.11 Hasil Analisis Determinasi ... 58

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Teoritis……….... 22

Gambar V.1 Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ... 52

Gambar V.2 Histogram Keputusan Pembelian Konsumen ... 54

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kegiatan pemasaran merupakan salah satu faktor yang penting dan harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya maupun untuk pengembangan usahanya. Situasi perekonomian dunia umumnya dan Indonesia khususnya, sekarang ini banyak memberikan tantangan bagi perusahaan baik yang menghasilkan produk maupun jasa, terutama dalam bidang pemasaran.

Dengan bermunculan perusahaan-perusahaan baru yang mencoba memasuki pasar dan berusaha untuk menggeser perusahaan yang ada untuk mendapatkan bagian pasar mengakibatkan persaingan antara perusahaan menjadi semakin kompetitif. Selain menghadapi persaingan perusahaan juga dihadapkan pada lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan usahanya, seperti lingkungan makro dan mikro perusahaan.

Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan, enak rasanya, dan sifatnya yang tahan lama.

(20)

Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Kegiatan pemasaran tidak hanya sekedar kemampuan perusahaan dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, akan tetapi juga mencari cara agar konsumen merasa puas (Philip Kotler, 2000:37).

Salah satu strategi yang dapat digunakan perusahan dalam rangka memberikan stimulus (rangsangan) bagi konsumen untuk melakukan pembelian dan memuaskan konsumen adalah perancangan bagaimana variabel produk, harga, distribusi, dan promosi mampu menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran. Variabel ini meliputi semua yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Unsur dalam variabel ini sangat berkaitan erat satu sama lain, oleh karena itu perusahaan harus dapat mengkombinasikan dengan tepat dalam pelaksanaannya serta dituntut selalu menyajikan keunggulan yang terbaik bagi konsumen.

(21)

Atas dasar latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian Mie Instan Merek Sedaap” (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap ?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap ?

3. Apakah distribusi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap ?

4. Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap ?

5. Apakah produk, harga, distribusi, dan promosi secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap?

(22)

C. Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Faktor pertimbangan dalam keputusan pembelian mie instan di batasi: a. Produk: cita rasa, aroma, kemasan, citra merek, kualitas produk. b. Harga: keterjangkauan harga, harga dengan manfaat yang diterima

(porsi), kemampuan bersaing dengan harga merek lain.

c. Distribusi: kemudahan memperoleh, ketersediaan atau stock, jangkauan penyebara.

d. Promosi: media cetak, media elektronik, spanduk.

Dalam penelitian ini variabel independen hanya dibatasi pada produk, harga, distribusi, dan promosi.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

(23)

yang dibahas dalam penelitian ini. Sehingga data yang ada dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam hal peningkatan penjualan dengan mengetahui faktor mana yang paling penting dalam menentukan keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap. 2. Bagi Universtas Sanata Dharma

Hasil pemikiran ini merupakan sumbangan pemikiran dan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti diharapkan dapat menjadi tolak ukur dalam pembelajaran mengenai kemampuan dalam memahami dan menganalisis konsumen khususnya berkenaan dengan analisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap khususnya mahasiswa.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan mengenai pengertian pemasaran,

(24)

perilaku pembeli, tipe-tipe prilaku pembeli, keputusan pembeli, produk, kerangka pemikiran teoritis, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, subjek dan objek penelitian, sumber data, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, metode pengukuran data, teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum PT Karunia Alam Segar dan PT Prakarsa Alam Segar, gambaran produk mie instan merek Sedaap, dan pemasaran.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai karakteristik responden, analisis data, dan pembahasan hasil persamaan regresi linier berganda.

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan, saran, dan

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan pembeli atau pasar. Tujuan pemasaran adalah untuk mendapatkan laba, untuk berkembang dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Berhasil atau tidaknya dalam mencapai tujuan perusahaan tergantung pada keahlian di bidang pemasaran, yang tentu saja tidak terlepas dari produksi, keuangan serta personalia.

Kegiatan dalam pemasaran secara umum terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu produk, harga, saluran distribusi, dan promosi yang semuanya saling berhubungan. Mengingat betapa pentingnya pemasaran bagi perusahaan, maka para ahli pemasaran berusaha mempelajari dan mengemukakan pendapatnya mengenai pemasaran.

Pemasaran menurut Stanton adalah “suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada ataupun pembeli potensial” (Swastha dan Irawan, 2005:5).

Jadi, pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukkan untuk merencanakan, menentuan harga,

(26)

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

B. Manajemen Pemasaran

Kegiatan pemasaran perlu dikoordinasikan dan dikelola dengan baik, pengelolaan pemasaran disebut dengan manajemen pemasaran.

Menurut Kotler manajemen pemasaran adalah ”penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju, dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi” (Swastha dan Irawan, 2005:7).

Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap kelangsungan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang kedepan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan datang termasuk disini adalah pengembangan program, kebijaksanaan, dan prosedur untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran.

(27)

C. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah “falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan” (Swastha dan Irawan, 2005:10)

Tujuan dari konsep pemasaran adalah untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuan pembeli atau konsumen. Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang keberhasilan bisnis yang dilakukan. Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan 3 faktor dasar yaitu:

1. Seluruh perencanaan dan kegiatan harus berorientasi pada konsumen. 2. Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep

pemasaran, artinya laba diperoleh dengan melalui pemuasan konsumen. 3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi untuk memberikan kepuasan konsumen.

Tabel II.1

Perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran yaitu:

Konsep Titik mulai Fokus Alat Sasaran

Penjualan Pabrik Produk yang ada

(28)

Jadi dengan konsep pemasaran perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan konsumennya, serta mengembangkan produk yang dapat memuaskan keinginan konsumen sekaligus memperoleh laba.

D. Marketing Mix (bauran pemasaran)

Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah “perangkat alat pemasaran taksis yang dapat dikendalikan yaitu produk, harga, distribusi dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam proses sasaran” (Kotler dan Amstrong, 2001:48).

Marketing mix terdiri dari empat kelompok variabel yang dikenal dengan sebutan 4P yaitu:

1. Product (produk)

Produk adalah “apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk dapat berupa suatu benda (obyek), jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasai dan gagasan (Kotler,1995:52).

2. Price (harga)

(29)

3. Promotion (promosi)

Promosi adalah “aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya” (Kotler dan Amstrong, 2001:49). Yang termasuk kegiatan promosi antara lain:

a. Periklanan

Periklanan merupakan salah satu variabel promosi yang berfungsi menyebarluaskan bentuk komunikasi non pribadi tentang ide, gagasan, barang, dan jasa. Komunikasi yang dilakukan oleh sponsor pada umumnya bersifat massal karena menggunakan media elektronik maupun media cetak seperti televisi, majalah, koran dan tabloid.

b. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi yang mempunyai daya tarik yang lebih ampuh karena selain komunikasi yang disampaikan juga memberikan daya tarik seperti adanya barang konsumsi langsung untuk dinikmati. Bentuk kegiatan ini antara lain pendirian posko, hadiah, pameran.

4. Place (tempat)

Saluran distribusi adalah “serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi” (Kotler, 2001:140).

(30)

E. Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses

pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.

Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu (Swastha dan Handoko, 2000:10).

Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok, maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang di awali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembeli

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.

1. Faktor kebudayaan

(31)

mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

a. Budaya

Kebudayaan adalah simbol dari fakta yang kompleks, diciptakan oleh manusia diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat.yang ada.

Kebudayaan ini akan berubah setiap waktu sesuai kemajuan atau perkembangan jaman. Seperti halnya masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya pada keadaan tertentu masyarakat akan mengganti nasi dengan alternatif lain yang dianggap lebih praktis misalnya mie instan.

b. Sub budaya

Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub budaya membentuk segmen pasar yang penting dan para pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang khusus dibuat untuk kebutuhan konsumen.

c. Kelas sosial

(32)

sosial mengacu pada pengelompkan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonominya di dalam masyarakat.

2. Faktor sosial a. Kelompok acuan

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Ini mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional, dan serikat pekerja.

b. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Anggota keluarga dapat berpengaruh kuat pada pembelian produk karena setiap anggota keluarga mnemiliki selera dan keinginan yang berbeda. Misalnya di pagi hari keluarga biasa mengkonsumsi mie instan sebagai sarapan yang dianggap praktis dan cepat saji dari nasi, maka konsumsi mie instan akan menjadi kebiasaan dalam sebuah keluarga.

c. Peran dan status sosial

(33)

masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

3. Faktor pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.

b. Pekerjaan

(34)

c. Keadaan ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapat pribadi, tabungan dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.

d. Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

e. Kepribadian dan konsep pribadi

Kepribadian adalah sifat individu yan dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah laku. Meskipun kepribadian seseorang tidak selalu mencerminkan tindakan membeli namun para ahli percaya bahwa kepribadian mempengaruhi keputusanbeli seseorang. Konsep diri adalah cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri dan pada saat itu juga ia mempunyai gambaran terhadap orang lain.

4. Faktor psikologi

(35)

dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting:

a. Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. b. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu proses bagaimana pembeli menyadari dan mengintreprestasikan keadaan lingkungan sekitar.

c. Pengalaman Belajar

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman didapat dari masa lalu atau dapat dipelajari sebab dengan belajar seseorang dapat mempeoleh pengalaman. Penafsiran dan proses belajar konsumen merupakan kunci untuk mengetahui perilaku pembelinya.

d. Sikap dan Kepercayaan.

(36)

G. Tipe-Tipe Prilaku Pembeli

Pembuatan keputuasan yang dilakukan konsumen berbeda-beda dengan tipe keputusan pembeli. Assael membedakan prilaku membeli konsumen berdasarkan derajat perbedaan di antara beberapa merek (Kotler, 1997:160). 1. Perilaku pembeli yang kompleks

Hal ini terjadi jika mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeliu dan menyadari perbedaan penting di antara beberapa merek produk yang ada dan biasanya produk yang akan dibeli itu mahal dan amat berkesan.

2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.

3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan

(37)

4. Perilaku pembeli yang mencari keragaman.

Keterlibatan konsumen rendah tetapi perbedaan merek dianggap berarti. Konsumen seringkali mengganti merek dalam mengkonsumsi produk pergantian merek terjadi semata-mata untuk memperoleh keragaman bukan karena ketidak puasan.

H. Keputusan Pembelian.

Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum konsumen sampai pada keputusan pembelian suatu produk:

1. Motif dalam pembelian

Ada 4 macam motif pembelian (Swastha dan Handoko, 1997:77-79). a. Motif pembelian primer

Yaitu motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum pada suatu produk.

b. Motif pembelian selektif

Yaitu motif yang mempengaruhi kepuasan tentang model dan meek dari kelas-kelas produk atau macam penjualan yang di pilih untuk suatu pembelian.

c. Motif pembelian rasional

(38)

d. Motif pembelian emosional

Yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan, dan kepraktisan.

2. Proses pembelian

Pembelian merupakan suatu proses. Proses pembelian terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan terhadap kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah pembelian dilakukan. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas 5 tahap (Swastha dan Handoko, 2000:94).

a. Pengenalan kebutuhan

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan, dimana untuk mengetahui adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan eksternal.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang sudah tertarik mungkin lebih banyak mencari informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produknya dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkin akan membelinya.

Konsumen dapat memperoleh info dari berbagai sumber, antara lain: 1. Sumber pribadi: keluarga, temann, tetangga, kenalan.

(39)

pajangan.

3. Sumber publik: media masa, organisasi penilai konsumen. 4. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

c. Evaluasi alternatif

Tahap dimana ketika konsumen menggunakan info untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Bagaimana konsumen

mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli. d. Keputusan membeli

Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Sedangkan pada tahap keputusan membeli konsumen benar-benar membeli produk.

e. Tingkah laku pasca pembelian

Tahap dimana ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas serta akan terlibat dalam tingkah laku pasca pembelian yang menarik perhatian pemasaran. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen akan merasa puas. 3. Struktur keputusan pembelian

(40)

mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen antara lain (Swastha

J. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang disesuaikan atau dibentuk sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dibawah ini merupakan kerangka pemikiran teoritis yang dipakai dalam penelitian.

Keterangan:

Gambar II.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

(41)

= Menunjukkan pengaruh secara simultan variabel-variabel independent terhadap variabel dependent.

= Menunjukkan pengaruh secara parsial variabel-variabel independent terhadap variabel dependent.

K. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.

2. Harga berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.

3. Distribusi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.

4. Promosi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian mie instan merek Sedaap.

5. Produk, harga, distribusi, dan promosi secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

(42)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus yaitu penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Iqbal, 2002:15).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan waktu penelitian dilakukan pada bulan November – Desember 2009.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi merupakan sobjek penelitian yang akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian tersebut. Dalam penelitian ini populasi adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dipakai untuk menyimpulkan populasi, dan sebagian dari populasi tersebut benar-benar mewakili populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(43)

mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sejumlah 100 mahasiswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik

purposive sampling yaitu sebuah sampel non probabilitas yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu atau berdasarkan ketentuan peneliti dalam memilih individu yang dijadikan sampel.

Purposive sampling ini juga disebut judgmental sampling, karena digunakan pertimbangan-pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur tertentu. Peneliti menentukan 100 sampel, agar penelitian ini lebih valid dan memudahkan perhitungan peneliti dalam melakukan penelitian.

Metode purposive sampling yang digunakan peneliti ditentukan dengan kriteria:

1. Responden adalah mahasiswa atau mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Responden adalah konsumen yang mengkonsumsi mie instan merek Sedaap.

E. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

(44)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel produk, harga, distribusi, dan promosi yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

F. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan secara langsung, Arikunto (2002:107). Untuk itu penulis melakukan pengumpulan data dengan cara kuesioner.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek yang diteliti, Arikunto (2002:107). Data ini dapat diperoleh dari literatur, catatan-catatan perusahaan, internet, artikel dan lain-lain.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Hadi dalam Arikunto (2002:94) variabel adalah gejala yang bervariasi.

Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.

(45)

1. Variabel bebas (independent) (X) : Produk, harga, distribusi, dan promosi.

2. Variabel terikat (dependent) (Y) : Keputusan pembelian mie instan merek Sedaap.

H. Definisi operasional

Agar penelitian memenuhi sasaran penelitian, dibutuhkan sejumlah data yang disebut variable penelitian. Variabel yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1. Rasa

Merupakan suatu jaminan mutu yang terdiri dari berbagai perpaduan rasa pedas, asin, manis dari produk mie instan merek Sedaap sesuai dengan rasa yang ditawarkan.

2. Aroma

Bau atau harum yang keluar atau ditimbulkan dari mie instan merek Sedaap.

3. Kemasan

(46)

4. Merek

Merupakan suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gambaran keempatnya. 5. Kualitas

Jaminan atau daya tahan suatu mie instan merek Sedaap yang diberikan karena mempunyai mutu baik.

6. Produk

Merupakan variasi produk yaitu keanekaragaman pilihan rasa yang ditawarkan yang membedakan dengan produk mie instan perusahaan lain. 7. Harga

Harga mie instan merek Sedaap yang dapat dijangkau serta daya beli konsumen terhadap produk.

8. Distribusi

Kemudahan dalam mendapatkan produk mie Sedaap baik di warung kecil, toko-toko maupun swalayan.

9. Promosi

Merupakan kegiatan untuk memperkenalkan produk mie instan merek Sedaap di kalangan masyarakat atau konsumen.

10. Keputusan pembelian

(47)

I. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan metode yang mampu mengungkap data sesuai dengan pokok permasalahan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian banyak sekali macamnya misalnya: wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi (Arikunto, 2002: 126) Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengungkap data tentang pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap adalah metode angket atau kuesioner.

1. Metode Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 128). Dalam penelitian ini, metode kuesioner adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian yakni mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

J. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Instrumen

(48)

untuk mengungkap variabel produk, harga, disrtibusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap. Pengembangan instrument ini didasarkan atas deskripsi teori-teori yang relevan, kemudian dikembangkan dalam indikator-indikator dan selanjutnya di jabarkan dalam butit-butir pertanyaan.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Skala Likert dengan lima alternatif jawaban yakni:

1. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 rentabilitas, maka perlu dilakukan uji instrument penelitian.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah alat untuk menguji apakah tiap-tiap butir benar-benar telah mengungkapkan faktor atau indikator yang ingin diselidiki. Semakin tinggi validitas suatu alat ukur semakin tepat alat ukur alat ukur tersebut mengenai sasaran. Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi

product moment: (Hadi, 1991:23).

(49)

Keterangan:

= Koefisien korelasi bagian total N = Jumlah subjek

= Jumlah skor item = jumlah skor total

= Jumlah hasil kali skor item dan skor total = Jumlah kuadrat skor item

= Jumlah kuadrat skor total

Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika r-hitung ≥ r-tabel, maka suatu butir instrumen mampu mengukur apa yang

diinginkan (valid). Sebaliknya jika r-hitung < r-tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Tujuan dari pengujian rentabilitas kuesioner adalah untuk menguji apakah kuesioner yang dibagikan responden benar-benar dapat diandalkan sebagai alat pengukur. Pengujian ini hanya dilakukan pada butir pertanyaan yang sudah diuji validitasnya dan telah dinyatakan validitasnya dan telah dinyatakan sebagai butir yang valid. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas item digunakan rumus Alpha Cronbachs.

(50)

Keterangan:

= Reliabilitas instrument

K = Banyaknya butir pertanyaan/ banyaknya soal = Jumlah variabel butir

= Varian total

Kriteria riliabilitas adalah jika koefisien Alpha Cronbachs ≥ 0,60 (Ghozali, 2005:42).

Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbachs. Jika koefisien Alpha ≥ r-tabel dengan taraf signifikan 5% maka data kuesioner tersebut reliabel. Sebaliknya jika koefisien Alpha < r-tabel dengan taraf signifikan 5% maka data kuesioner tersebut tidak reliabel.

2.Analisis Regresi

Untuk menguji masalah pertama, maka peneliti menggunakan model analisis regresi berganda (Multiple Linier Regression Model). Model persamaan regresi yang digunakan adalah:

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian a = Konstanta

b = Koefisien regresi

(51)

= Variabel independen (Promosi) e = Error

3. Uji Asumsi Klasik a.Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas, dimana akan diukur tingkat pengaruh variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi multikolinieritas, jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2, X2 dan X3, X3 dan X4) lebih besar atau sama dengan 0,60 (r ≥ 0,60). Dikatakan tidak terjadi multikolinieritas jika koefisien korelasi antar variabel bebas (X1 dan X2) lebih kecil 0,60 (r < 0,60). Atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat jika: (tolerance) α hitung < α dan variance inflation factor (VIF) hitung > VIF maka terjadi multikolinieritas, dan sebaliknya jika α hitung > α dan VIF hitung < VIF maka tidak terjadi multikolinieritas.

b.Uji Heteroskedastisitas

(52)

c.Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik dan tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu t (berada) dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya).

Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW < -2. b. Tidak terjadi autokorelasi jika -2 ≤ DW ≤ +2 c. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW > +2 d.Uji Normalitas

Uji asumsi klasik normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau tidak normal. Untuk mengetahui normalitas dapat diketahui dari grafik normal probability plot.

4. Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Uji pengaruh simultan (F-test)

(53)

1) Menentukan formulasi hipotesis

Ho: β1,β2,β3,β4 = 0, produk, harga, distribusi, dan promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

Ha: β1,β2,β3,β4 ≠ 0, produk, harga, distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

2) Menentukan level of significant (α)

Tingkat keyakinan dalam penelitian ini menggunakan 95% dengan alpha (α) sebesar 5%.

3) Menentukan F-tabel

F-tabel dicari dengan menentukan besar degree of freedom (d.f) antara pembilang (numerator) dan df penyebut (denominator). Untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurangi 1. Untuk derajat penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah sampel dikurangi dengan jumlah variabel.

4) Menghitung nilai F-hitung

F-hitung dihitung dengan menggunakan SPSS 12. 5) Menentukan kriteria pengujian hipotesis

(54)

F-hitung ≥ F-tabel pada α 0,05 atau F-hitung pada p-value≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

F-hitung < F-tabel pada α 0,05 atau F-hitung pada p-value > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

6) Mengambil kesimpulan Kesimpulan diambil:

a) Jika tingkat signifikansi variabel independent ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan variabel independent berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

b) Jika tingkat signifikansi variabel independent > 0,05 maka dapat disimpulkan variabel independent tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

7) Menarik kesimpulan

a. Menerima Ho, berarti menerima bahwa produk, harga, distribusi, dan promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap secara simultan.

(55)

konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap secara simultan.

b. Uji parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

1) Menentukan formulasi hipotesis

Formula hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Ho1: β1 ≥0, produk tidak berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

Ha1: β1 < 0, produk berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

b) Ho2: β2 ≥ 0, harga tidak berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

Ha2: β2 < 0 harga berpengaruh positif terhadap keputusan konsumrn dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

(56)

Ha3: β3 < 0, distribusi berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

d) Ho4: β4 ≥0, promosi tidak berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

Ha4: β4 < 0, promosi berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

2) Menentukan level of significant (α)

Tingkat keyakinan dalam penelitian ini menggunakan 95% dengan

level of significant ditentukan sebesar 5%. 3) Menentukan t-tabel

T tabel dilihat dengan menggunakan level of significant dan degree of freedom = n-k.

4) Menghitung nilai t-hitung

t-hitung dapat di lihat dari hasil olah data SPSS 12. 5) Menentukan kriteria pengujian hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

t-hitung ≥ t-tabel pada α 0,05 atau t-hitung pada p-value ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

(57)

6) Mengambil kesimpulan Kesimpulan diambil:

a) Jika tingkat signifikansi variabel independent ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan variabel independent berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

b) Jika tingkat signifikansi variabel independent > 0,05 maka dapat disimpulkan variabel independent tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

7) Menarik kesimpulan

a) Menerima Ho, berarti menerima bahwa produk, harga, distribusi, dan promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap secara parsial.

(58)

40

BAB IV

GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum PT. Karunia Alam Segar dan PT. Prakarsa Alam Segar Wings Foot sebagai produsen Mei Sedaap membawahi dua perusahaan yang mendukung proses produksi mie instan merek Sedaap, yaitu PT. Karunia Alam Segar dan PT. Prakarsa Alam Segar. PT. Karunia Alam Segar (KAS) dan PT. Prakarsa Alam Segar (PAS) mengembangkan bisnis mie instan dengan mendirikan pabrik yang berada di Jakarta dan Surabaya. Kedua perusahaan tersebut merencanakan untuk memproduksi beberapa jenis mie instan baik di pabrik yang berada di Jakarta maupun di Surabaya.

Lokasi pabrik PT. Prakarsa Alam Segar (PAS) berdiri di atas tanah seluas 11 ha, bekas dari perusahaan tekstil yang terletak di sebuah kawasan industri bekasi, dan di buka pada bulan Desember 2003.

PT. Karunia Alam Segar (KAS) berdiri di kawasan industri seluas 75 ha di Gresik bagian utara. Area tersebut sebelumnya adalah sebuah tambak udang. Pabrik ini mulai beroperasi pada awal 2003.

B. Gambaran Produk Mie Instan Merek Sedaap

Mie Sedaap adalah salah satu produk andalan dari Wings, Mie Sedaap pertama kali dipasarkan pada tahun 2003. Mie Sedaap adalah produk mie instan inovatif, terpercaya dengan kualitasnya yang tinggi bumbunya yang khas menyajikan cita rasa makanan Indonesia. Semenjak kehadirannya di tahun 2003

(59)

permintaan konsumen terhadap Mie Sedaap selalu meningkat dipasar. Prestasi ini rupanya terekam dengan baik oleh lembaga riset Frontier Consulting Group. Sehingga tanggal 22 febuari 2007, Mie Sedaap meraih penghargaan Top Brand

2005 - 2007 untuk kategori mie instan.

Produk mie instan merek Sedaap memiliki tujuh varian rasa: 1. Mie Sedaap Sambal Goreng

Mie Sedaap goreng merupakan varian rasa produk mie Sedaap yang memiliki cita rasa spesial. Mie Sedaap sambal goreng diracik dengan bumbu sambal goreng spesial yang dipadukan dengan kesegaran jeruk nipis dan taburan bawang goreng yang gurih.

(60)

5. Mie Sedaap Ayam Bawang

Merupakan varian produk mie Sedaap kuah dengan perpaduan rasa ayam serta aroma bawang.

6. Mie Sedaap Kaldu Ayam

Merupakan varian produk mie Sedaap kuah rasa kaldu ayam dan aroma bawang

membuat rasa mie Sedaap kari ayam semakin gurih. 7. Mie Sedaap Kari Spesial

Merupakan varian produk mie Sedaap kuah dengan paduan antara santan kental

dengan rempah membuat mie Sedaap kari spesial semakin kaya rasa. Tabel IV.1

Rasa dan harga produk mie instan merek Sedaap

Rasa Harga

(61)

C. PEMASARAN

Mie Sedaap yang merupakan produksi dari grup kelompok Wings. Meski produk ini baru diluncurkan pada Mei 2003 dan baru didistribusikan di Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah mulai diperbincangkan di kalangan pembeli di warung-warung, bahkan pasar, dan swalayan.

Mie Sedaap melakukan promosi sangat agresif. Strategi awal Mie Sedap yang dijalankan antara lain bermain di harga pasaran yang sangat ekonomis namun bumbu mie yang diberikan kelas premium. Hal utama lain yang tidak boleh diabaikan adalah distribusi. Pendistribusian produk diusahakan merata dari tingkat grosir sampai tim motor yang menjelajahi warung-warung kecil baik di kota maupun di pedesaan. Strategi itu didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk, maupun versi testimoni. Dana yang dikeluarkan perusahaan untuk promosi Mie Sedaap cukup besar. Masyarakat dapat menilai sendiri berapa dana yang dikeluarkan untuk iklan di delapan stasiun televisi, billboard di halte-halte sepanjang jalan, belum lagi kegiatan below the line.

(62)

44

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan dengan cara menyebaran kuesioner kepada responden sebagai sampel penelitian sebanyak 100 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh produk (X1), harga (X2), distribusi (X3), dan promosi (X4) terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap (Y). Berdasarkan kuesioner yang disebar dapat dilihat karakteristik responden dan analisis kuantitatif data penelitian.

Karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, dan uang saku perbulan. Analisis kuantitatif terdiri atas uji reliabilitas dan uji validitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t. Uji validitas instrument dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien korelasi product moment (pearson) antara skor item total terhadap nilai r-tabel. Sementara teknik

Cronbach's Alpha digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen.

A. Karakteristik Responden

Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran tentang responden yang diteliti yang dilakukan melalui perhitungan analisis presentase.

1. Usia Responden

Dalam penelitian ini usia responden di kelompokkan menjadi empat kelompok usia, seperti pada tabel berikut ini:

(63)

Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Presentase

Berdasarkan tabel V.1 diatas, jumlah responden berdasarkan usia dalam penelitian ini, interval usia 15 - 17 tahun sebanyak 5 (5%), interval usia 18 - 20 tahun sebanyak 41 (41%), interval usia 21 - 23 tahun 50 (50%), interval usia lebih dari 24 tahun 4 (4%). Dengan demikian responden penelitian sebagian besar berusia antara 18 – 23 tahun sebanyak 91 (91%).

2. Jenis Kelamin Responden

Identitas responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-laki 41 41%

2. Perempuan 59 59%

Jumlah 100 100%

Sumber: Data primer diolah tahun 2010

Berdasarkan tabel V.2 di atas, jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini, laki-laki sebanyak 41 responden (41%) dan perempuan sebanyak 59 responden (59%), dengan demikian responden dalam penelitian terbanyak adalah perempuan.

(64)

Berdasarkan jumlah uang saku perbulan, responden dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan

No. Uang Saku Jumlah Presentase

Berdasarkan tabel V.3 diatas, jumlah responden berdasarkan uang saku dalam penelitian ini, kurang dari Rp 150.000 sebanyak 16 responden (16%), uang saku antara Rp 150.000 - 350.000 sebanyak 30 responden (30%), uang saku antara Rp 350.001 - 550.000 sebanyak 40 responden (40%), uang saku lebih dari Rp 550.000 sebanyak 14 responden (14%). Dengan demikian responden penelitian sebagian besar memiliki uang saku antara Rp 150.000 - 550.000 sebanyak 70 (70%).

B. Analisis Kuantitatif 1. Pengujian Instrumen

a. Uji Validitas

(65)

uji 2 sisi, derajat bebas (df = n - 2), 100 - 2 = 98, maka didapat r-tabel sebesar 0,197. Nilai r-tabel ini selanjutnya digunakan untuk kriteria validitas item-item kuesioner. Untuk dapat dinyatakan valid, koefisien korelasi item total harus lebih besar dari 0,197.

Hasil uji validitas kuesioner untuk variabel produk, harga, distribusi dan promosi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel V.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel r-item-total r-tabel Status Produk

Sumber: Data primer diolah tahun 2010

(66)

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

Cronbach's Alpha. Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 5%, artinya instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari r-tabel product moment.

Hasil uji reliabilitas kuesioner secara keseluruhan untuk variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel V.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Koefisien Alpha Kesimpulan

Produk 0,849 Reliabel

Harga 0,782 Reliabel

Distribusi 0,793 Reliabel

Promosi 0,794 Reliabel

Sumber: Data primer diolah tahun 2010

(67)

2. Analisis Regresi

a. Descriptive Statistics

Tabel V.6

Descriptive Statistics

Sumber: data diolah tahun 2010

Produk dengan jumlah data (N) sebanyak 100 mempunyai nilai rata-rata 19,6500 dengan nilai rata-rata item pertanyaan 3,93 dan std. deviasi sebesar 3,87526. Maka melihat hasil nilai rata-rata item pertanyaan tersebut yang mencapai 3,93 menunjukkan bahwa produk yang terdiri dari cita rasa, aroma, kemasan, citra merek, kualitas dari mie instan merek Sedaap tergolong sudah baik (mendekati 4). Harga dengan jumlah data (N) sebesar 100 mempunyai nilai rata-rata 11,7500 dengan nilai rata-rata item pertanyaan 3,91 dan std.deviasi sebesar 2,48785. Maka melihat hasil nilai rata-rata item pertanyaan tersebut yang mencapai 3,91 menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan meliputi unsur keterjangkauan harga, harga dengan manfaat yang diterima (porsi), serta kemampuan bersaing dengan harga merek lain, maka mie instan merak Sedaap tergolong sudah baik (mendekati 4) Distribusi dengan jumlah data (N) sebesar 100 mempunyai nilai rata-rata 12,0800 dengan nilai rata-rata item pertanyaan 4,02 dan std. deviasi sebesar 2,35993. Maka melihat hasil nilai rata-rata item pertanyaan tersebut yang mencapai 4,02 menunjukkan bahwa distribusi yang terdiri

(68)

dari kemudahan dalam memperoleh, ketersediaan stock atau persediaan, serta tersebar baik di kota maupun desa yang telah dilakukan mie instan merek Sedaap sudah baik. Promosi dengan jumlah data (N) sebesar 100 mempunyai nilai rata-rata 11,4800 dengan nilai rata-rata item pertanyaan 3,82 dan std. deviasi sebesar 2,59167. Maka melihat hasil nilai rata-rata item pertanyaan tersebut yang mencapai 3,82 menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan mie instan merek Sedaap melalui media cetak, media elektronik, dan spanduk tergolong sudah baik (mendekati 4). b. Uji Asumsi Klasik

Menurut Sunyoto (2007:89 – 105), persamaan regresi yang baik adalah persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisidas, tidak terjadi autokorelasi , dan data berdistribusi normal.

1). Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dengan menggunakan nilai tolerance dan VIF

(variance inflation factor).

Tabel V.7

Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas

No. Variabel Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1. Produk 0,764 1,309

2. Harga 0,616 1,623

3. Distribusi 0,567 1,765

(69)

Sumber: Data primer diolah 2010

Dari hasil SPSS uji multikolinearitas untuk VIF dan tolerance

mengindikasikan tidak terdapat multikolinearitas. Nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10. Untuk melihat gejala multikolinieritas, dapat dilihat dari Collinearity statistics. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika nilai

tolerance > 0,10 dan VIF hitung < 10 (Sunyoto, 2007:90).

Dengan menggunakan α (sig) atau tolerance sebesar 0,10 maka VIF didapat sebesar = 10. Dari output SPSS didapat VIF hitung (VIF produk = 1,309, VIF harga = 1,623, VIF distribusi = 1,765, VIF promosi = 1,473) < VIF = 10 dan semua tolerance variabel bebas (X1 = 0,764, X2 = 0,616, X3 = 0,567, X4 = 0,679) > 0,10 maka disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

(70)

Gambar V.1

Pada gambar V.1 Scatterplot di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi baik karena terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas. Hal ini ditunjukkan dari titik-titik data yang menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

3). Hasil Uji Asumsi Klasik Autokorelasi

Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi pada data, maka digunakan uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

(71)

Tabel V.8

Hasil Uji Asumsi Klasik Autokoarels

Model Durbin-Watson

1 1.636

Sumber: Data primer diolah 2010

Berdasarkan tabel V.8 diatas, hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka 1,636 dan menurut ketentuan di atas tampak bahwa nilai Durbin Watson hitung 1,636 terletak di daerah tidak terjadi autokorelasi sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari autokorelasi.

4). Hasil Uji Asumsi Klasik Normalitas

(72)

Gambar V.2

Histogram Keputusan Pembelian Konsumen

-3 -2 -1 0 1 2

(73)

Dari gambar V.3 di atas menunjukkan bahwa, nilai plot PP terletak disekitar garis diagonal. Nilai plot PP tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga bisa diartikan bahwa distribusi data keputusan konsumen dalam pembelian adalah normal.

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independent terhadap variabel dependent secara bersama-sama. Tabel V.9

(74)

b. Hasil Uji Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent.

Tabel V.10 Hasil Uji Parsial (t-test)

Model

Berdasarkan tabel V.10 di atas, hasil uji regresi pada tabel pembahasan berkaitan dengan pengujian hipotesis penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1). Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel produk (X1) diperoleh t- hitung sebesar 2,182, sedangkan nilai t-tabel (df = n – k – 1) 100 – 3 - 1 = 96 adalah 1,985 (t-hitung ≥ t-tabel) dan tingkat kesalahan probabilitas (p) sebesar 0,032. Karena tingkat kesalahan probabilitas (p) lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti variabel produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

(75)

Karena tingkat kesalahan probabilitas (p) lebih besar dari α = 0,05 maka hipotesis nol (Ho) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang berarti variabel harga tidak berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

3). Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel distribusi (X3) diperoleh t-hitung sebesar 2,014, sedangkan nilai t-tabel adalah 1,985 (t-hitung ≥ t-tabel) dan tingkat kesalahan probabilitas (p) sebesar 0,047. Karena tingkat kesalahan probabilitas (p) lebih kecil dari α = 0,05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak atau hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti variabel distribusi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

(76)

c. Analisis Determinasi ( )

Koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan sampai seberapa besar proporsi perubahan variabel independent mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependent. Dari analisis regresi, hasil analisis determinasi pada output model summary diperoleh sebagai berikut:

Tabel V.11

the Estimate Durbin-Watson

1 .738(a) .545 .525 .73725 1.636

Sumber: data primer diolah tahun 2010

Berdasarkan table V.11 di atas, diperoleh angka (R Square) sebesar 0,545. Ini menunjukkan bahwa pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen sebesar 54,5%. Sedangkan sisanya sebesaer 45,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.

Besarnya nilai koefisien determinasi yang diperoleh pada penelitian ini tergolong rendah, yang menunjukkan bahwa masih terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel independen selain variabel yang diteliti.

d. Model regresi yang terbentuk

Berdasarkan hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada tabel V.10 (tabel hasil uji parsial) model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:

(77)

Di mana:

Y = keputusan konsumen X1 = produk

X2 = harga X3 = distribusi X4 = promosi

1. Konstanta diperoleh sebesar -1,066. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila semua variabel independen bernilai nol maka keputusan konsumen dalam pembelian sebesar -1,066 poin, dengan anggapan bahwa variabel lain besarnya konstan.

2. Koefisien regresi produk (X1) sebesar 0,047. Hasil ini menunjukkan apabila produk naik sebesar 1 satuan maka akan diikuti oleh kenaikan tingkat keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap sebesar 0,047 poin, dengan anggapan bahwa variabel lain besarnya konstan.

3. Koefisien regresi harga (X2) sebesar 0,054. Hasil ini menunjukkan apabila harga naik sebesar 1 satuan maka akan diikuti oleh kenaikan tingkat keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap sebesar 0,054, dengan anggapan bahwa variabel lain besarnya konstan.

(78)

5. Koefisien regresi promosi (X4) sebesar 0,188. Hasil ini menunjukkan apabila promosi naik sebesar 1 satuan maka akan diikuti oleh kenaikan tingkat keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap sebesar 0,188, dengan anggapan variabel lain besarnya konstan.

C. Pembahasan Hasil Persamaan Regresi Linear Berganda

Berdasarkan karaktristik responden yang diteliti ternyata kelompok usia antara 18 - 23 tahun yang paling banyak mengkonsumsi mie instan merek Sedaap yaitu sebanyak 91% mahasiswa. Untuk kelompok jenis kelamin yang mengkonsumsi mie instan merek Sedaap paling banyak adalah mahasiswa perempuan sebanyak 59% mahasiswa. Sedangkan untuk jumlah uang saku perbulan antara Rp 150.001 - Rp550.000 merupakan jumlah uang saku yang paling banyak yaitu sebanyak 70% mahasiswa.

Berdasarkan hasil analisis determinasi diperoleh angka (S Square) sebesar 0,545 yang menunjukkan bahwa presentase pengaruh variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap sebesar 54,5%. Sedangkan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

(79)

variabel produk, harga, distribusi, dan promosi mie instan merek Sedaap secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

Berdasarkan analisis regresi linier berganda didapat nilai koefisien untuk produk (X1) sebesar 0,047. Ini memperlihatkan bahwa produk yang terdiri dari cita rasa, aroma, kemasan, citra merek, kualitas berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap (Y). Dengan menggunakan uji t didapat nilai t-hitung ≥ t-tabel (2,182 ≥ 1,985) maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen telah mampu mengingat mie instan merek Sedaap dalam benak pikirannya dan menyukai mie instan merek Sedaap karena terbukti dari cita rasa, aroma, kemasan, citra merek, dan kualitasnya yang baik dan akhirnya membuat konsumen untuk melakukan pembelian.

(80)

Berdasarkan analisis regresi linier berganda didapat nilai koefisien untuk distribusi (X3) sebesar 0,084. Dengan menggunakan uji t didapat nilai t-hitung ≥ t-tabel (2,014 ≥ 1,985) maka Ho ditolak. Ini menunjukkan bahwa distribusi sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap. Karena semakin banyak produk dapat didistribusikan baik melalui agen, swalayan, warung maupun toko-toko baik di kota maupun di pedesaan serta menjaga ketersediaan stock, maka masyarakat atau konsumen akan dengan lebih mudah untuk mendapatkannya tanpa harus pergi jauh untuk membeli mie instan merek Sedaap tersebut.

Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh nilai koefisien untuk promosi (X4) sebesar 0,188. Dengan menggunakan uji t didapat nilai t-hitung ≥ t-tabel (5,347 ≥ 1,985) maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan melalui media cetak, media elektronik maupu spanduk perlu dilakukan perusahaan karena bertujuan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga produk semakin di kenal oleh masyarakat luas sehingga akan berpengaruh pula terhadap keputusan konsumen dalam pebelian mie instan merek Sedaap.

(81)

juga dapat dilihat dari angka bobot beta yang paling besar adalah prediktor paling besar sumbangannya.

(82)

64

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Dari analisis data yang telah dilakukan pada penelitian tentang “Pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi, terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap” dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk produk dengan menggunakan uji t didapat nilai t-hitung ≥ t-tabel (2,182 ≥ 1,985), maka Ho ditolak artinya produk yang terdiri dari cita rasa, aroma, kemasan, citra merek, kualitas mie instan merek Sedaap secara parsial berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie instan merek Sedaap.

2. Untuk harga dengan menggunakan uji t didapat nilai t-hitung < t-tabel

(1,428 < 1985), maka Ho diterima artinya harga yang terdiri dari keterjangkauan harga, harga dengan manfaat yang diterima (porsi), dan kemapuan bersaing dengan harga merek lain, secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian mie

instan merek Sedaap.

3. Untuk distribusi dengan menggunakan uji t didapat nilai t-hitung ≥ t-tabel (2,014 ≥ 1,985), maka Ho ditolak artinya distribusi yang terdiri dari ketersediaan atau stock, kemudahan memperoleh serta tersebar luasnya

Gambar

Tabel II.1 Perbedaan antara konsep penjualan dan konsep pemasaran yaitu:
Gambar II.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Tabel V.1
Tabel V.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Schumpeter (1954) mengatakan, terdapat suatu great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama lebih dari 500 tahun, yaitu pada masa yang dikenal dengan dark ages oleh

perempuan dan anak yang menjadi penghuni Magdalene’s Laundry telah terabaikan hak sipilnya. dimana justru hanya tinggal diam bahkan turut campur dalam melakukan

Pengujian yang dilakukan dalam sistem game adalah interaksi karakter player dalam game , sedangkan pengujian yang dilakukan dalam sistem backpropagation adalah hasil

Pada hari ini, Kamis tanggal Sebelas bulan Oktober tahun dua ribu dua belas, pada pukul 14.30 WIB yang merupakan batas akhir waktu penyampaian dokumen penawaran

[r]

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang digunakan untuk membina manusia dari kecil sampai mati. Karena pendidikan Islam merupakan pendidikan seumur hidup, maka perlu

Penulisan skripsi dengan judul “Kebijakan Pelita III Bidang Pertanian untuk Produksi Beras: Studi Kasus Pada Masyarakat Konsumen Thiwul di Gunungkidul (1979-1984)” ini

[r]