• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Data Penelitian Two Stage Least Squares (2 SLS)

Volume Ekspor Udang

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.9. Analisis Data Penelitian Two Stage Least Squares (2 SLS)

Untuk mengetahui hubungan simultanitas antara konsumsi udang domestik, ekspor udang Indonesia di pasar internasional, harga udang Indonesia, dan variabel - variabel endogen yang lain di Indonesia (1980-2008), maka digunakan metode Two Stage Least Square yaitu metode yang digunakan untuk menaksir persamaan struktural yang Overidentified. Two Stage Least Squares adalah suatu metode yang

sistematis dalam menciptakan variabel-variabel instrumen untuk menggantikan variabel-variabel endogen dalam posisinya sebagai variabel-variabel penjelas dalam sistem persamaan-persamaan simultan. Two Stage Least Squares digunakan untuk menggantikan metode OLS yang tidak dapat digunakan untuk mengestimasi suatu persamaan-persamaan simultan, terutama karena adanya saling ketergantungan antara variabel disturbance dengan variabel-variabel penjelas endogen atau adanya pelanggaran terhadap asumsi klasik nomor tiga.

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Dugaan Model Penawaran Udang Indonesia di Pasar Internasional

1. LOG(QUD) = 0.7227 + 0.6775 LOG(CUD) + 0.3035 LOG(XUD) R2 = 0.9997 DW = 1.4810 2. LOG(CUD) = 4.2151 – 0.7022 LOG(PUD) + 0.1831 LOG(PDB)

R2 = 0.4222 DW = 0.7438

3. LOG(XUD) = -1.9472 + 0.3974 LOG(PUW) + 0.1223 LOG(EXR) + 0.8603 LOG(QUD) + 0.6405 LOG(PUT)

R2 = 0.9608 DW = 1.2102

4. LOG(PUD) = 0.4893 + 0.5809 LOG (PUW) + 0.0562 LOG (SBI) + 0.0152 LOG (XUD)

R2 = 0.7907 DW = 1.0325

Sumber: Data Diolah Eviews 4.1

4.9.1. Hasil Estimasi Produksi Udang Domestik

Hasil estimasi produksi dalam negeri dilihat dari Tabel 4.10 di mana produksi udang dalam negeri (QUD) mempunyai hubungan positif dengan konsumsi udang dalam negeri (CUD) dan total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional (XUD). Variabel-variabel penjelas dapat dengan baik menjelaskan keragaman

produksi udang dalam negeri sebagaimana ditunjukkan oleh R2 yang tinggi. Angka R2 sebesar 0.9997 berarti 99% keragaman produksi udang dalam negeri dapat dijelaskan oleh variabel penjelas yang dimasukkan dalam persamaan.

Persamaan produksi udang dalam negeri menunjukkan bahwa variabel CUD dan XUD signifikan pada tingkat á = 1 persen. Pengaruh konsumsi udang domestik

(CUD) terhadap produksi udang dalam negeri adalah positif atau sesuai dengan ekspektasi teori. Artinya elastisitas CUD terhadap QUD sebesar 0.6775 persen atau kenaikan produksi udang dalam negeri sebesar 1 persen akan menaikkan konsumsi udang domestik sebesar 0.6775 persen. Pengaruh total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional (XUD) terhadap produksi udang dalam negeri (QUD) adalah positif atau sesuai dengan ekspektasi teori. Artinya elastisitas total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional (XUD) terhadap produksi udang dalam negeri (QUD) sebesar 0.3035 persen atau peningkatan volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional sebesar 1 persen akan meningkatkan produksi udang dalam negeri sebesar 0.3035 persen.

4.9.2. Hasil Estimasi Konsumsi Udang Domestik

Hasil estimasi konsumsi udang di dalam negeri (CUD) dapat dilihat pada Tabel 4.10. Konsumsi udang dalam negeri (CUD) berhubungan negatif dengan harga ekspor udang domestik (PUD) dan sebaliknya berhubungan positif dengan pendapatan per kapita Indonesia (PDB). Dari hasil estimasi pada konsumsi udang dalam negeri (CUD) diperoleh nilai R2 sebesar 0.4222 persen, di mana keseluruhan variabel bebas yang tercakup dalam persamaan CUD belum cukup mampu untuk

menjelaskan variasi konsumsi udang dalam negeri. Persamaan konsumsi udang dalam negeri (CUD) menunjukkan bahwa variabel harga udang domestik (PUD) signifikan pada tingkat á = 5 persen, sedangkan variabel pendapatan per kapita (PDB) signifikan pada tingkat á = 1 persen.

Pengaruh harga udang domestik terhadap konsumsi udang dalam negeri adalah negatif atau sesuai dengan ekspektasi teori. artinya elastisitas harga udang domestik (PUD) terhadap konsumsi udang dalam negeri (CUD) sebesar 0.7022 persen atau penurunan harga udang domestik (PUD) sebesar 1 persen akan meningkatkan konsumsi udang dalam negeri (CUD) sebesar 0.7022 persen. Pengaruh pendapatan per kapita Indonesia (PDB) terhadap konsumsi udang dalam negeri (CUD) adalah positif atau sesuai dengan ekspektasi teori. Artinya elastisitas pendapatan per kapita (PDB) terhadap konsumsi udang dalam negeri (CUD) sebesar 0.1831 persen atau peningkatan pendapatan per kapita (PDB) sebesar 1 persen akan meningkatkan konsumsi udang dalam negeri (CUD) sebesar 0.1831 persen.

4.9.3. Hasil Estimasi Volume Ekspor Udang Indonesia di Pasar Internasional

Hasil pendugaan volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional dapat dilihat pada Tabel 4.10. Ekspor udang Indonesia di pasar internasional (XUD) berhubungan positif dengan harga udang dunia (PUW), Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (EXR), Produksi udang domestik (QUD) dan Harga udang Thailand (PUT). Dari angka R2 sebesar 0.9608 yang berarti sekitar 96% keragaman ekspor udang Indonesia di pasar internasional dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang masuk dalam persamaan. Persamaan volume ekspor udang Indonesia di pasar

Internasional (XUD) menunjukkan bahwa variabel harga udang dunia (PUW), Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (EXR), Produksi udang domestik (QUD) signifikan pada tingkat á = 1 persen, sedangkan harga udang Thailand signifikan pada tingkat á = 5 persen. Semua variabel bebas dalam persamaan ekspor udang Indonesia di pasar internasional mempunyai pengaruh positif dan sesuai dengan ekspektasi teori.

Tanda positif dari koefisien harga udang dunia (PUW) sebesar 0.3974 diartikan apabila terjadi kenaikan pada harga udang dunia sebesar 1 persen maka akan terjadi kenaikan total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional (XUD) sebesar 0.3974 persen pada tingkat kepercayaan á = 1 persen. Koefisien nilai tukar (EXR) terhadap volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional bertanda positif yaitu sebesar 0.1223 yang berarti apabila terjadi depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika sebesar 1 persen akan meningkatkan total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional sebesar 0.1223 persen. Tanda positif dari koefisien total produksi udang dalam negeri (QUD) sebesar 0.8603 diartikan apabila terjadi kenaikan produksi udang dalam negeri sebesar 1 persen maka akan meningkatkan total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional sebesar 0.8603, sedangkan tanda positif pada koefisien harga udang Thailand sebesar 0.6405 diartikan apabila terjadi kenaikan harga udang Thailand sebesar 1 persen maka akan meningkatkan total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional sebesar 0.6405% pada tingkat kepercayaan 95 persen (á = 5%). Kesesuaian arah pengaruh

harga udang Thailand terhadap volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional disebabkan karena peningkatan harga udang Thailand akan meningkatkan harga

ekspor udang Indonesia di pasar internasional dan peningkatan harga ekspor udang Indonesia secara langsung akan meningkatkan penawaran ekspor udang Indonesia di pasar internasional. Hal tersebut berarti harga udang Thailand dan volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional sebagai komoditas substitusi (saling menggantikan).

4.9.4. Hasil Estimasi Harga Udang Indonesia

Hasil pendugaan harga udang Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.10. Harga udang Indonesia (PUD) berhubungan positif dengan harga udang dunia (PUW), Tingkat Bunga (SBI) dan total volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional (XUD). Angka R2 sebesar 0.7907 yang berarti sekitar 79% keragaman harga udang Indonesia dapat dijelaskan oleh keseluruhan variabel bebas yang tercakup dalam persamaan. Persamaan harga udang Indonesia menunjukkan bahwa variabel harga udang dunia (PUW) dan tingkat bunga (SBI) signifikan pada tingkat á = 1 persen, sedangkan harga volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional signifikan pada tingkat á = 5 persen. Semua variabel bebas dalam persamaan ekspor udang Indonesia di pasar internasional mempunyai pengaruh positif dan sesuai dengan ekspektasi teori.

Tanda positif pada koefisien harga udang dunia (PUW) sebesar 0.5809 diartikan apabila terjadi kenaikan pada harga udang dunia sebesar 1 persen maka akan terjadi kenaikan harga udang Indonesia sebesar 0.5809 persen pada tingkat kepercayaan á = 1 persen. Koefisien tingkat bunga (SBI) terhadap harga udang Indonesia bertanda positif yaitu sebesar 0.0562 yang berarti apabila terjadi kenaikan

tingkat bunga Indonesia sebesar 1 persen akan meningkatkan harga udang Indonesia sebesar 0.0562 persen pada tingkat kepercayaan á = 1 persen. Kesesuaian arah pengaruh tingkat bunga terhadap harga udang Indonesia disebabkan peningkatan tingkat bunga akan meningkatkan nilai tukar (kurs) Indonesia sehingga meningkatkan volume ekspor udang Indonesia di pasar internasional, peningkatan ekspor udang Indonesia di pasar internasional juga akan meningkatkan harga udang Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Febriaty (2010) yang menyimpulkan bahwa kenaikan suku bunga SBI akan meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Tanda positif pada koefisien total volume ekspor udang di pasar internasional (XUD) sebesar 0.0154 diartikan apabila terjadi kenaikan volume ekspor udang di pasar internasional sebesar 1 persen maka akan meningkatkan harga udang Indonesia sebesar 0.0154 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (á = 5%) dan pengaruh positif ini sesuai dengan hipotesa.

Dokumen terkait